Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Memories Of The Winter 02

    Dengarkan lagu : Winter Bear.

    Sore hari yang bersalju. Taehyung terduduk di ranjang kayu yang tidak lebih tinggi dari lututnya yang berada di tengah halaman, membiarkan salju yang tidak lebat menghujani tubuhnya yang terbalut oleh mantel hangatnya.
    Sore hari yang begitu menenangkan meski ia yang sesekali menggosok telapak tangan nya untuk mengatasi dingin yang tiba-tiba menghampirinya.

    Dia mendongakkan wajahnya, melihat butiran salju yang menyerupai kapas putih tersebut sebelum pandangan kembali terjatuh dengan tangan kiri yang terangkat untuk menangkup butiran salju tersebut. Seulas senyum hangat yang kemudian menghiasi wajah tirusnya.
    Hankyung yang saat itu tak mendapatinya pun berusaha mencarinya dan sedikit tertegun ketika ia membuka pintu rumah dan mendapati bahwa orang yang di carinya tengah duduk di halaman di saat salju turun.

    Hankyung pun masuk ke dalam rumah sebelum kembali dengan sebuah payung yang berada di tangan nya dan kemudian menghampiri Taehyung sembari merapatkan mantel hangat nya.

    "Apa yang kau lakukan di sini?" Tegurnya saat telah menjangkau tempat Taehyung dan berbagi payung dengan nya.

    "Aku, hanya ingin duduk di sini."

    "Tapi salju sedang turun, udaranya jauh lebih dingin."

    "Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

    Hankyung sejenak terdiam, membiarkan tatapan keduanya saling mengunci sebelum akhirnya dia yang beralih duduk di samping Taehyung dan menggunakan payung di tangan nya untuk melindungi keduanya. Dia lalu menolehkan wajahnya ke arah Taehyung yang masih melihatnya.

    "Kau suka salju?"

    Taehyung mengangguk pelan untuk menjawab.

    "Lain kali, jika ingin pergi ke luar di saat hujan salju. Jangan lupa untuk membawa payung."

    Lagi, Taehyung mengangguk seakan mulutnya begitu berat untuk sekedar berucap satu kata.

    "Dokter Hankyung..." Sebuah teguran dari arah gerbang yang seketika membuat keduanya serempak menolehkan kepala mereka.

    "Eoh! Halmeoni." Seru Hankyung yang kembali menarik perhatian dari Taehyung, namun tiba-tiba Hankyung meraih tangan nya dan memberikan payung yang sebelumnya ia pegang sebelum beranjak dari duduk nya. Menghampiri wanita tua tersebut dengan seulas senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya.

    "Halmeoni... Ini begitu dingin, kenapa pergi sendiri?"

    Samar-samar Taehyung mendengar bagaimana teguran akrab itu keluar dari mulut Hankyung.

    "Eih... Tidak apa-apa, aku sudah sering berjalan sendiri. Aku datang kemari karna merindukan mu."

    "Kalau begitu, kita masuk ke dalam. Akan ku buatkan teh hangat untuk Halmeoni."

    Keduanya tampak menampilkan raut wajah yang begitu bahagia dengan Hankyung yang mengambil alih payung yang sebelumnya di pegang oleh nenek itu lalu menuntun nenek itu untuk masuk ke dalam rumah.
    Namun saat pandangan sang nenek terarah padanya, Taehyung segera menggunakan payung nya untuk menutupi dirinya seakan hendak menyembunyikan diri.

    "Ada apa? Kenapa berhenti?" Heran Hankyung ketika nenek tersebut tiba-tiba berhenti.

    "Siapa pemuda itu? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Apa dia pacar mu?"

    Mendengar hal itu sontak Hankyung terkekeh ringan. "Apa yang Halmeoni katakan? Dia adalah pasien ku."

    "Benarkah? Aku kira dia pacar mu, sekilas dia pemuda yang tampan. Tapi kenapa dia malah menutupi wajahnya seperti itu?"

    Perkataan yang membuat batin Hankyung tersentak, dia kemudian mengarahkan pandangan pada Taehyung yang menggunakan payung nya untuk menutupi tubuhnya. Lagi? Itulah yang ada dalam pikiran Hankyung.

    "Dia sakit apa? Kenapa bisa di sini?"

    Teguran sang nenek yang kemudian mengalihkan perhatian nya, memilih untuk menyisihkan masalah Taehyung kali ini.

    "Di luar sangat dingin, kita bicara di dalam saja."

    Hankyung kembali menuntun sang nenek menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam klinik nya, dan setelah tak terdengar suara orang berbicara lagi. Taehyung kembali menegakkan payungnya dengan pandangan yang langsung mengarah pada pintu klinik yang tertutup.
    Kembali pada dunia nya sendiri, kembali menikmati salju. Kembali pada pikiran kosong nya yang membawa kedamaian sekaligus kegelisahan dalam waktu yang bersamaan.

    Dia merasa kehilangan banyak hal, namun entah kenapa dia seperti mendapatkan sesuatu yang lebih menenangkan di saat semua ingatan yang pernah mengisi kepalanya tiba-tiba menghilang tanpa sisa.
    Dia ingin mengingatnya, sangat-sangat ingin mengingatnya. Meski tidak semua, namun dia tetap ingin mengingat seperti apakah dirinya yang dulu. Karna bahkan dirinya yang sekarang tak tahu bagaimana harus bersikap dan mengontrol raut wajah nya, dia takut. Namun ada perasaan yang begitu menenangkan di sana.



Memories Of The Winter



    Setelah hampir tiga puluh menit berlalu, pandangan Taehyung menangkap siluet Hankyung yang keluar dari dalam klinik bersama dengan nenek sebelumnya. Dan seketika tatapan nya terlihat begitu was-was meski dia tidak menyembunyikan diri seperti sebelumnya.

    "Hansung-ssi, aku akan mengantar Halmeoni pulang sebentar. Kau cepatlah masuk ke dalam!" Seruan Hankyung sebelum ia berjalan keluar gerbang dengan menggandeng nenek tersebut.

    Untuk beberapa saat, Taehyung hanya memandangi punggung keduanya yang semakin berjalan menjauh hingga siluet keduanya hampir tak bisa di jangkau oleh penglihatan nya. Dia pun beranjak dari duduk nya dan perlahan berjalan menuju gerbang.
    Dia keluar dari gerbang dan menutupnya kembali sebelum berdiri di sisi jalan dengan pandangan yang terjatuh pada siluet kedua wanita yang beberapa waktu lalu berada di sekitarnya.

    Dia pun perlahan kembali melangkahkan kakinya mengikuti arah kemana kedua wanita tersebut pergi, dengan langkah yang begitu tenang namun anehnya setiap kali ia berpapasan dengan seseorang, dia pasti akan merendahkan payungnya hingga menyembunyikan wajahnya.
    Bahkan terkadang dia akan memunggi jalanan dengan kepala yang menunduk dalam, seakan ia yang ingin mengindari tatapan para pejalan kaki lain nya.

    Setelah berjalan beberapa meter dari rumah nya, Hankyung dan nenek tersebut berhenti di depan salah satu pagar rumah yang tampak sepi.

    "Mampirlah sebentar, akan aku buatkan sesuatu untuk mu." Tawar sang nenek.

    "Aku langsung pulang saja, aku tidak tenang meninggalkan Hansung di rumah sendirian terlalu lama."

    "Ah... Begitu rupanya?" Ujar sang nenek sembari tertawa ringan.

    "Apa Soobin tidak ada di rumah?" Tanya Hankyung kemudian.

    "Dia belum pulang dari sekolah."

    "Lain kali, jika ingin pergi sebaiknya tunggu sampai Soobin datang dan minta dia untuk mengantarkan Halmeoni."

    "Eih... Kau terlalu berlebihan, aku masih bisa berjalan sendiri. Untuk apa harus menunggu orang lain?"

    "Di saat musim dingin seperti ini, akan lebih baik jika ada seseorang yang menemani Halmeoni saat keluar."

    Di saat Hankyung tengah berbicara, saat itu pula pandangan sang nenek tidak sengaja melihat sosok Taehyung yang berdiri beberapa meter di belakang Hankyung. Melihat hal itu pun sang nenek tersenyum ringan, niat awalnya yang ingin memberikan payung nya pada Hankyung pun kemudian di urungkan nya.

    "Baiklah, baiklah. Lain kali aku akan menunggu Soobin, sekarang aku akan masuk dan kau berhati-hatilah di jalan."

    "Ne, jagalah kesehatan. Pastikan selalu memakai baju hangat saat keluar."

    "Aku tahu, aku tahu. Terimakasih sudah mau repot-repot mengantar ku."

    Sang nenek pun melewati gerbang rumah nya dan menyusuri halaman rumah yang sedikit bersalju, sedangkan Hankyung tetap berdiri di tempatnya hingga sang nenek yang kemudian masuk ke dalam rumah.
    Dia membungkuk sekilas dengan seulas senyum tipis yang kemudian memudar ketika ia berbalik, namun saat itu juga dia tersentak kaget ketika wajahnya tak sengaja menabrak dada seseorang. Dan hal itu pula yang membuatnya hampir kehilangan pijakan nya.

    Beruntung Taehyung yang baru saja di tabrak nya bergerak cepat menahan punggung nya hingga ia tidak terjatuh, namun keterkejutan tampak di raut wajah nya. Sejak kapan Taehyung berdiri di belakang nya.
    Dia pun menegakkan tubuhnya, membuat Taehyung kembali menarik tangan nya, sedangkan tangan lain nya memegang sebuah payung untuk melindungi keduanya dari butiran salju yang turun dari langit.

    "Kau mengikuti ku?"

    Taehyung menggeleng. "Aku hanya ingin mengantar Dokter Hankyung."

    Perkataan jujur yang begitu polos, membuat Hankyung sedikit kebingungan bagaimana cara untuk merespon nya.

    "Baiklah, kalau begitu ayo kita pulang." Ajak nya kemudian dan keduanya pun berjalan beriringan, di bawah payung yang sama dan salju yang turun sedikit lebat dari sebelum nya.

    Ekor mata Taehyung tak sengaja menangkap bahu Hankyung yang terkena salju, perlahan dia pun menggeser payung di tangan nya ke arah Hankyung dan membiarkan satu bahunya yang terkena salju sebagai gantinya.
    Namun pergerakan kecilnya itu di tangkap oleh Hankyung, sekilas ia melihat ke arah bahunya sendiri sebelum sedikit mendongak menatap Taehyung yang sempat bertemu pandang namun setelah nya tampak berpura-pura tak melihat nya.

    Dia pun meraih punggung tangan Taehyung yang memegang payung dan menarik perhatian Taehyung, dia sedikit mencondongkan payung tersebut ke arah Taehyung. Namun sedetik kemudian Taehyung pun melakukan hal yang sama dan membuat pandangan keduanya saling bertemu dengan langkah yang seketika terhenti.
    Masih dalam diam, Hankyung pun bergeser mendekat ke arah Taehyung. Menghilangkan jarak yang sebelum nya tercipta antar kedua bahunya, membuat bahu keduanya saling bersentuhan.

    "Begini lebih baik." Ujar Hankyung di sertai dengan senyum tipisnya, keduanya pun kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti dengan tangan Hankyung yang masih menggenggam punggung tangan Taehyung karna merasakan tangan pria asing di samping nya tersebut seperti sudah membeku.

    Perjalanan musim dingin yang begitu tenang di saat tak ada satupun dari keduanya yang berniat untuk memulai pembicaraan, namun mata Taehyung tiba-tiba memicing ketika melihat sebuah mobil melaju dari arah yang berlawanan dengan mereka. Tampak raut wajah yang terlihat sedikit panik, hingga saat mobil tersebut hampir sampai di tempat mereka.
    Tanpa di duga, Taehyung tiba-tiba saja menarik punggung Hankyung ke tepi jalan hingga punggung Hankyung menyentuh tembok pembatas dengan raut wajah yang tampak terkejut dan kedua tangan yang terkepal di depan dada. Di saat tatapan mata Taehyung yang menajam mengikuti pergerakan mobil yang lewat di belakang nya.

    Dengan raut wajah yang menunjukkan ekspresi lain hari itu, dia menjatuhkan pandangan pada Hankyung yang masih tampak terkejut atas tindakan nya yang tiba-tiba.

    "Dokter Hankyung baik-baik saja?"

    Hankyung mengangguk, masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. "Apa, yang sedang kau lakukan?"

    "Ada mobil."

    "Mobil?" Hankyung segera menolehkan kepalanya ke arah mobil sebelumnya melaju, sejenak tampak mempertimbangkan sesuatu hingga ia menemukan jawaban kenapa Taehyung tiba-tiba melakukan hal ini. Meski ingatan nya terhapus sepenuhnya, namun mungkin trauma akan kecelakan yang baru saja ia alami masih tetap menghantuinya tanpa ia sadari.

    Dia pun kembali mengarahkan pandangan pada Taehyung, perlahan tangan nya terkepal terbuka dan mendarat pada dada Taehyung. Mencoba mengambil perasaan buruk yang kini di rasakan oleh pria asing di hadapan nya tersebut.

    "Tidak apa-apa, mereka tidak akan menabrak kita jika kita berjalan di pinggir jalan. Tidak ada hal yang perlu kau khawatir kan."

    Perlahan Hankyung mendorong Taehyung hingga tangan yang berada pada punggung nya terlepas, seulas senyum hangat yang ia berikan sebelum tangan nya meraih telapak tangan yang begitu dingin tersebut.

    "Kajja! Kita pulang."

    Hankyung menariknya, kembali melanjutkan langkah menuju rumah dengan bergandengan tangan. Namun sayang nya hal sebelumnya kembali terjadi dan bahkan berulang-ulang sampai dia harus memegangi lengan Taehyung dan menahan nya.
    Dan dari semua itu, sempat terdengar gelak tawa dari Hankyung ketika ia yang harus menarik paksa Taehyung agar mau berjalan dan segera sampai di rumah karna memang pada jam segitu. Jalan di sekitar perumahan nya cukup ramai dengan kendaraan.

    Hingga perjalanan pulang yang penuh dengan perjuangan itu berakhir ketika mereka menapakkan kaki di rumah dan tepat saat itu pula, Taehyung segera berlari masuk dan mengurung diri di kamar. Bersembunyi di balik selimutnya hingga terlelap dan baru terbangun setelah Hankyung membangunkan nya.

    Makan malam, obrolan ringan dan tidur. Begitulah hari itu terlewati.

Selesai di tulis : 20.08.2019
Di publikasikan : 20.08.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro