Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[SKENARIO] - Balikan

Ini adalah sekuel dari skenario sebelumnya hwhwhwh, yang nunggu versi HEAVENS sama QN harap tunggu karena udah draftnya >///<

***

Shinomiya Natsuki

***

Natsuki dan dirimu sudah beberapa hari ini tidak bertemu. Natsuki berusaha bertemu denganmu, selalu. Namun kau menghindarinya. Hatimu sakit. Kau juga merasa belum siap bertemu dengannya. Pagi ini sebelum kelas dimulai, Syo mengajakmu ke ruang latihan, tempat kamu dan Natsuki pertama kali bertemu. Kau memasuki ruang latihan, dan mendapati Natsuki di sana sedang bermain biola. Syo mengunci kalian berdua di sana.

"[Name], aku minta maaf ..."

Kau agak terkejut mendengarnya, padahal yang salah itu kamu. Kenapa Natsuki yang minta maaf?

"... aku egois, aku selalu mengganggumu. Maaf ya?" suaranya terdengar sungguh-sungguh. Ia memunggungimu. Kau hanya menganga, terlihat bodoh.

"Natsuki, jujur aku juga salah. Maaf juga ya?" balasmu. Kau menahan isakan. Tiba-tiba Natsuki memelukmu, membuatmu tambah baper. 



Tokiya Ichinose

Kau dan Tokiya seperti orang asing di master course. Beberapa kali, Otoya berusaha menyatukan kalian namun itu usaha sia-sia. Kau sering mendapati Tokiya sedang menatapmu, secara terang-terangan. Apa itu sengaja? Saat kalian pacaran saja, ia tidak pernah melirikmu. Sama sekali. 

Hari ini kau berada di belakang sekolah. Kau mendapati Tokiya di sana secara kebetulan. Reflek, kau langsung kabur darinya. Namun Tokiya malah menarik lenganmu sambil memanggil namamu.

"Apa maumu, Ichinose?" tanyamu dingin. Kau meronta dari Tokiya, namun itu sia-sia karena Tokiya lebih kuat. 

"Apa mauku?" ulangnya. "Kenapa kau memutuskan hubungan kita sepihak, [Name]?"

Kau membelalak tidak percaya. "Kau bodoh!" serumu dengan kesal. "Bodoh! Bodoh! Kau tidak pernah meluangkan waktu untukku! Aku hanya ingin ... sebentar saja bersamamu!"

Tokiya sedikit mengendurkan genggamannya. Ia menatapmu, ia tampak tertegun dengan seruanmu. "Maaf," ucapnya lirih. "Aku memang bodoh, seperti katamu. Aku tidak bisa membagi waktu antara kamu dan kehidupan idolaku. Maaf,"

"Berikan aku kesempatan kedua," ucap Tokiya tegas. Kau hanya menunduk. Kau takut tersakiti lagi. Namun hati kecilmu berharap padanya.

"Baiklah," balasmu. "Kuberi kesempatan kedua,"

Tokiya menatapmu tidak percaya. Ia memelukmu tiba-tiba, membuatmu merona hebat. "Terima kasih, [Name], aku tidak akan mengecewakanmu,"



Ren Jinguji

Sudah tiga hari kalian berpisah, namun Ren terang-terangan mengejarmu kembali. Kau merasa bebas saat Ren dan dirimu tidak berhubungan lagi. Meski beberapa kali kau memergoki Ren merayu perempuan lain, kau merasa sakit. 

Dasar playboy, begitu batinmu berkata. 

Sekarang pukul 22.18, waktumu untuk tidur. Namun matamu seakan tidak bisa tertutup. Pada akhirnya dirimu duduk di depan jendela, memandang langit malam. Ponselmu bergetar secara tiba-tiba, membuatmu kaget. Siapa yang malam-malam telepon?

"Halo? [Name]?"

Suara berat Ren terdengar di ponselmu. Kau langsung mematikannya sepihak. Tiba-tiba pesan terkirim di ponselmu.

Ini Ren, [Name]. Tolong lihat keluar jendelamu.

Kau memutar bola matamu. Oke, kau membuka jendelamu dan melihat keluar. Terdapat Ren Jinguji memegang saxophone dan mengalunkan melodi pada malam itu. Kau merasa terharu. Setelah memainkan saxophone-nya, ia berteriak.

"[NAME]! AKU MENCINTAIMU!"

Kau merona. Malu berat. Beberapa jendela di asrama perempuan terbuka, memusatkan atensi mereka pada Ren. "A-ahou! Sana balik ke asramamu!" balasmu sambil berteriak juga.

"TIDAK SAMPAI KAU MEMAAFKANMU, [NAME]!" serunya lagi. Tolong, ini memalukan. "ITU SALAH PAHAM! TOUKA MENCIUMKU SECARA TIBA-TIBA!"

"Y-YA SUDAH, Ahou! Sana balik ke kamarmu, aku maafkan deh!" kau berseru sambil menutup wajahmu. Demi apa pun, kau malu sekali. Ren mengacungkan jempol sambil menyeringai. 



Ittoki Otoya 

Otoya seakan menghindarimu. Beberapa kali kau memergoki dia menatapmu saat di kelas. Natsuki mengatakan bahwa Otoya butuh waktu sendiri. Otoya tidak bisa mengambil keputusan, kau tahu itu. 

"E-etto ... [Name] ..."

Suara yang familier ini membuatmu menoleh. Otoya yang memerah. Wajahnya imut namun kau menepis pikiran itu. "Ya? Ittoki?"

"Aku mau minta maaf!" Ia bungkuk sambil menyodorkan kotak berbentuk hati yang dibalut pita berwarna merah. Kau menatapnya tidak percaya. "Aku minta maaf! Maaf! Maaf! Aku hanya tidak ingin [Name] mengasihaniku saat aku curhat, maaf!"

"A-ah ..." kau menggaruk pipimu. "Otoya-kun ... kau berlebihan. Mana mungkin aku mengasihanimu! Aku menyayangimu!" semburmu secara tiba-tiba. Sedetik kemudian, kau langsung menutup mulutmu. Kau merona.

"Yokatta!" Ia menaruh kotak berbentuk hati itu ke lantai, dan langsung memelukmu erat. "Maaf, [Name]! Aku membentakmu, waktu itu tidak sengaja. Maaf!"

Kau terkekeh pelan. "I-iya ... aku maafkan. Aku juga minta maaf, Otoya-kun!" kau balas memeluknya. Atensimu beralih pada kotak berbentuk hati di lantai. "Itu apa, Otoya-kun?"

"Ini cokelat putih, kata Ren perempuan yang sedang marah harus diberi cokelat," ucapnya polos. Kau tertawa melihat tingkahnya.



Syo Kurusu 

Syo menjauhimu, kau merasakannya. Sempat beberapa kali Natsuki berusaha menyatukan kalian, namun Syo menjauh dan berteriak, "Dia sudah tidak ada urusan denganku!"

Beberapa hari ini, kau agak kecewa. Kau kira Syo akan mengejarmu kembali, namun ternyata tidak. Syo malah balik menjauhimu. Mungkinkah dirimu harus move on dari Syo saat ini? Tapi hati kecilmu masih mengharapkan dia. 

"[Name]-chan, ayo ikut!"

What the-

Sore hari, setelah kelas berakhir, Natsuki menarikmu menuju kamarnya. Kau meronta namun itu usaha bodoh, karena dia lebih kuat darimu. Natsuki menguncimu dan Syo di kamarnya. Kau menggedor-gedor pintu secara gila, namun Natsuki mengabaikannya. 

"Oi, Kurusu," akhirnya kau memanggil Syo. "Bantu buka, dong!"

Syo diam di tempat. Ia berbaring di ranjang dan malah memunggungimu. Kau menghela napas kasar. "Kurusu. Cepat bantu, sebentar lagi aku ada janji dengan teman," pintamu lagi. Kau mendengar Syo menggumam, namun tidak jelas.

"Panggil dulu nama depanku, baru kubuka," Syo menjawab. Kau memutar bola matamu. "Maaf ya, [Name], aku merahasiakan hubungan kita. Aku hanya belum siap membeberkannya. Apalagi jika Kaoru atau orangtuaku tahu, mungkin mereka sudah merencanakan pernikahan,"

Kau melongo seperti orang bodoh. "Syo ..." kau bergumam. "Ya sudah, Syo, cepat buka pintunya. Aku ada janji, serius!"

"Kau memaafkanku?" ia tetap memunggungimu. Kau menghela napas. 

"Ya, aku memaafkanmu. Aku juga minta maaf ya," kau tersenyum saat Syo bangkit dari ranjang, lalu menatapmu. Ia memerah dan itu sangat imut. Klek! Suara pintu terbuka, lalu kau mendengar Natsuki berteriak.

"Omedetou!"



Hijirikawa Masato 

Kau tahu Masato dingin dan jarang berbicara, namun beberapa hari ini ia mencoba berbicara denganmu. Namun kau menghindarinya. Hari ini, Ren mengajakmu makan ke restoran ternama. Kau hanya mengiyakannya, karena jadwalmu kosong, serta traktiran yang ia janjikan. Kau hanya mengenakan dress berwarna biru gelap dengan high heels berwarna hitam. Tiba-tiba kau mendapatkan pesan dari Ren, setelah kau sampai di restoran.

Ren : Lady, mejanya nomor 29. Bersenang-senanglah

Kau menautkan alismu. Maksudnya apa? Bersenang-senanglah? Kau duduk di sana dengan firasat tidak enak. Sesaat kemudian, Masato datang dengan setelan berwarna gelap. Ia duduk di hadapanmu. 

"Ehm, malam," ia menyapamu. Namun kau memalingkan wajahmu. Firasatmu ternyata benar. Kau meremas ujung dress dengan perasaan campur aduk. Kau kesal karena Ren menipumu, kau agak senang karena bertemu dengan Masato, kau juga gugup bertemu dengan mantanmu.

"Ma-malam," balasmu lagi. Kau berniat meninggalkan Masato, namun terkutuklah high heels yang kamu pakai. 

"[Name], aku langsung ke intinya saja," kau kaget mendengar Masato mengatakan hal seperti itu. "Aku mau kita ... ehm ... balikan,"

Reflek, kau langsung menatapnya. "Aku tahu kau pasti tidak mau. Maaf karena aku tidak mempercayaimu, aku hanya takut kehilanganmu, [Name]. Tolong maafkan aku. Aku memang bodoh. Aku sampai membentakmu, maaf," ia bangkit dari kursi, lalu membungkuk. Kau tampak salah tingkah melihat tingkahnya.

"I-iya ... duduk saja, M-Masato. Lagipula aku juga salah, maaf ya," kau tersenyum kecut. Masato duduk kembali di kursinya. Tiba-tiba ia tersenyum, membuatmu merona. 

"Aku akan memegang baik-baik kesempatan darimu, aku janji," tegasnya. Kau hanya menunduk malu. 

**************************

INI APA HWHWHWH SAMPE 1000+ kata lho, minna hwhwhwh


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro