Chapter 7🍭
Aurel tengah sibuk menyalin catatan di buku tugasnya saat jam istirahat kedua dimulai. Awalnya Syabila mengajak untuk makan siang di kantin, tapi dengan alasan masih kenyang gadis itu memilih untuk tetap di kelas. Sebelah headseat tergantung yang ujungnya tersumbat di telinga. Sesekali menggerakkan kepala, mengikuti irama musik yang didengarnya.
Merasa haus, Aurel meraih botol air minum berwarna ungu muda yang ia letakkan di ujung meja. Meneguk sedikit air di dalamnya lantas menutup dan menaruh kembali benda itu di tempatnya semula.
Lagu yang terputar berhenti, digantikan dengan nada dering teleponnya. Aurel menghentikkan aktivitas menulisnya dan menggeser tombol hijau pada layar.
"Halo?"
"Rel? Seriusan ga mau nyusul ke kantin?
"Nggak."
"Gue jemput, deh, beneran."
"Enggak, Bil."
"Udah jam makan siang ini. Lo ga laper apa?"
Aurel menarik napas. "Enggak! Udah ah, sana! Gue mau nyalin dulu. Beliin gue wafer apa kek!"
"Hm, yaudah."
Tanpa menjawab, Aurel langsung mengakhiri percakapan mereka denan menekan icon berwarna merah.
Lagu kembali terputar. Kali ini musik slow rock kesukaannya yang terlantun. Membuat gadis itu ikut menyanyikan liriknya. Aurel menyadari pergerakan yang disebabkan oleh seseorang yang duduk di sampingnya, tapi memutuskan untuk pura-pura tidak tah. Ia juga masih tetap dalam posisinya saat merasa sedang diperhatikan.
Beberapa saat kemudian, gadis itu berdecak, dirinya seperti akan salah tingkah sehingga memilih untuk menoleh dan menangkap pandangan orang itu.
"Apa?" tanyanya pura-pura ketus.
Dion menggeleng. "Nih, pake punya gue aja," katanya sambil mengambil paksa buku Syabila yang Aurel gunakan untuk menyalin dan menaruh bukunya di depan gadis itu.
"Ihh, gue lagi nyatet!" kata Aurel berusaha meraih kembali buku Syabila yang malah disembunyikan Dion di belakangnya.
"Punya gue lebih lengkap."
Aurel yang malas berdebat pun kembali menyatat. Ia mengabaikan Dion yang duduk menunggu perhatian darinya.
"Entar anak basket mau ke sini, deh, kayaknya," celetuk Dion memancing Aurel.
Aurel teringat, seringkali ia melihat Alfi sedang bermain basket di lapangan bersama teman-temannya saat pulang sekolah ataupun jam istirahat kedua. Sudah bisa dipastikan kalau pria itu salah satu anggota di ekskul tersebut. Refleks, ia menoleh.
"Serius?"
Dion mengedikkan kedua bahunya dengan pandangan misterius.
"Ah, bo'ong lo!" ketus Aurel dan mendorong bahu Dion. Melihatnya, pria itu hanya tertawa kecil.
"Nggak-nggak, seriusan. Mereka beneran mau ke sini," ucap Dion kemudian.
"Ngapain?"
"Ya ngenalin ekskul lah, ogeb!"
Aurel hanya ber-oh-ria, tapi setelahnya ia mengangkat sebelah alisnya.
"Kok, lo bisa tau?"
"Iya, lah. Kan gue mau masuk basket."
"Halah, sok-sok-an aja lu mah!" dengus Aurel.
"Lah, emang beneran, kok. Awas aja lo ntar pas gue udah main di lapangan, malah teriakin nama gue."
"Yeuuu, ngarep ae lu!"
Aurel membalik lembaran buku Dion. Sisa satu setengah halaman lagi yang harus disalinnya. Ia berharap ini berakhir sebelum pelajaran jam terakhir dimulai. Kalau tidak, ia harus pasrah dikeluarkan dari kelas.
Gadis itu tidak lagi mendengar lagu. Sebab ponselnya dipinjam Dion, cowok itu mengatakan akan mengirim aplikasi yang biasa digunakan Aurel untuk belajar. Dan Aurel seratus persen yakin, ia tak akan mempelajarinya. Boro-boro, saat pelajaran di kelas saja Dion lebih banyak tidur. Mungkin ia hanya gabut dan tidak tahu akan melakukan apa.
"Rel, cantik nggak?" tanya Dion tiba-tiba sambil memperlihatkan layar ponsel pada Aurel.
Aurel mendapati foto selfie seorang gadis dengan rambut yang lumayan panjang.
"Eh hp gue!" kata Aurel dan hendak mengambil kembali ponselnya.
"Pinjam bentar doang, elah."
"Parah banget sih, lo! Ngestalk ig cewek pake akun gue! Jangan sampe ke-like aja lo!" celoteh Aurel.
"Iya, iya. Cerewet banget sih."
Dion terdiam sebentar, kemudian mengulangi pertanyaan yang tak sempat dijawab Aurel karena gadis itu langsung mengomelinya. "Cantik, nggak?"
"Mana coba liat!" Aurel mengambil ponselnya. Mengamati gadis dalam foto itu. Setelahnya ia mengembalikkan pada Dion dan melanjutkan, "lumayanlah. Anak kelas mana?"
"Kelas 12. Bentar lagi tamat."
"Seriusan?" Aurel kembali merampas ponselnya. Mengagumi betapa manisnya gadis itu. "Kok imut banget, sih."
"Ya, emangnya elo!" olok Dion, merebut ponsel di tangan gadis itu.
"Sana pergi lo! Dasar kutil biawak! Udah minjem hp orang, ngatain pula! Sana lo! Sana! Pergi lo dari sini!" kesal Aurel semabari terus mendorong pria itu agar menjauh darinya, sementara Dion terbahak.
Detik berikutnya seorang cowok masuk ke kelas sepuluh mipa tiga dengan beberapa anak yang mengikutinya dari belakang. Orang itu menatap Aurel dan Dion yang memang saat itu tengah menjadi pusat perhatian.
Refleks Aurel menghentikkan aksinya, merasa malu apalagi saat mendapati mata Alfi yang memandangnya. Ia kini sudah duduk diam di kursi, mengundang helaan napas lega dan gelengan kepala dari Dion.
Alfi dan satu murid cowok sudah di depan kelas, sedangkan sisanya berdiri di dekat pintu. Semua murid yang berada di kelas diam, menunggu Alfi membuka suara.
"Selamat siang semua. Kami dari Tim Basket SMA Cahaya Abadi, ingin merekrut anggota baru untuk masuk ke dalam tim kami. Jika ada yang bersedia, silahkan menulis nama, nomor ponsel, dan id linenya," jelas Alfi kemudian menoleh pada pria tinggi di dekat pintu, mengodenya untuk mendata siswa.
"Gebetan lo tuh," bisik Dion setelah menyikut Aurel di sampingnya.
"Apa sih!"
Kira-kira ada delapan orang dari kelas Aurel yang tertarik mengikuti ekskul basket. Salah satunya Dion yang maju ke depan dan mendaftarkan namanya.
"Walau kau menghapus, menghempas diriku, mengganti cintaku~!" suara nyanyian yang berasal dari cowok dengan headseat di telinga yang duduk di belakang kelas, membuat Aurel menoleh padanya seketika. Ia seperti teringat akan sesuatu.
Lantas gadis itu kembali berbalik ke depan dan mendapati Alfi yang baru saja juga menatapnya. Tak berapa lama pria itu melayangkan senyuman yang membuat Aurel menggaruk kepalanya dengan kikuk.
🐛🐛🐛
Annyeong!😋
Maaf kubaru update😓
Pokoknya jan lupa divomment yaaa manteman😃
Terimakasih<3
24 Mei 2019
~zypherdust💋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro