Page 117.
Youngjae kembali ke ruang rawat Daehyun setelah pergi beberapa menit, dan Hoseok yang mendengar seseorang masuk lantas menoleh ke arah pintu dengan keadaan yang masih tampak terguncang.
Youngjae mengangkat pandangannya, dan langkah itu seketika terhenti ketika ia menemukan Hoseok di ruangan itu.
"Hoseok?" gumam Youngjae.
Youngjae kembali melanjutkan langkahnya dan berhenti di samping Hoseok. Sekilas memandang Daehyun dan kembali pada pemuda itu. Youngjae terlihat serba salah.
"Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Youngjae kemudian.
"Kenapa Youngjae Hyeong tidak memberitahuku?" terdengar sedikit menuntut, namun terlihat kekecewaan dalam sorot mata pemuda itu.
Youngjae pun tampak gugup. "Itu ... maafkan aku."
"Sampai kapan Hyeong akan menyembunyikan hal ini dariku? Apa karena aku bukan bagian dari keluarga ini lagi, sehingga Hyeong merahasiakan hal ini dariku?"
"Bukan begitu, kenapa kau berpikir seperti itu? Aku ... kami tidak memberitahumu agar kau tidak khawatir."
"Hyeong berharap aku akan percaya?" Hoseok mengusap kasar air mata yang jatuh ke wajahnya. Pemuda itu merasa sedih dan kecewa dalam waktu yang bersamaan.
Youngjae lantas menarik kedua bahu pemuda itu hingga berhadapan dengannya.
"Dengarkan aku baik-baik. Ini tidak seperti yang kau pikirkan ... aku tidak ingin membohongimu, tapi aku harus melakukannya. Aku tidak bisa memberitahumu tentang keadaan kakakmu sebelum mendapatkan kepastian bahwa dia baik-baik."
"Apa maksud Hyeong dengan Daehyun Hyeong tidak baik-baik saja? Bagaimana dia bisa menjadi seperti ini?"
Youngjae tampak kesulitan untuk menjelaskan keadaan di sana. Namun saat itu Hoseok menyadari sesuatu.
"Tunggu sebentar," Hoseok menepis tangan Youngjae dan sekilas memandang Daehyun.
"Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?" tegur Youngjae.
Hoseok kembali memandang Youngjae dan bertanya dengan penuh selidik, "apa yang terjadi pada Daehyun Hyeong?"
"Dia mengalami kecelakaan mobil?"
"Kapan?"
Youngjae enggan menjawab. Namun sepertinya Hoseok tahu kapan tepatnya insiden itu terjadi.
Hoseok lantas berucap, "Daehyun Hyeong menyusul Taehyung ke bandara. Taehyung mengalami kecelakaan saat menuju bandara. Daehyun Hyeong juga pasti mengalami kecelakaan di hari yang sama dengan Taehyung ... apa yang terjadi sebenarnya? Apa yang sudah mereka lakukan?"
Youngjae menghela napas. Tak lagi memiliki celah untuk membohongi Hoseok.
"Kau benar, mereka mengalami kecelakaan di waktu yang bersamaan. Mereka tertabrak mobil di depan bandara ... aku minta maaf karena harus membohongimu."
"Apapun alasannya, Hyeong harusnya jujur padaku."
"Aku benar-benar minta maaf."
Hoseok perlahan mulai luluh. Kembali menghadap Daehyun, tatapan prihatin Hoseok tertuju pada sang kakak.
Hoseok kemudian bergumam, "bagaimana keadaan Daehyun Hyeong sekarang?"
"Dia sudah siuman."
"Apa dia akan baik-baik saja?"
Youngjae bergumam. Memilih untuk merahasiakan kondisi Daehyun yang sebenarnya. Namun saat itu Daehyun terbangun. Hoseok yang melihatnya pun segera mendekat dan tampak khawatir.
"Hyeong," Hoseok meraih lengan Daehyun.
Perlahan netra sayu dengan tatapan kosong milik Daehyun menemukan sosok Hoseok. Namun seperti sebelumnya, Daehyun tak memberikan reaksi apapun.
"Hyeong, Hyeong baik-baik saja?"
Daehyun tak merespon dan membuat Hoseok bingung. Kekhawatiran pemuda itu pun lantas semakin besar.
"Daehyun Hyeong, kenapa kau diam saja? Hyeong mendengarku, kan?"
Youngjae sejenak berpaling dan mengusap wajahnya, terlihat gelisah. Dia kemudian meraih bahu Hoseok dan mendapatkan perhatian pemuda itu.
Hoseok kemudian bertanya, "kenapa Daehyun Hyeong tidak mau bicara?"
"Aku akan menjelaskannya padamu."
Youngjae menarik lembut Hoseok menuju sofa dan keduanya lantas duduk berdampingan di sana. Youngjae lantas menjelaskan keadaan Daehyun saat ini, dan tentunya Hoseok merasa sangat terpukul meski ia bukan lagi adik Daehyun.
Sementara itu, Seokjin yang masih berada di ruang rawat Taehyung lantas keluar karena Hoseok tak kunjung datang. Seokjin berpikir bahwa mungkin saja Hoseok tersesat, dan untuk itulah dia berniat mencari Hoseok.
Seokjin menghubungi Hoseok, namun Hoseok tak menjawab panggilan. Hal itu tentu saja membuat Seokjin curiga. Seokjin lantas mengirimkan pesan singkat kepada Hoseok.
"Kau di mana? Kenapa belum sampai? Apa kau tersesat?"
Setelah pesan terkirim, Seokjin memperhatikan sekeliling. Dan saat itu balasan dari Hoseok masuk ke ponselnya.
"Aku ada kelas tambahan. Aku tidak bisa ke sana. Maafkan aku, Hyeong."
Dahi Seokjin mengernyit, dia mengingat bahwa saat menghubungi Hoseok beberapa waktu yang lalu, saat itu Hoseok mengatakan bahwa pemuda itu telah meninggalkan sekolah.
Seokjin lantas membuka sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk melacak keberadaan seseorang hanya dengan menggunakan nomor telepon. Seokjin melacak nomor Hoseok dan dari sana Seokjin mengetahui bahwa saat ini Hoseok berada di gedung yang sama dengannya.
Seokjin lantas bergumam, "dia sudah ada di sini. Tapi kenapa dia berbohong?"
Seokjin mempertimbangkan alasan Hoseok berbohong padanya, dan saat itu ia teringat akan keadaan Daehyun. Seokjin tersenyum tak percaya setelah menyadari keberadaan Hoseok saat ini. Terlihat sedikit marah, Seokjin bergegas menuju ruang rawat Daehyun.
Saat Seokjin tiba di lantai ruang rawat Daehyun berada, Youngjae tengah berbicara dengan Jooheon dan tidak menyadari kedatangan Seokjin. Seokjin melewati Youngjae begitu saja dan bergegas menuju ruang rawat Daehyun. Jooheon melihat punggung Seokjin, namun ia mengabaikan karena tidak mengenali Seokjin dan melanjutkan pembicaraan dengan Youngjae.
Seokjin membuka pintu ruang rawat Daehyun tak terlalu kasar dan berhasil menarik perhatian Hoseok yang saat itu duduk di samping ranjang. Pemuda itu tentu saja terkejut ketika melihat kedatangan Seokjin.
"Seokjin Hyeong," gumam Hoseok.
Seokjin berhenti di samping Hoseok, dan saat itu pandangannya bertemu dengan Daehyun. Meski Hoseok telah berada di sana, Daehyun belum memberikan respon apapun. Namun setelah melihat Seokjin, tatapan kosong itu terlihat lebih hidup dan menunjukkan sebuah kemarahan.
Seokjin mengacuhkan Daehyun dan menjatuhkan pandangannya pada Hoseok. Dengan cara yang dingin, Seokjin memberikan teguran pada Hoseok.
"Kau mengatakan ada kelas tambahan, kenapa kau justru duduk di sini?"
Hoseok menunduk lalu menjawab, "maafkan aku, tapi ... aku ingin berada di sini sebentar saja. Aku tidak bermaksud membohongimu, Hyeong."
"Berdiri."
Hoseok perlahan kembali memandang Seokjin. Merasa berat untuk mengikuti permintaan Seokjin.
Seokjin kembali berbicara, "orang ini sudah membuangmu, kenapa kau tidak sadar juga? Di sini bukanlah tempatmu, kita pergi sekarang."
Hoseok menggenggam telapak tangan Daehyun seakan ingin memberitahukan pada Daehyun bahwa dia tidak ingin pergi. Namun Daehyun tak menunjukkan respon apapun ketika pandangannya hanya tertuju pada Seokjin.
"Jung Hoseok, kau tidak mendengarkan ucapan kakakmu?"
Dengan berat hati Hoseok berdiri, dan saat itu Seokjin segera menarik lengan pemuda itu. Hendak membawanya pergi. Namun saat itu Hoseok terkejut dan langkahnya sontak terhenti ketika Daehyun menggenggam tangannya ketika ia ingin melepaskan tangan pria itu.
"Daehyun Hyeong."
Seokjin turut berhenti dan memandang ke arah tangan Daehyun yang menahan tangan Hoseok. Hoseok ingin kembali pada Daehyun, namun Seokjin menahan bahu pemuda itu.
"Hyeong," ucap Hoseok dengan tatapan memohon.
Seokjin kembali memandang Daehyun dan berucap, "kau sudah sadar? Baguslah jika kau mendengarnya. Aku tidak perlu mengulangi perkataanku ... anggaplah bahwa sekarang kau sedang dihukum."
Seokjin memutus kontak mata dengan Daehyun dan langsung menarik lengan Hoseok, membuat genggaman tangan Daehyun pada Hoseok terlepas. Dengan berat hati Hoseok mengikuti langkah Seokjin yang membawanya meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu kedua telapak tangan Daehyun yang sedikit gemetar lantas mengepal. Perasaan pertama yang bisa ia rasakan adalah kemarahan. Perasaan yang muncul ketika Kim Seokjin muncul di hadapannya.
Sementara itu Seokjin dan Hoseok berpapasan dengan Youngjae. Youngjae menghentikan langkahnya dan Seokjin hanya memberikan tatapan peringatan ketika mereka berpapasan. Sementara Hoseok hanya bisa memandang dengan tatapan penuh harap.
"Dia memang sudah sinting!" cibir Youngjae yang lantas kembali melanjutkan langkahnya.
Selesai ditulis : 28.02.2021
Dipublikasikan : 28.02.2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro