Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Siapa Sangka

Siapa Sangka

Blue Lock © Muneyuki Kaneshiro dan diilustrasikan oleh Yusuke Nomura
Itoshi Rin x Reader
Story by azaleeiya_kirmizi 

.
.
.

***

Pribadi seorang Itoshi Rin memang terlihat seperti acuh tidak acuh, bahkan untuk seorang teman pun dia tidak begitu peduli. Hanya seorang rival sajalah yang pemuda itu anggap. Selain itu, jangan berharap bisa dekat dengan si bungsu Itoshi.

Rin tampak tidak akan menghormati siapa pun. Dia hanya akan mengakui kehadiran orang itu jika memiliki kemampuan atau pengaruh yang terlihat dan mengganggu di lapangan sepak bola.

Apalagi dekat dengan perempuan, itu sangat mustahil. Dia bahkan tidak ingat berapa banyak cokelat Valentine yang dia dapatkan tahun lalu karena dia menolak semuanya.

Ada kalanya Rin mendapat julukan 'si Jenius yang Dingin', saking tidak mau ia diganggu dan disentuh. Rin tanpa ragu akan melayangkan tatapan sinis.

Namun, hari itu setelah latihan rutin selesai untuk Kesebelasan Blue Lock, ada yang menghampiri Rin. Tepatnya seorang gadis berkucir twin tail berlari masuk lapangan. Di tangan kanannya terdapat botol mineral, pada tangan kirinya pula ada handuk kecil yang ikut terbawa.

"Permainan kamu tadi keren banget, aku sampai tahan napas lihatnya," kata sang gadis dengan semangat menggebu-gebu. "Seharusnya aku tadi sekalian bawa camcorder juga buat abadikan golnya Rin."

Ocehan dari si nona tak dikenal ini mengundang pandangan heran (dan takjub) dari rekan tim pesebakbola Rin. Mereka tidak menyangka ada perempuan yang berani mendekati Rin tanpa rasa takut.

"Isagi, kamu kenal enggak sama cewek itu?" Bachira bertanya pada kawan karibnya, ia menyenggol lengan Isagi. Dengan mata yang masih melekat memperhatikan interaksi antara perempuan asing itu bersama Rin, Bachira penasaran.

"Kerabatnya mungkin," jawab Isagi seadanya. Dia tidak mau ikut campur urusan orang lain, apalagi sampai mengganggu privasi orang tersebut. Itu bukan suatu sikap yang sopan. "Kalau memang penasaran. Tanya, gih. Tapi semisalnya Rin marah, jangan bawa-bawa aku. Tanggung sendiri akibatnya."

Bachira meng-oke-kan perkataan Isagi, lalu meluncur menghampiri Rin. Diam-diam Isagi juga memperhatikan mereka di sisi lapangan.

"Rin-chan! Tumben enggak langsung bersih-bersih duluan."

"Bukan urusanmu, Bachira Meguru."

Mengabaikan kalimat tidak bersahabat yang terlontar oleh Rin, Bachira berdalih pada sang gadis. "Hawo ... aku Bachira Meguru, temannya Rin. Namamu siapa, cantik?"

"Salam kenal, Bachira-kun, namaku [Surname] [Name]." Gadis itu menjabat tangan Bachira penuh semangat. Namun, Rin dengan cepat memisahkannya tangan perempuannya itu dari genggaman Bachira.

"Enggak usah pakai pegang-pegang bisa, 'kan?"

[Name] menenangkan Rin. "Aku yang pegang duluan, kamu jangan marah sama Bachira-kun, dong!"

Dehaman kecil sajalah yang terdengar dari Rin. Pria jangkung tampak tidak begitu minat untuk memohon maaf duluan.

"Ne, ne, [Name]-chan ada hubungan apa sama Rin? Aku kagum kamu enggak dapat sikap judes si Jenius ini," tanya Bachira.

Sekian sekon Rin dan [Name] bertatapan. Lalu, pemuda beriris toska itu mengangguk pelan, seperti mengisyaratkan bahwa dirinya tidak keberatan untuk [Name] menyuarakan kebenaran.

"Aku sama Rin itu pacaran, Bachira-kun. Hehe."

Sontak Bachira berlari ke arah Isagi. Mengabaikan Rin yang seperti akan mengamuk.

"ISAGIII, RIN SUDAH PUNYA PACAR!!!"

Tidak jauh beda dengan Bachira, reaksi Isagi juga sama terkejutnya. Isagi merangkul bahu Rin. "Punya pacar kok enggak bilang-bilang, sih?!"

Tawa kecil mengalun pelan dari [Name]. "Tolong maklum saja, ya. Dia ini tipe talkless, tapi dia ungkapkan rasa sayangnya lewat perlakuan. Bahkan yang menyatakan perasaan dulu juga aku, loh."

"Enggak heran kalau itu Itoshi Rin."

Pada dasarnya. Hubungan [Name] bersama Rin itu begitu kuat, sehingga bahasa terbatas ketika mencoba menjelaskannya. Rin tidak pandai merangkai kata-kata romantis, dia bingung untuk mengungkapkan perasaan sayang, rindu, cemburunya lewat deretan kata. Yang bisa dia lakukan yaitu menjaga [Name] agar selalu berada di sampingnya.

~ FIN ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro