Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Purple Light

Purple Light

Blue Lock © Muneyuki Kaneshiro & Yosuke Nomura
Michael Kaiser x OC
Story © kalafiendra

.
.
.

***

Orang-orang bilang bunga yang mekar di siang hari amatlah cantik, namun iris ungu tersebut bercahaya tatkala malam telah datang. Seakan berkata kepada dunia, indah tak hanya tentang mereka yang berada di bawah matahari. Ketika kita pertama kali bertemu, aku, Michael Kaiser hanya bisa diam tanpa kata; menatap ke arahmu yang kala itu sedang bermain gitar dengan cantiknya, seketika berhasil buat diriku terjatuh. Sejenak aku bertanya kepada Tuhan tepat setelah mata terpejam tersebut mulai tunjukkan keindahan miliknya—manik ungu yang entah mengapa terlihat bercahaya kalahkan terangnya lampu saat itu. Bahkan, aku rasa ini lebih menyilaukan dari surai pirang milikku; meski orang-orang berkata rambut ini begitu indah bagai mentari, tetapi untukku. Kamu, mengalahkan semuanya.

Di bawah sinar lampu jalanan malam ini, hanya dengan melirik sekilas pun aku tahu siapa pemilik manik ungu berkilau ketika dunia telah mulai tunjukkan kegelapan. Bahkan, sejak senja tadi iris yang selalu membuatku terpukau itu telah tampilkan dirinya.

"Kamu kelihatan lelah hari ini." Kalimat yang keluar dari mulutku bukanlah pertanyaan, tetapi pernyataan; dari kamu yang sedang terdiam, aku tahu gadis di hadapanku ini mengerti.

"Kerja bagus untuk malam ini, besok kamu akan tampil lagi, 'kan?" Alviria, gadis itu mengulas senyum untukku. Aku tahu sesungguhnya ia amat ingin tertawa tatkala mendengar pertanyaan dariku.

"Ya, begitulah. Tapi, bukankah kamu lebih lelah, besok kamu akan kembali latihan." Ya, dia selalu seperti itu menanyakan sesuatu yang seharusnya tak perlu dikhawatirkan. Kemudian, aku membalas senyumnya tadi sembari tangan menyerahkan suatu barang untuknya, sumber dari tatap yang penuh akan tanya. Sebelum ia mulai menghajarku dengan berbagai pertanyaan, aku segera mencium kening miliknya sebelum melangkah untuk berlalu pergi. Wajah yang terlihat bersemu tatkala aku mulai melangkah jauh, sejenak sebelum memasuki mobil sengaja kutatap kembali gadis itu, Alviria Crenzlori dengan wajah malu-malu sedang terdiam menatap kepergianku.

Aku yakin, dia pun sadar mengapa kini pada tangan yang selalu terasa kecil tiap kugenggam sedang pegang buket bunga penuh cahaya. Bunga bulan ungu, amat mirip dengannya. Mekar sejak senja menuju malam, kemudian sirna saat fajar. Bunga bulan, kebalikannya bunga matahari. Jika bunga matahari mekar dengan indahnya saat fajar menuju senja, kamu sebaliknya. Namun, aku lebih suka bunga yang mekar ketika malam hari. Walaupun malam begitu gelap dan menakutkan, kamu mekar dengan beraninya. Bahkan, hanya demi sebuah kebahagian kecil milikmu, kamu rela bermain musik sekaligus bernyanyi pada kafe kecil; padahal, status keluarga sudah melebihi kata cukup. Terkadang aku bertanya pada diri sendiri, mengapa kamu memilih jalan merepotkan seperti ini? Hingga saat musim gugur kala itu, kamu menangis di bangku taman tepat di bawah daun-daun yang berguguran. Seorang diri, terlihat memilukan. Oleh sebab itu, aku sebagai mentari tercintamu akan selalu bersinar; tidak akan aku biarkan mendung menguasai dirimu begitu lama, mesi akupun tahu bahwa diriku tak pantas disebut matahari. Tetapi nyatanya, kita ialah bunga bulan dan matahari yang akan selalu saling melengkapi.

Saat pertama kali mengetahui tentang bunga bulan ungu, hal pertama yang aku pikirkan hanya dirimu. Bahkan, di sepanjang jalan menuju tempat pulang aku hanya bisa memikirkan dirimu; terutama saat menatap malam berbintang yang akan selalu mengingatkan diriku tentangmu. Sebab aku adalah mentari serakah yang juga inginkan malam. Karenanya, aku, Michael Kaiser akan melakukan apapun demi malam berbintang yang kucintai.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro