Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

. ፝֯֟ Graduation [O1]

"Besok tanggal merah!!! "

(Name) mengangkat kedua lengan, bersorak kencang dengan ekspresi antusias nan ceria. Ia sungguh menanti-nanti momen bahagia ini, bayangan hal-hal menyenangkan untuk dikerjakan esok berputar dikepalanya.

Hawa kebahagiaan terpancar dari teman sekelasnya, saling bersorak-sorak. Meluapkan kesenangan yang memenuhi dada. Beberapa diantaranya saling membicarakan hal apa yang ingin dilakukan saat hari libur esok.

(Name) terduduk diam, tersenyum tipis.
Ia menikmati suasana hangat yang ia rasakan dari sinar mentari pagi. Celoteh penuh canda tawa yang memasuki gendang telinga ia abaikan sejenak, hanya untuk menikmati kehangatan mentari.

"wheh~"

(Name) melirik kesamping, kepala biru muda bergoyang pelan. Sepertinya si empu kepala juga tengah merasakan kesenangan seperti dirinya.
(Name) mengangguk-angguk, mengiyakan dalam hati klaimnya itu.

"Hm? "

Sekali lagi (Name) melirik, colekan ia rasakan dari jemari seseorang.

"(Name) besok senggang? "
"Enggak. Aku sibuk. "

(Name) segera menyibukkan diri, lebih tepatnya sok menyibukkan diri. Membuka-buka buku tulis kosong, lalu membalik halamannya dari awal sampai akhir.

"Cih. (Name) gak asik~"
"Memangnya mau kau ajak kemana diriku ini? "

Pemuda bermanik biru muda itu segera memasang wajah antusias, menggeser kursi kayu miliknya mendekati (Name).
Kepala disandarkan dimeja, lalu senyuman lebar segara disematkan olehnya.

"Gak ngajak. Cuma mau numpang makan, hehehe! "
"..."

Pukulan pelan dari buku tulis menghantam pelan wajah penuh kilauan pemuda berambut gondrong itu, pekikan nyaring segera terdengar. Disusul rengekan yang membuat (Name) harus menghembuskan napas, berusaha sabar dengan keadaan.

"Gak. Rumahku istanaku. Bukan rumahku tempat mangkalmu. "
"Enak aja!!! Aku bukan tante-tante!!! "

Ya tuhan, (Name) sebenarnya bertanya-tanya. Bagaimana bisa ia akrab dengan makhluk bongsor jejadian gardu desa ini?

Ah... Iya. Dia ingat sekarang. Dulu saat masa pengenalan lingkungan sekolah, dengan niat baik ia membagi bekal miliknya dengan pemuda bongsor yang termenung diam dibawah pohon dengan wajah melas bak anak kucing terbuang.

Harusnya ia tak membagi bekalnya dengan pemuda ini jika tahu sekarang akan terus ditempeli seperti ini.

"Masakan (Name) enak... Jadi pengen makan lagi dan lagi... "

(Name) menarik napas, tatapan memelas nan sayu itu selalu membuatnya lemah. Ditambah kini kepala biru itu tergeletak lemas diatas meja, lengkap dengan mulut mengucut maju kedepan.

Pemuda itu sepertinya sedikit merasa kesal karena tidak dihiraukan, sebelah tangannya terangkat. Mencubit pipi (Name) yang termenung dengan ekspresi berpikir.

"Jangan cuekin aku, dong! "

Terhenyak, (Name) melepas paksa cubitan pemuda itu disusul pelototan mata tanda ia sedang kesal. Tak lupa tangan (Name) ikut terlulur, mencubit keras kedua pipi pemuda berambut biru yang tentu saja dibalas teriakan tersiksa dari empu pipi.

"Jangan... Ganggu aku, Tama... "

(Name) tersenyum lebar, asik menarik-narik pipi Tamaki yang berusaha melepaskan cubitan penuh penyiksaan yang dilancar oleh (Name).

"HUWAAA!! MAAFKAN AKU MAMAK (NAME)!!! "
"SIAPA YANG KAU PANGGIL 'MAMAK',  HA?! "

Beberapa teman sekelas (Name) dan Tamaki memilih menyisihkan diri, tak ingin terkena imbas amukan (Name) yang semakin gencar mencubiti Tamaki.

'Mirip emak-emak sama anaknya... '

Serentak teman sekelas (Name) dan Tamaki menjerit tertahan, secara mengejutkan (Name) berbalik menatap mereka. Memicingkan mata dengan tangan masih asik membully pipi Tamaki yang sudah berderai air mata.

"...ma-maaf... "

Gumaman penuh penyesalan dan getaran takut terdengar dari warga kelas, dalam pikir mereka jangan lagi membicarakan (Name) bahkan jika itu dalam pikiran.

Terlalu menyeramkan...

Tbc

...daripada ngamuk... Mending aku ngetik aja, ya; -;

Maw nangis juga udah kering ni air mata :"D

Yaudin lah ya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro