Kejutan di hari penobatan
Sudah dua hari sejak peristiwa di Golden moon pack. Kini Lily tengah duduk manis dan dirias oleh beberapa maid. Gadis itu sekarang terlihat sangat cantik dengan balutan long dress berwarna merah darah berlengan panjang dengan krah berbentuk V dan punggung yang terbuka.
Rambut gadis itu di sanggul rapi sehingga memperlihatkan leher jenjangnya.
Ya, malam ini adalah malam penobatan Lily sebagai Alpha tunggal di Diamond pack.
LILY POV
Aku sedang duduk dan tengah di rias oleh beberapa maid di kamarku. Kini jam sudah menunjukkan pukul 19.50 yang berarti 10 menit lagi acara akan dimulai.
Jantungku berdegub lebih kencang dari biasanya. Aku sangat gugup
"Sudah selesai tuan putri, anda bisa melihat wajah anda di pantulan cermin sekarang!" Ucap seorang maid yang meriasku. Ku akui kerja mereka bagus, aku terlihat sangat cantik malam ini menurut diriku sendiri pastinya.
Aku mengucapkan terimakasih dan keluar dari kamar sementara mereka sedang membenahi alat make up.
Di luar pintu aku sudah di sambut oleh ayah dan ibu ku. Kami bertiga melangkah menuju taman mansion yang menjadi tempat penobatanku karena aku memilih konsep outdoor.
Di taman sudah penuh dengan banyak tamu undangan. Di podium seorang elder mempersilakan aku naik panggung untuk memulai upacara.
"Terimakasih pada tamu undangan yang sudah hadir pada acara malam ini, acara ulang tahun saya serta hari penobatan saya sebagai Alpha tunggal di pack ini." Lily memberikan kata sambutan sebelum memulai upacara.
THIRD POV
Seorang elder menyalakan api suci di dalam sebuah wadah berbentuk menyerupai baskom yang terbuat dari silver kemudian memberikan sebuah belati pada Lily.
Lily mengambil belati tersebut dan mengiris telapak tanganya, membiarkan darahnya mengalir ke api suci. Tak ada perubahan warna pada api yang menandakan bahwa Lily memang bukan werewolf. Lily mengucap sumpah akan menjadi pemimpin yang adil, bijaksana dan bertanggung jawab pada pack yang akan di pimpinnya.
Api suci padam. Namun sebelum benar-benar padam, sekilas api berubah warna menjadi putih dan tak seorangpun menyadarinya. Didalam wadah tadi terdapat sebuah tiara cantik dari silver dan diamond berwarna biru. Elder yang memberikan belati pada Lily tadi mengambil tiara tersebut dan memasangkan tiara pada kepala Lily.
Kemudian Lily maju ke pinggir podium, ia berdiri dan menggumamkan sesuatu lalu mengangkat kedua tangannya ke atas. Beberapa saat muncullah cahaya berwarna merah yang meluncur ke atas dan menjadi kembang api yang meluncur dari telapak tangan gadis tersebut ke langit.
Tamu undangan bertepuk tangan dan mengucapkan selamat satu persatu pada Lily. Beberapa tamu sudah ada yang menyantap hidangan yang telah disediakan.
"Selamat atas penobatanmu menjadi pemimpin tunggal pack ini, Alpha." Lily yang sedang minum menoleh ke arah suara. Yang ia lihat saat ini adalah seorang pria tinggi dan tampan mengenakan setelan tuxedo berwarna hitam. Sungguh mempesona.
Lily seperti pernah mengenal pria ini. Apalagi wangi maskulin dari pria dihadapannya tersebut terasa sangat familiar. "Terimakasih," Lily hanya tersenyum.
"Tidak mengingatku?" Lelaki tersebut berucap. "Tentu saja aku masih mengingatmu Aldrich," Jawab Lily.
"Ingin ku temani, Alpha?" Ucap Aldrich sedikit menggoda. "Saya tidak keberatan Alpha," Lily balas menggoda. Mereka berdua terhanyut dalam pembicaraan yang seru dan terkadang mengingat pertemuan pertama mereka.
"Ingin berdansa denganku?" Tawar Aldrich kemudian mengulurkan tangan pada Lily dan disambut oleh gadis itu dengan senang hati. Mereka berdansa di tengah, menghiraukan tamu undangan yang menatap mereka.
"Apa mate-mu tidak akan cemburu melihat kau berdansa denganku?" Lily memulai pembicaraan di tengah dansa mereka. "Aku seorang unmated wolf," jawab Aldrich. "I'am sorry, i don't know. Aku tak bermaksud." Lily merasa bersalah.
"Well, no problem. Kau tak salah." Aldrich tampak biasa saja.
Lily dan Aldrich sudah tak berdansa dan kini duduk di meja yang paling ujung.
Waktu berlalu sangat cepat. Para tamu undangan sudah mulai pulang satu persatu.
**********
"Maafkan putraku yang tak bisa menghadiri acara penobatan ini. Kami tak bermaksud menyinggung kalian. Tapi...sejak kejadian dua tahun yang lalu ia selalu menyendiri," Renata berucap dengan nada sendu.
"Tak masalah Rena, aku tahu bagaimana perasaan putramu." Emily mengusap punggung Renata pelan.
"Ku pikir anak itu akan datang untuk menjemput kami." Emily terkekeh, sebelum ia berhasil mengucapkan satu patah kata pun ia beserta suaminya, Renata dan Arthur menoleh karena mendengar deru mesin mobil yang mendekat.
Tak lama muncullah seorang pria tinggi dan tegap memakai setelan jas hitam dan celana bahan berwarna senada dengan kemeja putih. Ia terlihat tampan dengan mata hitam pekat bak elang dan garis rahang yang kokoh. Pria itu berjalan mendekati mereka berempat.
Pria itu berhenti sejenak dan memejamkan mata. Ia menarik napas panjang seakan kekurangan oksigen.
UNKNOW POV
Aku melajukan mobilku menuju Diamond pack dan memarkirkan kendaraanku setelah sampai. Cukup sepi, kurasa tamu sudah mulai pulang.
Aku berjalan menuju taman tempat acara di mulai. Aku tahu karena taman itu dihias dengan cantik di dominasi warna putih dan ungu, yang menurutku lebih mirip acara ulang tahun dari pada upacara penobatan seorang Alpha.
Baru beberapa langkah aku berhenti dan memejamkan mataku. Aku menghirup udara sebanyak mungkin setelah mencium aroma yang memabukkan. Bau madu yang manis.
"Apa kau merasakan itu juga Grey?" Aku memindlink wolf-ku. "Ya, aku juga merasakannya. Ini aroma.... mate!!" Balas wolf-ku dan setelahnya ia melolong sangat keras hingga membuatku pusing.
Aku dengan cepat menghampiri orang tua ku sambil melihat ke kanan dan kiri mencari asal aroma ini.
"Adrian, akhirnya kau sampai," ucap ibuku padaku. Aku membungkuk pada tuan rumah menunjukkan rasa hormatku.
"Kalau begitu aku pamit Emily, James." ibuku memeluk Luna Emily. "Tunggu sebentar ibu!" Cegahku. "Ada apa nak?" Tanya ibuku dengan raut bingung.
"Aku merasakan ada aroma mate-ku di sini. Boleh aku mencarinya sebentar?" Ucapku datar. Mata ibuku berbinar sepertinya ia sangat gembira mengetahuinya.
"Kau boleh mencarinya Alpha," Ucap Luna Emily padaku.
"Ibu, aku ingin istirahat jika boleh. Aku sangat lelah." Aku mendengar seorang gadis yang mendekat kearah kami dan berucap, namun sialnya aroma madu tadi bertambah kuat.
Semua orang disana menoleh ke arah suara gadis itu dan dengan spontan aku berkata, "MATE!!!"
ku lihat gadis itu terkejut mendengar penuturanku. "Jadi Lily mate-mu?" Ujar Renata terharu.
"Siapa kau?" Gadis tadi bertanya padaku. "Adrian Rohan. Alpha Golden moon pack." Jawabku datar. "Kukira Paman Arthur yang mempimpin pack. Dan apa yang kau bilang tadi, aku mate-mu? Apa aku tidak salah dengar?" Aku hanya menganggukkan kepala.
Jangan lupa baca versi lengkap di aplikasi Dreame/Innovel. Dan lik love untuk menambahkan ke library
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro