Chapter 27🍭
Dua hari sebelum ujian akhir semester satu dilaksanakan. Dan ini adalah hari ketiga di mana Aurel dan Alfi belajar bersama untuk persiapan ujian—dengan pelajaran-pelajaran yang menurut mereka wajib dipelajari lebih dalam seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Awalnya ini adalah saran dari Alfi yang kemudian disetujui oleh Aurel.
Selain karena ingin menghabiskan waktu dengan pacarnya, Aurel juga merasa ia bisa mengambil keuntungan dari belajar bersama ini sebab Alfi termasuk murid kelas unggulan yang katanya sering mendapat peringkat kelas. Ia yakin cowok itu bisa dengan mudah menjelaskan materi yang kurang dipahaminya.
Ruang tengah rumah Aurel merupakan markas Alfi dan Aurel selama tiga hari ini. Buku paket, buku tulis, dan kotak pensil yang kosong tercecar di atas meja. Ada juga beberapa bekas bungkusan makanan. Sebotol pepsi dan dua gelas yang ada di nampan ditaruh di dekat TV. Sengaja dijauhkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak Aurel inginkan.
Waktu menunjukkan pukul 18.30 yang artinya mereka berdua sudah menghabiskan satu setengah jam berkutat dengan segala materi Kimia. Alfi menegakkan punggungnya yang terasa pegal. Ia bangkit dan meraih nampan yang ada di dekat TV. Menuangkan pepsi pada dua gelas yang kemudian salah satunya ia berikan pada Aurel.
"Rel," Aurel menoleh dan mengambil gelas dari tangan Alfi. Masih menulis sesuatu sebentar sebelum meneguk minumannya.
Sementara Alfi sendiri kembali menaruh gelas yang sudah tandas pada nampan. Matanya melihat sekitar dan berhenti pada bungkusan makanan milik Aurel yang tergeletak di berbagai tempat namun tidak jauh dari gadis itu. Tanpa mengganggu Aurel yang sedang konsentrasi dengan bukunya, Alfi memungut bungkus-bungkusan itu dan membuangnya di tempat sampah yang berada di dapur. Tiga hari menghabiskan waktu kurang dari tiga jam di sini membuat Alfi sedikit mengetahui seluk-beluk rumah Aurel.
"Kak pizza-nya udah dateng," kata Aurel pada Alfi yang baru kembali ke ruang tengah. Alfi mengangguk dan langsung menuju pintu depan, meninggalkan Aurel yang kini memainkan ponselnya.
Aurel men-scroll pesan-pesan pada Line hingga tak sengaja matanya menemukan satu nama yang tampak.asing. Gadis itu pun membukanya.
radiikrana added you by ID
add back?
yes | no
Aurel menaikkan sebelah alisnya dan sedikit merasa bersalah walaupun tidak tahu siapa orang ini. Pasalnya pesan ini dikirim dari seminggu yang lalu, mungkin, Aurel sendiri tidak yakin. Dan bahkan ia tidak mengingat adanya pesan ini. Beruntung ia menemukannya sekarang.
"Namanya lucu, cewek ya?" gumamnya.
Bukannya apa, tetapi Aurel hanya tak mau dianggap sombong oleh orang lain. Gadis itu lantas menekan salah satu dari dua bagian persegi di layarnya.
you and radiikrana are friends now
Tak berapa lama Alfi kembali dengan menenteng sesuatu di tangannya. Box berwarna coklat itu ia letakkan di atas meja, setelah sebelumnya mengisyaratkan Aurel untuk menyingkirkan beberapa buku di sana. Juga plastik berisi tiga gelas minuman.
Box besar tersebut dibuka Alfi dan Aurel berbinar menatap makanan favoritnya itu. Kedua tangannya dikatupakan di depan dada sambil memikirkan bagian sebelah mana yang harus ia ambil duluan.
"Dek, panggilin adek kamu, gih," suara Alfi menghentikan tangan Aurel yang hendak terulur. Gadis itu berdecak dan menarik napas, lantas berteriak memangil nama adiknya.
"Putri!"
Satu teriakan yang cukup melengking untuk bisa didengar Putri, tetapi Aurel tidak menemukan tanda-tanda anak itu keluar dari kamarnya. Ia lantas mengambil ponsel dan mencoba untuk menelepon adiknya.
Alfi yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Butuh lebih dari satu panggilan yang mungkin membuat Putri merasa terganggu sehingga anak itu keluar dari kamarnya dan menghampiri mereka dengan wajah yang ditekuk.
"Kenapa, Kak?" tanyanya menatap kesal ke arah Aurel. Tetapi begitu melihat kakaknya yang tengah menyuapkan seloyang pizza ke dalam mulut, membuatnya menelan ludah.
"Noh," Aurel mengarahkan dagunya pada box pizza. "Ambil piring sana kalo nggak mau makan di sini."
Tanpa menunggu lama gadis yang hanya beberapa tahun di bawah Aurel itu langsung ke dapur, mengambil piring kaca. Ia kembali dan mengambil satu loyang dan hendak kembali ke kamar tetapi Alfi menahannya.
Alfi mengangkat box pizza dan diarahkan pada Putri sambil tersenyum simpul. "Ambil lagi aja."
Cowok itu kemudian mengambil salah satu Boba dan memberikannya pada Putri.
Putri sempat melirik Aurel, tetapi kemudian mengambil dua loyang pizza lagi. Dan menerima boba dari Alfi. "Makasih Kak Alfi!" serunya semangat. Alfi hanya mengangguk singkat, menyertai kepergian Putri. Sedangkan Aurel hanya mendengkus.
"Kak, nanti pas H-1 ujian, aku, Syabil sama Dion mau keluar. Beli alat tulis buat ujian."
"Nggak punya? Aku kayaknya punya lebih, mau?"
"Punya, sih. Cuman udah nggak lengkap gitu. Sekalian jalan-jalan juga." Aurel tampak menimbang-nimbang sebentar sebelum bertanya. "Kakak mau ikut?"
"Enggak, aku nggak bisa," jawaban Alfi yang terlalu cepat itu membuat suasana di antara mereka seketika menjadi canggung.
"Ah, iya."
Hening. Aurel sudah menduga ini akan terjadi. Tetapi sepertinya Alfi memang tidak berniat membuat Aurel salah paham, sebab ia terlihat gelisah di tempatnya. Aurel menyadari itu sehingga ia kembali tersenyum dan mencoba mencairkan suasana.
"Kak, tolong minumnya," katanya. Alfi dengan sigap langsung memberi satu gelas boba yang masih utuh.
Setelah puas meneguk minumannya, Aurel meletakkan gelas plastik yang sisa setengah itu agak jauh di sampingnya. Mengambil buku paket juga catatannya dan ditaruh di atas meja dan mulai fokus kembali.
Diam-diam Alfi masih merasa bersalah pada perempuan di sampingnya itu. Matanya sekarang terus mengamati Aurel yang tidak sadar sedang diperhatikan. Ia tersenyumn tipis saat mendapati kening Aurel berkerut samar menatap soal Kimia di depannya.
"Bingung yang mana?" tanyanya lembut dan tanpa sadar menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan gadis itu.
Aurel mendongak dan sempat tergagap karena menyadari posisinya dengan Alfi. Tetapi kemudian ia dengan cepat menjawab ucapan cowok itu.
🐛🐛🐛
Hai!
Selamat membaca :)
Keep vomment!
Tencuuu :*
5 Juli 2020
~zypherdust💋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro