Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08. I Actually Feel (ft. Miya, Osamu)

Sesungguhnya, aku tak berani mengatakan apa yang kurasakan❞―by; Miya Osamu


.

.

.

"OSAMU," ucap (Name). "Apakah makananmu tak kebanyakan?"

"Biarkan." Lelaki bersurai hitam itu membalas. Dia menyumpitkan nasi di mangkuknya yang tampak menggunung.

"Heh, tapi nanti kamu jadi gemuk," lelaki bersurai coklat yang sangat mirip si surai hitam itu menimpali. "Nanti kamu gak bisa lompat setinggi sekarang―walau lompatanmu memang tak begitu tinggi."

"Atsumu benar!" (Name) menyumpit sebuah teriyaki dari piring si surai hitam, Osamu. "Nah, karena itu aku akan mengambil bagianmu. Itadakimasu!"

Mata Osamu melebar. "(Name)!"

"Wah, kalau begitu aku juga ambil." Kembaran Osamu, Atsumu, ikut menyumpit sebuah teriyaki dari piring Osamu.

"Kalian jangan ambil jatah makananku! Aku juga lapar, tahu!" keluh Osamu.

(Name) dan Atsumu lalu saling memberi tos. "Berhasil!"

"Kh." Osamu mengunyah nasi di dalam mulutnya, mengumpat kesal atas kelakuan (Name) dan Atsumu.

(Name) dan Atsumu kerap sekali melakukan itu, membuat Osamu marah supaya mereka dapat tertawa. Mengusili Osamu seolah telah menjadi sebuah kewajiban bagi mereka.

Hari itu, (Name) sedang bermain ke rumah si kembar. Tak terasa, makan malam pun datang. Itu alasan mengapa mereka kini berada di meja makan bertiga. Orangtua si kembar sedang tak dirumah, meninggalkan mereka bertiga.

Setelah selesai makan, mereka bertiga memutuskan untuk bermain video game.

"Tembak yang di kanan, Samu!" seru Atsumu.

"Aku ngerti!" balas Osamu, menggerak-gerakkan jempolnya di console game. "Yah, aku mati."

"Giliranku!" seru (Name), merebut console game dari Osamu dan melompat turun dari sofa. 

(Name) mulai memainkan game itu. Dan dalam dua menit, diaberhasil menembak mati dua musuh. "Ini sangat gampang, Samu. Kenapa kamu tak bisa?"

"Biasanya juga kayak gitu." Atsumu menambahkan. "Padahal ini sangat mudah. (Name) yang baru saja main sudah bisa membunuh dua musuh."

"Kalian menyebalkan!" cibir Osamu, menghempaskan tubuhnya di sofa.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka selesai bermain game. (Name) melihat ke arah jam di dinding.

"Astaga! Sudah pukul delapan!" seru (Name). Dia lalu bangkit dari tempatnya. "Atsumu, apakah kau bisa meng-"

Sebelum (Name) melanjutkan ucapannya, Atsumu menyambar handuk yang di sampirkan oleh Osamu dibahunya. Lantas, Atsumu berlari ke kamar mandi, membanting pintu dan menguncinya.

"Aku sedang mandi!! Osamu!! Tolong antarkan (Name)!!" teriak Atsumu.

***

(NAME) dan Osamu berjalan di bawah langitnya malam di bulan Desember. Udara pada bulan itu sangat dingin. Bahkan, mantel (Name) tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya.

"Dingin sekali ya," ucap (Name). 

"Hm," balas Osamu.

"Osamu?"

"Apa?" Lelaki itu membalas tanpa menoleh ke arah (Name).

"Osamu? Osamu? Osamu? Osamu?"

"Apaan!?" Dia akhirnya menoleh sembari berseru sebal. 

(Name) membuat cengiran lebar di wajahnya. "Ayolah. Seharusnya kamu melihat ke arahku kalau kupanggil, kan?"

Osamu menghelakan napasnya. "Kenapa, (Name)?"

"Gak ada apa-apa. Aku hanya ingin memanggilmu." Balas (Name), sedikit terkikih. "Kamu mudah sekali marah. Padahal aku awalnya tak berniat membuatmu marah. Tapi wajah marahmu membuatku terpancing untuk melakukannya terus."

Mendengar ucapan (Name), Osamu hanya dapat diam. Deru napasnya yang pelan berubah menjadi sebuah kepulan.

Sesaat dia melirik (Name) yang sedang menggosok kedua tangannya bersamaan untuk menghangatkan.

"Kamu kedinginan, (Name)?" tanya Osamu.

"Sedikit." (Name) mengusap-usap lengannya. "Tak apa kok. Sebentar lagi kita akan sampai, kan?"

Osamu terdiam sejenak. "(Name)."

"Hm?" (Name) menoleh ke arahnya.

Osamu membungkus leher gadis itu dengan syal miliknya. "Pakailah."

"Beneran nih? Kamu tidak marah, kan?" tanya (Name), membiarkan Osamu membungkus lehernya.

Osamu menggeleng. "Pakai saja."

"Makasih!" (Name) tersenyum lebar kepada Osamu. 

"Kalau..."

(Name) menoleh ke arahnya. "Kenapa?"

"Kalau kamu masih kedinginan... bilang saja..."

"Tidak, ini saja sudah cukup!" ucap (Name). "Terima kasih loh, sungguh."

Mereka berjalan sampai di depan rumah (Name). 

"Makasih sudah mengantarku," ucap (Name). Dia hendak melepaskan syal yang terikat di lehernya.

"Simpan saja," ucap Osamu.

"Beneran? Kamu tidak marah?" tanya (Name).

Osamu mengangguk.

(Name) tersenyum cerah, yang membuat Osamu sedikit tersenyum. Namun dia buru-buru memalingkan wajahnya sebelum (Name) sempat melihat senyuman itu.

"Sampai nanti, (Name)," ucap Osamu.

"Iya! Sampai nanti, Osamu!" Gadis itu membalasnya.

***

OSAMU menutup pintu rumah, melepaskan sepatunya dan melangkah masuk ke dalam rumah. "Tadaima."

"Okairi, Samu," ucap Atsumu yang sedang mengeringkan rambutnya. "Gimana?"

"Gimana apaan?"

Atsumu mendecak. "Kamu jangan berpura-pura, Samu. Aku kembaranmu, aku mengerti dirimu."

"Serius. Aku tidak mengerti."

"Gimana dengan (Name)?"

Osamu mengerutkan keningnya. "Hah?"

"Yah, apakah kamu tidak mengenggam tangannya saat berjalan? Atau mengatakan kata-kata manis kepada dia?" Atsumu menyikuti pinggang Osamu.

"Tidak. Aku tidak melakukan it-" Sejenak, Osamu teringat syal yang dia berikan kepada (Name). Lantas, wajah Osamu menjadi merah padam mengingat senyuman (Name).

"Oya? Oya? Oya!" Atsumu tersenyum main-main saat melihat ekspresi wajah kembarannya. "Kamu beneran jatuh cinta kepada (Name)?"

Osamu menarik handuk yang dipakai Atsumu untuk mengeringkan rambut. "Aku mau mandi."

Atsumu menghelakan napasnya. "Jangan sembunyiin, Samu."

Osamu berhenti melangkah menuju kamar mandi. "Nee, Tsumu. Apakah besok kau mau membantuku?"

***

ESOKNYA...

Osamu membuka pintu, menemukan sosok yang sudah tak asing lagi bagi dia. "Hei, (Name)."

"Loh, tumben Osamu yang membuka pintu. Atsumu dimana?" tanya (Name).

"Dia sedang keluar," jawab Osamu. "Ayo, masuk. Diluar pasti dingin, kan?"

"Makasih, Osamu!" ucap (Name) dengan nada ceria. Dia melangkah masuk ke dalam rumah. (Name) melirik ke arah dapur, yang sedikit berantakan dengan adonan kue. "Tumben sekali kamu memasak, Osamu."

"Memangnya kenapa?" ucap Osamu.

"Bukan sepertimu saja," kikih (Name). "Apakah aku bisa ikut membantu."

Osamu mengangguk singkat.

Mereka lalu berjalan ke dapur. Iseng-iseng, kamu mencolekkan tanganmu ke adonan dan mencobanya. 

"Enak?" tanya Osamu.

"Kurang gula," ucap (Name). (Name) menggulung lengan pakaiannya. Lalu dia memasukkan beberapa gelas gula, menambahkan air dan mencampurnya dengan mixer. "Kamu membuatnya untuk siapa?"

"Rahasia," balas Osamu. 

"He~h? Hiddoi yo, Osamu. Kasih tahu dong." (Name) menyikuti Osamu. "Apakah kamu mau memberinya kepada orang yang kamu suka? Aku akan mendukungmu loh!"

Osamu mengangkat alisnya. "Beneran?"

(Name) mengangguk. 

"S-soalnya. Aku-"

"Tadaima!" seru Atsumu. "Osamu aku..." Atsumu berhenti berbicara saat melihat (Name). "Oh, hai (Name)!"

"Hei, Tsumu," ucap (Name) "Nee, kamu baru darimana?"

"Minimarket." Atsumu membalas dengan cepat. "Hei, ayo kita membaca manga di kamarku. Jangan ganggu Osamu, dia pasti ingin membuat kue itu sendirian."

(Name) mengangkat alisnya. "He~eh? Kenapa? Tidak adil!"

Atsumu menaruh plastik kresekan di samping Osamu. "Sudahlah, ayo."

(Name) menghelekan napas. Dia mematikan mixer, mencuci tangannya dan mengeringkannya. "Ya sudahlah. Sampai nanti, Osamu."

(Name) dan Atsumu lantas berlalu ke kamar Atsumu. 

"Nee, Atsumu. Siapa orang yang disukai oleh Osamu?" tanya (Name) penasaran.

Atsumu membuat sebuah smirk. "Himitsu."

"Hmph!" (Name) melipat tangannya di depan dada. "Apa yang terjadi sama kalian berdua? Kenapa kalian tiba-tiba merahasiakan segalanya dariku?"

"Tidak semuanya harus kami sampaikan kepadamu, (Name)."

Dalam hatinya... entah kenapa (Name) merasa tercabik.

***

"...(ME)..."

"...(Na)..."

"(NAME)!!"

(Name) mengerjap dan terbangun dari tidurnya begitu mendengar seruan Osamu.

"Kamu tak mau pulang? Sudah malam loh."

(Name) melihat jam, sudah pukul 23.46. "Astaga. Makasih telah membangunkanku ya." (Name) menyapu pemandangan di kamar. "Atsumu?"

"Keluar lagi setelah kamu tertidur," ucap Osamu. "Ayo, aku akan mengantarmu pulang."

"Hei, apakah kamu sudah menyelesaikan kue itu?" tanya (Name). 

Osamu mengangguk. "Setelah mengantarmu, aku akan segera memberikan kepadanya."

"Oh," ucapmu walau sedikit merasa sakit. "Ya sudah, ayo."

Dalam perjalanan pulang, tak ada percakapan yang terciptakan diantara mereka berdua. Hanyalah hening yang menyelimuti mereka. Hingga sampai di depan rumah (Name), mereka berhenti melangkah.

"Kalau begitu, aku masuk ya, Osamu," ucap (Name). "Semangat untuk memberinya kue..." Kepalan tangan (Name) mengerat, suaranya bergetar. 

Dan Osamu menyadarinya.

"(Name)..."

Dengan ekspresi seriang mungkin, (Name) membalas. "Kenapa?"

Osamu menyodorkan kotak kue itu. "Ini untukmu."

Jidat (Name) mengerut. "Tunggu. Bukankah ini..."

"Untuk orang yang kusuka, yaitu kamu."

Wajah (Name) menjadi merah. "Tunggu. Demi apa kamu memberiku kue?"

"Ini sudah tengah malam," ucap Osamu. "Lihatlah sudah tanggal berapa."

"Hari ulang tahun-ku..."

"Otanjoubi omedetou, (Name)." Osamu mengulas senyum tipis.

(Name) membuka kue yang dia buat. "Kue stroberi? Kue favoritku? Kamu... baik sekali, Osamu. Terima kasih!"

Osamu mengambil salah satu stroberi, lalu memasukkannya ke dalam mulut (Name). Sebelum (Name) sempat bereaksi, Osamu mengecup bibirnya dan menjilati sedikit krim yang menempel di bibir (Name).

"Kamu mau kan menjadi pacarku?" tanya Osamu.

"Tentu saja!" balas (Name) dengan riang. Kali ini, dia sungguh-sungguh mengatakannya. (Name) mencolek kue itu, lalu mengolesnya ke wajah Osamu. "Daisuki yo, Osamu."

-  B O N U S -

"Tapi aku heran, kenapa kamu menyukaiku? Aku 'kan sering menganggumu bersama Atsumu."

"Yah, disaat kamu sedang tak mengangguku... kamu tampak lucu. Manis tepatnya."

"Heh? Manis bagaimana?"

*blush* "Sudahlah, nanti saja kita bicarakan itu."

"Oya, mendadak dandere, hm?"

---

A.N

Sudah lama gak buat request-an orang. Soalnya yang request sedikit banget.

Btw, Osamu dan Atsumu itu tokoh yang belum keluar di anime. Tapi bakalan keluar di S4 kok, sabar saja.

Makasih juga buat  yang sudah merequest ini. Sori ya kalau tak sesuai ekspesktasi. Aku kurang mengenali Miya Twins, jadi aku hanya mengandalkan data-data yang tersedia di Google.

Kalau begitu, see you guys later!

-Mochii

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro