Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍁 :: Chapter 01 ✧ ཻུ۪۪⸙͎

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Happy Reading
-- ໑▸ 🍁 chapter 01
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Kuroo berencana untuk pergi ke super market. Membeli kebutuhannya yang lumayan banyak, apalagi sekarang Kuroo sudah tidak tinggal bersama kedua orang tuanya.

Siapa yang menyangka jika malam ini jalanan akan seramai ini? Benar-benar tidak disangka.

"Aku pikir hari ini akan sepi," gumam Kuroo.

Kuroo akan menyebrang untuk menuju ke super market. Tapi, tiba-tiba ada sebuah bus yang lewat. Ia sungguh terkejut sampai ia tak tahu harus melakukan apalagi.

Anehnya, Kuroo tak sengaja melihat gadis bersayap hitam yang menyelamatkannya.
"Sebenarnya, siapa dia? Malaikat maut kah?"

Walau hanya sekilas, Kuroo yakin bahwa yang menyelamatkannya ini bukanlah manusia. Jika bukan manusia, makhluk apa dia?

▬▬▬▬▬▬ 🎃 ▬▬▬▬▬▬

"Ugh, kepalaku sakit," gumam Kuroo.

[Name] tersenyum menatap Kuroo.
"Syukurlah, kamu sudah siuman."

Kuroo menatap gadis itu heran. Ia tidak mengenal gadis itu sama sekali.

"Ah, terima kasih karna sudah menolongku," ucap Kuroo masih dengan tatapan yang sama.

"Sama-sama, syukurlah jika kamu sudah siuman, aku pikir kamu sudah meninggal." [Name] berucap enteng tanpa memikirkan perkataanya.

Mata Kuroo membelalak terkejut.
"Kau mendo'akan diriku cepat mati!?" tanya Kuroo, ia menaikkan sedikit nada suara.

"Eh? E-enggak gitu kok." Si gadis tersenyum ketakutan karna mendengar nada suara Kuroo yang sedikit dinaikkan.

Kuroo berdiri dibantu oleh gadis tadi. Kuroo mengeluarkan senyum di bibirnya.
"Sekali lagi, terima kasih sudah membantuku. Kalo boleh tahu, siapa namamu?"

Angin menerpa rambut gadis itu. Senyum manisnya terukir di bibir.
"Namaku [Name]."

▬▬▬▬▬▬ 🎃 ▬▬▬▬▬▬

Kuroo mengantar gadis itu pulang, dengan alasan tidak baik seorang gadis berjalan sendirian di malam hari.

Sampai akhirnya [Name] berhenti di sebuah apartemen yang lumayan besar.
"Sampai di sini saja Kuroo-kun," ucapnya dengan senyum yang belum pudar.

"Rumahmu disini kah?" tanya Kuroo.

"B-bukan sih, tapi sampai sini aja gak apa-apa kok," jawab [Name] agak gugup.

Kuroo masih tidak mau meninggalkan gadis itu sendirian, takut sesuatu terjadi pada gadis itu.
"Biar aku antar sampai rumahmu." Kuroo menggandeng tangan [Name].

"Gak usah Kuroo-kun, nanti merepotkanmu. Lagi pula aku bukanlah anak kecil, jadi biarkan aku pulang sendiri." [Name] berusaha menjelaskan.

"Gak papa, hal ini sama sekali tidak merepotkanku." Kuroo bersikeras ingin mengantar [Name].

[Name] menunduk, ia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Gausah Kuroo-kun."

Kuroo menghela napas. Ia membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan [Name].

"Kenapa gak mau?" tanya Kuroo.

[Name] menyatukan kedua jari telunjuknya
"K-karna ..."

"Iya, karna apa?"

"Karna aku gak punya tempat tinggal atau rumah," jawab [Name] lirih.

Kuroo membulatkan pupil matanya. Ia terkejut.
"Jadi, selama ini kamu tinggal di mana?"

Pertanyaan ini berhasil membuat [Name] bingung.
"Gak tahu," jawab [Name] singkat.

Kuroo mengusap surai [Name] lembut. Sebenarnya ia bingung, mau di ke manakan gadis ini? Ditinggalkan gitu aja tapi kasihan. Lagi pula Kuroo ada hutang budi sama [Name].

"Untuk sementara kau boleh tinggal di apartemenku," ucap Kuroo.

[Name] menatap Kuroo, ia menyipitkan matanya.

"E-eh! T-tenang! Aku tidak akan macam-macam denganmu." Kuroo mencoba meyakinkan [Name].

Mata [Name] berbinar, ia senang.
"Beneran gak apa-apa?" tanyanya.

"I-iya, gak papa."

Mereka akhirnya berjalan menuju apartemen Kuroo. Sesampainya disana, Kuroo membuka pintu dan membiarkan [Name] masuk.

"Huwaaa! Rapi sekali," ucap [Name] kagum.

Kuroo menaikkan sebelah alisnya, "Memangnya kenapa kalo rapi?" tanyanya.

[Name] menjawab sambil tersenyum, "Keren aja, habisnya rumah cowo itu biasanya berantakan." [Name] terkekeh.

Setelah sedikit mengobrol, [Name] pergi ke dapur untuk membuat makan malam. Kuroo mengizinkan gadis itu menggunakan dapur.

[Name] memasak sambil bersenandung kecil, senyumnya juga mengembang. Ia senang karna Kuroo berbaik hati membiarkan ia tinggal di apartemennya.

"Kuroo-kun, silahkan dimakan. Gomen kalo kurang enak, aku udah lama gak masak," kata [Name] tersenyum.

[Name] mengambilkan nasi untuk Kuroo.

"Kamu gak makan?" tanya Kuroo

[Name] Menggeleng. Kuroo heran, bagaimana bisa gadis ini tidak lapar?

"Makan, biar gemuk. Kamu kurus," sarkas Kuroo.

[Name] terkekeh, ia kembali menggeleng.
"Kuroo-kun aja, biar makin kuat. Aku gak lapar kok."

'Gadis yang menggemaskan,' ucap Kuroo dalam hati.

Besok paginya, [Name] bangun lebih awal untuk membuat sarapan dan membersihkan apartemen Kuroo.

"Kau sudah bangun?" tanya Kuroo.

[Name] mengangguk, senyumnya kembali terukir di bibirnya. Senyum manis yang tidak hilang sedari kemarin itu.

"Aku boleh nanya?" tanya Kuroo lagi.

"Tentu, tanyakan apa yang Kuroo-kun ingin tanyakan," ucap [Name].

"Umurmu, berapa umurmu?" tanyanya.

"Ah itu, 19 tahun." jawab [Name].

"Aku pikir kau anak SMA. Ternyata sudah 19 tahun, kau kuliah?"

"Enggak Kuroo-kun, aku 'kan udah pernah bilang."

"Lalu kenapa kau kabur dari rumah? Masalah keluarga? Bukankah sebaiknya kau pulang?"

[Name] bingung harus menjawab apa.
"Ah itu, aku belum ingin kembali."

Kuroo yakin, [Name] hanya ingin menenangkan diri. Jadi, ia memutuskan untuk membiarkan gadis itu tetap di rumahnya sampai [Name] baik-baik saja.

"Aku pergi kerja dulu ya," pamit Kuroo.

"Hati-hati, Kuroo-kun."

Hari-hari terus berlalu. [Name] dan Kuroo tinggal bersama. Kuroo selalu menjaga [Name], sementara [Name] merawat apartemen Kuroo dengan baik.

Sudah 3 hari mereka tinggal di satu atap yang sama. [Name] dan Kuroo semakin dekat dan sepertinya Kuroo menaruh rasa pada gadis manis itu.


┊ ❝ I think, i'm in love again. ❞

▬▬ To be continue ▬▬

Sincerely
╰─⌲ Mikuyama Mirai 🍁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro