Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

File. 10

Tidak terasa sudah gelas keempat yang pria ini letakkan, tidak ada kata yang terucap, tidak juga ada rona merah di wajah pria yang seperti pahatan ini.
Jari-jari kurusnya meremas pelan gelas kecil yang ia naik-turunkan sejak tadi, tatapan matanya tidak terarah, tidak berani menatap ke arah depan. Ke arah lawan bicaranya yang juga tidak bersuara.

Keheningan ini berlangsung sejak gelas pertama, namun pria ini tahu jika lawan bicaranya saat ini sedang menunggunya untuk bicara.
Lidahnya terasa kelu, terlalu kaku untuk digerakkan. Bukannya sengaja, ia hanya gugup karena terlalu bahagia.


Wuxian, "Jadi kau masih tidak mau bicara meski aku mendiamkanmu begini?"

Wangji, "...."

Wuxian, "Aku tidak tahu apa alasanmu, tapi Tuan Muda Lan, aku katakan padamu. Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan kebenaran tentang apa yang terjadi pada Yi Ning, aku tidak akan menyerah dalam waktu yang cepat. Jika kau ingin membantu, aku akan sangat berterima kasih."

Wangji, "Apa saja."

Wuxian, "Apa?"

Wangji, "Apa saja, akan aku lakukan apa saja jika itu bisa membantumu. Aku tidak akan ragu lagi, aku tidak akan berpaling lagi. Apa saja."

Wuxian, "Lanzhan? Kau mabuk? Kau pasti mabuk, 'kan? Kau sudah minum empat gelas, aku sudah curiga sejak tadi."

Wangji, "Tidak. Aku mengatakannya dengan sadar, dan meski aku mabuk, aku juga akan tetap mengatakannya."

Wuxian, "Lanzhan, setelah selama ini. Setelah apa yang aku perbuat, apa kau masih--- "

Mata pria ini mendelik, jantungnya berdebar jauh lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan saat ini, ia merasa kekurangan oksigen dan tidak bisa bernapas.
Apa terlalu berlebihan?

Kalimat yang terpintas di pikirannya ketika lawan bicaranya menunjukkan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Kelopak matanya berkedut, perlahan ia mengerjapkan matanya agar tidak terlihat panik.
Bibirnya bergerak, samar, jika tidak betul-betul diperhatikan, maka tidak akan terlihat.

Wangji, "Weiying."

Wuxian, "Masih menganggapku teman?"

Wangji, "Hm."

Wuxian, "Sungguh? Haha. Aku senang sekali kalau begitu! Aku kira kau selama ini membenciku sampai mati, aku merasa senang setidaknya ada satu orang yang menganggapku saudara atau teman baiknya."

Wangji, "...."


Ada rasa lega di hatinya karena ia tidak lebih cepat buka suara, tapi ada rasa aneh di hatinya karena suara yang terdengar.
Seperti ditusuk, disayat, bahkan lebih sakit dibanding saat ia harus menerima hukuman.
Tapi rasa singkat yang ia rasakan di hatinya itu cepat menghilang ketika lawan bicaranya tersenyum dengan wajah yang teramat tulus.

Senyum itu.
Wajah itu.
Tawa itu.

Hal yang ditunggunya, hal yang membuatnya rela melakukan apa pun, hal yang membuatnya bertahan hidup selama ratusan tahun dengan tidak memedulikan apa pun.

Waktu inilah yang ditunggunya, saat inilah yang dicarinya. Jika ia memiliki kemampuan lebih, ia ingin menghentikan waktu dan tidak membuatnya bergerak. Atau setidaknya, ia ingin menjaga orang ini lebih dari siapa pun.


Wuxian, "Jadi, kau cukup kenal dengan keluarga Yi Ning?"

Wangji, "Hm."

Wuxian, "Menurutmu, aku harus bagaimana agar bisa bertemu dengan kakak ipar Yi Ning? Aku juga ingin tahu informasi yang lainnya."

Wangji, "Akan diadakan jamuan makan malam akhir pekan ini, datanglah. Di sana, akan ada banyak orang yang datang termasuk pria yang kau cari."

Wuxian, "Jamuan makan malam? Memangnya ada acara apa? Apa ini seperti jamuan makan di Yunmeng atau di Gusu dulu?"

Wangji, "Tidak, berbeda. Aku tidak tahu detailnya, aku tidak pernah tertarik dan tidak pernah datang sebelumnya."

Wuxian, "Kalau kau tidak datang, bagaimana aku masuk? Apa Jin Shan bakal datang? Atau aku minta pada?”

Wangji, "Denganku. Aku tidak datang sebelumnya karena tidak punya alasan."

Wuxian, "Denganmu? Jadi kau mau datang karena ada alasan?"

Wangji, "Hm. Aku akan menjemputmu, kau hanya perlu bersiap."

Wuxian, "Hahaha. Baiklah kalau begitu, akan lebih bagus. Aku jadi tidak perlu membujuk Jin Shan agar membawaku dengannya. Dan lagi, Lanzhan, kau benar-benar sudah terbiasa dengan minuman keras sepertinya? Kau bahkan tidak mabuk sama sekali. Hebat, hebat. Sebenarnya, apa saja yang sudah kau lakukan selama kau hidup?”


Tidak ada jawaban terdengar, hanya tundukkan kepala yang pria ini bisa perlihatkan.
Ia tidak mungkin berkata jika ia sengaja melatih dirinya untuk hari ini, pria di hadapannya ini suka sekali mengolok. Ia tidak bisa bayangkan, bagaimana kejamnya pria itu akan memperolok dirinya.




***




Sepasang bola mata emas itu masih menatap ke arah pria kurus yang tengah berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Matanya tidak lepas memandang barang satu detik pun, seolah ia sedang merekam setiap gerakan si target dan akan mengulanginya setelahnya.

Sebenarnya ia belum rela membiarkan pria itu pergi dari pandangannya, ia belum mau berpisah. Tapi ia harus bersabar, ia tahu betul jika pria itu bukanlah orang yang bisa dipaksakan.
Ia harus tetap mendengarkannya, termasuk mengantarnya pulang ke rumah.

Bichen, "Tuan? Apa kita langsung kembali atau Anda ingin pergi ke tempat lain dulu?"

Wangji, "Siapkan undangan untuk akhir pekan ini, pilih siapa saja yang menurutmu pantas. Tapi, pastikan jika kakak ipar Yi Ning harus ada dalam daftarnya."

Bichen, "Anda ingin mengadakan jamuan makan malam? Dalam perayaan apa?"

Wangji, "Kembalinya 'dia'. Kau bisa tuliskan apa saja di kertas itu, aku tidak peduli. Aku hanya ingin dia menyelesaikan semuanya dengan cepat."

Bichen, "Baik tuan."

Wangji, "Dan satu lagi, jangan undang Li Jin Shan. Pastikan dia tidak datang dengan cara apa pun."

Bichen, "Eh? Baik tuan, saya mengerti."


Wangji memejamkan matanya.
Untuk kali pertamanya ia merasa beruntung dan berterima kasih pada apa yang Bichen lakukan untuknya di dunia manusia ini.

Ia bisa mewujudkan setiap kata-kata asal yang ia ucapkan begitu saja.
Ia bisa menjauhkan hal-hal berbahaya dari dia yang ditunggunya tanpa mengotori tangan.

Dalam hatinya, ia tidak peduli pada Yi Ning, tidak juga pada keluarga pria dengan wajah feminin itu.
Ia hanya peduli pada seseorang, dan selama ia bisa bersama orang itu, ia tidak akan ragu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro