Jawaban
Sang surya bersinar cukup hangat. Angin menari-nari dengan kelopak bunga sakura.
"Terimakasih kepada teman-teman. Mulai saat ini, kita akan berjalan di jalan kita masing-masing."
Ucapan itu mengakhiri upacara kelulusan angkatan Neko. Semua siswa bersorak atas kelulusan mereka.
Setelah upacara itu, banyak siswa yang berjalan-jalan di sekitar sekolah untuk melihat semua hal yang pernah mereka alami. Hanya saja, dulu mereka mungkin menangis ataupun tertawa. Dan kini, rasanya hal itu akan menjadi hal yang sangat mereka rindukan.
Berbeda dengan siswa lainnya, Rin, Yasusada, dan Kashuu hanya menghabiskan waktu mereka di atap sekolah. Ya, memang di atap sekolah.
Atap sekolah adalah tempat favorit dan semua kenangan mereka ada disini. Mulai dari awal Neko kembali setelah sekian lama menghilang, Kashuu dan Yasusada memutuskan untuk menjadi bagian dari mereka, hingga kelulusan tanpa adanya Neko.
Kashuu menatap beberapa siswa yang tampak sedih hingga bahagia dibawah bunga sakura. Hanya saja, hatinya terasa hampa untuk saat ini.
Sedih pun ia tidak bisa. Ia hanya bisa memasang senyuman palsu dihadapan orang terdekatnya. Ya, senyuman palsu. Karena Kashuu tidak ingin melihat teman-temannya sedih hanya karena menghilangnya Neko secara mendadak, rumor yang kurang enak didengar, dan sebagainya.
"Kiyomitsu," panggil Yasusada dan membuat yang punya nama menatapnya.
"Maaf, aku tidak bisa merahasiakan ini. Cepat atau lambat juga kau akan tahu."
"Apa yang ingin kau katakan, Yasusada?" tanya Kashuu.
"Saat itu, di hari yang sama saat kau mengajak Kurosaki untuk hanami, sepulang sekolah aku menyatakan perasaanku pada Kurosaki tepat dibawah pohon sakura itu," ucap Yasusada sembari menunjuk salah satu pohon sakura yang ada di sekolah ini.
Kashuu hanya diam. Ia ingin mendengar semua cerita itu, meskipun ia tidak tahu harus berbuat apa.
Yasusada tersenyum lembut, "Dia menolakku. Dia bilang jika ada baiknya untukku agar tidak jatuh hati padanya. Aku mencoba mendesaknya, dan dia mengatakan jika dia sedari awal sudah menyukaimu, Kiyomitsu."
"Yasusada ...."
"Tidak apa. Aku senang melihat Kurosaki bersikap seolah tidak terjadi apa-apa diantara kami. Bagiku, melihat kalian berdua sudah cukup untuk membuatku bahagia."
Tiba-tiba saja, pintu tepat dibelakang mereka terbuka secara kasar dan menampilkan seorang gadis yang sedang terengah-engah. Gadis itu langsung menghampiri Rin dengan raut wajah sedih sekaligus terkejut dan membuat kedua pria itu menghampirinya.
"Rin ... hah ... Neko-chan ... hah ... dia ...."
"Sachi, tenangkan dirimu," timpal Rin.
Sachi langsung berpindah ke Kashuu. Ia menggenggam lengan baju Kashuu dan memberikan tatapan serius.
"Neko-chan ... aku menerima kabar darinya, jika dia menunggu kita ditempat saat kita melakukan hanami."
Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung bergegas menuju tempat itu. Tidak peduli seragam ataupun hal-hal yang harus dibawa, mereka langsung menuju tempat itu.
*****
Sesampainya di tempat itu, mereka memang cukup lelah. Akan tetapi, semua itu terbayar dengan senyuman dari seseorang yang sangat mereka tunggu.
"Selamat atas kelulusan kalian."
Suara yang sudah lama tidak mereka dengar. Kashuu menegakkan tubuhnya lalu menarik lengan kecil sang gadis dan memeluknya erat.
"Bodoh, mengapa kau tidak memberi kami kabar jika kau pergi, Neko," ucap Kashuu.
Perlahan, Neko membalas pelukan Kashuu dengan senyuman yang belum luntur dari wajahnya, "Maaf, aku belum memiliki waktu. Tapi, aku rasa inilah saatnya."
Kashuu melepaskan pelukannya dan menatap Neko lekat. Di manik itu, Kashuu mendapatkan sebuah kehangatan yang berbeda dari sebelumnya.
"Ingin melakukan hanami lagi? Aku rasa, ini yang terakhir kalinya sebelum kalian sibuk satu sama lain."
Tentu saja ucapan Neko langsung disetujui oleh keempat rekannya.
Mereka berpencar untuk membantu Neko bersiap-siap. Dengan beberapa barang yang sudah Neko siapkan, mereka akan menghabiskan waktu bersama-sama.
Yasusada membuat barbeque dengan Sachi. Rin sibuk dengan permainan horornya. Sementara Neko dan Kashuu sibuk menghabiskan waktu bersama.
*****
Keesokan harinya, Kashuu berniat berkunjung ke rumah Neko. Akan tetapi, ada hal yang membuatnya bingung.
Mengapa banyak orang di rumah ini?
Dengan langkah tegas, Kashuu memberanikan diri untuk memuaskan rasa pengetahuannya. Namun, hasil yang ia lihat sangat disayangkan.
Sebuah foto seorang gadis yang tampak seperti kekasihnya telah terpasang rapi dihadapan peti coklat. Manik merah darah itu tidak percaya, ia melihat sekitar dan mendapati ketiga sahabatnya yang lain tengah menangis.
Utamanya Sachi, ia menangis histeris yang membuat Yasusada memeluknya. Rin tampak berusaha tegar, namun ia tidak bisa menahan air matanya begitu saja.
"Nak Kiyomitsu."
Suara sedih itu membuat Kashuu teralihkan dan menatap seorang wanita paruh baya dengan wajah asia bersama dengan seorang pria paruh baya berwajah eropa.
"Benarkah kau Kashuu Kiyomitsu?" ulang wanita itu. Kashuu hanya bisa mengangguk dan dengan segera, wanita itu memeluk Kashuu erat.
"Ikhlas kan putri kami, hiks. Maafkan dia ya, Nak." Wanita itu tersedu-sedu.
Kashuu hanya diam. Otaknya belum bisa berpikir jernih untuk menerima semuanya. Setelah pelukan itu lepas, ia memberanikan diri untuk menatap wajah kekasihnya yang telah dirias sedemikian rupa. Tidak lupa, kekasihnya juga mengenakan gaun putih yang sangat indah.
"Kashuu ...."
Kashuu melihat bibir gadis pujaan hatinya bergerak. Tapi, bukankah itu hal yang mengerikan untuk mayat berbicara?
"Kashuu ...."
*****
Kashuu bangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak beraturan. Bahkan, keringat pun tampak membasahi wajahnya.
"Kashuu, apa kau baik-baik saja?"
Manik merah darah Kashuu langsung menatap manik merah terang itu. Tangannya pun terulur lalu mengelus pipi wanita itu perlahan.
Sesaat kemudian, Kashuu memeluk erat wanitanya. Seolah-olah takut, Kashuu meluapkan segala rasa khawatirnya pada wanitanya.
"Kashuu, apa kau mimpi buruk?"
Kashuu melepas pelukannya dan menatap lembut manik istrinya, "Aku hanya takut kehilanganmu, Neko."
Ya, Neko memang sudah resmi menjadi istri sah dari Kashuu. Dan hubungan resmi mereka baru berjalan selama satu bulan.
Neko tersenyum, "Mungkin, itu karena kau terlalu sibuk di kantor dan kau juga terlalu khawatir padaku."
"Ya, kau selalu benar, Neko."
Ucapan Kashuu membuat Neko tertawa lalu ia memeluk Kashuu, "Aku tidak akan pergi darimu, Kashuu. Susah senang akan kita lalui bersama."
Kashuu mengecup puncak kepala istrinya. Memang, Kashuu adalah pria beruntung yang bisa memiliki wanita sebaik Neko.
Selain orang tuanya, Neko juga memberikan dukungan yang besar pada dirinya hingga ia bisa mendirikan perusahaannya sendiri. Bahkan, perusahaan Kashuu tidak kalah saing dengan perusahaan ayahnya sendiri.
"Jadi, kali ini kau mimpi apa?" tanya Neko dengan tatapan penasaran.
"Oh, apa ya? Aku rasa aku lupa."
"Ih!"
Disisi lain, bunga sakura mulai berguguran. Mereka membawa semua suka cita dengan penuh antusias dengan harapan agar musim yang berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi.
~End~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro