Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 20 [Ikatan Yang Terhubung Kembali]

Daehyun memasuki salah satu toko di pusat perbelanjaan elit yang cukup terkenal dimana hanya menjual barang-barang asli dari merek terkenal dan juga dengan harga yang sebanding dengan merek yang terpajang di setiap produknya.

"Selama datang." Sapa salah seorang pegawai begitu ia membuka pintu kaca tersebut, dia sekilas menundukkan kepala dan berlalu begitu saja.

Dia baru saja pulang dari Rumah Sakit dan memutuskan untuk mencarikan hadiah ulang ahun Hoseok sebelum berangka ke Gunung Jiri, karna dia akan kembali bertepatan dengan ulang ahun Hoseok jadi akan mustahil jika dia mencari hadiah saat kembali dari Gunung Jiri.

Dia berjalan menjelajahi toko tersebut, melihat barang-barang yang berjajar di sepanjang etalase. Dia berhenti sejenak pada pakaian yang terganung, sekilas melihat-lihat dan tampak tengah memperhatikan sesuatu. Memikirkan apa yang kiranya di perlukan oleh adiknya dan setelah di pikirkan kembali sepertinya membelikan nya pakaian adahal hal yang biasa, dia perlu sesuau yang lain.

Dia pun beralih ke sudut lain, melihat beberapa barang-barang yang ia lewati dan karna terlalu asik melihat ke sekeliling dia tidak sengaja menabrak bahu seseorang dan bukan hanya dia yang terkejut melainkan orang yang sebelumnya bertabrakan dengan nya.

"Joesonghamnida." Keduanya saling membungkuk sekilas untuk saling memina maaf dan menegakkan tubuh mereka dalam waktu bersamaan, dan orang yang baru saja bertabrakan dengan nya tidak lain adalah Kim Seokjin yang datang ke sana dengan tujuan yang sama yaitu mencarikan hadiah untuk adik bungsunya.

"Aku benar-benar minta maaf, aku kurang berhati-hati." Ujar Daehyun sembari sekilas menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, aku juga kurang berhati-hati."

"Sekali lagi, aku minta maaf." Keduanya saling membungkuk sekilas dan mengambil jalan yang berbeda.

Untuk beberapa saat, keduanya tampak sibuk mencari barang yang mereka cari hingga setelah tiga puluh menit berlalu. Daehyun pergi ke meja kasir dengan membawa sebuah jam tangan dengan merek terkenal.

"Bisa bungkuskan sekalian?" Ujar Daehyun sembari menyodorkan kartu kreditnya.

"Jika boleh tahu, untuk siapakah hadiah ini akan Tuan berikan?" Tanya sang petugas kasir sebatas unuk mengetahui pada siapa hadiah tersebut akan di berikan agar tak salah dalam memilih bungkus kado.

"Anak laki-laki berusia delapan belas tahun."

"Mohon tunggu sebentar." Ujar petugas kasir tersebut sembari mengembalikan kartu kredit ke tangan Daehyun.

Daehyun pun memutuskan unuk duduk di kursi Panjang dekat kasir selagi menunggu dan saat ia menyingkir dari kasir saat itu pula Seokjin datang dan menyodorkan barang yang ia beli, sebuah dasi dengan motif berwarna biru gelap menjadi pilihan nya sebagai hadiah ulang ahun untuk Taehyung. Sungguh tidak jauh-jauh dari karakernya yang orang kantoran.

"Tolong di bungkus sekalian." Ujarnya dan petugas yang sebelumnya pun menanyakan hal yang sama kepada Seokjin.

"Untuk pelajar SMA." Ujar Seokjin, dia mengarahkan pandangan nya ke sekililing dan tak sengaja mendapati Daehyun yang duduk tidak jauh dari tempatnya.

Melihat hal itu pun Seokjin memutuskan untuk bergabung Bersama Daehyun selagi menunggu.

"Boleh aku bergabung?"

Suara teguran yang membuat Daehyun mendongakkan wajahnya dan sediki terkejut setelah melihat orang yang sebelumnya bertabrakan dengan nya. "Silahkan." Ujarnya kemudian, mempersilahkan Seokjin untuk duduk.

Seokjin pun duduk di samping Daehyun dan sekilas melihat pakaian yang di kenakan Daehyun dan juga jas putih yang berada di pangkuan nya yang menegaskan bahwa dia adalah seorang Dokter.

"Kau seorang Dokter?"

Mendapatkan teguran sekali lagi, Daehyun pun mempertemukan pandangan nya dengan Seokjin dengan seulas senyum tipis nya.

"Benar, bagaimana kau bisa tahu?"

"Kau memakai baju seorang Dokter." Balas Seokjin sembari menunjuk jas putih yang berada di pangkuan Daehyun.

"Dan sepertinya kau adalah pekerja kantoran."

"Apa aku terlihat begitu mencolok?"

"Sedikit." Keduanya pun sekilas saling melempar tawa ringan sebelum akhirnya Seokjin yang lebih dulu mengulurkan tangan untuk memulai perkenalan.

"Kim Seokjin."

Daehyun menjabat tangan Seokjin, menerima uluran pertemanan yang di tawarkan oleh Seokjin.

"Jung Daehyun."

"Kau membeli sesuau untuk seseorang?" Tanya Seokjin kemudian, memulai obrolan dengan teman barunya.

"Untuk adik ku, sebentar lagi dia berulang tahun."

Mata Seokjin sekilas melebar. "Benarkah? Kebetulan sekali aku juga sedang membelikan hadiah untuk adik ku."

"Benarkah?"

"Ne, berapa usia adik mu?"

"Baru delapan belas."

"Heol!" Seru Seokjin.

"Kenapa?" Heran Daehyun.

"Adik ku juga berusia delapan belas tahun." Ujar Seokjin yang kemudian terawa ringan di ikuti oleh Daehyun, menyadari kebetulan yang benar-benar sempurna.

"Benarkah?"

"Jangan sampai adik kita adalah anak yang sama." Gurau Seokjin.

"tidak mungkin, adik ku berbeda dengan anak-anak yang lain."

"Benar, adik ku juga sangat berbeda."

"Tuan."

Suara nyaring seorang perempuan menginterupsi perbincangan keduanya, merasa bahwa dialah yang di panggil. Daehyun pun segera beranjak dari duduknya dan segera mendekat ke kasir.

"Terimakasih." Ujarnya pada sang kasir dan kemudian berbalik, kembali menghampiri Seokjin.

"Sepertinya aku sudah harus pergi."

Seokjin pun berdiri dan berhadapan dengan Daehyun, kedua nya saling berjabat tangan sekilas untuk mengucapkan selamat tinggal atas pertemuan singkat mereka.

"Senang bertemu dengan mu."

"Hati-hati di jalan."

"Sampai jumpa."

Daehyun pun pergi meninggalkan Seokjin yang kemudian mendekat ke arah kasir setelah pesanan nya sudah siap, dan setelah tak ada lagi yang kurang. Dia pun bergegas keluar dari toko dan melanjutkan perjalanan menuju rumah.

Ikatan Yang Terhubung Kembali

Malam semakin larut, membimbing langkah Daehyun untuk sampai di Halte Bus dengan beberapa orang yang juga tengah menunggu kedatangan Bus selanjutnya. Malam yang cukup tenang bagi Daehyun dan entah kenapa dia merasa sedikit bebas ketika hal ini mengingatkan nya pada saat-saat dimana dia hanyalah seorang pelajar SMA yang harus naik Bus jika ingin bepergian, sangat bebas dan juga sedikit nakal di saat dia yang tidak terlalu patuh kepada ayahnya.
Namun itu hanya kenakalan masa remaja yang kemudian menghilang ketika ia mengerti akan sebuah tanggung jawab yang di bebankan di bahunya, terlebih mengurusi adik bungsunya tanpa seorang ibu.

Dia sedikit mengangkat tangan kirinya dan menyingkap lengan kemejanya untuk melihat jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya, 20:29 waku yang di tunjukkan oleh jam tangan nya dan setelah beberapa menei menunggu. Bus akhirnya datang, beberapa orang yang sebelumnya menunggu pun segera naik ke dalam Bus. Menjadikan Daehyun sebagai orang terakhir yang masuk.

Bus yang ia tumpangi cukup lenggang, ada banyak bangku kosong di sana. Namun ketika ia berjalan ke arah bagian belakang Bus, pandangan nya tak sengaja menangkap sosok yang begiu familiar.
Senyum itu kemudian mengembang di kedua sudut bibirnya ketika mendapati Kim Taehyung duduk seorang diri dan terlihat asik memainkan ponselnya.

Bus pun berjalan seiring dengan langkahnya yang mendekati tempat Taehyung, di lihanya anak itu begitu larut akan permainan game di layar ponselnya hingga bahkan saat ia duduk di sampingnya pun anak itu tetap tak mengalihkan pandangan nya dari ponselnya.

"Kau baru pulang?"

Taehyung tersentak dan seketika pergerakan nya terhenti dengan mata yang mengerjap, menyadari suara yang begitu familiar berada tepat di sampingnya. Perlahan dia menolehkan kepalanya dan membulatkan matanya ketika mendapati senyuman hangat itu yang kembali menyapanya.

"Jung Ssaem, bagaimana bisa Jung Ssaem ada di sini?"

Daehyun sekilas mengusak puncak kepala Taehyung, merasa gemas akan reaksi yang di tunjukkan oleh anak didiknya tersebut. "Tentu saja bisa, memangnya kenapa tidak bisa?"

Taehyung menggeleng. "Bukan... Maksud ku, bukankah Jung Ssaem membawa mobil. Kenapa justru naik Bus?"

"Mobil Ssaem di pinjam oleh adik Ssaem."

"Adik?" Taehyung sejenak tampak mempertimbangkan sesuatu. "Bukankah Ssaem pernah mengatakan bahwa adik Ssaem seumuran dengan ku, tapi kenapa sudah boleh membawa mobil?"

Daehyun tertawa ringan mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Taehyung. "Ssaem memliki adik yang lain."

Taehyung mengangguk paham dengan penjelasan Daehyun.

"Kenapa baru pulang?"

"Aku baru saja selesai les."

"Kau sering pulang sendiri?"

Taehyung mengangguk.

"Apa yang sedang kau mainkan?"

Teguran itu membuat Taehyung sadar bahwa sebelumnya dia tengah bermain Game, alhasil dia pun kembali melihat ke layar ponselnya dengan panik dan seketika mulutnya sedikit terbuka dengan raut wajah yang kecewa karna permaianan nya berakhir begitu saja.

"Heol! Kenapa bisa kalah?" Gumamnya.

"Ada apa? Apa Ssaem menganggu mu?"

Taehyung menggeleng dengan raut wajah yang kesal sekaligus kecewa, namun dia tidak bisa mengabaikan Gurunya hanya karna sebuah Game. Dia kemudian memilih mengantongi kembali ponselnya.

"Kau tidak ingin main lagi?"

"Aku sudah kalah berkali-kali, itu membuat ku bosan."

Sudut bibir Daehyun kembali tertarik ketika ia menyadari perubahan dari nada bicara Taehyung yang lebih mirip dengan Hoseok yang tengah merajuk, dan keduanya kembali di pertemukan hari ini dengan perjalanan singkat yang kemudian membuat mereka berpisah kembali.

Namun sebuah kenangan kembali tercipta di bawah langit gelap Seoul, di saat Daehyun menjaga langkah kecil di sampingnya hingga menuju kediamannya.

Daehyun memutuskan untuk mengantar Taehyung dengan berjalan kaki sebelum dia yang pulang ke rumahnya sendiri, kecanggungan yang perlahan memudar ketika tawa ringan yang mengiringi langkah keduanya yang menyusuri jalan gelap hingga sebuah lambaian tangan dan juga seulas senyum lebar menjadi perpisahan mereka untuk hari ini.

Daehyun berbalik setelah melihat Taehyung masuk ke dalam rumah dan dengan langkahnya yang begitu santai, dia menyusuri jalanan gelap seorang diri. Merasakan keheningan malam yang menciptakan sedikit ketenangan baginya, menutup malam itu dengan seulas senyum sebelum menyambut esok hari dengan senyum yang lebih lebar.

Selesai di ulis : 11.07.209
Di publikasikan : 13.07.209

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro