Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 88

    Youngjae terdiam sejenak di ruang tamu sejak kepergian Seokjin sekitar lima belas menit yang lalu. Masih merasa sulit untuk percaya dengan apa yang saat ini di lakukan oleh Daehyun. Apa dia membawa kabur Taehyung dan memutuskan untuk memberitahu kebenaran pada anak itu tanpa campur tangan dari pihak keluarga yang bersangkutan?

    Tentu saja itu terdengar sangat egois. Youngjae tak mengerti kemana sisi dewasa Daehyun saat ini. Kembali memusatkan perhatiannya pada layar ponsel di tangannya, Youngjae kembali mencoba menghubungi Daehyun. Namun jawaban yang ia terima masih sama seperti tadi malam. Suara seorang wanita yang mengatakan bahwa nomor yang ia hubungi tidak aktif.

    Youngjae kemudian memilih meninggalkan pesan suara. "Jangan gila. Kembalikan anak itu sekarang!" bernada dingin, Youngjae lantas menurunkan kembali ponselnya dan beralih memijat keningnya.

    "Youngjae, tamunya sudah pergi."

    Youngjae menurunkan tangannya dan segera memandang Jiyoung yang datang menghampirinya. "Dia baru saja pergi."

    "Rekan bisnismu?"

    "Anak dari pemilik Global Nation Group."

    "Ada perlu apa dia datang sepagi ini?"

    "Urusan bisnis," jawaban yang keluar bersamaan seulas senyum tipis yang tampak di paksakan.

    "Ya sudah, kita sarapan dulu. Tapi ... di mana adikmu?"

    "Aku sudah menyuruhnya untuk menunggunya di meja makan."

    "Ibu tidak melihat dia sejak tadi."

    "Ya sudah, Eomma tunggu saja di meja makan. Biar aku yang memanggil anak itu."

    Youngjae beranjak dari duduknya dan meninggalkan ibunya untuk mencari keberadaan Hoseok. Menyusuri bagian belakang bangunan rumah, karena hanya di sanalah kemungkinan besar Hoseok berada ketika anak itu yang belum boleh berjalan.

    "Hoseok ... di mana kau? Cepat kemari! Waktunya sarapan ..."

    Youngjae yang sejak awal sudah di buat kebingungan oleh kelakuan Daehyun, kini semakin bingung ketika tak juga mendapati Hoseok. Membuka pintu belakang, Youngjae menapakkan kakinya di halaman belakang.

    "Ya! Jung Hoseok, kau di sini?"

    Youngjae menyusuri halaman belakang dan langkahnya sempat terhenti ketika mendapati kursi roda Hoseok. Youngjae lantas menghampiri kursi roda kosong itu dengan langkah yang lebar dan segera memandang ke sekeliling dengan sedikit panik.

    "Ya! Jung Hoseok. Jangan main-main, keluar sekarang!"

    Youngjae berjalan sedikit menjauh dan saat itu ia menemukan Hoseok tengah duduk di bangku panjang taman, memandang ke arahnya dan itu tandanya bahwa pemuda itu mendengar teriakannya barusan.

    Menghela napasnya dengan sedikit kesal. Youngjae lantas melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk bisa sampai dengan cepat di tempat Hoseok yang bahkan tak menunjukkan reaksi apapun.

    "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

    "Mencari udara segar."

    "Kenapa kau meninggalkan kursi rodamu?"

    "Kaki ku sudah sembuh, aku tidak membutuhkan kursi roda lagi," sangkal Hoseok pada dirinya sendiri, meski sebelumnya butuh perjuangan yang keras hingga ia bisa duduk di sana. Sampai saat ini pun ia masih merasakan sakit di bekas jahitan yang terdapat pada kakinya.

    "Kau ingat pesan Dokter?"

    Hoseok mengangguk.

    "Jika ingat kenapa malah melanggarnya?" Suara Youngjae sedikit meninggi.

    "Kenapa Hyeong memarahiku? Aku hanya ingin berhenti merepotkan kalian saja."

    Youngjae menekan keningnya. Mencoba mengendalikan amarah yang kini hampir menguasai kesadarannya. Dia memang marah pada Daehyun, tapi memang tidak seharusnya ia melampiaskan kemarahannya pada Hoseok yang tidak tahu apa-apa.

    Menghela napasnya dalam, Youngjae lantas menempatkan diri duduk di samping Hoseok dan memandang wajah adik tirinya itu.

    "Nanti kita pergi ke Dokter untuk memeriksa kakimu."

    "Untuk apa pergi ke Dokter? Kan sudah ada Daehyun Hyeong."

    "Dia sedang menangani bisnis di luar kota."

    "Bisnis?"

    "Benar ... aku lupa untuk memberitahumu."

    Hoseok menjatuhkan pandangannya, merasa sudah di bodohi oleh Youngjae ketika sebelumnya jelas-jelas ia mendengar sendiri bahwa kakaknya itu membawa pergi adik orang lain tanpa izin. Hoseok tidak tahu apa yang kini di lakukan oleh kakaknya dan kenapa Youngjae harus membohonginya.

    Perhatian pemuda itu kemudian teralihkan oleh pergerakan Youngjae yang tiba-tiba berjongkok membelakanginya.

    "Apa yang sedang Hyeong lakukan?"

    "Naiklah, aku akan menggendongmu."

    "Tidak perlu, aku akan berjalan sendiri."

    "Aku tidak ingin mengambil resiko jika lukamu kembali terbuka. Cepat naik, ibu sudah menunggu."

    Tak memiliki pilihan lain, Hoseok pun segera mengulurkan kedua tangannya dan naik ke punggung Youngjae yang kemudian menggendongnya masuk ke dalam rumah.

    Di sisi lain, Seokjin kembali memasuki rumahnya dengan wajah yang terlihat lesu. Namun terlihat sedikit kemarahan dalam sorot matanya waktu itu, ketika ia tidak mengetahui motif sebenarnya Daehyun yang tiba-tiba membawa adiknya pergi tanpa memberi kabar.

    "Seokjin, kau sudah kembali?" tegur Taewoo yang saat itu hendak berangkat ke kantor, di susul oleh Boyoung yang berjalan di belakang pria itu dan langsung menghampiri putra sulungnya.

    "Bagaimana? Sudah ketemu? Kenapa kau pulang sendiri?"

    "Daehyun tidak pulang ke rumahnya."

    Taewoo dan Boyoung tentunya kaget mendengar hal itu. "Jadi, kemana dia membawa adikmu pergi?"

    "Aku tidak tahu, aku sudah berbicara dengan Pengacara itu dan dia juga tidak bisa menghubungi Daehyun sejak semalam."

    "Ya ampun ... sebenarnya kemana dia membawa Taehyung," ujar Boyoung dengan khawatir. "Kau sudah mengecek di Rumah Sakit?"

    "Aku sudah menghubungi Kihyun dan dia mengatakan tidak ada laporan tentang Taehyung."

    "Bagaimana dengan Rumah Sakit lain?"

    "Itu mustahil. Jika terjadi sesuatu pada Taehyung, Daehyun pasti akan membawanya ke Hankuk Medical Center."

    "Jadi kemana adikmu pergi?"

    Taewoo memegang kedua lengan Boyoung untuk menenangkan istrinya itu. "Tenangkan dirimu, Taehyung pasti baik-baik saja."

    "Bagaimana aku bisa tenang? Putra kita sedang sakit dan dia pergi tanpa kabar, bagaimana jika terjadi hal yang buruk dengannya?"

    "Daehyun adalah seorang Dokter, kau tidak perlu sepanik ini ... dia pasti akan menjaga putra kita." Taewoo mengalihkan pandangannya pada putranya. "Jika memang dalam satu hari ini tidak bisa di hubungi, apa sebaiknya kita melaporkan kasus ini ke kantor polisi."

    "Lakukan sekarang!" celetuk Boyoung. "Lebih cepat akan lebih baik."

    "Eomma tenanglah sebentar. Jika kita membuat laporan di kantor polisi, apa yang harus kita laporkan? Tidak mungkin jika kita menuduh Daehyun telah menculik Taehyung. Apa lagi laporan kehilangan ... akan sangat tidak masuk akal untuk membuatnya."

    "Tapi ini sangatlah aneh ... kenapa Daehyun seakan-akan tengah menculik Taehyung. Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka?"

    "Pengacara itu mengatakan untuk tetap menunggu hingga ia bisa menemukan keberadaan Daehyun, untuk sementara waktu kita tunggu saja."

    Boyoung kembali mengeluh, "ponselnya juga tidak aktif, tidak biasanya dia seperti ini."

    "Kita tunggu saja kabar dari Yoo Youngjae. Hari ini aku izin untuk tidak masuk kantor."

    "Baiklah, istirahatlah. Ayah akan menangani semuanya."

    Seokjin mengangguk dan segera meninggalkan kedua orangtuanya. Kembali ke kamarnya. Pria dewasa itu segera mendudukkan diri di tepi ranjang. Merogoh ponselnya, ia kembali mencoba menghubungi Taehyung, namun tetap tak ada yang berubah.

    Dia khawatir dan dia marah, marah terhadap sikap Daehyun yang tiba-tiba membawa Taehyung pergi. Namun ada rasa janggal terhadap insiden ini. Teringat lagi dalam benaknya sikap Daehyun yang memang sedikit berbeda di pertemuan tadi malam, namun ia pikir bahwa mungkin saja Daehyun masih dalam keadaan berduka. Namun apa yang terjadi setelah ia mempercayakan Taehyung pada Dokter muda itu? Dokter muda itu yang pada akhirnya membawa kabur adiknya dan membuatnya merasakan apa itu kehilangan.

    Seokjin mengutuk, mengutuk perbuatan Daehyun. Dan mungkin setelah kejadian ini, ia akan menjauhkan adiknya dari Dokter muda itu apapun yang terjadi.



Selesai di tulis : 10.04.2020
Di publikasikan : 13.04.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro