Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1

Seorang pria bersurai merah dengan belahan samping dan bermanik merkuri dengan pakaian jalannya yang santai tengah membawa sebuah buket bunga ke suatu tempat.

Langkah kakinya membawanya ke sebuah pemakaman hingga tiba di makam seseorang dengan batu nisan yang bertuliskan nama Hiroshi Emiko.

Perasaan sedihnya terpasang pasang wajahnya ketika menatap batu nisan tersebut. Bagaimana tidak, sosok yang bernama Hiroshi Emiko ini adalah seorang yang sangat spesial bagi pria ini.

Pria tersebut terdiam sejenak menatap batu nisan tersebut untuk menenangkan dirinya. Kemudian dia berjongkok dan meletakkan buket bunga tersebut di makamnya. Setelah itu dia berdoa sejenak. Terakhir dia mengelus batu nisan tersebut sambil tersenyum.

"Halo, Emiko-chan, lama gak ketemu, ya? Maaf akhir-akhir ini aku sibuk. Bagaimana kabarmu? Kabarku ... baik-baik saja dan tidak baik-baik saja. Ya baiknya sih karena aku sehat. Gak baik-baik sajanya ya itu tadi, akhir-akhir ini aku sibuk. Huft ... dan mumpung pekerjaanku udah selesai, aku kesini deh biar bisa ketemu ama kamu," ucapnya yang diakhiri dengan tersenyum.

Sudah sepuluh tahun sejak kepergian Hiroshi Emiko dari dunia ini dan dari kehidupan orang ini. Setelah kelulusan di SMP Kunugigaoka, pria tersebut melanjutkan pendidikannya di SMA Kunugigaoka, Universitas Tōgyō dan sekarang sudah bekerja sebagai seorang Politisi Birokrat di bidang Ekonomi.

Kalau kalian menebak pria ini adalah Akabane Karma, kalian benar. Dan kalian jangan salah mengira, Akabane Karma, si setan merah, si juara satu di kelas 3-E dan tukang usil di kelas ini memiliki orang yang spesial baginya, selain Nagisa sebagai sahabatnya sendiri.

Setelah itu Karma menceritakan bagaimana kesibukkannya di kantor dan kesehariannya di luar pekerjaan. Hingga terlihat sosok yang tengah menghampirinya.

"Ano ... Akabane-san?"

"Hm? Oh, Natsume-san. Habis jenguk ibumu ya?"

Natsume Taichi, seorang pria yang bekerja di bidang yang sama dengan Karma dan kebetulan mereka seusia.

"Iya, dan baru hari ini aku bisa menjenguknya. Kebetulan aku melihatmu pas mau pulang. Akabane-san sedang menjenguk siapa?"

Pandangan Karma beralih ke batu nisan itu. Kemudian tangannya menyentuh batu nisan itu sambil berkata, "Seorang gadis yang tiba-tiba datang dalam kehidupanku dengan senyuman manisnya itu ... kini seenaknya pergi meninggalkanku."

"Siapa yang kau maksud itu?"

"Gadis yang selalu kucintai sampai kapan pun itu."

Natsume melihat batu nisan yang bertuliskan Hiroshi Emiko. Setelah itu Natsume ikut mendoakan arwah Hiroshi Emiko.

"Terima kasih sudah mendoakannya."

"Tidak masalah. Oiya, maaf kalau aku boleh tanya. Siapa Hiroshi Emiko ini?" Tanya Natsume.

Karma terdiam sejenak, sepertinya dia ingin menata hatinya dulu sebelum membicarakan Hiroshi Emiko. Tak lama kemudian Karma mengajak Natsume ke sebuah taman dekat daerah pemakaman dan mereka duduk di sebuah bangku kosong. Setelah itu Karma membeli minuman dan balik lagi menemui Natsume dan menyerahkan minuman kepadanya.

"Ano ... kenapa kita kesini?"

"Kau mau tahu kan siapa Emiko-chan? Aku akan menceritakan tentangnya."

Dan dimulailah kisah Hiroshi Emiko dan Akabane Karma.



Flashback

Karma's POV

Pertama kali aku bertemu dengannya ketika dia menjadi murid baru di kelasku.

"Hai, minna-san! Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk."

Kemudian seorang gadis bersurai coklat muda dan bermanik biru muda masuk ke kelas kami dan memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, namaku Hiroshi Emiko. Panggil saja Emiko. Yoroshiku onegaishimasu, minna-san," ucapnya sambil membungkukkan badannya kepada kami.

"Baiklah, sekarang ... ah! Kita kekurangan meja dan kursi. Tunggu sebentar ya, sensei akan mengambilnya."

Dengan kecepatan 20 Mach, gurita kuning itu berhasil mendapatkan meja dan kursi dalam hitungan detik. Kemudian meja dan kursi tersebut diletakkannya di sebelahku.

"Hai, sekarang kemarilah, disini kau akan duduk, Emiko-san."

"Arigatou gozaimasu, sensei."

Dia pun berjalan ke arah kursinya dan duduk, kemudian mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.

"Saa, mari kita mulai pelajarannya."

Selama pembelajaran, baik aku maupun dia tidak saling menyapa. Apalagi pelajaran guri- em, maksudku guru itu membosankan, aku memilih untuk tidur.

Baru saja aku tidur berapa menit, tiba-riba aku merasaa ada yang menepuk pelan pundakku. Akhirnya aku mencoba untuk bangun dan melihat kesamping dan ternyata ...

"Um, maaf aku membangunkanmu. Tapi kita lagi belajar, jangan tidur."

Aku tidak mempedulikannya dan kembali tidur. Tapi selanjutnya dia mencubit lenganku yang membuatku harus terbangun dengan rasa sakit yang luar binasa.

"Ouch!"

"Sudah kubilang jangan tidur."

"Cih, merepotkan sekali."

"Karma-kun, Emiko-san, jangan ngobrol ketika pelajaran sedang berlangsung." Koro-sensei pun menegur kami berdua.

"Um ... maaf sensei," jawabnya.

"Hai~," jawabku. Dan pelajaran pun dilanjutkan.

"Cih, gara-gara kau, kita kena marah, kan," bisiknya ke aku

Lho? Kok aku sih?, batinku. Hah ... sudahlah, aku tidak mau memikirkannya. Akhirnya secara terpaksa aku tidak jadi tidur dan mendengar penjelasan Koro-sensei.

Flashback end

Karma's POV end



"Ya ... kurang lebih seperti itu pertemuan pertamaku dengannya," ucapnya sambil menegukkan sisa minuman kalengnya.

"Pertemuan pertama kalian terkesan biasa-biasa saja," timpal Natsume yang diangguki Karma.

"Memang terkesan biasa. Namun di hari berikutnya sampai seterusnya, sosoknya akan menjadi sangat berkesan bagiku," tutur Karma sambil tersenyum. Mendengar itu, Natsume hanya bisa terdiam saja.

Setelah itu Natsume beranjak dari tempatnya. "Maaf aku tidak bisa mendengar lanjutan ceritanya. Kapan-kapan kita sambung ceritanya."

"Tidak masalah. Dan makasih juga sudah mau mendengar ceritaku," ucap Karma yang diangguki oleh Natsume. Setelah itu Natsume pamit pergi.

Setelah kepergian Natsume, Karma pun beranjak pergi dari tempatnya.

"Baru kali ini aku menceritakan kisah kita ke orang lain. Tidak masalah, kan, Emiko-chan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro