Epilog
Pagi ini Lily sangat sibuk. Ia tampak senang karena keluarganya berkumpul. Dengan dibantu Alisha, Lily menyiapkan makanan untuk anggota keluarganya.
Tahun demi tahun berlalu, kini Alisha sudah tumbuh menjadi remaja cantik sama seperti ibunya. Usianya kini menginjak 26 tahun.
Setelah semuanya selesai, gadis itu memanggil semua orang untuk sarapan bersama di meja makan.
Semuanya makan dengan lahap. Mereka -Adrian, Renata, Lucy, Geffrey, Jonathan, Narcissa, Aldrich, Jeff dan sikembar Javier dan Jerico- memuji masakan kakak dan ibunya.
Ya, Lily memiliki dua putra kembar yang kini menjabat sebagai Alpha dari Diamond pack dan Golden pack.
Sudah tiga tahun yang lalu Lily dan Adrian memutuskan untuk mendirikan rumah mereka di balik bukit, tempat warrior khusus pasukan Queen Artherena berlatih.
Lily memang masih memegang tugas menjaga perdamaian klannya dengan didampingi Adrian.
Sedangkan Renata masih memilih tinggal di Golden pack.
Alisha sendiri tinggal bersama kedua orangtuanya sejak dua tahun yang lalu.
Setelah acara sarapan selesai, mereka berbincang mengenai hal-hal ringan dan terkadang bersenda gurau bersama di taman kecil yang sengaja Lily buat di depan rumahnya.
"Baby Tierra sangat menggemaskan. Bibi, bolehkan aku saja yang merawatnya?" tanya Alisha pada Narcissa.
Narcissa dan Geffrey saling berpandangan kemudian semuanya tertawa.
"Buat saja sendiri dengan jodohmu nanti!" usul Javier.
"Itu pun jika kau menemukannya dalam waktu dekat." Jerico ikut menimpali. Kemudian mereka berdua ber-tos ria dan tertawa mengejek kakak mereka.
"Kalian selalu saja mengejek Alisha, lihatlah sekarang dia jadi merajuk!" ujar Lily mencubit putra kembarnya.
"Awas saja jika kalian menemukan mate kalian. Maka aku akan merubahnya menjadi tikus," ancam Alisha dengan muka yang memerah.
"Kalian ini sudah besar masih saja bertengkar," ujar Renata sambil menggelengkan kepalanya.
"Kalian akan menginap, 'kan?" tanya Lily tiba-tiba.
"Maaf, Bi, aku masih ada beberapa urusan di pack. Sepertinya aku harus pulang hari ini," jelas Jeff tampak menyesal.
Lily mendesah kecewa kemudian menatap Lucy dan Aldrich. Mereka paham arti tatapan Lily merasa tidak enak hati.
"Maafkan aku Lily, tapi aku juga masih memiliki beberapa urusan di pack. Lain kali saja kami akan menginap," ujar Lucy dengan nada yang terdengar menyesal.
"Baiklah, tapi lain kali kalian harus menginap di sini," ucap Lily dengan nada memohon.
Lily kemudian pamit untuk membereskan sisa sarapan bersama Alisha.
"Jadi bagaimana perkembangan pack, kembar?" tanya Adrian.
"Semuanya aman, Ayah," balas Jerico.
"Hanya saja terkadang kami bosan karena kertas-kertas itu tidak pernah habis. Selalu menumpuk di atas meja." Javier ikut menimpali dan disetujui oleh saudara kembarnya.
*****
Hari sudah semakin gelap. Lucy, Aldrich dan Jeff pamit pulang. Begitu juga dengan Jonathan dan Geffrey, karena mereka masih memiliki tugas di pack. Jonathan dan Geffrey kini menjadi penasihat Alpha. Mereka mengawasi perkembangan dan kinerja Alpha dan Betha baru di pack.
Suasana menjadi sepi saat semuanya pulang. Kini Lily, Adrian, Alisha, Renata dan si kembar tengah berada di ruang tengah. Mereka makan camilan dan minum teh.
"Ibu, lihat Alisha! Dia mengubah snack milikku jadi daun, Bu," adu Javier pada ibunya.
"Dia duluan yang menggangguku, Bu," kilah Alisha.
"Kalian ini ribut terus. Hari sudah malam, sebaiknya semuanya pergi tidur!" perintah Renata.
"Yah, Nenek tidak seru," gerutu Jerico tak terima namun ia tetap melaksanakan perintah sang nenek dan berjalan ke kamar dan diikuti oleh yang lainnya.
"Selamat malam semuanya, selamat istirahat!" sindir Renata halus karena tak ada yang mengucapkannya seperti biasa.
"Selamat malam, Nenek," balas ketiga cucunya.
Lily mengecup tangan Renata dan mengucapkan selamat malam diikuti oleh Adrian. Kemudian semuanya kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Sampai di kamar, Lily langsung membaringkan dirinya di ranjang dan tertidur di pelukan sang suami.
*****
"Ramalan itu salah Lily dan kau harus percaya!" ungkap seorang gadis.
"Apa maksudmu?" Lily tampak bingung, "Ramalan apa? Yang mana?" imbunya.
"Suatu saat dia akan datang dan mengatakan hal yang yang sama padamu. Tunggu saja!" Kemudian gadis tadi lenyap.
Lily masih kebingungan. Di tengah kebingungannya ia seakan diseret oleh sesuatu dan dimasukkan secara paksa ke sedotan kecil. Napasnya tersengal-sengal karena sesak. Sensainya seperti pertama kali melakukan teleportasi.
Setelah beberapa saat ia sudah berada di mansion Golden pack. Ia dapat melihat dirinya dan Adrian tengah duduk di kursi taman belakang. Mereka memperhatikan seorang gadis cantik yang tak lain adalah Alisha.
Gadis itu tengah mengasah ilmu sihirnya dengan bantuan spell book milik Lily yang telah diberikan padanya.
Lily mencoba mendekat. Ia ingin meraih Adrian namun gagal.
"Apa ini? Aku kembali ke masa lalu?" lirihnya.
Ia sadar, ia hanya akan menjadi penonton sampai semuanya berakhir.
Setelah beberapa menit ia melihat Reyhan berjalan ke arah Adrian dan Lily.
Lily sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi ia hanya harus melihat interaksi mereka sampai selesai.
Di sana Reyhan datang dan mengatakan pada Lily bahwa Alisha adalah mate-nya. Sama seperti belasan tahun yang lalu. Reyhan pernah berkata bahwa ia memiliki keterikatan dengan Alisha sejak gadis itu berusia dua tahun. Namun Lily menolak fakta itu.
Kini Reyhan datang kembali, sama seperti yang telah diramalkan oleh wizard itu.
Alisha yang mendengarnya sontak terkejut. Ada rasa tak rela jika harus berpisah dengan orangtua serta saudaranya. Apalagi di usianya yang masih muda ini, ia sangat ingin meneruskan jalan ibunya sebagai wizard yang kuat.
Setelah beberapa bulan, akhirnya Alisha mau di boyong oleh Reyhan ke istananya. Istana Vampire, dimana ia akan menjadi ratunya dan Reyhan sebagai rajanya.
Setelah adegan itu, Lily kembali tertarik oleh sesuatu dan beberapa dekit kemudian ia sudah berada di depan rumahnya yang sekarang ia tinggali.
Ia melihat Alisha menangis dan mengetuk pintu berulang kali. Banyak luka yang ada di tubuhnya dan gadis itu tampak sangat lemah.
Lily yang melihat tak kuasa menahan amarah dan kesedihannya. Adegan dua tahun yang lalu harus terulang kembali.
Alisha perlahan jatuh karena tak dapat menopang tubuhnya lagi. Matanya mulai menutup.
Lily sangat ingin menolongnya, namun ia tak bisa. Ia hanya penonton yang tak berpengaruh apapun.
"Alishaaa!!" teriak Lily. Ia terbangun dari tidurnya dengan keringat dan air mata yang berucuran.
"Ada apa Lily? Aku di sini, Sayang, tenanglah!" Adrian mengelus punggung Lily mencoba menenangkan.
"Aku ... aku .... " Lily bahkan tak sanggup hanya untuk mengucapkan sepatah kata.
Adrian memberikannya minuman agar Lily sedikit tenang.
"Tenanglah, tarik napas lalu hembuskan!" anjur Adrian.
Setelah Lily lebih tenang, Adrian bertanya. "Apa yang terjadi?" Dengan nada yang halus.
"Aku bermimpi tentang Alisha. Dia datang untuk menjemput Alisha kemudian semuanya terulang lagi. Alisha pulang dengan tubuh terluka dan tak ada yang menolongnya," jelas Lily. Air matanya terus turun tanpa ia perintahkan.
"Tenanglah, semuanya baik-baik saja! Kita yang akan menjaga Alisha jika pria itu datang lagi dan menyakitinya." Adrian memeluk Lily dan meyakinkannya bahwa itu hanya mimpi biasa. Kemudian menyuruhnya untuk tidur kembali.
Keesokan harinya semua penghuni rumah dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki yang amat mereka benci.
Bahkan Alisha tampak ketakutan. Ia bersembunyi di balik badan Lily. Sedangkan Lily menggenggam jemari putrinya sangat kuat dan menatap pria tadi dengan tatapan penuh amarah dan luka.
Ya, pria itu adalah Reyhan.
Ya, ini adalah epilognya hehe
gimana? greget gak?
semoga pembaca pada suka ya..
Pertama-tama aku mau berterimakasih karena sudah mendukungku dan ceritaku. Aku ga pernah nyangkan kalo ceritaku bakal tembus 90k lebih dilihat.
Kalian adalah semangatku dalam menulis cerita ini walau aku beberapa kali harus hiatus sementara karena sibuk sekolah hehe.. tapi kalian tetep menunggu hingga tamat
Okelah dari pada kepanjangan, aku mau pamit dulu..
Bye bye di ceritaku yang selanjutnya...
28/08/2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro