Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 25🍭


Aurel menatap riwayat percakapannya dengan kekasih hatinya yang tak lain adalah Alfi. Pesan terakhir yang dikirim Alfi itu kemarin malam, memberi tahu bahwa ia sudah sampai rumah dan mengingatkan Aurel agar jangan tidur terlalu larut.

Membaca ulang percakapan mereka sebentar dan merefresh kembali aplikasi warna hijau itu. Hasilnya tetap sama seperti sebelum-sebelumnya, tidak ada satu pun pesan balasan dari Alfi. Aurel juga tadi sempat meneleponnya tetapi panggilan itu tidak diangkat.

Mendesah dan menjatuhkan kepala di atas meja. Posisi kepalanya menghadap ke samping kanan dengan ponsel yang masih menyala tepat di wajahnya. Dion yang duduk di samping gadis itu yang semula sedang asik bermain game cacing, sekilas menoleh karena desahan panjang Aurel.

"Kenapa lo?" tanya Dion yang kini kembali memfokuskan diri pada ponsel di tangannya.

Aurel menatap Dion dan lagi-lagi mendesah. Sepertinya tindakan Aurel menganggu Dion, sebab sudah lebih dari lima belas menit gadis di sampingnya ini terus saja seperti itu. Dion sama sekali tidak bisa menahan rasa penasarannya dan tidak bisa untuk segera menanyakan ada apa. Sehingga pria itu lantas mematikan ponsel dan menoleh sepenuhnya pada Aurel.

"Lo ganggu, tau, nggak?" ketus Dion.  Gantian ia yang mendesah. "Mendingan cerita, deh, kenapa sebenernya."

"Gue takut, Yon," adu Aurel seperti anak kecil pada Ibunya tanpa beranjak dari posisi semula.

"Takut apaan?"

Aurel bergerak, menegakkan badan dan menghadap ke Dion. Melirik sekitar sebelum kembali membuka suara. "Kak Alfi nggak bales pesan gue."

"Astaga, Rel. Gitu aja lo takut?" tanya Dion heran. "Lagi boker kali dia, atau nggak lagi bantuin Mamanya. Udah,  lah, tungguin aja. Palingan juga bentar lagi dibales."

"Mana ada boker sampe berjam-jam. Bantuin bonyok juga gak lebih dari dua jam, kali," kata Aurel dengan sinis. "Masalahnya dia nggak ada ngabarin gue dari kemarin."

"Mana pertemuan terakhir kita kek gitu lagi," gumam Aurel yang sebenarnya bisa didengar Dion.

"Gitu gimana?"

Aurel mengibaskan tangannya. "Ah  udahlah! Males gue bahas ini."

Gadis itu kembali menidurkan kepala di atas meja dengan tangan kanan yang terus memainkan ponselnya yang sedeng dalam keadaan mati. Dalam hati masih bertanya-tanya kenapa Alfi belum juga membalas pesannya. Sedikit berharap kalau semuanya akan baik-baik saja, mengingat kejadian tadi malam yang membuat dirinya terlihat terlalu berlebihan.

Syabila memasuki kelas dan mendudukkan diri di kursi depan Dion dengan posisi badan menghadap ke belakang. Menaruh beberapa bungkus biskuit di atas meja. Kemudian mengambil salah satunya untuk ia buka dan nikmati sendiri tanpa berniat membagi kedua temannya.

Dagunya ia arahkan pada Aurel. "Kenapa lagi, Dia?"

Dion mengedikkan bahu, pura-pura tidak tahu. Lalu memutuskan kembali bermain game cacing di ponsel pintarnya.

Syabila bangun dari duduknya dan berpindah ke kursi di depan Aurel. Kesempatan itu dipakai Dion yang juga berdiri dari kursi untuk mencuri satu bungkus biskuit milik Syabila yang masih utuh dalam kemasan.

Syabila sempat melotot pada cowok itu dan bersiap untuk memukulnya, sebelum Dion yang lebih cepat menghindar dan menjulurkan lidah.
Gadis itu akhirnya hanya bisa mencebikkan bibir kesal dan kembali menatap perempuan di depannya.

Syabila menggoyang-goyangkan lengan Aurel sampai temannya itu akhirnya menegakkan badan dengan enggan.

"Kenapa Lo?" tanya Syabila dengan nada sangsi. Aurel hanya menggeleng dengan wajah memelas sebagai tanggapan.

"Rel!" sentak Syabila.

"Nggak papa, ih."

"Halah, bo'ong!"

Aurel kembali mendesah sebelum menjawab lagi. "Gue laper."

Syabila terdiam. Mengambil biskuitnya untuk dibagikan pada Aurel setelah sebelumnya menatap gadis itu beberapa saat.

Aurel membuka bungkusan biskuit di tangannya dan langsung memasukkan dua potong ke dalam mulut. Ia menyengir.

Syabila yang memang tidak mengalihkan pandangan dari Aurel kini menarik napas. Ia tahu Aurel sedang pura-pura tersenyum. Ia juga tahu kalau ada hal—yang mungkin saja berat—yang sedang dipikirkan gadis itu. Aurel pasti tidak ingin membuatnya khawatir. Tetapi bagaimana bisa dirinya tidak khawatir? Pasalnya beberapa hari terakhir ini Aurel terus saja bersikap seperti saat ini. Tidak semangat dan seceria biasanya. Saat ditanya kenapa pun, ia selalu memperlihatkan senyum yang terkesan dipaksa dan berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja. Padahal justru itulah yang membuat Syabila semakin khawatir dengan sahabatnya ini.

Aurel tampak asik dengan biskuitnya yang tinggal seperempat ketika matanya tidak sengaja menangkap sosok familiar yang baru saja melewati kelasnya. Sontak melepaskan bungkusan makanan begitu saja di meja dan meraih ponsel yang ia taruh di atas paha. Tangannya dengan cepat mengotak-atik benda pipih itu. Kemudian menunggu dengan cemas.

Entah sudah keberapa kalinya ia mendesah hari ini. Lagi-lagi panggilannya tidak dijawab Alfi. Aurel kembali menekan ikon berbentuk telepon di layar datar itu. Sengaja tidak menempelkan ponsel ke telinga, ia tidak mau memancing Dion atau pun Syabila yang ia yakini pasti akan bertanya-tanya.

Aurel menggigit bibirnya kala mendapati panggilannya masih juga tidak diangkat. Bergerak gelisah di bangkunya. Tetapi sesekali melirik pada dua temannya, berusaha terlihat tidak terlalu berlebihan.

Aurel membuang napas kasar. Akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya agar tidak terlalu berpikiran yang aneh-aneh. Ia tahu itu sangat tidak baik untuknya. Namun sebelum itu, Aurel sempat mengirim pesan pada Alfi lagi. Mengatakan agar pria itu segera menghubunginya jika sudah membaca seluruh pesannya.

Aurel bertekad tidak akan mengaktifkan ponselnya sampai ia handak tidur nanti malam.

🐛🐛🐛

Malam! Eh, maksudnya pagi wkwk :v
Akhirnya aku update lagi, maap telat, dan maap kali ini partnya pendek hehe :'
Btw, ada yang nyadar ga sih kalo ada plothole dia salah satu part sebelumnya?😂
Maap deh ya maap, ntar kurevisi kalo cerita ini udah selesai🙏
Keep vomment!
Tencuuu😘

19 Juni 2020
~zypherdust💋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro