Ears and Tail?
Werewolf!Kuroo x Curious!Reader
×××
"Trick and treat."
"Give me a treat, and I will give you a trick."
×××
Kau memiringkan kepalamu ke kanan.
Lalu ke kiri.
Kembali ke kanan.
Akhirnya ke kiri.
"Apa yang kau lakukan, (Name)?"
Kuroo yang jadi pusat perhatianmu, akhirnya angkat bicara setelah kau perhatikan selama 20 menit.
"Memperhatikanmu, Tetsurou."
Itulah jawabanmu padanya.
"Kenapa memperhatikanku?"
"Aku merasa janggal."
Kuroo mengangkat sebelah alisnya padamu.
"Janggal kenapa?"
Kini perhatian Kuroo yang sebelumnya terfokus pada chat-nya dengan Bokuto, tertuju padamu seraya dia meletakkanmu di pangkuannya dan memelukmu dengan kau menghadap ke arahnya.
"Kita sudah berpacaran selama sebulan... tapi aku tidak tau apa-apa tentangmu selain namamu."
Sebulan yang lalu, tiba-tiba Kuroo datang ke kelasmu dan menyatakan perasaannya padamu.
Kau yang notabenya adalah orang yang mudah penasaran, akhirnya menerima pernyataan Kuroo karena penasaran seperti apa rasanya pacaran.
Akhirnya selama 3 hari penjelasan dan pendekatan Kuroo, kau pun jatuh cinta pada Kuroo Tetsurou.
Tanpa mengetahui apa-apa tentangnya selain namanya.
"Apa yang ingin kau ketahui tentangku?"
"Kenapa kau selalu tidak bisa ke rumahku saat malam hari?"
Kau memiringkan kepalamu, penasaran dengan jawaban Kuroo.
"Bukannya laki-laki tidak boleh ke rumah perempuan saat malam hari?"
Kuroo justru balik bertanya padamu.
Seolah menghindari pertanyaanmu.
"Benarkah? Aku tidak pernah mendengarnya..."
Kau memiringkan kepala, mencoba mengingat-ingat.
Sayangnya hasilnya nihil.
Tapi kau tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Kau punya teman dekat?"
Kau ingat, Kuroo selalu menemuimu sendirian. Tanpa ada teman, baik itu di sekolah ataupun diluar sekolah.
"Tentu saja aku punya."
Lalu Kuroo menunjukkan foto yang ada di handphone miliknya.
Foto 4 orang laki-laki, dengan Kuroo salah satunya.
"Laki-laki dengan rambut puding itu namanya Kozume Kenma."
Kau melihat laki-laki puding yang sedang bermain game di handphone-nya berdiri di sebelah Kuroo, dan kau mengangguk mengerti.
"Laki-laki berwajah datar itu namanya Akaashi Keiji."
Matamu sedikit bergeser dan melihat laki-laki berambut hitam pendek yang berdiri di sebelah Kenma.
"Cantik."
Itulah komentarmu terhadap Akaashi.
"Dan yang berada di sebelahku itu, adalah BRO terbaikku. Namanya Bokuto Koutarou."
Laki-laki mirip burung hantu yang berada di sebelah Kuroo, kau menatapnya dengan sedikit heran.
"Ah, dia laki-laki yang selalu kau bicarakan akhir-akhir ini."
Akhirnya kau ingat, dialah sosok BRO yang selalu Kuroo bicarakan tiap kali perhatiannya tertuju pada handphone-nya.
"Kami berempat selalu berkumpul jadi... kami teman dekat."
Kau mengangguk mengerti lalu menunjuk rambutnya.
"Kenapa rambutmu seperti itu? Kenapa... rambutmu terlihat seperti orang bangun tidur dan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu?"
Jam di ruang tamu--tempat kalian berdua berada--berbunyi dengan keras, tanda sudah pukul 6 malam.
"Oh, sudah jam 6. Aku harus pulang."
Kuroo mengecup keningmu dengan lembut, lalu meletakkanmu di atas kasur.
"Tunggu dulu, Tetsurou."
Tapi tanganmu yang meraih ujung bajunya, menghentikan Kuroo.
"Ada apa, (Name)?"
Kuroo tampak terburu-buru, kau dapat lihat itu dengan jelas. Tapi rasa penasaranmu menghancurkan semuanya.
Dengan sekuat tenaga, kau menarik Kuroo sampai dia terduduk di sebelahmu dan kau mendorongnya hingga Kuroo terbaring di atas sofa. Kau duduk di atas Kuroo.
"Kau selalu pergi saat malam akan datang, Tetsurou."
Kau mendekatkan tubuhmu ke tubuh Tetsurou. Matamu terfokus pada rambutnya yang sangat berantakan tapi terlihat cocok untuknya.
"Kenapa...? Apa kau punya aturan khusus di rumahmu?"
Kuroo tak menjawab, dan itu membuatmu semakin penasaran.
"Ini malam Halloween, seharusnya kau bisa menyisakan waktu untukku."
Lalu kau tersenyum sedih.
"Tapi jika kau benar-benar sibuk, kurasa aku tak bisa memaksamu."
"Apa kau tidak mempercayaiku?"
"Aku percaya padamu. Tapi kau terlalu banyak menyimpan rahasiamu dariku, sementara kau hampir tau semua rahasiaku. Mungkin kau sebenarnya tidak percaya padaku..."
Kuroo tampak sedikit terkejut. Saat kau ingin turun dari sofa, tiba-tiba tubuhmu ditarik dan wajahmu bertemu dengan dada bidang Kuroo.
"Maaf, (Name)."
Kuroo mengelus rambutmu.
"Aku percaya padamu, kok."
Kedua tanganmu langsung berada di kedua pipi Kuroo, lalu kau mengangkat kepalamu dengan semangat.
"Kalau begitu, bisakah kau tinggal sebentar disini?"
Kuroo mengangkat sebelah alisnya.
"Kenapa?"
"Aku ingin mengelus rambutmu. Sepertinya rambutmu lebih lembut dari penampilannya."
Tanpa menunggu jawaban dari Kuroo, kedua tanganmu sudah mengelus rambutnya.
"Wah, rambutmu... halus..."
Keadaan ruangan semakin gelap karena hari semakin malam. Kau meletakkan kepalamu di dada bidang Kuroo, dan kau bisa mendengar detak jantungnya.
--yang terdengar terlalu cepat.
"Tetsurou, ada apa--"
Ucapanmu terhenti saat kau merasakan sesuatu yang aneh menyentuh jari-jari tanganmu.
Terasa seperti bulu, bukan rambut.
"Apa ini--"
Tiba-tiba ada yang mengelus kakimu, dan itu sejenak membuat rambut halusmu berdiri. Kau menoleh ke arah kakimu dan--
--ekor?
Kau duduk di perut Kuroo, melihat penampilannya dari atas sampai ke bawah.
"Tetsurou, kau..."
Kau memiringkan kepalamu.
"...aku werewolf."
Kuroo menghela napas, seolah rahasianya terbongkar semua.
"Apa yang kau sembunyikan dariku itu... ini?"
Kau menunjuk ekor dan sepasang telinga serigala yang ada di tubuh Kuroo.
Kuroo mengangguk singkat.
"Hanya itu?"
Telinga Kuroo sedikit bergerak, dan kau hanya mengerutkan alismu padanya.
"Hanya ini? Ini rahasia terbesarku, (Name)!"
"Lalu? Apa kau takut kalau aku akan membocorkannya?"
Kau menyilangkan kedua tanganmu dan menatap kesal ke arah Kuroo.
"Bukan, bukan itu! Apa kau tidak takut?"
Kau mendengus kesal.
"Aku lebih takut kalau kau tidak mengunjungiku saat malam karena kau sedang selingkuh!"
Kuroo tampak terkejut.
"Kau tidak takut?"
"Aku tau werewolf itu berbahaya, tapi aku percaya padamu Tetsurou."
Kau tersenyum lembut lalu mencium singkat hidung Kuroo.
"Walaupun kau adalah werewolf, kau tidak akan melukaiku. Kau justru akan melindungiku, benar?"
Kuroo tersenyum lalu mencium keningmu.
"Ya, aku akan melindungimu. Karena aku mencintaimu, (Name)."
"Aku juga mencintaimu, Tetsurou."
'Jadi itu alasannya Tetsurou selalu pergi saat jam 6 malam... Sosok werewolf-nya akan muncul saat malam datang...' pikirmu.
Tiba-tiba kau memasang ekspresi senangmu.
"Sebagai hukuman karena telah menyimpan rahasia ini, maka kau harus membiarkanku mengelus kedua telinga dan ekormu~"
Kau tersenyum lebar sambil menutup kedua matamu, tidak sadar dengan ekspresi terkejut Kuroo. Kau langsung menepuk pelan kepala Kuroo, tepat berada diantara kedua telinga yang serigalanya dengan menggunakan tangan kananmu.
"Lembuut~"
Komentarmu tertawa kecil, dengan tangan kirimu ikut mengelus ekor Kuroo yang berada di dekat pahamu.
Tiba-tiba kau mendengar erangan... serigala?
Detik selanjutnya posisimu sudah bertukar dengan Kuroo. Kedua tanganmu dipengang Kuroo dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain memegang dagumu.
"(Name), asal kau tau. Werewolf sangat sensitif pada bagian telinga dan ekor."
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro