Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

HAMSYA || PART 55

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Pengalaman pertama selalu memberi kesan berbeda yang mendebarkan dada."

Dibuka dengan prosesi bernama 'Mapag Panganten'. Sebuah upacara adat yang dimulai ketika pengantin pria beserta rombongan sudah menempati lokasi acara.

Pengantin pria dengan didampingi orang tua, keluarga, serta sanak saudara datang beriringan, hingga berdiri rapi membentuk sebuah barisan, dengan Hamzah dan Hamna yang berada di barisan paling depan untuk mengapit Hamizan.

Suara lantang nan tegas dari seorang MC menginterupsi, "Assalamua’laikum warohmatullahi wabarakatuh. Bapak, Ibu kalih wargi sadaya anu sami-sami linggih ti ieu patempatan, hormateun Simkuring."

"Sakumaha ka uninga ku sadayana, Alhamdulillah panganten pameget miwah rombongan parantos sumping ngaleut ngengkeuy ngabandaleut, ngembat-ngembat nyatang pinang. Bismillah, purwa wiwitan ieu pamuka carita minangka pamuka acara. Babasan padika pagawean lamun nangtung ka Jungjunan, sing lulus bantun jeung tumbu buah seureuhna. Neda panyaksen acara bade dikawitan."

Setelahnya Ki Lengser (Penetua Adat) yang bertindak sebagai pemimpin upacara memberi tanda kepada para panayagan (Pemain Musik), pager ayu (Penari), punggawa (Prajurit Penjaga), dan pihak keluarga pengantin perempuan untuk (mapag) menyambut kedatangan pengantin pria.

Ki Lengser mempersilakan para punggawa untuk mengawal pengantin pria beserta rombongan. Setelah terjadi percakapan antara Ki Lengser dengan ketua rombongan, para pager ayu yang terdiri dari enam orang kemudian menyambut kedatangan rombongan dengan tarian dan tabur bunga.

Kemudian sang MC kembali berkata, "Pangersa panganten pameget miwah rombongan. Jagong tuhur meunang ngunun haturan wilujeng sumping, di sugeng ing pucu galuh kelurahan katelahna, tempat anyar pangharepan sarakan keur kahirupan kulawargi. Panganten istri, bisi si jalu hanjelu si lanang honcewang, sumangga geura hayap panganten pameget miwah rombongan."

Dilanjut dengan 'Upacara Seserahan', yakni pengalungan bunga yang terbuat dari melati (mangle) kepada Hamizan yang dilakukan oleh Zanitha. Melambangkan bahwa pihak perempuan menyambut kedatangan pengantin pria dengan hati suci bersih dan tangan terbuka.

"Tawis panampian tatamu, tanda kameumeut, kadeudeuh, tawis asih ti kakasih, tanda tresna kanyaah, mangga geura kalungkeun eta mangle tawis pangrungrum hate perseka kabersihan manah," suara sang MC mengintruksi Zanitha agar mangle dikalungkan pada Hamizan.

"Haturan wilujeng sumping ka panganten pameget. Mangga kanggo salajengna urang ngabujeng ka palaminan," sambungnya setelah prosesi pengalungan mangle selesai.

Dalam upacara ini, Hamna menyerahkan Hamizan kepada Dipta dan juga Zanitha seraya membawa barang-barang keperluan Naqeesya. Yaitu pakaian wanita mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, yang merupakan simbolisasi dari Hamizan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pihak keluarga Naqeesya.

Hamizan langsung digiring untuk berjalan menuju pelaminan dengan diapit oleh Zanitha serta Dipta. Di belakang mereka diikuti oleh Hamna serta Hamzah dan para rombongan.

Tepat saat berada di depan pelaminan, Hamizan berserta orang tuanya diarahkan untuk menempati kursi yang sudah disediakan. Mereka duduk saling bersisian dengan Hamizan berada di tengah. Begitupun dengan para rombongan yang dipersilakan untuk menempati kursi masing-masing.

Zanitha dan Dipta pun duduk di kursi yang bersebelahan dengan pihak besan, hanya saja terpisah oleh jalur masuk untuk para tamu yang nantinya berjalan ke arah pelaminan. Terhalang bentangan karpet merah yang sengaja dipasang dari mulai gerbang masuk, hingga menuju pelaminan.

MC mengintruksikan agar pihak keluarga pengantin perempuan mengambil barang-barang seserahan untuk disimpan di tempat yang sudah disediakan.

Setelahnya prosesi 'Seren Tampi', yakni serah terima dari pihak mempelai pria pada pihak mempelai perempuan dengan diwakilkan oleh sesepuh dari pihak masing-masing.

Dilanjut dengan pembacaan ayat suci Alquran dari pihak mempelai perempuan, yang diwakilkan oleh Dipta selaku ayah. Alunan surah Ar-Rum ayat 21 bergema begitu merdu dan khidmat.

"Wa min aayaatihiii an kholaqo lakum min angfusikum azwaajal litaskunuuu ilaihaa wa ja'ala bainakum mawaddataw wa rohmah, inna fii zaalika la-aayaatil liqoumiy yatafakkaruun."

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." [QS. Ar-Rum 30: Ayat 21].

Selanjutnya Hamna diminta untuk menaiki pelaminan dengan membawa pigura mahar sebagai simbolis, serta maskawin dalam bentuk uang tunai yang dibuat menjadi bucket. Lalu diikuti oleh Zanitha.

Keduanya berdiri saling berhadapan seraya memegang pigura mahar serta maskawin untuk didokumentasikan. Mereka diminta untuk saling bersalaman, cipika-cipiki, serta merangkul satu sama lain. Lalu kembali turun dan dipersilakan untuk menempati kursi masing-masing.

MC meminta Hamizan untuk berjalan mendekat ke arah pelaminan. Dia mengintruksikan Hamizan agar berdiri dengan pandangan lurus ke arah gerbang masuk.

Terlihat Naqeesya muncul di dekat gerbang masuk beralas karpet merah tersebut. Perempuan itu ditemani Harastha yang begitu sigap membantunya.

Setelah memastikan Naqeesya berdiri dengan nyaman, serta sedikit merapikan ekor kebaya yang berantakan. Harastha pun mundur, meninggalkan sang ipar.

Lantas digantikan oleh Hazami yang datang dengan membawa payung, guna memayungi sang ipar untuk melaksanakan 'Kirab Panganten'.

Sebuah kebaya putih melekat apik di tubuh jenjang Naqeesya, dengan dilengkapi siger dan tentu saja potongan daun sirih kecil berbentuk wajik menempel apik di dahi.

Riasan wajah yang berciri khas, dengan hijab yang dibiarkan menjuntai hingga menutupi dada semakin menambah kesan elegan nan menawan.

Tak lupa aksesoris tujuh kembang goyang di bagian sanggul, kembang tanjung, serta untaian melati yang membuat Naqeesya kian terlihat anggun.

Tak dapat dipungkiri hatinya berdebar bukan main, bahkan tangan terasa sudah sangat berkeringat dingin. Terlebih kala alunan musik khas Sunda kian mengalun, lantas diikuti oleh suara merdu yang menyanyikan lagu berjudul, 'Ngantos Waleran' sebagai bagian dari rangkaian acara.

"[Cinta ..., kuring estu keur salira. Moal rek udar subaya. Anu mawi geulis. Ulah rek cangcaya. Cinta akang moal rek udar sulaya]."

Secara perlahan Naqeesya berjalan penuh kehati-hatian menuju Hamizan yang berada cukup jauh di depannya. Berusaha tenang, dengan tetap meluruskan pandangan.

"[Sumpah ..., akang nu tos diikrarkeun. Mugi wae tong disapirakeun. Akang bener cinta. Akang bener nyaah. Cinta akang lain cinta pupulasan]."

Begitupun dengan Hamizan, dia ikut melangkahkan tungkai dengan penuh kegagahan. Secara perlahan, tapi bergerak tegas tanpa sedikit pun keraguan.

"[Luasna lautan. Luhurna Gunung Manglayang. Moal burung ku akang baris disorang]."

Keduanya bertemu di pertengahan. Hamizan menyodorkan tangan dan tanpa disuruh Naqeesya menyambutnya dengan mengecup penuh khidmat punggung tangan sang suami.

"[Pikeun ciri bukti cinta akang anu suci. Mugi wae nu geulis salira nampi. Prak geura keudalkeun. Prak geura lisankeun. Akang nampi waleran cinta ti anjeun]."

Tepat saat Hamizan membubuhkan kecupan di kening Naqeesya, saat itulah air mata tak dapat lagi Hamizan bendung. Rasa haru bercampur bahagia menjadi satu, terlebih jika mengingat bagaimana perjuangan mereka untuk bisa sampai di tahap ini.

Bukan sesuatu yang mudah, bahkan diwarnai dengan banyak air mata kepasrahan atas jalan takdir yang sudah Allah gariskan.

Hamizan mengambil posisi agar berdiri bersisian dengan sang istri. Naqeesya pun tanpa ragu langsung menggandeng tangan Hamizan. Karena jujur saja, berjalan menggunakan sepatu berhak tinggi, dan juga kebaya serta sinjang cukup merepotkan baginya.

Musik masih terus mengiringi, bahkan hingga kedua mempelai duduk berdampingan di atas pelaminan. Menjadikan lagu 'Ngantos Waleran' sebagai backsound karena maknanya yang begitu dalam.

Di mana berkisah tentang ketulusan hati seorang pria dalam menunggu jawaban dari sosok yang dicinta. Perjuangan untuk menyakinkan sang wanita bahwa perasaannya sungguh-sungguh, bukan sebatas bualan semata.

Meskipun acap kali diragukan, tapi sang pria tetap teguh dalam pendirian. Dirinya percaya akan ada masanya di mana perasaan itu dibalas dengan perasaan yang serupa juga.

Baik Hamizan maupun Naqeesya masih asik saling menggenggam, menyelami dada yang berdetak rusuh tak sabaran. Ternyata semendebarkan ini menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Abang," panggil Naqeesya melirih.

"Kulan, Geulis," sahut Hamizan begitu lembut, tapi berhasil menggelitik hati hingga detakannya kian tak beraturan.

Naqeesya berusaha untuk menahan diri agar tidak berteriak, bahkan dia pun mati-matian menahan untuk tidak menggigit bibir bagian bawahnya karena perasaan yang campur aduk tak keruan.

Rasanya kosakata lenyap entah ke mana, mendadak bisu sulit untuk bertutur kata. Sekadar mampu memanggil, tanpa bisa melanjutkan apa pun lagi, seakan isi kepalanya mendadak kosong.

Nge-blank!

Padalarang, 11 Desember 2024

Maaf ada beberapa dialog yang full pake bahasa Sunda tapi akunya nggak bisa translate ke bahasa Indonesia, karena pasti akan ngaco dan beda arti 😅🤧 ... Karena cukup banyak kata dalam bahasa Sunda yang nggak nyambung kalau diubah ke bahasa Indonesia.

Intinya mah dialog-dialog di atas yang pake bahasa Sunda itu tentang kalimat-kalimat penyambutan, yang lumrah ada di acara-acara pernikahan. Nah kalau untuk lagu yang liriknya aku tulis bisa kalian dengerin di-mulmed. Siapa tahu kepo.

Kalau ditanya kenapa MC nya pake full bahasa Sunda, ya karena sengaja supaya vibes nikahan orang sundanya dapet gitu gaess 🤭😆 ... Makasih ya, semoga kalian nggak pusing aja setelah baca part kali ini, yang didominasi sama narasi juga. 😭😂

Tradisi pernikahan adat Sunda Hamizan dan Naqeesya lanjut part dua ya guys. Kepanjangan kalau dipaksa ditampung di sini juga. 😅😂

Gaskennn???

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro