"Your Welcome?"
"Your Welcome?"
Genshin Impact Fanfiction
Story © XOZLOVSE_
.
Wanita bersurai biru itu menghela napas kasar. Dirapikannya dokumen yang sedari tadi ia kerjakan itu. Eula Lawrence adalah wanita pekerja keras semua orang tahun tentang hal itu. Walau kerja kerasnya patut diacungi jempol, tetap saja banyak orang yang masih memandangnya sebelah mata karena latar belakang keluarganya. Bahkan tidak jarang ia diperlakukan berbeda atau ditakuti oleh penduduk sekitar.
Eula sendiri adalah orang yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan keluarganya, dapat dikatakan dia sudah mengkhianati keluarganya sendiri. Bahkan Eula bergabung dengan Kight of Favonius, tetapi tentu saja hal itu tidak dapat mengubah pandangan warga mondstat secara langsung.
Wanita itu pun bangkit dari duduknya, badannya terasa kaku sekali. Ia pun meregangkan badannya sebentar sebelum pergi meninggalkan ruangan kerjanya.
"Uh hai?" sapa Eula kikuk kepada perempuan bersurai brunette yang berada didepan ruangannya itu. Nampaknya ia hendak menemui Eula. "Eula! Tadi aku hendak menemuimu didalam ruanganmu, tapi ternyata kau sudah selesai" perempuan itu menggaruk tengkuknya canggung.
Amber, itulah nama perempuan bersurai brunette itu. Ia dan Eula dapat dikatakan cukup dekat, pada dasarnya Amber adalah orang yang ceria dan ramah. Mungkin hampir semua orang akrab dengannya. Amber adalah seorang outrider yang termasuk bagian dari Knight of Favonius. Amber lah yang membantu Eula diwaktu awal ia bergabung dengan Knight of Favonius.
"Untuk apa kau mencariku?" tanya Eula to the point. "Umm, akhir akhir ini aku sering mendapatimu lebih banyak menghabiskan waktu didalam ruang kerjamu. Aku khawatir kau makan terlambat" Amber terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata katanya. "Jadiiiiiii bagaimana kalau kita makan doang bersama, bekerja keras itu baik tapi kau juga harus beristirahat untuk menghirup udara segar seseka-" ucapan Amber terpotong "Baiklah, ayo sudah lama juga aku tidak makan diluar" Eula tersenyum tipis. Senyuman Amberpun merekah, dipeluknya Eula kuat kuat. "YAAAYYY, TERIMAKASIH EULA!!" seru Amber, "Padahal harusnya aku yang berterimakasih" batin Eula sembari menatap Amber yang sekarang tengah merangkul lengannya itu.
"Selamat siang!" knights yang tengah menjaga didepan kantor Knights of Favonius itu menunduk kecil kepada Amber dan Eula. "Yaa siaaang!!" Amber balik menyapa dengan riangnya. Sementara Eula hanya menyapa balik dengan canggungnya "Siang..?".
"Eula apa kau ada makanan yang kau sukai di Good Hunter?" Amber memasang pose berpikir. Eula mengerutkan dahinya, mencoba mengingat ingat. "Aku tidak memiliki makanan favorite di Good Hunter" Eula menghela napas. "Tapi kau pasti memiliki makanan favorite kan?" Amber masih belum menyerah. Eula mengangguk "Terkadang aku suka membuat dessert--" "WAHHH, tak kusangka Eula juga suka makanan manis" Amber yang terlalu bersemangat memotong ucapan wanita bersurai biru itu.
Eula memegang bahu Amber, dihelanya napas dengan kasar. "Aku belum selesai bicara... Dessert yang biasanya kubuat bukan dessert manis yang seperti itu" Amber tertawa canggung. "Kalau begitu kapan kapan bolehkah aku mencobanya?" tanya Amber penuh harapan. Eula mengangguk, "Tentu saja, nanti akan kubuatkan" manik coklat milik Amber berbinar binar.
Sesampainya di Good Hunter, Amber dan Eula pun langsung memilih tempat duduk. "Eula kau tunggu disini saja ya? Biar aku yang pesan" ujar Amber bangga sembari mengacungkan jempol kepadanya. "Huh? Kau kira aku tidak bisa pesan sendiri?" sifat Eula memang begitu, Eula sering kali salah tangkap san terkadang ia terlalu berambisi. Tapi entah kenapa hal itu membuat Amber tertarik kepadanya. Amber terkikik "Hahahaha yaampun bukan begitu maksudnya, maksudku Eula duduk disini saja untuk menjaga tempat duduknya lalu aku akan memesankan makanan dan minumannya. Jadi kita seperti bagi tugas begitu" wanita bersurai biru menyubit pipi Amber dengan wajah yang bersemu merah "Tanpa kau jelaskan mendetil seperti itu aku juga sudah paham tau!".
"Baiklah baiklah! Kalau begitu kau ingin makan apa?" tanya Amber sembari mengelus pipinya yang merah bekas cubitan Eula itu. "Aku pesan mushroom skewer saja" jawab Eula. Amber mengangguk lalu pergi meninggalkan Eula untuk memesan makan siang mereka berdua.
"Uhh, apa kau yakin kau dapat menghabiskan ayam itu sendirian?" tanya Eula sembari menatap perempuan didepannya itu penuh dengan tanda tanya. "Aku membeli ini untuk kita berdua kok! Memangnya Eula kenyang hanya dengan makan mushroom skewer tiga tusuk?" Amber tersenyum. "Kenyang kok, makanya aku hanya pesan tiga" Eula semakin dibuatnya bingung. "Ish! Pokoknya Eula harus coba, honey sticky roast adalah menu terbaik di Good Hunter" paksa Amber sembari menyodorkan potongan ayam kepada Eula.
Eula pun tak mau kalah "Kalau begitu kau juga harus makan mushroom skewerku!" balasnya. Merekapun sharing beradu tatapan sampai akhirnya mereka berdua menyerah. "Baiklah, ayo kita saling mencicipi makanan masing masing saja" Amber menghela napas pelan. Hal tersebut membuat Eula tertawa, "Uh-hei? Eula kau kenapa?" tanya Amber kebingungan. "Ahahaha, aku tak apa. Kau lucu" Eula masih belum berhenti tertawa, "Kau lucu" hal itu dan tawa Eula terngiang ngiang didalam otak Amber. Kini mukanya merah padam, pikirannya kosong yang ada diotaknya sekarang hanya tawa Eula.
"Hei? Amber? Amber kau tak apa?" Eula yang melihat Amber terbengong dengan wajah yang merah padam itupun khawatir. Ia menepuk nepuk pipi Amber menyoba menyadarkannya. "A-ah!" Amber terbangun dari lamunannya, dan hal pertama yang ia lihat adalah Eula yang memegang pipinya. Wajahnya semakin memerah. "Amber apa kau sakit?" tanya Eula khawatir. "Aku tidak sakit kok tenang saja!!" Amber mengacungkan jempol. Eula pun mengelus dadanya lega.
"Eula ayo katakan 'aaaaa' " Amber menyodorkan ayam ditangannya hendak menyuapi Eula. Eula menggeleng malu, "Ti-tidak usah! Aku bisa mengambil sendiri!" ujarnya malu malu. "Sudah kubilang ayo bilang 'aaaaaa' saja!!" Amber masih belum patah semangat untuk meluluhkan Eula. Setelah beberapa perdebatan akhirnya Eula pun mengalah. "Baiklah.." Eula pun membuka mulutnya lebar lebar. "Bagaimana? Enak?" tanya Amber sembari melahap mushroom skewer yang ditawarkan Eula. Eula mengangguk "Tidak heran ini disebut menu terbaik, walau tidak sebaik moon pie yang kubuat sih" jawab Eula sembari mengelap pinggiran mulutnya. "Eula bisa membuat moon pie?! Tak kusangka ternyata Eula berbakat dibidang memasak juga" Amber sampai terkagum kagum dibuatnya. "Umm, apa kau mau mencobanya besok? Uhh apakah kau besok senggang? Besok malam lebih tepatnya" Eula kesulitan merangkai kalimat, bahkan is tak berani menatap lawan bicaranya. Amber mengangguk "Besok aku senggang kok!" Eulapun tersenyum. "Bagaimana kalau besok malam kita pinknik diatas Starnatch Cliff?" tawar Eula sembari membuang muka, ia tak sanggup melihat reaksi Amber. "Hmm, berarti kita akan stargazing ya? Baiklah!! Aku akan menjemputmu besok!" Amber tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih itu.
Tanpa ia sadari hari yang ia tunggu tunggu telah tiba. Eula pun memasukkan hal hal yang sudah ia persiapkan sedari tadi kedalam keranjang serta moon pie yang fresh dari pemanggang. Eula berharap moon pie itu masih hangat sat mereka sudah sampai disana nanti.
'Tok tok tok'
Eula pun langsung membukakan pintu, sesuai dugaannya Amber sudah berada didepan pintu. "Eula!!" tanpa bass basi perempuan bersurai brunette itu langsung memeluknya. "Apa kau sudah siap?" tanya Amber bersemangat. Eula mengangguk sembari mengambil keranjang yang sudah ia persiapkan sedari tadi itu. Amber menundukkan kepalanya sembari mengatakan sesuatu yang sulit didengar oleh Eula, ucapan Amber hanya terdengar seperti busuk bisik. "Maaf tapi aku tidak kedengaran" Eula sweatdrop. Amber menggaruk tengkuknya dengan canggung "A-apakah kau tidak keberatan bergandengan tangan denganku untuk perjalanan kesana nanti?" tanya Amber. Manik ungu kekuningan milik Eula terbelalak. "A-aku tidak keberatan kok" jawabnya ikut gugup. "Terimakasih" Amber tersenyum lembut, begitupula dengan Eula.
Sesampainya disana Amber dan Eula pun langsung mengambil posisi diujung tebing, spot yang paling disukai oleh orang orang. Hari ini adalah hari keberuntungan mereka spot itu kosong. "Ternyata disini benar benar seindah yang orang orang katakan ya?" Eula terkagum ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari hamparan bintang bintang itu. Amber mengangguk "Ya, disini sangat indah" lain halnya dengan Eula perempuan bersurai brunette ini tidak bisa melepaskan pandangannya dari wanita disampingnya ini. "Astaga maafkan aku, bukannya langsung mengeluarkan makanannya aku malah terlena dengan pemandangannya" Eula menepuk dahi. Dikeluarkannya moon pie buatannya itu, untungnya pie itu masih dalam kondisi hangat. "Ini memang bukan dessert, tetapi jujur aku sangat bangga dalam membuatnya" Eula tersenyum lebar. Jarang jarang sekali is tersenyum begini. Amber berharap waktu terhenti agar is dapat selalu memandangi senyum itu.
"Kalau begitu aku coba ya!" Amberpun langsung melancarkan gigitan pertamanya. "Bagaimana menurutmu?" tanya Eula antusias. Sementara itu Amber tak dapat berkata kata. "Saking enaknya aku sampai tidak dapat berkata kata" Amber melahap moon pie miliknya sampai Tak tersisa sedikitpun. "Kalau kau makan secepat itu nanti kau dapat tersedak" Eula menasehati sembari memakan moon pie miliknya.
Kini mereka berdua hanya terhanyut dalam kesunyian sembari memandangi hamparan bintang yang menghiasi langit malam. "Hey Eula" panggil Amber lembut. Eula pun berguling ke arah Amber. "Ya?" mereka berdua bertatap tatapan. "Terimakasih atas segalanya, terimakasih sudah bersamaku. Terimakasih karena kau tak merasa terganggu olehku, terimakasih sudah membuatkanku moon pie. Yang paling utama adalah terimakasih kau sudah mau menghabiskan waktu denganku. Eula hanya tertegun, selama ini ia ingin mengatakan hal yang sama. Ia ingin berterimakasih kepada Amber karena tak memperlakukannya dengan cara yang berbeda. Eula sangat bersyukur tiap kali Amber mengajaknya untuk menghabiskan waktu senggang dengan dirinya. "Aku juga... Terima kasih" mereka berdua terdiam. "Fuuh" Eula membuang napas ia sudah memantapkan pilihannya sekarang. "Aku memang tidak pandai berkata kata manis maupun merangkai kata kata, namun terimakasih karena kau sudah mau berada disisi ku, terimakasih karena kau sudah mau menghabiskan waktu senggangmu denganku, terimakasih karena kau sudah mengkhawatirkanku, dan terimakasih sudah mengajariku pads saat itu" Amber terbelalak, ia tak menyangka Eula dapat berkata kata seperti ini. Mereka berdua terdiam lagi selama beberapa menit, "Sama sama?" ucap mereka berdua berbarengan. Mereka berduapun tertawa riang dibawah sinar rembulan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro