File. 6
*Flashback end- Wei Wuxian's Pov*
"Ahem."
Aku berdeham perlahan mencairkan suasana yang aku rasa sangat tidak normal ini.
Aku menatap pria yang ada di hadapanku, pria dengan wajah tegas dan tatapan tidak bersahabat yang mengajakku masuk ke dalam mobilnya.
Yang ia lakukan ada macam-macam sejak setengah jam lalu.
Menatapku.
Menatapku.
Menatapku.
Dan menatapku.
Pria yang terlihat lebih normal tadi menunggu di luar, meminta bantuan padanya sepertinya tidak mungkin.
Jadi aku akan coba bicara dengan orang ini lagi
"Weiying."
Lagi.
Aku bersyukur aku tidak menyahut karna panggilannya, tidak salah lagi.
Sungguh tidak salah lagi, orang ini, pria yang ada di hadapanku ini adalah Lan Wangji.
Tetapi, bagaimana bisa?
Pria terhormat yang di puja di seluruh dunia kultivasi dengan nama Lan Wangji ini ada di hadapanku?
Dia tidak reinkarnasi?
Apa yang dia lakukan hingga surga menghukumnya?
Jangan-jangan setelah aku mati dia memberontak dan berbelok ke jalan yang salah? Tidak mungkin. Apa yang aku pikirkan? Kita sedang berbicara dengan pria yang bahkan tidak pernah baca buku dewasa.
Lalu?
Apa alasannya? Apa yang membuatnya tetap bisa mengingat namaku?
Apa dia begitu bencinya padaku hingga nama itu terus terngiang di kepalanya?
Wangji, "Weiying."
Wuxian, "Hentikan. Siapa itu Weiying? Namaku Yi Ning, Li Yi Ning. Kenapa sembarangan memanggil nama? Kita bahkan tidak kenal, dan kau sudah berani menyeretku masuk mobil dengan paksa.
Astaga, jadi perangai memaksamu ini tidak berubah juga?"
Lidah bodoh mencerminkan orangnya.
Kepala batu.
Otak udang.
Manusia tidak punya otak.
Ini adalah contoh yang mencerminkan manusia yang pikirannya lebih pendek dibanding lidahnya.
Aku butuh kosakata lebih untuk memaki diriku sendiri, bagaimana lidahku bisa terselip begitu?
Lihat, lihat wajah pria ini!
Seolah ia berkata jika anggapannya benar.
Wangji, "Weiying, aku --"
Wuxian, "Bukan. Aku bukan Weiying, aku bukan Weiying! Aaa! Keluarkan aku dari sini! Keluarkan aku dari sini!"
Aku berteriak histeris dan memukul perlahan kaca jendela mobil berharap bawahan Lan Wangji mendengarku.
Aku tidak punya kata-kata lagi untuk menjawab pria ini, setelah ini aku hanya akan berusaha untuk tidak pernah bertemu lagi dengannya.
Tapi sekarang yang bisa aku pikirkan hanya lari!
Wangji, "Weiying, tenang. Weiying-- "
Bichen, "Tuan?"
Berhasil!
Pria yang jadi bawahan Tuan kedua Lan ini menoleh!
Keluarkan aku!
Seret aku keluar dari sini sebelum hal yang tidak kau inginkan terjadi.
Tidak, aku hanya mengada-ada, hal yang tidak diinginkan apa?
Pokoknya keluarkan aku!
Wuxian, "Keluarkan aku! Keluarkan aku dari sini!"
Bichen, "Tuan? Ada apa?"
Akhirnya.
Ada yang membuka pintu, ini adalah kesempatan emas untukku.
Apa ini? Kenapa wajah pria ini jadi pucat? Kau mengira aku melakukan hal tidak pantas pada tuanmu? Yang benar saja!
Tapi, kalau kulihat, tatapannya tidak mengarah padaku, tatapannya mengarah pada pria yang ada di belakangku.
Aku ikut menoleh, aku penasaran apa yang membuat pria ini sampai berwajah pucat dan melangkah mundur?
Oh.
Demi semua hantu yang pernah aku panggil, dan demi semua mayat hidup yang pernah aku hidup kan.
Bertahun-tahun lamanya aku tidak bertemu Lanzhan, kenapa wajahnya semakin menyeramkan?
Ini bahkan lebih menyeramkan dibanding awal kami bertemu.
Aku menelan ludah.
Pura-pura tidak melihat adalah hal yang paling baik yang bisa aku lakukan.
"Ada apa ini?"
Pria dengan rambut hitam dan berwajah merengut itu tiba-tiba muncul dari samping mobil, wajahnya masam dan alisnya bertaut.
Wuxian, "Jin Shan!?"
Pria ini, Li Jin Shan, saudara tiri dari Yi Ning, dia membantu perusahaan yang didirikan ayahnya dengan baik.
Yang aku dengar perusahaan mereka bergerak dalam bidang elektronik.
Sebenarnya menurutku dia ini orang baik.
Dia memperhatikan Yi Ning dengan caranya sendiri, meski kata-katanya kasar tapi dia tidak benar-benar bermaksud demikian.
Mirip sekali dengan Jiang Cheng, ha ha.
Jin shan, "Yi Ning.
Sedang apa kau di sana?
Keluar."
Wuxian, "Iya!"
Tidak mungkin aku tidak mau, 'kan?
Kau muncul sudah seperti malaikat penolong, kesempatan emas untuk kabur dari Lanzhan yang tidak akan kubiarkan begitu saja.
Aku masih bisa merasakan dinginnya tatapan Lanzhan dari belakang, aku tidak tahu apa yang membuat mood nya begitu memburuk.
Bichen, "Lama tidak berjumpa Tuan muda Li, maafkan jika ada kesalahpahaman yang terjadi."
Jin shan, "Salah paham? Maksudmu, hal tidak sopan yang dilakukan oleh atasanmu ini hanya salah paham? Mengurung seseorang yang bahkan tidak ia kenal di dalam mobilnya sendiri adalah salah paham? Benarkan aku jika kata-kataku salah."
Jangan katakan padaku jika dia ini adalah reinkarnasi Jiang Cheng, kata-kata menusuknya itu, sakit sekali.
Tapi kenapa Lanzhan hanya diam saja? Dia tidak merasa marah atas hinaan yang diterimanya? Bahkan wajah bawahannya sudah terlihat tidak enak.
Atau jangan-jangan dia tidak peduli pada kata-kata Jin Shan? Sejak dulu ia memang hanya marah kalau mendengar kata-kataku saja.
Wangji, "Kita akan bertemu lagi, nanti."
Apa katanya?
Bertemu lagi nanti?
Otaknya gegar? Atau dia benar-benar dendam padaku hingga tidak akan melepaskanku begitu saja?
Astaga.
Dia bahkan tidak menatap Jin Shan sama sekali dan masuk ke dalam mobilnya.
Tidak punya sopan santun!
Bichen, "Tuan muda Li, saya minta maaf. Kami tidak mengetahui jika Tuan muda ini adalah saudara Anda, saya benar-benar meminta maaf. Jika Tuan muda Li masih merasa keberatan, silakan menghubungi saya untuk pembicaraan lebih lanjut. Saya permisi."
Bagus juga seperti ini, tidak ada keributan yang terjadi.
Meski Jin Shan masih memasang wajah kesalnya dan terlihat tidak setuju, tapi bagaimanapun juga bawahan Lanzhan sudah bersikap hormat.
Dia bahkan berikan kartu nama untuk jaga-jaga.
Hm.
Aku sebenarnya ingin sekali bicara lebih lama denganmu Lanzhan, tapi kalau kuingat lagi, hal-hal yang terjadi di masa lalu tidak akan bisa berubah begitu saja hanya karna kita tidak lagi berada di dunia yang sama.
Kebencian yang mengarah padaku, tidak akan hilang begitu saja.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro