Chap 2
"Akhirnya aku bisa keluar dari rumah sakit! Good bye you!"
Seruan feminim keluar dari mulut [Name], ia gembira karena hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang. Ia berjalan mundur sambil melambai-lambaikan tangannya pada gedung yang sangat 'ia cintai', Mitsuki yang berada di sampingnya hanya menggeleng pelan, merasa takjub akan tingkah laku perempuan itu.
Ah sepertinya aku lupa memberitahu kalian tentang ini, [Name] dan Mitsuki memiliki hubungan sangat dekat yakni sahabat, mereka berdua merupakan sahabat SMP makanya segala tingkah laku yang mereka lakukan sudah hapal di luar kepala masing-masing, meskipun ada beberapa yang terlupa akan perihal sahabatnya.
Back to story
"Jangan berjalan mundur seperti itu, nanti kau menabrak sesuatu saja."
[Name] memutar balik tubuhnya, kini ia berjalan maju seperti biasa. Tangannya diregangkan sembari menghirup udara segar khas musim semi, saat ini sudah hari ke-3 musim semi.
"Haa ... aku merindukan aroma ini," ucap [Name], menyatakan kerinduannya terhadap musim semi.
"Bukan hanya kau saja, semua orang juga merindukan udara khas musim semi." Mitsuki mempererat genggamannya pada barang bawaan milik [Name], berkomentar sembari menatap ke arah jalanan. Mereka sedang berjalan santai menuju apartemen, tempat tinggal [Name] saat ini. Kenapa tidak naik taksi saja? Alasannya simple yakni hemat, wong jaraknya cuma 500 meter kok.
"Kalau dekat tidak perlu naik taksi, cukup jalan kaki saja itu lebih menyehatkan," ucap Mitsuki kala itu.
Sepanjang trotoar sudah terlihat beberapa pohon mulai menampakkan bunga manis berwarna pink di dahannya, walau masih sedikit. Hari ini begitu cerah, banyak orang berlalu lalang dengan tujuan masing-masing.
"Hari ini terlihat sibuk ya," komentar [Name] sembari melihat-melihat sekitar. Mitsuki mengangguk pelan, menyetujui. "Ya ... namanya juga musim semi, di mana musim ini merupakan musim pembuka lembaran cerita baru."
[Name] menoleh ke arah Mitsuki, kedua tangannya ia sembunyikan di belakang punggungnya. "Maksudmu?"
"Bukan apa-apa ...."
Perempuan bersurai [h/c] hanya ber-oh ria, kembali melakukan aktivitasnya yakni mengamati sekitar. Begitupula dengan Mitsuki, laki-laki itu juga diam sembari mengikuti ke mana langkah [Name] pergi dan membawa barang kepunyaan perempuan itu.
"Omong-omong, Mitsuki-kun." [Name] memanggil namanya dengan pelan supaya tidak membuat kehebohan di tengah jalan dan membuat Mitsuki kewalahan.
"Hm, nani?" sahut Mitsuki sembari melirik ke arah [Name].
"Apa hari ini kau sedang libur?"
Mitsuki menggeleng pelan sebagai jawabannya, [Name] menoleh ke arah Mitsuki. "Tidak? Lantas kenapa kau mengantarkanku untuk pulang ke apartemen?"
"Aku hanya ingin, lagipula kau baru sembuh bukan?" Mitsuki menoleh ke arah [Name] sembari tersenyum walau tertutup oleh masker. "Biarkan aku mengantarkanmu sambil membawa barang bawaanmu, karena aku ingin kau baik-baik saja."
Deg!
Satu kalimat membuat jantung perempuan dengan [e/c] berhenti berdetak sementara, kaki yang sedaritadi bergerak mulai terhenti, lemas, itulah yang ia rasakan sekarang. Mitsuki sudah berjalan mendahului [Name] menghentikan langkahnya dikarenakan ia tidak merasakan getaran jalanan akibat langkah kaki perempuan itu, segera kepalanya menoleh ke arah belakang dan menemukan [Name] seakan diam membeku.
"[Name]-chan, apa kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir. [Name] tersentak lalu mengangguk pelan, "A-aku baik-baik saja."
[Name] ingin melangkahkan kakinya tetapi tidak bisa, dikarenakan tidak mempunyai tenaga akibat satu kalimat yang terlontar oleh pria bersurai senja.
"[Name]-chan? Ada apa denganmu?" tanya Mitsuki lagi dengan khawatir, [Name] menggeleng bingung. "Aku tidak tahu, tiba-tiba saja tidak ada tenaga untuk berjalan." [Name] berpikir setelah mengatakan hal itu, ada apa dengan dirinya ini?
Di saat sedang berpikir, [Name] merasakan tubuhnya digendong ala bridal style oleh seseorang membuatnya terkejut setengah mati. "Huwaaa!" jeritnya terkejut.
Saat melihat wajah yang menggendongnya, [Name] kembali terkejut ternyata yang menggendongnya adalah ....
"Mi-mitsuki-kun?!"
Mitsuki kembali tersenyum di balik maskernya, "Biar aku menggendongmu sampai di apartemen, [Name]-chan."
[Name] kembali membuka mulutnya untuk protes, "Ta-tapi ...."
"Tidak ada penolakan, daijoubu desu. Aku sudah terbiasa dengan ini karena selalu menggendong Riku saat kambuh," tutur Mitsuki tegas. [Name] mengangguk patuh, baiklah dia akan menuruti perkataan Mitsuki.
"Berpeganglah padaku," ucapnya dibalas tindakan oleh [Name], kini mereka kembali menyusuri jalan dengan hening.
Skiptime
"Terima kasih telah mengantarkan dan menggendongku sampai di sini, Mitsuki-kun." [Name] mengucapkan terima kasih dengan malu di bagian kata 'menggendongku'.
Mitsuki mengangguk pelan, tangannya menyerahkan tas berisi pakaian [Name] selama di rumah sakit ke pemiliknya, "Sama-sama, [Name]-chan. Baiklah, aku pamit dulu."
"Tidak mau masuk dulu atau minum teh?" tawar [Name] dibalas gelengan pelan darinya.
"Terima kasih atas tawarannya, lain kali aku minum teh bersamamu. Aku harus pergi sekarang, dua jam lagi aku pergi ke studio. Baiklah, sampai bertemu lagi, [Name]-chan. Jaga dirimu baik-baik," pamit Mitsuki seraya pergi dari depan apartemen meninggalkan [Name] melambaikan tangan ke arahnya.
Tubuh Mitsuki perlahan menghilang, [Name] menurunkan tangannya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tersebut.
TBC
759 kata
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro