Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04. Crazy For You (ft. Nishinoya, Yuu)

Sejak bertemu dengannya, aku seolah tergila-gila kepada dirinya❞―Nishinoya Yuu

.

.

.

(NAME) menekan tombol di vending machine sehingga terdengar suara kelontang, lalu dia mengambil minuman dari slot bawah.

(Name) menghembuskan napas kasar sembari membuka kaleng soda tersebut. Sesaat, dia mengambil kembalian yang berupa koin, tetapi koin tersebut jatuh dan menggelinding ke bawah vending machine.

"Tch, sial." (Name) hendak berjongkok, saat seorang lelaki buru-buru berjongkok dan meraih koinmnya.

"Nih, punyamu kan?" ucap lelaki bersurai hitam dan jambul coklat terang.

"Iya," ucap (Name) tanpa ekspresi. "Makasih." (Name) menunduk melihat lelaki itu, tubuhnya jauh lebih pendek dibandingkan tubuh (Name).

"Oi, jangan melihatku sambil menunduk gitu kek!" protes lelaki itu.

Wajah tanpa ekspresi (Name) hanya mendengus. "Terserahmu."

"Aku Nishinoya Yuu, kalau kamu penasaran!" ucap lelaki itu. 

"Aku sama sekali tak bertanya," balas (Name).

Nishinoya membuat cengiran lebar di wajahnya. "Yah, kan aku cuma bilang. Kamu sendiri? Namamu siapa?"

"(Surname) (Name)" balas (Name). "Terima kasih atas bantuannya, ya."

Nishinoya mengangguk kencang. "Kalau begitu, sampai jumpa (Surname)-san." Nishinoya berlari menuju lapangan voli indoor.

(Name) menggaruk tengkuknya sejenak. "Anak voli, ya?"

Saat dia hendak melangkah, (Name) tanpa sengaja menginjaki sesuatu. Sebuah gantungan kunci dengan bentuk bola voli.

***

"CEWE dengan tinggi 180?" ucap Sugawara kala mereka selesai latihan.

Dengan antusias, Nishinoya mengangguk. "Dia cantik banget loh, dan tinggi banget. Sampai kepalaku harus mendongak ke atas."

"Tapi Shimizu-chan tetap yang paling cantik, ya kan?" ucap Tanaka.

"Yah," Nishinoya memakai jaketnya. "Sepertinya (Surname)-san sedikit lebih cantik daripada Shimizu."

Seluruh ruangan menjadi diam saat mereka mendengar ucapan tak terduga dari Nishinoya.

"APA!? Nishinoya bilang kalau ada cewe yang lebih cantik dari Shimizu!?" teriak mereka semua di dalam ruangan itu.

"O-oi, diam kalian," ucap Nishinoya, wajahnya tampak merah.

Tanaka mencengkram bahu Nishinoya. Suaranya terdengar serius "Nishinoya."

"Kenapa?" Nishinoya ikut memakai intonasi serius.

Tanaka mengepalkan tangannya di udara. "Akhirnya sainganku berkurang!"

"Kalian!" teriak Daichii. "Cepetan, aku mau mengunci, loh!"

"Osu!" balas yang lain.

Setelah selesai menukar pakaian dan sejenisnya, Nishinoya beranjak pulang bersama Tanaka dan Ennoshita. Dalam perjalanan pulang, mereka mampir ke sebuah mini market.

"Tapi, aku kaget kamu bilang kalau ada cewe yang lebih cantik dibandingkan Shimizu-san," ucap Ennoshita. "Apalagi kalian berdua itu yang paling tergila-gila sama Shimizu-san."

"Biarkan saja, Ennoshita," ucap Tanaka sembari mengambil sebuah es krim. "Kalau begini sainganku berkurang."

"Yah, tapi kan masih ada Suga-san," ucap Ennoshita.

Nishinoya mengambil sebuah es krim rasa coklat. 

"Ano,"

Nishinoya mendongak, dan menangkap manik mata hitam itu.

"Kamu Nishinoya-kun kan?" ucap (Name). (Name) menyodorkan sebuah gantungan kunci. "Aku menemukan ini tadi saat aku membeli minum dari vending machine."

Nishinoya terlalu terpaku menatap dirimu. "Makasih..."

"Kalau begitu, permisi." (Name) menunduk sejenak. Lantas diaberjalan pergi dari sana, meninggalkan Nishinoya yang terpaku, melintasi Tanaka dan Ennoshita yang menghampiri Nishinoya.

"Oi, Nishinoya!" Tanaka memukul punggung Nishinoya dengan kencang. "Ada apa? Dan, apakah kamu melihat cewe tadi? Cantik banget."

"Itu si cewe yang kumaksud," gumam Nishinoya.

"Cewe itu?" ucap Tanaka. "Yah, dia memang cantik. Tapi menurutku Shimizu masih jauh lebih cantik."

Nishinoya melempar es krimnya kepada Tanaka. "Bentar, tolong bayarkan, ya. Aku mau menemuinya."

Nishinoya berlari keluar dari mini market, mengejar (Name) yang masih tak jauh dari sana. 

"(Surname)-san!"

(Name) menoleh. "Kenapa, Nishinoya-kun?"

"Kamu... kelas berapa?"

"2-1." Balas (Name) dengan singkat.

"Besok, aku akan datang dan mengajakmu makan siang," ucap Nishinoya. "Tunggu aku, ya!"

***

(NAME) menutup bukunya setelah pelajaran sudah selesai. Berpikir, apakah Nishinoya akan datang. Tetapi, dia tak peduli dan hendak berdiri dari kursimnya

"(Surname)-san!"

(Name) menoleh, dan mendapatkan sosok lelaki dengan tinggi 160 cm itu, melambaikan tangannya dengan senyum lebar.

"(Surname)-san! Makan siang bareng, yuk!" seru Nishinoya.

(Name) bangkit dari kursinya, mengacuhkan Nishinoya dan melintasinya.

"(Surname)-san!" ucap Nishinoya. "Ayolah, kita makan siang bareng."

"Aku gak mau," ucap (Name) dengan dingin.

Nishinoya mengikuti (Name), sambil melompat-lompat untuk menatap ekspresi di wajah (Name). "Kenapa?"

"Aku gak suka bersosialisasi, maaf saja," ucap (Name) sambil melangkah menaikki tangga yang mengarah atap.

Nishinoya melompat tiga anak tangga di depan (Name) dan berdiri di depanmu, membuatnya berhenti berjalan. Nishinoya menangkap manik mata hitam (Name), mengunci pergerakan (Name) hanya dengan tatapannya.

"Nishinoya-kun?" ucapmu pelan.

Nishinoya menangkap tangan (Name), menariknya. "Ayolah, kita makan bareng."

"H-hei, tunggu." (Name)tak bisa menghentikan Nishinoya yang begitu gesit. Tanpa sadar, mereka sudah sampai di ruang olahraga.

(Name) mengumpulkan napasnya setelah berlari. "Dasar..."

Nishinoya membuat cengir lebar di wajahnya. "Maaf, (Surname)-san."

"Hm," (Name) mengedarkan pandangannya. "Trus, mau makan dimana?"

"Di dekat pohon mau tidak?" tanya Nishinoya.

"Terserah." (Name) menjawab dengan cuek, lalu berjalan ke arah pohon yang dimaksud oleh Nishinoya.

Sesampainya disana, (Name) melihat beberapa lelaki lain. 

"Noya-san!" seru seorang lelaki yang botak. Dia melihat ke arah (Name) dengan tatapan kaget. "Kamu.... yang kemarin di minimarket kan?"

Kamu menunduk. "Namaka (Surname) (Name). Salam kenal."

"Tak usah terlalu formal," ucap lelaki botak itu. "Aku Tanaka. Yang itu, Kageyama, Tsukishima, Hinata, Yamaguchi, Sugawara, Daichi dan Asahi."

"Yoroshiku, (Surname)-san."

"(Surname)-senpai, apakah kamu akan sering makan dengan kami?" tanya Hinata. "Kamu tahu, saat latihan pagi, Nishinoya mem―"

Ucapan Hinata terpotong oleh Kageyama, Sugawara dan Tanaka yang menjejalkan makanan ke mulut Hinata.

"Heihh, aku jhadih thak bisha bernaph" ucapan Hinata lagi-lagi terpotong oleh Kageyama yang akhirnya 'membunuh' Hinata dengan memasukkan sebuah onigiri ke dalam mulutnya.

"Maaf kalau mereka sedikit ribut," ucap Nishinoya.

(Name) tersenyum kecil. "Tak apa." Buru-buru, (Name) menutupi senyuman di wajahnya itu. Astaga, jarang sekali diatersenyum di depan orang-orang seperti ini.

Nishinoya merasa heran atas tingkah (Name). "Kenapa, (Name)-san?"

(Name) menggeleng. "Tak apa."

***

HARI-HARI berlalu, dan (Name) jadi sering bersama Nishinoya dan teman-temannya. Terkadang, (Name) menonton mereka latihan sembari membuat sketch. Bahkan mereka pulang bersama dengan Ennoshita dan Tanaka.

Keinginan (Name) untuk tersenyum begitu besar, tetapi diaterus saja menahannya.

Hari itu berbeda. 

(Name) memasukki ruang olahraga. Tak ada orang. (Name) melihat ke bawah pohon, tempat mereka biasa makan siang, juga tak ada orang.

"(Surname)-san!"

(Name) menoleh dan mendapatkan sosok Nishinoya. "Nishinoya-kun, kemana yang lain?"

Nishinoya menggaruk tengkuknya. "Yah, sepertinya mereka akan sedikit terlambat. Bagaimana kalau kita makan bareng duluan."

Mereka duduk di bawah pohon berdua.

"Udaranya sejuk, ya," ucap Nishinoya saat semilir angin berhembus.

"Hm," balas (Name) dengan datar, menggigit roti lapisnya.

Nishinoya diam-diam mencuri pandang ke arah (Name) sesekali. "Hei, (Surname)-san."

"Kenapa?" tanya (Name), dia menoleh ke arah Nishinoya.

Disaat yang sama, Nishinoya melihat ke arah (Name) dan mengunci pandangannya.

"Aku suka samamu."

(Name) mengangkat alisnya. "Kamu bercanda kan?"

Wajah Nishinoya menjadi merah padam dan mengalihkan pandangannya. "A-aku tak bercanda. Kamu itu cantik, manis, baik, dan... yah..."

"Pfft."

Nishinoya tersentak. Kala dia melihat ke arah (Name), gadis itu sedang tertawa lebar sampai dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Air mata bahkan menggenang di pelupuk matanya.

"Apaan sih, cheesy ba-" ucapan (Name) terpotong kala Nishinoya menarik kerah (Name) dan mengecupkan pelan bibirnya.

Setelah melepaskan kecupannya, dia menatap (Name) lamat-lamat.

"Yang aku ucapkan tadi serius."

Kini, giliran wajah (Name) merah padam. Dia mengalihkan pandangannya. "Oh. Ya sudah. Aku tahu kamu serius." Dan (Name) kembali ke mode datar.

"Artinya, kamu mau kan?" 

"Mau apa?"

"Jadi pacarku."

(Name) menoleh sedikit ke arahnya. "Kalau aku gak mau?"

"Kamu gak bisa bilang seperti itu," ucap Nishinoya. "Soalnya, kamu harus bertanggung jawab karena telah membuatku tergila-gila padamu."

(Name) tak sadar, bahwa dia sendiri juga sudah tergila-gila kepada Nishinoya sejak melihat senyuman bagai anak kecilnya itu. Senyuman yang seolah tak memilikki beban sama sekali.

"Iya," ucap (Name). "Aku mau-mau saja."

Nishinoya memeluk (Name) dari belakang. "Arigatou, (Surname)-san."

"Nishinoya! Mana PJ-nya!" teriak Tanaka.

"Berisik! Tanaka!" teriak Nishinoya.

(Name) terkikih pelan. "Dasar bodoh."

***

A.N

Aku update because I'm so happy.

Aku ikut lomba story telling trus dapat juara 11 dari 28 peserta. Lumayan loh.

Gimana nih sama storynya? Enak gak?

Saran dan kritik diterima!

-Mochii

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro