Latar dengan Paragraf Estetik
Isak tangis mengisi heningnya malam. Gadis itu meringkuk kedinginan. Meratapi kesedihan tanpa ujung laksana lingkaran setan. Semesta mendekap erat boneka beruang. Mempertanyakan di manakah letak keadilan Tuhan. Perasaan inferior melingkupi dirinya yang tenggelam dalam kegelapan.
Semesta tidak ingin menjadi seseorang yang agnostik. Walau tanpa pembuktian yang pasti, tentu saja keadaaan krusial ini mampu direparasi. Ayahnya, Guntur, menjanjikan hidupnya akan lebih signifikan dari yang tadi. Akan tetapi, emosi ayahnya malah menjadi motorik nekat untuk mencambuk kehidupan Semesta menjadi tak berarti.
Cahaya lampu meredup seakan ikut merasa lara. Semilir angin mengibas gorden, bersamaan dengan suara halilintar yang menggelegar pemecah keheningan malam.
Semesta menarik ujung selimutnya. Tubuhnya bergetar layaknya seekor binatang yang tengah mengunggis sebuah makanan. Bibir mungilnya menyebut nama seseorang berulang kali. Langit, Langit, Langit.
Kakak laki-lakinya itu pasti akan memberinya dekapan hangat. Namun, tidak sekarang. Takdir yang kejam menciptakan jurang di antara mereka, tanpa tali penghubung ataupun jembatan.
Goresan luka yang membekas hampir tak pernah hilang. Semesta berharap, problematik ini dapat selesai secepat ia datang.
•••
Assalamu'alaikum
Mohon maaf apabila terdapat ejaan yang tidak tepat dan tulisan yang tidak nyambung😭🙏
Summon admin CreaWiLi
MaaLjs
Tangan_Kiri
noviap26_
RGNyamm
AudyaAprilia
NyaiLepetj
Quinhiems
Tiuplylyn
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro