Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 02

    Hansung membuka salah satu ruang rawat di rumah sakit yang ia datangi semalam. Senyum itu mengembang dengan sempurna di wajahnya ketika ia mendapati Seungcheol yang kini terduduk di atas ranjang, mengenakan pakaian pasien dengan perban yang melingkar di bagian belakang kepala dan kening, tak lupa pula dengan sebuah selang infus yang terhubung dengan pergelangan tangan pemuda.

    "Selamat pagi ..." sapaan ringan, Hansung berikan seiring dengan tangannya yang menutup pintu dan menghampiri saudaranya itu.

    "Bagaimana rasanya?"

    Seungcheol menatap jengah. Merasa candaan dari Hansung benar-benar tidak lucu meski saat ini adiknya itu tengah tersenyum lebar.

    "Dari mana saja kau?"

    "Pergi bersama ibu."

    "Kemana?"

    "Rahasia," terdengar begitu santai. Hansung kemudian naik ke atas ranjang. Membaringkan diri di samping Seungcheol dengan seenaknya.

    "Apa yang sedang kau lakukan?"

    "Tidur, kau tidak tahu?"

    Seungcheol dengan gemas memukul lengan Hansung. "Turunlah, hanya pasien yang boleh berbaring di sini."

    Hansung menyangga kepalanya dengan siku yang bertumpu pada bantal di saat posisinya yang kini berbaring menghadap Seungcheol.

    "Aku juga pasien ... jadi aku bebas di sini."

    "Sepertinya otakmu bermasalah karena terlalu banyak di pukul."

    "Ya! Dengarkan baik-baik ... kita ini kembar. Jika kau sakit, aku juga sakit. Jika kau menjadi pasien, maka aku juga akan menjadi pasien ... apa kau tidak mengerti juga?"

    Gigi Seungcheol saling beradu. Tangannya dengan cepat terangkat ke udara, bersiap memukuli Hansung yang sudah menutupi bagian kepalanya menggunakan lengan. Namun aksi Seungcheol terhenti ketika pintu ruangan terbuka dan menarik perhatian keduanya.

    "Selamat ulang tahun ... selamat ulang tahun ..."

    Jisub dan Min Ah masuk sembari menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk putra mereka, tak lupa dengan membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang berbentuk angka 23. Menegaskan bahwa kedua putra mereka hari itu menginjak usia 23 tahun.

    Senyum Hansung melebar. Ia pun bangkit dan duduk berdampingan dengan Seungcheol ketika kedua orangtua mereka datang dan berdiri mengapit keduanya.

    "Selamat ulang tahun anak-anak ibu yang tampan," ujar Min Ah yang berdiri di samping Hansung yang kemudian mengambil alih kue ulang tahun itu.

    Jisub menyahut, "sekarang tiup lilinnya sebelum leleh."

    Hansung mendekatkan kue itu ke arah Seungcheol. "Tiup dalam hitungan ke tiga."

    "Ucapkan permintaan dulu," sahut Min Ah.

    Seungcheol sejenak memejamkan matanya untuk mengucapkan sebuah permohonan, namun lain halnya dengan Hansung yang malah tersenyum lebar memandang saudaranya itu.

    "Hansung, kau tidak mengucapkan permohonan?" tegur Jisub.

    "Aku harap aku akan selalu lebih tampan dari kakakku," sebuah permohonan yang mengundang tawa dari kedua orangtua mereka. Keduanya pun lantas meniup lilin dalam hitungan ke tiga.

    "Bolehkah ibu menciummu?"

    "Ah ... tidak, tidak, tidak. Jangan lakukan itu lagi," ucap Hansung dengan nada mengeluh.

    "Kenapa?"

    "Aku sudah besar ... akan sangat memalukan jika ibu tetap menciummu."

    "Baiklah ... jika kau tidak mau, biar ibu mencium kakakmu saja."

    Min Ah mencondongkan tubuhnya di hadapan Hansung dan memberikan kecupan singkat pada pipi Seungcheol tanpa adanya penolakan. Namun ketika wanita itu hendak kembali menegakkan tubuhnya, saat itu Hansung mencuri satu kecupan di pipinya.

    "Anak nakal!" Min Ah mengusak kepala Hansung.

    "Haruskah kita mengambil foto?" tawar Jisub yang langsung mengeluarkan ponselnya dan merapatkan diri pada putra sulungnya. Mengambil posisi untuk mendapatkan gambar keduanya dari arah samping.

    "Sangat menyebalkan harus merayakan ulang tahun di rumah sakit," keluh Seungcheol.

    "Lebih baik dari pada tidak di rayakan sama sekali," cetus Hansung.

    "Ayah akan mengambil gambar di hitungan ke tiga." Jisub memberi aba-aba, "satu ... dua ... tiga ..."

    Tepat di hitungan ke tiga, Hansung langsung mengecup pipi Seungcheol dan kembali mengundang tawa dari kedua orangtua mereka. Sedangkan Seungcheol menatap kesal pada saudaranya itu yang justru memakan kue di hadapannya menggunakan tangan kosong.

    "Sekarang ..." Min Ah menarik wajah Hansung yang saat itu tengah memasukkan jari telunjuk ke dalam mulut agar menghadap ke arahnya, "jelaskan pada ibu, apa yang sudah terjadi dengan wajahmu?"

    Mata Hansung mengerjap sebelum mengeluarkan tangannya dari dalam mulut dan bukannya menjawab, ia justru memandang Seungcheol dan membuat Min Ah menarik tangannya kembali.

    "Apa yang sedang kalian rencanakan? Jangan merahasiakan sesuatu dari kami," tegur Jisub dengan pembawaan yang sangat hangat, berbeda dengan sikap kakunya saat tengah bertugas.

    Hansung mengambil krim yang berada di atas kue menggunakan jari telunjuknya. "Hyeong memukuli kemarin," ucapnya tanpa rasa bersalah dan kemudian kembali memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut. Terlihat begitu polos ketika di hadapkan dengan kedua orangtua mereka.

    Dan tentu saja kedua pemuda itu telah melakukan kebohongan besar terhadap orangtua mereka. Di mana mereka menutupi fakta bahwa mereka sering keluar-masuk ruang bawah tanah Club malam Rising Moon. Bukan tanpa alasan. Karena jika sampai ayah mereka tahu tentang hal itu, maka mereka bisa di pastikan tidak akan selamat. Cukup di ruang bawah tanah Rising Moon saja mereka menjadi liar. Biarkanlah mereka menjadi anak rumahan di depan kedua orangtua mereka.

    Namun imbas dari itu semua, Seungcheol sebagai kakak lah yang harus menanggung tuduhan konyol dari adiknya itu.

    "Seungcheol, benar apa yang di katakan oleh adikmu?" selidik Min Ah namun dengan sikap yang masih lembut tanpa menghilangkan ketegasan di wajah wanita itu.

    Hansung memandang Seungcheol yang tak kunjung menjawab. "Mengaku saja ... kemarin Hyeong menghajarku seperti orang kesetanan."

    Seungcheol tersenyum lebar. Bukan senyuman mengakui segala perbuatan kotornya, melainkan memberikan peringatan kepada Hansung yang sudah memberikan tuduhan kotor itu padanya. Padahal yang kemarin menghajar orang seperti seseorang yang kesetanan adalah dirinya sendiri, dan sekarang dia justru memutar balikkan fakta. Dan yang paling membuat Seungcheol jengah adalah kelakuan Hansung yang selalu memanggilnya dengan seenaknya. Terkadang memanggil Hyeong dan terkadang hanya memanggil namanya secara langsung.

    "Kenapa kau diam saja? Kenapa kalian bertengkar?" teguran itu datang dari Jisub, dan kali ini Seungcheol tidak bisa lagi lari.

    "Dia menyebalkan, oleh sebab itu aku memukulnya."

    "Hanya itu?" ucap Min Ah tak percaya.

    Hansung menyahut dengan gaya bicara yang tidak tahu diri dan sering kali membuat Seungcheol melupakan fakta bahwa pemuda itu adalah saudaranya, "dia memukulku karena mengira aku berkencan dengan Yeoreum."

    Min Ah dan Jisub saling bertukar pandang sebelum serempak memandang Seungcheol yang tampaknya terkejut dengan perkataan Hansung sebelumnya.

    "Siapa Yeoreum?" tanya kedua orangtua mereka, serempak.

    "Ah ... itu ... itu bukan siapa-siapa, jangan percaya dengan anak ini. Dia hanya mengada-ngada," jawab Seungcheol gelagapan.

    "Teman wanitamu?" selidik Min Ah.

    "Dia Mahasiswi baru tahun ini di Fakultas Kedokteran," celetuk Hansung dengan senyum lebarnya.

    Seungcheol menghela napasnya, menatap jengah hingga tangannya yang kemudian tergerak meraih punggung tangan Hansung yang tengah memegang kue.

    "Selamat ulang tahun," ucap Seungcheol yang kemudian langsung mengangkat kue tersebut dan menempelkannya ke wajah Hansung. Membuat sedikit keributan di ruang rawat pagi itu.

    Sore itu Seungcheol sudah di izinkan untuk di bawa pulang karena luka yang ia alami tidak terlalu parah. Meninggalkan keluarganya yang masih sibuk di ruang keluarga. Hansung bergegas menuju kamarnya yang terletak di lantai atas dan bersebelahan dengan kamar Seungcheol.

    Melepas jaketnya ketika membuka pintu kamarnya. Hansung segera menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam, berjaga-jaga jika saja Seungcheol tiba-tiba masuk di saat ia tidak mengenakan atasan.

    Berjalan ke arah kamar mandi, tangannya melemparkan jaket yang ia kenakan ke ranjang baju kotor, lalu melepaskan kaos putihnya yang kemudian turut ia lempar. Saat itu terlihatlah sesuatu yang selama 22 tahun ini di sembunyikan oleh pemuda itu.

    Memasuki kamar mandi. Hansung mencuci wajahnya di wastafel dan sejenak memandang pantulannya di cermin. Bukan untuk mengangumi otot tubuhnya yang sempurna mengingat ia merupakan seorang pegulat nomor satu di Rising Moon meski di usia yang masih muda. Namun, ada perasaan seperti sebuah kesedihan dalam sorot matanya ketika ia melihat pantulan dirinya di cermin.

    Berbalik membelakangi cermin. Pemuda itu menoleh dan melihat pantulan bagian belakang tubuhnya di cermin, di mana sebuah Tatto tercetak dengan sempurna di punggungnya. Sebuah gambar dengan motif pedang dan juga bunga, di mana ujung pedang yang menghadap ke bawah. Di sisi kiri gagang pedang terdapat sebuah tulisan aksara China dalam posisi vertikal, sedangkan di samping kanan ujung pedang itu sendiri tertulis sebuah nama dalam aksara Hangul.

    Hansung tidak mengerti arti dari tulisan dengan aksara China itu, namun dia tidak bodoh untuk bisa membaca aksara Hangul yang berada di punggungnya.

    Kim Taehwa, itulah yang tertulis di sana. Dan dialah bayi kecil Kim Taehwa yang sempat di bawa kabur oleh Insung dari kediaman Kim Dong Il sekitar 22 tahun yang lalu. Dan sejak saat itu pula pemuda itu harus tumbuh dengan identitas barunya sebagai Choi Hansung, saudara kembar dari Choi Seungcheol.

    Seperti kesepakatan awal, sejak saat itu Insung tak pernah lagi muncul di hadapan Jisub. Namun sayangnya masa lalu kelam itu tak serta-merta meninggalkan Hansung. Dan hal itu terjadi karena lukisan di punggungnya yang telah ia dapatkan sejak sebelum ia jatuh ke tangan keluarga barunya.

    Layaknya sebuah kutukan. Ada bayangan gelap yang selalu menghampiri Hansung setiap kali ia melihat lukisan di punggungnya itu. Dan karena lukisan itu pula, ia tidak bisa tumbuh seperti anak-anak lain pada umumnya.

    Terhitung sejak 23 tahun hidupnya, ia sama sekali tidak pernah mandi bersama Seungcheol, tidak pernah membuka baju di hadapan saudaranya itu, atau sekedar untuk pergi ke pemandian air panas bersama saat musim dingin.

    Kehidupan Hansung bisa di bilang cukup tertekan, karena kedua orangtuanya tidak mengizinkan siapapun untuk melihat apa yang ia miliki di punggungnya. Itulah yang menjadi alasan kenapa ia selalu mengunci pintu kamarnya, dan juga kenapa ia selalu melilit tubuhnya menggunakan kain putih setiap memasuki arena gulat.

    Awalnya orang-orang yang melihat hal itu berpikir bahwa mungkin saja ia tengah terluka. Namun setelah terjun ke ruang bawah tanah Rising Moon sekitar tiga tahun yang lalu. Sekarang semua orang menganggap itu sebagai ciri khasnya.

    Jangan berkata bahwa Hansung tidak mencoba mencari tahu tentang bagaimana ia mendapatkan lukisan itu di punggungnya. Karena Jisub mengatakan bahwa saat masih kecil, ia di culik oleh orang jahat, dan orang jahat itulah yang sudah membuat lukisan itu di punggungnya.

    Dan tentang Kim Taehwa, nama yang terukir di punggungnya. Jisub mengatakan bahwa itu adalah nama orang jahat yang telah menculiknya, dan ia yang memang tidak tahu apa-apa pun tidak memiliki pilihan lain selain mempercayai perkataan sang ayah.

    Namun entah kenapa selalu ada perasaan asing yang menggangu pemuda itu setiap kali ia melihat punggungnya sendiri. Hatinya merasa sedikit takut tanpa sebab, dan satu hal yang masih menjadi misteri hingga sekarang. Apakah arti dari tulisan beraksara China itu?

    Tak ingin berlama-lama melihat punggungnya sendiri. Hansung lantas segera bergegas masuk ke dalam bilik kaca dan menyalakan Shower. Mengguyur kepalanya dengan air dingin. Berusaha mengusir perasaan aneh yang kembali mengusik hatinya.

Selesai di tulis : 09.04.2020
Di publikasikan : 09.04.2020

Bukan editor handal, tapi inilah desain paling sederhana yang bisa saya buat untuk desain Tatto di punggung Kim Taehwa/Choi Hansung untuk sementara waktu🤭🤭🤭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro