• 04 : Bertahan
Day 4 : Bertahan
Prompt : Treasure
cozmez ft. Akai Hoshira (OC)
Paradox Live © Avex Pictures
Words : 548
──────────────────────
Detak jantung berpacu begitu cepat, seiring dengan derap langkah kaki yang dipercepat jua. Bibirnya terus-menerus mengucapkan satu nama, sementara hatinya setia merapal do'a. Kepada Tuhan, bahwasanya ia masih belum siap kehilangan.
"Nayuta ...."
──────────────────────
"Kalian berdua ... harus tetap hidup untukku ..., mengerti?"
Bahana rapuh itu bercampur baur dengan suara guntur di luar sana, yang menandakan bahwa buana sedang tidak baik-baik saja. Pun itu terlihat dari bumantara yang tak secerah biasanya, serta kilatan cahaya yang nampak setiap menitnya di antara mega kelabu yang berarak membentuk gumpalan.
Di tengah isakannya, sang hawa menggelengkan kepala. Menolak keras permintaan dari sang adam barusan. "Tidak ... tidak mau! Yang akan terus hidup bukan hanya aku dan Kanata, tapi Nayuta juga!"
Genggaman ia eratkan tanpa sadar, melupakan fakta bahwa jarum infus masih tertanam di tangan yang berada di genggamannya. Nayuta meringis pelan dibuatnya.
"Hei! Kau menyakitinya!" Kanata cepat-cepat memukul lengan Hoshira. Sedikit keras. Membuat sang empu mengaduh lantas melepaskan tangan Nayuta tanpa sadar.
"Kau─hiks─tidak perlu memukulku, juga!" protes Hoshira. Jemari mengelus lengan yang menjadi korban pukulan barusan.
"Hahaha ...."
Tawa pelan mengundang diam dari keduanya. Fokus dari dua insan itu telah teralihkan dari pertengkaran tak berguna mereka, ke sosok Nayuta yang tengah menertawakan mereka berdua.
"Kalian berdua ini─uhuk─tetap akrab walau selalu saja bertengkar, ya?" Pemuda bersurai putih keunguan itu menarik napas, yang mana dirasa begitu menyakitkan di setiap tarikannya.
"Nayuta ...."
Ia mengulas senyum tipis, dipejamkannya mata sejenak sebelum memandang ke arah langit-langit kamar yang putih. Menghindari tatapan sendu dari dua insan lainnya.
"Kamu ... akan bertahan, bukan?"
Pertanyaan sang kakak menarik kembali perhatiannya. Masih dengan senyum tipis yang terulas di paras pucatnya, ia menjawab singkat, "Tidak."
Tentu saja jawabannya secara langsung mengundang amarah dari keduanya. Ini terbukti dengan kalimat yang diucapkan oleh Hoshira selanjutnya.
"K-KENAPA?! BUKANKAH KITA BERJANJI UNTUK BERTAHAN HIDUP SAMPAI BISA MEMBELI APARTEMEN BERSAMA?!" Hoshira berseru keras tanpa sadar. Total abai dengan fakta bahwa dirinya tengah berada di rumah sakit sekarang.
Nayuta tersenyum sesaat. Ia baru saja akan menjawab sebelum batuk hebat menginterupsi tanpa ijinnya. Dua insan lainnya sontak dilanda panik, dengan cepat memanggil tenaga medis
"Aku ... mohon padamu untuk bertahan! Kami berdua ini berharga bagimu, bukan ...? Nayuta?" Kanata bertanya, seiring dengan dipereratnya genggaman pada tangan sang adik. Seolah tengah berusaha untuk mencegah Nayuta pergi.
Di sela batuk hebat yang masih menyerang, Nayuta sempat mengulas senyum. Ia mengangguk tanpa bisa sempat mengeluarkan barang sepatah aksara. Kini, setiap napas yang dilakukannya terasa berkali-kali lipat beratnya.
"Na-Nayuta! Tolong ber─"
─"Kalian berdua ... tetaplah hidup ... untuk ... ku ...."
Kalimat itu berakhir, bersamaan dengan berakhirnya kehidupan sang empu. Kedua pasang netra yang berbeda melebar seketika. Daksa dari keduanya gemetar hebat. Pun air mata mengalir membentuk sungai kecil yang murni akan duka.
"Na ... Nayuta ...?"
Tak ada jawaban. Daksa Nayuta hanya terbaring di ranjang seperti biasanya. Namun kali ini berbeda, tak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang nampak.
"NA ... NAYUTAAA!!!"
Bahana pilu menggema, bercampur baur dengan deraian tirta yang kini kian menderas. Burung gagak yang entah berasal dari mana, tiba-tiba ikut menyuarakan rasa bela sungkawanya atas takdir ironi yang menghantam ketiganya. Lantas ia terbang, menyebarkan berita kepada seluruh buana, bahwasanya salah satu jiwa telah berpulang ke naungan nirwana.
──────────────────────
(A/N):
Serius, kelamaan nulis fluff aku jadi lupa cara nulis angst
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro