Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"Tuan Muda, Ketua Kim ingin anda menemuinya saat makan malam nanti," ujar seorang pria yang mengenakan pakaian formal. Tepat di hadapannya, duduk seorang pria yang tengah fokus menempatkan cat airnya pada kertas putih di hadapannya.

"Tuan Muda," teguran kedua datang setelah tak ada respon.

Seseorang yang sejak tadi dipanggilnya dengan sebutan Tuan Muda tersebut menurunkan kuasnya dan tampak sangat kesal. Dia menatap tajam ke arah orang yang terus saja mengganggu konsentrasinya.

"Katakan padanya untuk berhenti membahas tentang hal itu. Aku tidak pernah tertarik berada di jalan yang sama dengannya," ujar sang Tuan Muda dengan suara yang datar. Namun dari suara tersebut, tersirat sebuah kemarahan.

"Tuan Muda Kim Tae Hyung"

Seseorang yang dipanggilnya tersebut semakin murka. Dia berdiri dan menumpahkan cat air pada lukisan yang belum diselesaikannya. Sorot mata tajamnya benar-benar menunjukkan bahwa dia dalam suasana hati yang buruk saat ini.

"Katakan padanya untuk tidak menggangguku lagi!" ujarnya dan keluar dari ruangan yang penuh dengan lukisan, meninggalkan orang yang baru saja dimakinya begitu saja.

Kim Tae Hyung, cucu dari pemilik perusahaan bernama Global Nation Group yang sangat terkenal, sekaligus kandidat utama pewaris Global Nation Group. Meski mendapatkan jaminan atas masa depannya, hal itu tidak membuat Tae Hyung bahagia. Dia malah mengambil jalan yang berbeda sejak kematian ayah dan ibunya beberapa tahun silam.

Dulunya dia adalah seorang anak yang penurut dan juga dekat dengan sang kakek. Tapi semejak insiden tersebut, perlahan Tae Hyung mulai menjauhi kakeknya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan global nation group. Tidak ada yang tahu alasan dari pemberontakkkan Tae Hyung, bahkan kakeknya sendiri pun sangat menyayangkan hal tersebut.


~HAND OF GOD~


"Satu bulan lagi akan diadakan pertemuan pemegang saham Global Nation Group, kenapa tiba-tiba pak tua itu ingin melakukannya?" ujar Kim Jae Suk yang tidak lain adalah menantu laki-laki dari kakek Tae Hyung. Dia menikahi kakak perempuan dari ayah Tae Hyung dan bergabung bersama keluarga besar Kim.

Meski Kim Jae Suk seorang Wakil Presdir, dialah orang yang selalu menentang keinginan kakek Tae Hyung meski secara tidak langsung. Bahkan dia memiliki koneksi yang baik dengan beberapa pemegang saham di Global Nation Group. Dan baru-baru ini kakek Tae Hyung memutuskan sesuatu yang benar-benar membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Karena dari semua kerja keras yang sudah ia lakukan selama ini, Ketua Kim malah ingin memberikan Global Nation Group kepada Tae Hyung hanya karena Tae Hyung cucu dari anak laki-laki dalam keluarga.

"Sepertinya dia benar-benar serius. Apa yang sebenarnya ada di otaknya?"

"Sepertinya kali ini Global Nation Group akan benar-benar menjadi berita utama," sinis salah satu pemegang saham Global Nation Group yang setuju dengan Kim Jae Suk.

"Apa yang istimewa dari anak itu? Bahkan dia hanya bisa menghambur-hamburkan cat air di atas kertas."

"Kau harus bisa bersikap lebih tenang. Saat kau tenang, kau akan mendapatkan kemenangan itu dengan sangat mudah. Anak itu tidak ada apa-apanya jika di hadapkan dengan Global Nation Group. Lihat saja nanti, dia akan menjadi anak bodoh yang selalu merengek meminta pulang."

"Tetap saja, pak tua itu tidak akan mundur dengan mudah."

"Aku mengerti kenapa kau bersikap seperti ini. Kau merasa takut, bukan? Kau takut jika anakmu tidak akan mendapat tempat di Global Nation Group karena pak tua yang primitif itu."

Kim Jae Suk menghela napas dan memijat keningnya.

"Kim Seok Jin. Jika aku tidak salah, itu nama dari putramu, bukan?"



~HAND OF GOD~



"Sampai ..." seru Jungkook ketika mereka sampai di depan klinik Hankyung. "Noona tidak menyuruhku masuk?"


"Untuk apa aku menyuruhmu? Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak mencari alasan agar bisa menginap di rumahku," ujar Hankyung sembari melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil.


"Aku, kan hanya tidur di rumah Noona, bukannya tidur bersama Noona"

"Apa? Kau bilang apa barusan?"

Hankyung memukul bahu Jungkook sebelum keluar dari mobil. Jungkook hanya tersenyum lebar setelah berhasil menggoda Hankyung. Dia kemudian membuka jendela mobilnya untuk berpamitan dengan Hankyung.

"Jangan kelayapan dan langsung pulang."

"Aku tahu ... aku bukan anak kecil lagi. Jika Noona kesepian ,panggil saja aku. Aku pergi dulu"

Jungkook mengedipkan sebelah matanya sebelum pergi membuat hankyung tertawa tidak percaya,lagi pula sejak kapan jungkook bersikap seperti itu bahkan beberapa bulan yang lalu jungkook masih suka merengek padanya.

"Aigoo sepertinya dia menjadi dewasa lebih cepat,benar benar"

Hankyung berbalik dan melihat ke atas,tepat ke papan nama klinik miliknya.

"Haeminseo,aku pulang" ujarnya dengan riang dan membuka gerbang setinggi satu meter di hadapannya.

~HAND OF GOD~

Hankyung memasuki koridor rumah sakit,dia melihat ada satu ambulan yang datang,dia segera bergegas masuk,hankyung menghampiri perawat choi yang sudah berada di tempatnya.

"kau sudah datang" sapa perawat choi.

"di mana jungkook"

"pagi ini dia dijadawalkan untuk melakukan operasi"

"sepagi ini" heran hankyung, perawat choi hanya mengangguk.

perawat choi memberikan data medis dari pasien hankyung padanya.

"apa semalam jungkook tidur di rumahmu"

hankyung menarik sudut bibirnya,"apa kau bercanda"ujarnya sembari tertawa ringan,"aku pergi dulu"

hankyung meninggalkan perawat choi yang menatapnya dengan aneh.

"ada apa lagi dengannya" ujar hoseok yang tiba tiba datang dan menyandarkan sikunya di meja sembari melihat ke arah hankyung.

"semalam jungkook mengantarnya"

"heol." seru jimin yang menyusul di belakang hoseok,"apa terjadi sesuatu diantara mereka"

hoseok menggeleng geleng,"aku tidak yakin dengan mereka berdua"ujar hoseok dengan raut wajah menyelidik.

"aku dengar dia masih belum bisa move on dari pacarnya yang sebelumnya"

semua mata tertuju pada jaehwan yang tiba tiba muncul di belakang jimin,kepala perawat choi pun ikut berdiri.

"dari mana kau tahu,apa dia menceritakannya padamu"

jaehwan menggeleng.

"jadi apa kau diam diam mengikutinya" celetuk jimin.

"ya' seonbae kira aku apa,aku bukan penguntit seperti seonbae"

"dulu aku memang pernah dengar dia memiliki pacar"

"kalau tidak salah dia seorang kepala detektif" sahut jaehwan.

"jinjja....uri hankyung" seru hoseok.

"kalau tidak salah namanya....." jaehwan terlihat sedang berfikir keras.

"min yoonki"

"ahh benar min yoonki"

ke empat orang di sana terdiam sejenak dan perlahan menoleh ke sumber suara,mereka semua tersenyum kikuk dan menjadi salah tingkah ketika mendapati jungkook bertengger di belakang mereka.

"ahhhh seperti nya aku harus mulai bertugas" seru jimin sembari melakukan peregangan sebelum mereka membubarkan diri masing masing.

perawat choi kembali duduk di tempatnya."bukankah pagi ini ada operasi "

"ne"

"lalu kenapa masih di sini"

"mencari morning sun ku untuk memberi semangat,aku pergi dulu" ujar jungkook sembari tersenyum ke arah perawat choi yang bergidik melihatnya.

"siapa yang dia maksud dengan morning sun,dia sudah gila" gumam kepala perawat choi.

~BATTLE OF HEALER~

"aigoo perutku lapar sekali,kajja waktunya untuk mengisi energi" ujar hoseok dan mengambil sesuap nasi.

"apa jungkook belum keluar" tanyanya pada jimin yang duduk berhadapan dengannya.

"seperti nya belum,yang aku dengar keadaan pasien cukup parah"

"woah....dia benar benar sudah menjadi dokter yang hebat sekarang,bahkan aku belum pernah berada di ruang operasi lebih dari empat jam,woah...dia benar benar keren"

"keren?aku bahkan pernah di ruang operasi selama lima jam" ujar jimin santai.

"jinjja....heol" seru hoseok dengan mata terbuka lebar.

"ngomong ngomong dimana hankyung" tanya jimin sembari celingukan melihat ke sekitarnya.

"abaikan saja,dia pasti menunggu jungkook"

"dari mana kau tahu"

"tadi aku melihatnya berjalan ke ruang operasi"

"mereka sedikit mencurigakan"

"bukan sedikit tapi memang mencurigakan"

"tapi....aku tidak yakin hankyung bisa serius dengan jungkook"

"wae....apa kau iri"

"ne....bukan begitu,bukan seperti itu,memangnya kenapa aku harus iri pada mereka eoh..." jimin tiba tiba menjadi salah tingkah,dan hoseok hanya menertawainya tanpa suara.

"ya' jangan tertawa,kenapa kau tertawa,memangnya apa hubungannya denganku" ujar jimin dengan sedikit kesal tapi dia memelankan suaranya di kalimat terakhir

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro