Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

HAMSYA || PART 15

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Tingkat bahagia setiap orang itu berbeda, sesuatu yang bagi kita sederhana, mungkin terasa luar biasa baginya."

Naqeesya kembali mendorong gelas berisi susu serta vitamin yang baru saja diserahkan oleh Hamizan. Dengan santainya dia pun berujar, "Sya rasa yang membutuhkan ini semua itu Abang, bukan Sya!"

"Kok jadi Abang sih, Sya?"

"Ya iya atuh. Sya mau tanya deh sama Abang."

"Apa?"

"Yang mual sama muntah-muntah tiap pagi siapa?"

"Abang."

"Yang suka minta aneh-aneh dan hal random lainnya siapa?"

"Abang."

"Ya udah fiks berarti yang konsumsi susu sama vitaminnya Abang!" ujar Naqeesya jemawa.

Hamizan manggut-manggut lantas berkata, "Gini deh sekarang giliran Abang yang tanya sama, Sya."

"Tanya apa?"

"Yang kemarin pake testpack sampai hasilnya garis dua siapa?"

"Sya."

"Yang perutnya akan kembung siapa?"

Naqeesya mendelik tak suka. "Abang, lha, tuh lihat perut Abang sekarang udah maju kayak slogan Yamaha. Semakin terdepan!"

"Malah ngatain Abang, perut rata kayak gini juga."

Kedua tangan Naqeesya bertumpu di atas meja, dengan pandangan lurus menatap ke arah Hamizan. "Pokoknya Abang yang harus minum!"

Hamizan pun mendorong gelas tersebut agar berada tepat di hadapan Naqeesya. "Yang hamil Sya, masa yang harus konsumsi ini semua Abang. Emangnya yang nanti akan lahiran Abang?"

"Kenapa ini? Kenapa? Malah pada ribut di meja makan. Ributnya nanti aja di kamar," tegur Zanitha.

"Bukannya dilerai, ini malah nyuruh lanjut di kamar. Emang yah, Bunda ini!" omel sang putri.

"Emangnya kalian lagi ributin apa sih, hm?"

"Ini lho, Bunda masa Sya malah nyuruh Abang sih yang konsumsi susu sama vitamin hamilnya. Ngaco, kan?"

Zanitha menggeleng kecil. "Kok malah nyuruh suaminya, Sya? Beda jurusan atuh, Nak."

"Kan yang suka mual sama muntah-muntah Bang Hamizan, Bunda."

"Yang hamil, kan Sya, bukan suaminya."

"Kalau emang kayak gitu, harusnya Sya dong yang mual dan muntah-muntah, bukan malah Bang Hamizan."

"Kayak kamu kuat aja, Sya, perkara demam doang bikin repot semua orang. Apalagi kalau sampai tiap pagi ngalamin apa yang sekarang Bang Hamizan rasakan. Kuat kamu?"

"Ihhh, Bunda mah gitu. Belain aja terus Bang Hamizan. Sya sebel sama Bunda!"

Zanitha menarik kursi dan duduk tepat di sisi sang putri. Dia elus sayang surai Naqeesya. "Masih pagi sudah merajuk, jelek tahu. Tuh, bibir sampai maju, udah kayak bebek aja. Yuk, bisa yuk diminum dulu susu sama vitaminnya. Jangan uring-uringan terus ah."

"Bunda mah maksa."

"Bunda laporin Ayah kalau nolak terus, katanya mau nurut, mau patuh. Kok sekarang kambuh lagi, hm? Ini semua Ayah lho yang beliin, nggak kasihan sama Ayahnya yang udah bela-belain beli buat anak sama cucunya?"

Zanitha melirik sekilas ke arah Hamizan. "Nggak kasihan juga gitu sama suaminya, yang udah bela-belain bikinin Sya susu, padahal suaminya lagi mabok parah. Masa tiap hari harus pake acara bujuk-bujuk dulu sih, padahal Bunda cuma minta Sya minum susu sama vitamin aja. Dimohon dengan sangat kerjasamanya atuh ya?"

Naqeesya pun akhirnya mengangguk lemah. "Ya udah iya ..., iya ..., Bunda."

"Nah gitu atuh," sahutnya bernapas lega.

"Masih mual-mual, Bang?" tanya Zanitha pada sang menantu yang tengah memijat pelan pelipisnya.

"Nggak terlalu, Bunda, sisa pusingnya aja."

"Ya udah makan dulu atuh ya. Abang mau makan sama apa?" ujar Zanitha begitu perhatian.

"Abang bisa ambil sendiri, Bunda, nggak usah repot-repot," tolak Hamizan saat Zanitha sudah hendak mengambilkan nasi untuknya.

Zanitha mengangguk pelan, lalu menyerahkan piringnya pada Naqeesya. "Ambilin dulu buat suaminya, bukan malah asik makan sendiri."

Naqeesya sedikit menggerutu, tapi dia tetap menuruti titah sang ibu. "Mau sama apa, Bang?"

Hamizan terlihat menimang, melihat satu demi satu lauk yang terhidang di meja. "Abang mau makan yang ada di piring, Sya."

Kening Naqeesya mengernyit. "Lauknya sama kayak Sya gitu?"

Pria itu menggeleng cepat. "Mau makan punyanya Sya."

Zanitha menyenggol lengan putrinya. "Mau makan sepiring berdua itu, nggak peka banget kamu jadi perempuan. Gitu, kan, Bang?"

Hamizan mengangguk pelan, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Terlihat jelas bahwa dia malu dan salah tingkah.

"Ya udah sok dilanjut sarapannya, Bunda mau ke kamar dulu siapin keperluan Ayah. Yang anteng, jangan ribut-ribut terus," ungkap Zanitha lantas berlalu pergi.

Setelah tak lagi melihat punggung sang mertua, dengan cepat Hamizan duduk di sisi Naqeesya.

"Ya udah sok atuh Abang makan, Sya mau ambil yang baru aja," kata Naqeesya seraya mendorong piring miliknya.

"Kok gitu?"

"Makan sepiring berdua mana kenyang, Bang!"

"Abang cuma nyicip doang kok, tapi Sya suapin ya?"

Mata Naqeesya membulat sempurna. "Apa-apaan. Nggak mau ya!"

"Sekali aja, Sya."

"Makin hari makin aneh aja sih, Bang. Kan punya tangan sendiri, kenapa harus pake tangan Sya?!"

"Nggak tahu, maunya gitu."

Naqeesya merotasi matanya. "Lagi modus, kan?"

Hamizan menggeleng tegas. "Janji cuma sekali, nggak akan lebih."

"Oke," singkat Naqeesya lalu menyendokkan nasi beserta lauk pauk, dan mengarahkannya ke mulut Hamizan.

Bukannya membuka mulut, Hamizan justru menggeleng dan menahan sendok tersebut. "Pake tangan, Sya."

"Ini juga pake tangan, bukan kaki!" kesalnya dongkol.

"Sya ...," mohonnya.

Perempuan itu menghela napas berat. "Oke ..., komplain lagi Sya suapin Abang pake sendok semen tahu rasa!" gerutunya.

Hamizan tersenyum lebar, menyambut suapan Naqeesya. Terlihat jelas bahwa dia sangat amat menikmati sarapannya. Lain hal dengan Naqeesya yang bermuka masam.

"Janjinya cuma sekali, tapi kok mau lagi, mau lagi. Abang mah ihhh ..., Sya nggak suka ya!"

"Yang ikhlas atuh, Sya, jangan ngomel terus. Abang doakan semoga apa yang Sya lakukan sekarang bisa menjadi sebab Sya masuk surga melalui pintu mana saja yang Sya kehendaki."

"Abang mah gitu terus, doain sih doain tapi nggak kayak gini juga atuh!"

"Abang doain Sya yang baik-baik juga, kenapa malah diprotes?" ungkapnya setelah menelan habis makanan.

"Tahu ah. Lama-lama Sya males juga sama Abang, sekarang banyak banget modusnya!"

"Suapin lagi atuh, Sya," pinta Hamizan tak memedulikan rentetan omelan sang istri.

"Makan sendiri aja sana. Punya tangan, kan?!"

"Kan maunya disuapin Sya atuh."

"Ya tapi Sya-nya yang nggak mau!"

"Abang traktir Sya jajan deh, bebas, sesuka hati Sya. Mau berapa banyak juga sok silakan, asalkan sekarang turutin dulu maunya Abang," bujuk Hamizan.

"Beneran ya? Nggak lagi bohongin Sya, kan?"

"Emang kapan Abang bohongin Sya? Nggak pernah juga. Abang udah siapin uang cash buat jajan Sya. Jadi kita nggak perlu tarik tunai ke Indomerit dulu."

"Sya maunya jajan ke Indomerit beli yang manis-manis, semanis Sya yang giung-nya nggak ketulungan ini."

Hamizan tertawa kecil. "Boleh hayuk, tapi lanjutin makannya dulu ya? Lemes banget Abang, dari tadi muntah-muntah terus."

Naqeesya mengangguk semangat, dengan wajah sumringah dia menyuapi Hamizan, bahkan sampai kembali menambah porsi nasi.

Hamizan pun tak kalah berbinar, dia benar-benar makan dengan sangat lahap. Rasanya sangat nikmat, terlebih belakangan ini dia seringkali merasa napsu makannya berkurang karena kerap merasa mual dan muntah-muntah.

"Pokoknya Sya mau jajan banyak ya Abang. Satu keranjang penuh kalau perlu," ocehnya di tengah kegiatan menyuapi bayi besar.

"Boleh," singkat Hamizan menyetujui.

Sekarang dia tahu titik lemah sang istri. Tinggal iming-imingi jajanan semua masalah bisa teratasi dengan sangat gampang.

"Sya mau borong walens choco soes, hello panda, pillows, cadbury dairy milk, momogi, pocky. Sama apalagi ya, hm?" ocehnya berpikir keras.

Hamizan terkekeh kecil, lalu mengelus puncak kepala Naqeesya. Merasa gemas sendiri melihat sang istri yang begitu semangat menyebutkan daftar camilan yang hendak dibelinya. Sudah seperti anak kecil yang begitu kegirangan kala diiming-imingi akan pergi ke Indomerit.

Padalarang, 13 Oktober 2024

Mari kita sudahi keuwuan ini 🤣🤧 ... Gemesh banget, kan sama pasutri yang kek bocil ini 😅😂😭 ... Definisi pacaran setelah nikah ya gini 🤭😜

Double up? Triple up? Spam komen & vote syaratnya 🤣😂👌

Gaskennn???

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro