Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 70

    Setelah sempat melarikan diri dari Hoseok, pada akhirnya Daehyun berakhir dengan duduk di salah satu bangku taman setelah sebelumnya meminta Jooheon untuk memeriksa kondisi adiknya tersebut. Merasa terlalu kacau untuk kembali berhadapan dengan Hoseok, dia lebih memilih menjernihkan pikirannya terlebih dulu.

    "Hyeong." satu teguran datang padanya dan menarik perhatiannya. Dia menoleh ke sumber suara dan mendapati Kihyun tengah berjalan ke arahnya.

    "Kau ada di sini?"

    "Ada apa?"

    Kihyun menempatkan diri duduk di samping Daehyun sebelum menjawab. "Tentang Taehyung."

    "Ada apa dengannya?"

    "Hasilnya bisa kita lihat nanti malam."

    "Bagaimana dengan keluarganya?"

    "Bagaimana apanya?"

    "Golongan darah Taehyung."

    Kihyun mengalihkan pandangannya dengan raut wajah yang tampak tengah mempertimbangkan sesuatu. Dia lantas berucap, "aku pikir begini akan lebih baik."

    Keduanya saling mempertemukan pandangan mereka. "Apa maksudmu?"

    "Melihat kondisi Taehyung yang sekarang, aku pikir akan lebih baik jika kita para orang tua berpura-pura tidak tahu... Jika sampai keluarga Seokjin menuntut untuk melakukan tes DNA, aku pikir itu hanya akan berpengaruh buruk terhadap kondisi Taehyung. Yang Taehyung butuhkan sekarang adalah perhatian dari keluarganya, entah itu keluarga biologis atau bukan."

    Daehyun kembali menjatuhkan pandangannya dengan senyuman miris yang berhasil menarik perhatian Kihyun.

    "Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada adikmu?"

    Senyum Daehyun sedikit melebar, namun tak menunjukkan bahwa dia benar-benar berniat untuk tersenyum. Daehyun lantas menegakkan tubuhnya dengan helaan napas yang terdengar begitu berat sebelum pandangannya terjatuh pada Kihyun.

    "Sayang sekali, Hoseok ku juga mengalami kasus yang sama dengan Taehyung."

    Kihyun tertegun. "Apa yang sedang Hyeong maksud?"

    Daehyun mengarahkan pandangannya pada langit cerah sore itu sembari berujar, "adikku memiliki golongan darah yang tidak seharusnya dia miliki."

    "Hyeong." gumam Kihyun dengan dahi yang berkerut dan menuntun Daehyun untuk sekilas mempertemukan pandangan keduanya.

    "Jangan konyol."

    Senyum Daehyun semakin melebar, namun hal itu justru semakin menyakitkan untuk dirinya sendiri. "Awalnya aku berpikir bahwa Jooheon melakukan kesalahan, tapi adikku masih baik-baik saja sampai detik ini."

    Kihyun terdiam, sejenak memikirkan kejanggalan yang telah terjadi di sana. Hingga sebuah pemikiran tiba-tiba muncul dan membimbing pandangannya untuk melihat seniornya yang tengah berada dalam kesulitan tersebut.

    "Bolehkah aku bertanya?"

    Daehyun menatap lawan bicaranya. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

    "Di Rumah Sakit mana Hoseok lahir?"

    "Hyunjin Medical Center, ada apa?"

    "Apa jangan-jangan adik Hyeong, sudah tertukar." ucap Kihyun dengan ragu.

    "Itu tidak mungkin, aku sendiri yang membawanya pulang waktu itu... Tidak mungkin ada kesalahan waktu itu."

    "Kalau begitu, lakukan saja tes DNA."

    Daehyun kembali menjatuhkan pandangannya dengan hembusan napas beratnya. "Sepertinya aku akan memilih jalan yang di ambil Seokjin."

    "Jika itu sangat mengganggu, tidak ada salahnya melakukan tes DNA. Atau bicarakan semuanya terlebih dulu dengan ayah Hyeong."

    Dahi Daehyun mengernyit secara berlebihan. Jujur hal ini sangat menganggunya, namun dia tidak siap menerima kenyataan jika hasil tes DNA menunjukkan bahwa Hoseok bukanlah adiknya. Dan jika benar seperti itu, lalu di mana adiknya yang sebenarnya sekarang.

    Kihyun menepuk bahu Daehyun dan berucap, "pikirkanlah baik-baik, jangan sampai tindakan Hyeong melukai Hoseok."

    Daehyun hanya mengangguk tanpa berniat merespon dengan perkataan. Kihyun pun lantas bangkit. "Aku pergi dulu, nanti malam aku akan menghubungi Hyeong setelah menerima hasilnya."

    Kihyun lantas meninggalkan Daehyun yang kembali duduk seorang diri dengan kepala yang terasa semakin memberat. Sepertinya dia memang harus membicarakan hal ini terlebih dulu dengan sang ayah. Namun sebelum itu terjadi, perhatiannya telah teralihkan lebih dulu oleh seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

    Sempat terkejut, namun dia kembali bersikap normal setelah melihat bahwa Youngjae lah yang duduk di sampingnya.

    "Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

    "Berpikir. Bagaimana hasilnya?"

    "Masalahnya sedikit berat."

    "Apa maksudmu?"

    "Seseorang mendorong Hoseok sehingga ia jatuh ke jalan dan tertabrak mobil."

    "Hoseok sudah menceritakannya padaku, lalu apa masalahnya?"

    "Kau sudah tahu siapa yang mendorongnya?"

    Daehyun menggeleng. "Anak itu menolak untuk memberitahu."

    "Kau ingat anak dari Politikus Kim Yeongcheol yang waktu itu di tangkap oleh Kepolisian Seongnam bersama dengan Hoseok?"

    Daehyun mengangguk. "Lalu?"

    "Anak itulah yang sudah mendorong Hoseok."

    Daehyun terdiam, seketika otaknya kembali bekerja setelah mendengar bahwa orang berkuasalah yang turut terlibat dalam kasus kecelakaan Hoseok.

    "Aku bisa saja memenangkan kasus ini meski harus berjuang keras, jika kau bersedia menaikkan kasus ini ke Kejaksaan."

    "Lupakan! Kim Yeongcheol adalah orang terpandang, Negara saja tidak berani mengusiknya. Jangan melibatkan diri dengan orang-orang seperti itu, aku sudah sangat bersyukur bahwa Hoseok masih baik-baik saja."

    "Sejak dulu putranya memang pembuat masalah. Jika sampai Hoseok mengalami cedera yang serius, ku pastikan karir Politiknya akan hancur dalam waktu satu bulan." sudut bibir Youngjae terangkat dan seketika memudar ketika ia mendapati wajah murung Daehyun yang di penuhi oleh kegelisahan. Teringat olehnya, perkataan Hoseok sebelum ia datang ke sana bahwa sebelumnya Daehyun menangis dan pergi begitu saja.

    "Kau ada masalah?"

    Daehyun sekilas memandang Youngjae dan kembali menjatuhkan pandangannya. "Tidak ada."

    "Jangan berbohong, aku dengar dari seorang pasien bahwa seorang Dokter menangis di ruangannya dan segera meninggalkannya."

    Sudut bibir Daehyun tersungging, sudah jelas siapa yang sedang di maksud oleh Pengacara muda itu.

    "Katakan sekarang atau aku akan mencari tahunya sendiri."

    "Aku hanya sedikit bingung."

    "Kenapa?"

    Daehyun menyandarkan punggungnya, di susul oleh helaan napasnya yang terdengar begitu berat.

    "Apa ada hubungannya dengan Hoseok?"

    Daehyun mengangguk. "Benar."

    "Kalau begitu cepat katakan."

    Daehyun sempat terdiam, terlihat begitu ragu untuk menyampaikan keluh-kesahnya kepada saudara tirinya yang sangat berguna di saat-saat seperti ini.

    "Waktu adalah peluang untuk mendapatkan uang, jangan mengulur waktu terlalu lama. Jika kau menyia-nyiakan waktu yang ada, maka aku akan kehilangan peluangku untuk mendapatkan uang."

    Daehyun sejenak memijat keningnya yang berkerut. Merasa kepalanya sedikit berat, mungkin saja efek karna ia tidak tidur sejak kemarin. Dia kemudian kembali menurunkan tangannya, menepis keraguannya karna hanya pada Youngjae dia bisa menyampaikan semua hal bahkan jika itu sebuah rahasia sekalipun.

    "Hoseok, memiliki golongan darah yang tidak mungkin di miliki oleh anak dari ayah dan ibu kami."

    Youngjae tak langsung menjawab, dia berdiam diri sejenak untuk menangkap maksud dari perkataan Daehyun sebelumnya. Dia pun sedikit bergeser menghadap ke arah Daehyun dan menyandarkan satu tangan pada sandaran kursi.

    "Maksudmu, di keluargamu tidak ada yang memiliki golongan darah yang sama dengan Hoseok?"

    "Benar."

    "Kenapa bisa seperti itu? Bukankah jika salah satu keluarga tidak memiliki kecocokan darah, masih ada keluarga yang lain. Bagaimana tidak ada satupun dari kalian yang memiliki golongan darah yang sama dengan Hoseok?"

    "Aku tidak tahu." jawaban yang terdengar putus-asa dan membuat raut wajah si Pengacara itu mulai menunjukkan bahwa ia tengah berpikir keras sembari menggigiti kuku ibu jarinya.

    "Jangan bilang jika dia bukan adik kandungmu."

    Daehyun segera menjatuhkan pandangannya pada Youngjae, bukan ingin menuntut, melainkan ia sendiri yang tidak tahu harus berpikir bagaimana lagi.

    "Itu mustahil! Aku sudah hidup dengannya dalam waktu yang lama. Dia adikku! Adik kecilku, aku yakin tidak ada kesalahan di hari kelahirannya." dahi Daehyun mengernyit. Sebanyak apapun dia menyangkal, kenyataan justru semakin menuntutnya untuk membenarkan perkataan Youngjae.

    "Kalau begitu lakukan tes DNA."

    "Haruskah?"

    "Jika kau ingin tahu kebenarannya, maka lakukan itu untuk dirimu sendiri."

    "Apa maksudmu?"

    "Sekalipun dia bukan adik kandungmu, kau harus menyimpan hal itu sendiri. Karna jika kau sampai mengusir Hoseok dari rumah, maka aku yang akan membunuhmu!" kalimat ancaman yang terucap dengan begitu santai, namun seorang Yoo Youngjae tidak pernah main-main dengan setiap ancaman yang keluar dari mulutnya meski terdengar tak memiliki keseriusan dalam ucapannya.

    "Aku akan membicarakannya dengan ayahku terlebih dulu."

Selesai di tulis : 17.01.2020
Di publikasikan : 17.01.2020

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro