Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jodoh Ga Bakal Kemana | Akehoshi Subaru [Ensemble Stars]

Request by HistoriaAgathaHime

(PS: Disini ortunya Subaru masih ada ya)

.
.
.

Subaru selalu menyukai sesuatu yang berkilau. Entah itu uang koin ataupun binar matamu ketika kau melihat Hokuto. Oke, Subaru tidak suka yang terakhir itu. Itu membuatnya jengkel, sungguh.

Bukan rahasia umum lagi kalau laki-laki berisik itu menyukaimu. Tapi apa daya? Kau tidak menyukainya. Kau lebih menyukai Hokuto karena kau pikir dia mirip dengan karakter anime favoritmu yang pandai berenang itu.

"[Name]~ Ohayouuu~" sapa Subaru ketika kau berjalan lunglai memasuki kelas 2-A. Satu kesialan lagi bagimu bahwa kau sekelas dengannya.

Kau memilih untuk mengabaikan Subaru dan terus berjalan menuju kursimu. Entahlah, kau sedang tidak mood untuk meladeni laki-laki bermata biru itu.

Salahkanlah orang tuamu. Karena jika saja tadi pagi mereka tidak mengatakan sesuatu yang membuatmu menganga tidak percaya, kau tidak mungkin dalam suasana hati yang buruk seperti saat ini.

Oh, bagaimana mungkin orang tuamu mengatur sebuah perjodohan untukmu? Ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi! Lagi pula kau masih sekolah! Baru kelas 2 lho! Kelas 2! Ingin rasanya kau menjambak seseorang untuk melampiaskan kekesalanmu yang sudah mencapai batas maksimum.

"[Name], kau kenapa? Ada masalah ya? Atau kau sedang datang bulan?" tanya Subaru yang kini menatapmu khawatir di kursinya.

Nah, itu dia. Mungkin Subaru orang yang tepat untuk menjadi tumbal atas kekesalan yang kau rasakan.

"Subaru, sini deh." Ucapmu semanis madu, meskipun pada kenyataannya niatmu sepahit empedu.

Subaru yang memang pada dasarnya menyukaimu, jelas saja merasa senang ketika kau menyuruhnya demikian. Namun ketika dia sampai di kursimu, kau malah menjambaknya tanpa ampun.

"Argghhh! Aku sedang kesal! Kesal! Kesal! Kesal!" Kau berteriak seraya terus menjambak rambut jingga Subaru yang juga berteriak sama kerasnya denganmu.

Subaru tidak menyangka, bahwa menyukaimu bisa semenyakitkan ini. Entah itu fisik, maupun batin. Semuanya sakit. Sungguh.

***

"Ingat ya, kau hanya perlu diam dan tersenyum. Sisanya serahkan saja padaku. Mengerti?"

Subaru hanya mengangguk patuh mendengar rentetan kalimatmu.

Di sinilah kalian sekarang. Restoran seafood tempat dimana orang tuamu menunggu di dalam.

Setelah Subaru berhasil membuatmu menceritakan sumber kekesalan yang membuat kepalanya menjadi korban, akhirnya dia menawarkan bantuan. Bantuan yang cukup konyol menurutmu. Dan kau tak kalah konyolnya dengan menyetujui idenya itu.

"Ini hanya pura-pura ya, Subaru. Pura-pura." Ucapmu mengingatkan.

"Iya, iya. Cerewet sekali sih? Jadi masuk tidak?"

Kau mendengus dan mulai menarik tangan Subaru untuk memasuki restoran tempat janjian dengan orang tuamu. Mengabaikan fakta bahwa wajah Subaru sedikit memerah ketika kau menggenggam tangannya.

Matamu melihat sekeliling sebelum menemukan orang yang kau cari. Kau sedikit mengernyit saat mendapati adanya orang lain yang duduk bersama orang tuamu.

Batinmu bertanya-tanya.

Siapa?

Tapi kau memilih untuk tidak terlalu peduli. Paling-paling teman orang tuamu yang tidak sengaja bertemu di sini.

"Ayo, Subaru." Kau menyentak tangan Subaru ketika dia tiba-tiba berhenti. Manik birunya terpaku pada orang tuamu, atau mungkin pada orang yang sedang bersama orang tuamu?

"[Name]..."

"Apa? Kau berubah pikiran? Jangan bercanda, Subaru! Atau kau ingin aku menjambakmu lagi sampai kau botak?!" Ancammu padanya.

"T-tapi ... Itu ..."

Kau tidak mendengarkan Subaru. Tanganmu kembali menariknya hingga kalian akhirnya tiba di tempat orang tuamu.

"Ibu, Ayah, aku ingin membatalkan perjodohan ini! Lihat, aku sudah punya pacar. Aku sangat mencintainya, dan aku tidak bisa hidup tanpanya." Ucapmu to the poin.

Oh, ingatkan dirimu untuk berkumur dengan kembang tujuh rupa setelah ini. Kau bahkan ingin menampar mulutmu setelah mengatakan hal itu.

Kau menunggu reaksi orang tuamu. Entah itu kemarahan, ataupun kekecewaan. Namun alih-alih kecewa, orang tuamu malah tertawa bahagia bersama kedua temannya itu.

Tunggu sebentar...

Kenapa kau merasa laki-laki seumuran ayahmu itu terlihat mirip sekali dengan Subaru?

"Itu berita bagus! Jika kau benar-benar mencintai Subaru-kun, itu berarti perjodohan ini berjalan lancar! Ah, Ibu bahagia sekali!"

Kau membeku mendengar ucapan Ibumu yang kelewat bahagia itu.

Jangan-jangan orang yang akan dijodohkan denganmu itu adalah Subaru?

Kau memang tidak tau siapa nama orang yang akan dijodohkan denganmu itu. Orang tuamu hanya mengatakan bahwa dia seumuran denganmu dan bersekolah di sekolah yang sama denganmu.

Bukankah jika begini, kau malah menggali kuburanmu sendiri?

Kau segera menoleh pada Subaru dan menatapnya garang. "Kau sudah tau?"

Subaru menggeleng cepat. Tubuhnya seketika merinding mendapat tatapan itu darimu, "Aku tidak tau apa-apa. Sungguh."

Subaru tidak berbohong. Dia memang tidak tau tentang perjodohan atau apalah itu. Tapi jika gadis yang akan dijodohkan dengannya itu adalah dirimu, mana mungkin Subaru menolak?

"Mungkin ini takdir, [Name]. Tuhan mentakdirkan aku untuk menjadi suamimu! Hahaha."

Suara tawa Subaru seketika berubah menjadi teriakan kesakitan ketika kau dengan brutal kembali menjambak rambutnya.

"Kau memang menyebalkan! Arrrggghh!"

.
.
.

*****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro