Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

35b

Deyon mendesah. Dia tidak suka terlibat dalam urusan pribadi seseorang, terutama urusan Yuniza. Namun dia telah menyetujui permohonan gadis itu, walau kemarahan Keysha yang akan jadi taruhannya. Berberat hati, Deyon mengetik jawaban. Kemudian dia menyingkir ke bagian kantin yang sepi untuk menunaikan tugasnya. Dia membuka galeri di ponsel. Matanya berkelana pada foto-foto terbaru yang dia miliki. Setelah memilih beberapa, dia mengirim foto-foto itu ke seseorang.

Punggung Deyon bersandar pada dinding yang dingin. Dia merasa telah berbuat sesuatu yang salah dan menyesal. Di sisi lain, dia memiliki segenggam harapan tindakannya ini akan membuahkan bahagia untuk orang lain.

Semoga saja, doa Deyon.

MoM

Yessy mematikan mesin mobil. Dia mengamati garasi dan carport yang kosong dari mobil ayah dan suaminya. Hari ini dia sengaja pulang sedini mungkin untuk berbicara dengan Yuniza. Setelah semalam Keysha menyampaikan pesan Yuniza, dia terus kepikiran. Tadi pagi dia gagal berbicara dengan Yuniza dan dia tidak akan melewatkan waktunya di sore ini.

Lampu teras belum dinyalakan. Langit masih dikuasai warna jingga kemerahan. Yessy merasakan nostalgia tiba di rumah sebelum gelap. Dia melangkah cepat ke dalam rumah.

Semangatnya yang semula terpompa surut oleh pemandangan tak mengenakan di ruang tengah. Yuniza menangis sembari bersujud di depan ibunya. Ada Keysha yang memeluk ibunya dari belakang. Usai menimbang situasi, Yessy maju.

"Nis, kamu kenapa?" Yessy berjongkok di sisi Yuniza.

"Nggak usah pedulikan dia. Anak ini cuma tahu buat onar," omel Tri.

"Ma, kita bicarakan baik-baik sambil duduk. Ayo, Za." Yessy berusaha membantu Yuniza bangkit.

"Oma, tolong kita duduk," mohon Keysha.

Tri berjalan terseok ke sofa tunggal. Dia menjatuhkan badannya dan menangis tergugu.

Yessy mendudukan Yuniza pada sofa panjang. Dia belum mengetahui akar masalah. Harapannya jatuh pada putrinya, barangkali Keysha tahu apa yang terjadi. Keysha menangkap pesan lewat sorot matanya, lalu dia menyerahkan ponsel ke Yessy. Dengan bingung, Yessy melihat ponsel itu. Yessy sontak membelalak melihat foto apa yang terpajang di situ. Dia menoleh ke Yuniza.

"Nis, apa maksudnya foto ini?" tanya Yessy berhati-hati.

Yuniza menunduk. "Maaf, Kak," desisnya.

"Jangan minta maaf. Jelaskan ke Kakak, apa maksud foto ini?"

"I-itu..." Yuniza melirik takut-takut. "Aku dan Mas Adnan..."

"Ya?"

Yuniza menggigit bibir bawahnya dan tambah menunduk. Yessy mengendalikan diri untuk tidak merongrong jawaban. Dia menunggu dengan sabar.

"Dia pergi ke hotel bersama pria itu. Apa lagi?" hardik Tri. Telunjuknya teracung agak bergetar mengarah ke Yuniza. "Apa yang kamu pikirkan sampai berani ke hotel bersama pria? Dimana harga diri kamu?"

"Ma, sebentar." Yessy melindungi Yuniza. Dia menyembunyikan Yuniza di balik punggungnya. "Apa nggak sebaiknya kita dengar penjelasan Ninis?"

"Penjelasan yang mana? Dia sudah mengaku pergi ke sana bersama pria itu. Keysha juga dengar. Anak gila ini nekat kabur dari rumah buat bertemu pria. Dimana otaknya?"

"Ma, bisa aja Ninis cuma ketemu di hotel. Bukan yang macam-macam." Yessy tak percaya Yuniza akan berbuat kegilaan yang dituduhkan ibunya.

"Adik kamu yang bilang sendiri, Yes. Dia ngaku ke hotel." Tri bangkit, lalu menarik lengan Yuniza dengan kasar. "Apa kamu berhubungan badan sama pria itu? Bilang!"

"Ma, aku minta maaf." Yuniza menangis dan menunduk.

"Kenapa kamu minta maaf?" Tri menekan kuku-kukunya pada lengan Yuniza.

"Maaf, Ma." Yuniza coba menggeliat dan Tri semakin kuat memegang lengannya.

"Jangan minta maaf. Mama tanya, apa kamu berhubungan badan sama pria itu?!" Tri makin ngotot.

Yuniza mengangguk.

Yessy tak percaya. Dia ingin tidak mempercayai penglihatannya sendiri. Sukar dipercaya adiknya yang baik akan mengakui perbuatan terlarang tersebut.

Tri menyentak lengan Yuniza. Dia terjatuh ke lantai dan menangis meraung-raung. "Gimana bisa kamu sampai buta sama cinta, Nis? Kamu masih muda, jalan hidupmu masih panjang. Kenapa kamu sampai nekat melakukan ini? Tega kamu, Nis. Tega..."

Yuniza merosot ke sisi Tri. Dia menundukan badan. "Ma, Ninis minta tolong restui hubungan Ninis dan Mas Adnan. Tolong, Ma," mohonnya, tak kalah terisak-isak.

Tri menepuk bahu Yuniza. "Kamu bodoh banget, Nis. Bodoh." Kemudian Tri menarik Yuniza dalam pelukannya. "Apa kamu dipaksa?"

"Nggak, Ma. Aku cinta sama Mas Adnan."

"Yang kalian omongkan semalam itu bohong semua? Kalian benar-benar punya hubungan? Kenapa kamu bohong, Nis?"

"Aku nggak mau Mama kecewa, tapi aku tetap mengecewakan Mama. Maaf, Ma."

Ibu dan anak itu berpelukan sambil menangis. Keysha duduk di sisi mereka dan turut menangis. Yessy menyaksikan momen sedih antara ibu dan anak. Anehnya, firasatnya berbunyi beda dari suasana ini. Dia curiga. Ada sesuatu yang salah yang mengganjal di hatinya, tetapi dia belum yakin.

"Ma." Yuniza melonggarkan pelukan mereka. "Aku takut papa sakit kalo tahu."

Tri memukul bahu Yuniza. "Sudah tahu orang tuanya sakit, masih saja kamu tuh..." Tangis Tri kembali pecah.

"Ma, aku mohon maaf, aku salah, aku akui. Aku mau perbaiki kesalahanku."

"Gimana caranya?"

"Aku akan pisah dari Mas Adnan."

"Mana bisa?" Tri menyentak bahu Yuniza. "Laki-laki sudah ambil enaknya, malah kamu pisah. Kamu harus minta tanggung jawab. Gimana kalau kamu hamil?"

"Tapi, Ma..."

"Sudah, biar nanti Mama yang coba bicara ke papa. Kamu harus bawa Adnan ke rumah. Mama mau bicara ke dia sebelum dia ketemu sama papa." Tri mengelap wajahnya yang basah air mata menggunakan jari. Keysha menyambar tisu di meja kecil dan menyerahkan ke Tri.

"Ma, maafin aku," ulang Yuniza. Dia juga menerima tisu dari Keysha dan menggunakannya untuk membersihkan hidung.

"Udah, Mama nggak mau dengar omongan kamu lagi. Bawa Adnan ke sini. Mama mau bicara." Tri bangkit. Keysha segera membantunya. Mereka bersama-sama pergi ke kamar tidur di lantai satu yang ada di ujung ruangan.

Yuniza diam di tempat. Dia membersihkan hidungnya yang lebih banjir dari air matanya.

Yessy telah menunggu kesempatan berduaan dengan Yuniza untuk bicara. Dia memegang bahu Yuniza. "Apa benar kamu tidur bareng pria ini?"

"Kak, maafin aku."

Yessy menggeleng. Dia belum bisa percaya.

"Kak, apa Keysha udah menyampaikan permohonanku?" Yuniza berpindah duduk ke sebelah Yessy.

"Sudah."

"Kakak mau mengabulkan permohonanku, kan?"

"Itu permohonan yang aneh. Kenapa kamu minta Kakak selalu mendukung kamu? Apa yang mau kamu lakukan? Apa ini maksudnya?"

"Kakak percaya sama aku, nggak akan ada hal merugikan yang coba aku lakukan."

"Buat kamu, mungkin nggak merugikan. Bagaimana dengan orang lain?" Yessy mengatur emosinya. Dia tahu pentingnya bicara dengan tenang dan berpikir menggunakan kepala dingin. "Nis, apa yang coba kamu lakukan? Jujur, Kakak nggak percaya kamu akan berbuat sejauh itu sama seorang pria."

Yuniza tidak langsung menjawab. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke ruangan yang sepi. Yessy diam menunggu jawaban Yuniza. Dia adalah perempuan yang membawa karakter ayahnya yang tenang, berkebalikan ibunya yang mudah tersulut. Dia masih dapat menyikapi situasi ini dalam ketenangan.

"Aku suka sama Mas Adnan, Kak," kata Yuniza nyaris menyerupai bisikan.

"Suka bukan berarti harus berbuat sejauh itu. Kalian belum menikah. Kakak nggak peduli tentang gadis-gadis lain di luar sana yang sukarela menukar kegadisan mereka untuk membuktikan cinta. Kamu berbeda, Nis. Kamu tahu betapa berharganya kamu."

Yuniza tersenyum miris. "Kak Yessy." Dia memeluk Yessy. "Aku tahu Kakak akan selalu ada buat aku."

Yessy ingin kesal, tetapi dia lebih menyayangi Yuniza. Dia memeluk balik adiknya. "Kakak harap apa yang coba kamu lakukan ini nggak akan membuat kamu menyesal. Kakak mau kamu hidup baik-baik."

"Aku harap begitu juga."

###

19/04/2024

halooo...

apa kabar? semoga sehat selalu.

aku senang bisa balik lagi ke sini. sekangen itu aku nulis lagi. semoga kalian belum lupa sama eksistensiku yang seksi ini hohoho...

jaga kesehatan dan makan tepat waktu.

thank you dah mampir. wo ai ni

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro