Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chap 4

"Akhirnya selesai juga!"

Seruan senang dari seorang perempuan bersurai [h/c] yang sedang menutup tokonya, senyuman cerah terbit di wajahnya. Sepuluh menit kemudian, ia selesai menutup tokonya. Tangan putihnya mengambil sebungkus plastik berwarna hitam berisi potongan-potongan bagian bunga yang telah disusun menjadi beberapa buket bunga, membawanya ke sebuah tong sampah lalu membuangnya.

Setelah menyelesaikan urusan tersebut, perempuan itu atau lebih tepatnya [Name] berjalan pulang menuju apartemennya. Saat ini menunjukkan pukul 21.00 P.M waktu setempat, [Name] berjalan melalui lorong sepi nan temaram. Sebenarnya ada jalan menuju ke apartemennya selain melalui lorong itu, tetapi dikarenakan lorong tersebut merupakan jalan tercepat, otomatis perempuan itu memilih jalan tersebut, tidak mau yang lain.

Tap! Tap!

Derap langkah milik [Name] bergema di sana, sangat terdengar bahkan deru napasnya sendiri dapat didengar.

Tap! Tap!

Terdengar pula suara langkah kaki di belakang [Name], sekitar tiga meter darinya.

'Kukira hanya aku sendiri yang melewati lorong ini,' batin [Name] kala itu. Perempuan itu menoleh ke arah belakang, terlihat sesosok laki-laki mengenakan jaket dengan tudung yang sepertinya menutupi sebagian wajah berjalan ke arahnya. Ia berjalan amat pelan dengan kepala sedikit ditundukkan, membuat perempuan ini menaruh curiga kepadanya.

[Name] kembali menatap ke depan, mempercepat langkahnya. Di dalam lubuk hatinya, ia berdoa semoga sosok itu tidak mengikutinya sampai ke apartemen. Selama berjalan, perempuan beriris [e/c] menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa sosok itu telah jauh dari pandangannya ataupun telah pergi berbelok ke salah satu arah. Doa itu dikabulkan oleh Tuhan, sosok itu kini telah berbelok ke arah kiri, kini [Name] bisa bernapas dengan lega. Rantai-rantai yang sedaritadi membelenggunya kini satu persatu mulai terlepas.

"Syukurlah ... orang itu tidak mengikutiku," gumamnya lega.

[Name] tersenyum tipis saat sebuah gedung yang sangat dikenalinya masuk ke dalam penglihatannya, apartemen. Ia semakin mempercepat langkah kakinya agar bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sudah pegal.

Kriet!

Pintu minimalis terbuka bersamaan pemilik kamar masuk ke dalam, menutup kembali dan menguncinya. Melangkahkan kakinya menuju tempat ternyaman di dunia, tempat tidur.

Bruk!

Bunyi jatuhnya sebuah tubuh bersentuhan dengan lembutnya tempat tidur terdengar di kamar minimalis itu. Tubuhnya mulai terasa rileks di kala sudah menyentuh empuknya tempat persinggahan tersebut.

"Aah ... rileksnya tubuh ini, aku mandinya nanti saja deh," gumamnya, [Name] sembari merenggangkan ototnya kembali. Perempuan bersurai [h/c] menutup matanya dengan detak jantung kembali normal.

"Oh iya!" [Name] membuka matanya, bangun dari terbaringnya. "Aku lupa membaca surat dari Mitsuki-kun!" serunya sembari mencari di dalam tas selempangnya, mengobrak-abrik isi tasnya dengan harapan surat tersebut tidak tertinggal di toko bunganya.

"Ketemu!" seru [Name] dengan senyuman cerah merekah di wajahnya, tangan kanannya memegang surat terbungkus oleh amplop berwarna [f/c] dengan rapi. [Name] segera membuka amplop tersebut dan mengambil selembar kertas putih yang telah dipenuhi coretan tinta pena.

[Name] membaca surat tersebut dengan teliti, hingga ....

Sret!

[Name] menutup surat tersebut dengan wajahnya memerah karena malu. Ia buru-buru melipat kembali surat tersebut dan memasukkannya ke dalam amplop, meletakkannya di atas meja kecil di samping tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi secepat kilat.

"Itu memalukan!" ucapnya saat berada di dalam ruangan tersebut.

TBC

499 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro