part 02
Kanighara nama itu menghiasi absensi kelas XS2 atau sepuluh IPS 2. Ghara memasuki kelas dengan langkah cukup percaya diri. Ia mengambil bangku di jajaran ketiga di kanan kelas. Sementara itu, nama Yazid menyempil di antara siswa-siswi XS1.
“Ghara, mau ke kantin nggak? Mumpung belum bel?” ajak Yazid yang tiba-tiba muncul di balik pintu kelas. Ia tersenyum memamerkan gigi bajingnya yang putih.
“Abang lo juga di kantin, tuh. Barusan lewat kelas gua.”
“Bodo amat!” jawab Ghara sembari mendekati Yazid. “Jadi ikutan ekskul apa, Zid?” Ghara menanyai dengan santai. Keduanya bersandar di dinding dekat jendela.
“Enggak, gua mau ikut Osis aja. Males gua ikut ekskul, kumpulnya selalu di hari libur,” ucap Yazid sambil mengernyit. “Lo? Jadi gabung Leucopsar?”
“Kayaknya. Kemarin Bang Eky bilang, sesekali mungkin dia bakal ngajar,” katanya.
“Dari taekwondo kenapa musti ke takraw, Gha? Sayang, dua tingkat lagi sabuk item,” sindir Yazid dengan nada kecewa.
“Suka aja.” Ghara tersenyum.
“Nggak ada jawaban yang lebih rinci apa? Suka aja,” ledek Yazid dengan bibir manyun-manyun.
Ghara hanya melirik singkat sebelum memasuki kelasnya lagi. “Nggak ada yang lebih indah dari roll spike punya Bang Eky sama Bang Rajha,” bisik Ghara.
***
Kantin cukup penuh, Ghara, Yazid, juga Rajha duduk berhimpitan di bangku kayu sambil menikmati jajanan masing-masing. Ghara melirik sang kakak.
“Bang Rajha, cicip dong!” pinta Ghara menatap antusias. Ia tersenyum manis sambil menelan ludahnya.
“Beliin gua es jeruk dulu, nanti gua kasih.” Rajha mendekatkan plastik cimol bumbu bubuk cabe dan keju ke dekat dadanya. Seakan tak mau Ghara cicipi.
“Uangnya?” Tangan Ghara menampi angin di depan Rajha.
“Dari lo lah, kan gua minta beliin. Bukan tolong beliin,” jawab Rajha dengan congkak. Ghara mendesis.
“Uang Ade abis buat bayarin paket COD orang.”
“Bontot kampret!” Rajha mendengkus. Ia menjulurkan tusukan berisi tiga cimol pada Ghara. “Jangan banyak-banyak, lo nggak kuat pedes.”
Ghara menikmati cimolnya, ia melirik Rajha menyodorkan gelas plastik berisi jasuke padanya. “Tukeran mau nggak? Ini kemanisan.”
“Ckk, gua lagi enak makan, Tot!”
“Ade juga … lagi enak cicip.”
Rajha mengambil gelas plastik di tangan Ghara, sambil menyodorkan plastik cimol. “Makan tuh cimol! Berak, berak lo!” ketusnya. Ia meninggalkan Ghara dan Yazid yang anteng menikmati makanannya.
Tak berselang lama, sekaleng minuman pereda panas dalam mendarat di kepala Ghara. “Kalau udah panas perut jangan diabisin, abisin aja isi kalengnya,” kata Rajha.
🦊
Rajha itu usil, saking usilnya nggak bisa lihat hidup Ghara damai. Inginnya sih adu jotos, bikin dunia jungkir balik. Bumbu persaudaraan antara anak-anak Bapak Marzuki.
Haha abang Ade emang suka gontot-gontotan, gemes cubit juga ginjalnya;)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro