(✿) Year: O3
Malam pada tahun lalu itu, Arata baru ingat belum mengembalikan sapu tangan corak sakura milik gadis itu.
Ia pun berakhir pundung semalaman karena Arata tahu, dia harus menunggu satu tahun lagi untuk bertemu kembali dengan sang gadis.
Lebih tepatnya saat musim sakura tahun ini.
Ya, tahun ini. Arata dengan tekad tinggi, membawa sapu tangan tersebut dengan bersih bahkan tidak ada noda sedikitpun. Aoi selalu menatapnya bingung saat Arata menggumamkan,
"Kembalikan sapu tangan, kembalikan sapu tangan, kembalikan sapu tangan."
Berulang kali saat mereka sedang bekerja. Hal itu sudah Arata lakukan sejak satu minggu sebelum hari H.
Dan karena hal itu juga, Arata merasa bangga akan dirinya sendiri tidak lupa membawa sapu tangan sang gadis. Kali ini, dia tidak akan lupa mengembalikan sapu tangan tersebut.
Arata seperti biasa menunggu di depan pohon yang sama. Kali ini waktunya sedikit lebih lama dibanding tahun lalu. Arata pun bertanya-tanya di dalam benak nya.
'Ada apa ya..?'
Angin yang berhembus dari timur pun meniup surai hitam pemuda tersebut. Angin yang sama juga membuat kelopak sakura berjatuhan ke atas surai hitam miliknya. Netra hitam nya kemudian menatap ke atas pohon, mendapati pemandangan seseorang yang ditunggu nya sedari tadi.
"Aaa, (Name)-san!" Arata terkejut namun intonasi suaranya tetap datar seperti biasa. Iris biru sang gadis pun menatap kembali iris hitam Arata. Kemudian ia memasang senyum miliknya, yang selalu berhasil membuat pria itu tertegun sesaat.
"Ah, maaf sudah membuatmu terkejut.. Uduki-kun. Ada apa..?" (Name) bertanya dengan suara yang sedikit serak entah karena apa.
"Aku ingin mengembalikan sapu tangan milikmu ini, (Name)-san." Jawab Arata sambil memberikan sapu tangan yang dipinjami (Name) 2 tahun yang lalu.
(Name) hanya tersenyum sambil mengarahkan Arata untuk menyimpan nya saja di bawah saja. Membuat Arata terheran, namun ia hanya menuruti perintah dari (Name). Dengan ganjalan batu di atas sapu tangan tersebut agar tidak terbang saat angin datang untuk sekedar menyapa.
"Terima kasih.. sekarang Uduki-kun boleh meninggalkan ku sendirian disini.." Suara serak (Name) kembali terdengar. Pria itu tentu saja khawatir. Bagaimana kalau (Name) nanti pingsan dan jatuh dari atas pohon? Bisa-bisa kepalanya bocor dan tidak akan ada yang menolongnya pada saat itu juga. Akan gawat kan nantinya?
"Tidak.. aku akan menemani mu disini sampai petang datang." Ucap Arata kemudian duduk di atas rerumputan yang ada.
(Name) bersikeras kepada Arata untuk pulang saja. Namun Arata lebih keras kepala lagi. Membuat (Name) terpaksa mengalah dan membiarkan Arata menemaninya hingga petang datang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro