Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Don't Ever Say Thank Again

Don’t ever say thank again

Killua Zoldyck x OC
Story © Chiisa
XOZLOVSE_

Hunter × Hunter © Yoshihiro Togashi

 
 
"Baiklah, sampai jumpa Gon!" gadis bersurai cokelat terang sebahu itu melambaikan tanganya. "Un! Apakah Chiisa akan tetap bersama Killua?" tanya pemuda dengan setelan hijau itu. "Hee? Aku akan pergi sebentar lagi. Kau tidak keberatan kan?" tanya gadis bernama Chiisa itu sembari melirik pemuda bersurai silver itu. "Tidak juga, lagipula Alluka sepertinya senang kau tinggal lebih lama, kurasa Alluka juga membutuhkan teman sesama perempuan" Killua meletakkan kedua tangannya dibelakang kepalanya. "Bukannya kau tidak menganggapku perempuan?" Gon terkikik.

 
— flashback —

"Killua! Jangan terlalu kasar! Dia perempuan tahu!" Gon sedang mencegah Killua yang hendak bertarung dengan Chiisa yang tidak sengaja memborong habis chocorobo di supermarket. "Hah?! Perempuan katamu? Apa kau lupa dia tidak bisa lagi dikategorikan perempuan Gon!" Killua menunjuk wajah menyebalkan Chiisa.

"Aku masih terlihat seperti perempuan Killua bodoh!" Chiisa yang sedari tadi di kata katai pun naik pitam. "Bahkan adikku Kalluto lebih pantas dikatakan perempuan daripada kau!" Killua mengalihkan pandangan. "Killua, kurasa Chiisa masih terlihat seperti perempuan normal pada umumnya kok" Gon yang sedari tadi diabaikan pun mencoba menengahi. "Gon/Kau diam saja ini masalah kami!" ujar mereka berdua.

Setelah hal tersebut Killua dan Chiisa tak bertegur sapa selama satu minggu.

— flashback end —

 
"Jadi, apa tujuan mu sehabis ini?" Gon menatap Killua dan Chiisa bergantian. "Aku akan berkelana dengan Alluka sehabis ini" Killua tersenyum menatap adik perempuannya itu. "Kurasa aku akan melanjutkan pencarianku" gadis bersurai cokelat terang itu tersenyum. "Maafkan aku, karena aku pencarian Chiisa jadi terhambat" Gon mengusap tengkuknya canggung. "Hum? Tak apa Gon! Lagipula aku yang memutuskan untuk mengikutimu" Chiisa mengacungkan ibu jarinya.

"Kalau begitu sampai jumpa, Killua! Chiisa! Dan Alluka juga!" Gon melambaikan tangannya. "Selamat bersenang senang!" Chiisa membalas lambaian tangan Gon. Killua hanya melambai kecil sembari tersenyum tipis.

"Nee Killua" manik sapphire milik Chiisa menatap kosong jalanan didepannya. "Hm?" sahut Killua sembari terus memandang lurus ke jalanan. "Rasanya terasa kosong bukan?" gadis itu mengulas senyuman sendu. "Kurang lebih seperti itu" jawab Killua cuek. "Apa maksudmu dengan 'kurang lebih' hah?!" ditendangnya kaki Killua pelan. "Tch! Tidakkah kau melihat apa yang sedang ku lakukan?!" Killua menggeram. "Mau bagaimana lagi kau mengesalkan! Memangnya kau tak merasa aneh tanpa Gon?" Chiisa membuang pandangannya. "Sudah kukatakan kurang lebih seperti itu!" kini Killua balas menendangnya.

"Hey dasar ka--"

'Bugh'

"Anoo, maafkan sa-- Manusia jarum!" gadis itu bergidik ngeri. Pria bersurai hitam legam yang ditabrak oleh gadis itu hanya meliriknya sebentar lalu mengalihkan pandangannya kepada Killua, dan menatapnya secara intens.

"Killu, kau tidak membutuhkan teman. Bila kau memiliki teman kau hanya akan menghianatinya atau dia yang nantinya akan menghianatimu. Dimana Gon? Apakah dia telah menghianatimu?" ujar pria itu dengan nada datar. "Gon tidak menghianatiku! Hanya saja dia ingin pergi menemui ayahnya yang selama ini telah ia impikan! Apakah itu salah?!" bentak Killua. "Itu berarti dia telah membuangmu" balasnya masih dengan nada datar seperti biasanya.

"KAU——"

"Anoo, maaf Killuanya kubawa lari sebentar ya. Sampai jumpa manusia jarum" Chiisa mengaktifkan nen miliknya dan mulai berlari sekuat tenaganya. Sementara pria bersurai hitam legam itu hanya terdiam.

"Apa yang kau lakukan bodoh?!" bentak Killua.

'Plaak'

"Hey, kau tahu bukan bahwa kau tak bisa menang melawan kakakmu? Setidaknya belum sekarang. Apa kau mau dibawa pulang olehnya?" Killua hanya terpaku. "Kau benar, maafkan aku",  "Hee? Kau tidak ingin berterimakasih padaku?" gadis itu berkacak pinggang. "Untuk apa, lagipula kau yang harusnya berterimakasih kepadaku! Apa kau lupa dengan segala kebodohan dan kecorobohanmu selama ini?!" balas Killua tak mau kalah.

"Kau sering sekali menjadi tawanan musuh. Aku heran bagaimana orang sepertimu dapat lolos dari ujian Hunter?! Aku cukup yakin kau akan langsung gagal di ujian pertama sejujurnya" lanjutnya sembari menjulurkan lidahnya. "Dasa---" saat Chiisa hendak melayangkan pukulan kearah Killua, Alluka terbangun "Onii-chan? Kita dimana?". "Ah sebentar lagi kita akan sampai ke penginapan" jawab pemuda bersurai silver tersebut. Killuapun menurunkan Alluka dari gendongannya.

"Jadi berapa lama kau akan tinggal?" tanyanya sembari memasukkan bermen batangan berbentuk kelinci itu. "Dua Hari lagi mungkin, apa kau keberatan?" jawab gadis bermanik sapphire itu sembari menyesap minumannya. "Tidak juga, aku juga tidak terlalu terburu-buru" jawabnya.

"Onii-chan! Alluka ingin berpergian dengan Chiisa-nee!" ujar gadis bersurai hitam itu. "Boleh saja, ayo kita pergi berkeliling Alluka!" gadis bersurai cokelat terang itu menarik tangan bersurai hitam itu antusias. "Hm, berhati hatilah" pemuda bersurai silver itu tersenyum tipis.

 
Chiisa's POV  —

"Nee Alluka" panggilku pelan. Alluka menoleh "Ada apa?" tanyanya. "Apakah Killua pernah bercerita sesuatu tentangku?" tanyaku pelan nyaris berbisik. "Um.." Alluka meletakkan telunjuk didagunya. "Ah! Pernah! Tapi tak terlalu sering" jawabnya, "Dia menceritakanku bagaimana?" tanyaku 'sedikit' antusias.

"Dia berkata bahwa kau adalah orang yang selalu merepotkannya dan Gon" jawabnya lagi dengan polos. "Killua sialan" umpatku didalam hati. "Alluka—— Ah maaf, tidak jadi" Alluka hanya menatapku bingung. "Ada apa Chiis--", "Ayo kita ke supermarket, aku ingin membeli sesuatu" ajakku sembari menggandeng tangan miliknya.

"Kau ingin apa? Santai saja akan kubelikan kok!" aku mengacungkan ibu jariku lalu melanjutkan aktivitasku dalam memasukkan snack kedalam keranjang. Alluka hanya menggeleng. "Apa kau tidak menginginkan apapun?" tanyaku memastikan. "Alluka ingin membelikan Onii-chan cokelat tapi sudah diborong Chiisa-nee semua" jawabnya sembari tersenyum. "Oh, aku memang berencana membaginya dengan Killua kok" kataku sembari mengusap kepala Alluka.

"Kami kembali" ujarku. "Hm, selamat datang" jawabnya acuh. "Kubawakan sesuatu untukmu" aku melempar sekotak cokelat kesukaannya kearahnya. "Hanya ini?" tanyanya. "Apa kau tak tahu cara berterima kasih?" aku menghela napas kasar. "Onii-chan ini!" Alluka menyerahkan satu kantung penuh makanan manis beserta cokelat kesukaan Killua. "Bagaimana denganmu?" tanyanya padaku. "Aku sudah" ujarku menunjukkan mainan yang kudapat dari cokelat tersebut. "Cih, kau beruntung mendapatkannya" komentarnya kesal. "Sudahlah, aku ingin mandi" ujarku sembari mengambil handuk yang kusimpan didalam tasku.

Aku menenggelamkan kepalaku kedalam bathub. "Besok aku sudah harus pergi. Apa yang harus kulakukan sebagai perpisahan? Apakah hanya, 'Sampai jumpa nanti' ? Tapi bila dipikirkan aku belum pernah berterima kasih dengan benar kepadanya. Sedangkan aku sudah banyak merepotkannya" gumamku.

Chiisa's POV end —
 

"Apakah Chiisa-nee akan benar-benar akan pergi besok?" tanya Alluka yang sedang bermain dengan Killua. "Ya, aku harus mulai mencari kakakku sesegera mungkin. Walau aku sebenarnya masih ingin tinggal lebih lama bersama kalian" jawab Chiisa sembari merapihkan barang bawaannya.

"Kapan kau akan berangkat?" tanya Killua yang sedari tadi hanya diam dan bermain dengan Alluka. "Sebelum matahari terbit kurasa" jawabnya. "Oh" sahut Killua acuh.

"Hey, psst apakah kau sudah tertidur?" tanya gadis bermanik sapphire itu. "Kau membangunkanku" jawabnya malas. "Hey, aku akan pergi sebentar lagi" ujar gadis itu. "Lalu mengapa kau tak tidur untuk menghemat tenagamu?" Killua akhirnya menyerah dan memilih untuk menghadap Chiisa.

"Apa yang kau inginkan?" Killua menghela napas lelah. "Aku ingin berterima kasih itu saja. Terimakasih atas semuanya selama ini. Mungkin kau benar aku tak akan mampu menyelesaikan ujian bila tidak bertemu denganmu. Terimakasih telah menjadi temanku selama ini, dan maafkan aku yang telah merepotkanmu selama ini" ucapnya. Gadis itu tersenyum tulus.

Hening tak ada lagi yang membuka pembicaraan. "Sudahlah aku akan berangkat sekarang" gadis itu bangkit dari kasur yang ia tempati. Killuapun bangkit dari posisi tidurnya. "Maafkan aku" ujarnya. Chiisa yang hendak membuka pintu menoleh.

"Mengapa?" tanyanya bingung. "Aku tak pernah berterima kasih dengan benar kepadamu" jawabnya masih enggan menatap Chiisa. "Bukankah kau sendiri yang berkata, 'Aku tidak akan pernah berterimakasih kepadamu lagi. Karena mulai sekarang kau adalah temanku, aku tak akan pernah berterimakasih kepada temanku sendiri' aku senang kau menganggapku sebagai temanmu kau tahu?" gadis itu terkekeh.

"Baiklah kalau begitu kau jangan pernah mengatakan 'terimakasih' lagi bila kau menganggapku sebagai temanmu" mereka saling bertatapan lalu tertawa. "Ahaha, baiklah sampai jumpa Killua" gadis itu tersenyum. "Ya, sampai jumpa" balasnya sembari tersenyum.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro