Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Permintaan Maaf Tamaki | Yotsuba Tamaki [IDOLiSH7]

Request by Tamacchi

.
.
.

"Aku akan memaafkanmu kalau kau berhasil mengumpulkan 100 boneka dari mesin itu."

Kau menunjuk sebuah box besar berisi banyak boneka dengan pencapit yang menggantung di atasnya.

"Aku beri waktu satu minggu. Jika kau tidak berhasil, maaf saja kalau aku tidak bisa memaafkanmu bahkan hingga aku mati sekalipun."

Tamaki hanya bisa menelan ludah dengan susah payah begitu mendengar syarat darimu enam hari yang lalu.

Oh, ayolah. Kenapa malah jadi seperti kisah Roro Jonggrang dan 1000 candinya? Tapi masih mending Tamaki hanya diberi syarat mendapatkan 100 boneka dari mesin capit dalam waktu satu minggu untuk mendapatkan maaf darimu. Sementara Bandung Bondowoso harus membangun 1000 candi dalam kurun waktu satu malam saja.

Tapi, hey! Bandung Bondowoso kan minta bantuan sama Jin. Bukan Jin BTS lho ya, tapi Jin Tomang dan kawan-kawan untuk membuat candinya.

Sedangkan Tamaki? Mau minta bantuan ke siapa? Iorin? Isumin?

Masalahnya, mereka mau bantu atau tidak?

Dan jawabannya, tentu saja tidak. Alasannya sih karena mereka bilang, Tamaki harus berjuang dengan usahanya sendiri.

Tapi sebagai kawan yang baik, Iori dan Haruka mau juga menemani Tamaki ke game center setiap pulang sekolah. Tadinya sih mereka tidak sudi. Tidak penting, katanya. Lebih baik belajar, atau rebahan untuk melepas penat setelah lelah beraktivitas seharian.

Yang pertama kata Iori, lalu yang kedua, baru kata Haruka.

Tamaki sudah menyiapkan banyak koin untuk permainan hari ini. Koin itu hasil dari membobok celengannya di asrama. Hey, begini-begini Tamaki juga rajin menabung lho. Yah, meski uangnya receh semua. Maklum, itu hasil kembalian belanja Mitsuki soalnya.

Tamaki mulai memasukkan uang koin ke dalam mesin besar di depannya. Bunyi khas dari mesin itu memberi tanda pada Tamaki untuk segera mengontrol capit di atasnya agar bisa mengambil boneka di bawah dengan benar.

"Tutup matamu, dan jadilah mesinnya."

Kalimat Haruka sedikit mengambyarkan konsentrasi Tamaki.

"Jangan dengarkan bisikan setan, Yotsuba-san. Lakukanlah dengan baik dan benar agar kita bisa cepat pulang."

Petuah Kanjeng Iori sedikit dibenarkan oleh Haruka. Bukan soal dia setan, tapi soal mereka bisa cepat pulang ke habitat mereka masing-masing kalau Tamaki berhasil mengumpulkan sisa bonekanya.

Oiya, ini hari terakhir btw. Tapi boneka yang dikumpulkan Tamaki baru setengah dari total jumlah yang kau ajukan.

Sebenarnya Iori maupun Haruka penasaran. Kesalahan macam apa yang sudah dilakukan Tamaki hingga kau marah dan berakhir dengan kau yang mengajukan syarat konyol seperti itu?

"ARGH! GAGAL LAGI!"

Suara frustasi Tamaki membuat kedua temannya menghela napas lelah. Entah untuk keberapa kalinya Tamaki meneriakkan kata itu sejak ia mulai bermain.

"Sudah kubilang, tutup matamu dan jadilah mesinnya."

"Isumi-san, jangan menebar ajaran sesat ke Yotsuba-san. Dia udah bego nanti tambah bego."

"Aku denger lho, Iorin."

"Coba lagi. Koinmu kan masih banyak." Suruh Iori yang tidak ditanggapi oleh Tamaki. Remaja berambut biru muda itu malah sibuk menatap ujung sepatunya.

"Sepertinya aku gak akan pernah dimaafin sama [Nickname] deh." Lirih Tamaki pelan.

"Siapa bilang?"

Itu bukan suara Iori ataupun Haruka.

Itu adalah suaramu.

Ya, kau yang kini mulai berjalan menghampiri tiga pemuda yang tengah terbengong dan terheran-heran dengan kehadiranmu yang tiba-tiba disini. Kok kayak jelangkung aja sih? Datang ga dijemput, pulang ga diantar.

Oke, abaikan yang terakhir itu. Sebenarnya kau tidak sengaja melihat tiga serangkai itu memasuki game center, maka dari itu kau memilih untuk mengikuti mereka bertiga. Yah, hitung-hitung kau ingin melihat sudah sejauh mana usaha Tamaki dalam memenuhi syarat yang kau berikan padanya.

"Kata siapa aku tidak akan memaafkanmu?" Tanyamu lagi setelah kau tiba di depan Tamaki,  Haruka, dan Iori.

Tamaki kembali menundukkan kepalanya sebelum berkata, "Tapi, aku kan gagal mengumpulkan 100 bonekanya."

"Tapi kamu sudah berusaha. Itu sudah cukup." Kau tersenyum dan melanjutkan, "Aku memaafkanmu, Tamaki."

Kepala Tamaki seketika terangkat begitu mendengar kalimat terakhirmu, "[Nickname] memaafkanku? Benarkah?"

Kau mengangguk sebagai jawaban.

Tamaki bersorak senang sebelum dia memelukmu dengan erat. "Terimakasih, [Nickname]! Aku janji ga bakalan makan jatah puddingmu tanpa ijin lagi!" Serunya riang, tanpa menyadari adanya perubahan aura di belakang tubuhnya.

"Jadi, semuanya gara-gara pudding?" -Haruka

"Waktu berhargaku terbuang percuma hanya untuk sesuatu yang konyol seperti ini?" - Iori

Haruka dan Iori saling bertukar pandang.

"Pukulin yuk."

Jika biasanya Iori menolak ajakan sesat Haruka, maka khusus untuk hari ini dia akan menyetujuinya.

"Kuy lah kita baku hantam."

Dan hari itu pun diakhiri dengan teriakan Tamaki yang menjadi tersangka sekaligus korban atas kekesalan kedua temannya.

.
.
.
.

******

Ini apasi? Ga tau ga jelas wkwk

Pokoknya...
Makasih udah rikues
Makasih juga udah baca
Buat rikuesan yang lain, sabar yaaaaa
Aku buatin kok
Aku kan baik orangnya wkwk //digampar

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro