Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 111

Suara sirine ambulan terdengar mendekati bangunan rumah sakit, memberikan peringatan pada beberapa paramedis yang telah bersiap di depan pintu masuk. Sebuah ambulan datang, Taehyung segera diturunkan dan di bawa memasuki bangunan rumah sakit. Begitupun dengan Seokjin yang berjalan di belakang paramedis yang membawa Taehyung.

Tak beberapa lama sebuah ambulan kembali datang membawa Daehyun dengan kondisi yang tidak berbeda jauh dari Taehyung. Kedua korban kecelakaan itu dibawa masuk ke bagian IGD dan mendapatkan penanganan serius. Sementara Seokjin berdiri di depan pintu IGD, menangis dalam penyesalan. Dan saat itu Youngjae datang. Berdiri di samping Seokjin, Youngjae menyaksikan sedikit keributan yang terjadi di ruangan itu tanpa tahu Daehyun berada di sebelah mana.

"Siapkan ruang operasi!" lantang seorang dokter di dalam ruangan itu.

Tak lama kemudian Taehyung dipindahkan ke ruang operasi, begitupun dengan Daehyun. Namun saat Youngjae dan Seokjin ingin mengikuti para petugas itu, langkah keduanya terhenti oleh teguran seorang perawat yang keluar dari bagian IGD.

"Wali dari Kim Taehyung dan tuan Jung Daehyun."

Youngjae dan Seokjin menjawab bersamaan dan segera menghampiri perawat itu.

"Aku wali dari tuan Jung Daehyun," ucap Youngjae, menghentikan kebingungan perawat itu.

"Pasien Kim Taehyung dan pasien Jung Daehyun harus segera menerima prosedur operasi, silahkan tanda tangani surat persetujuan di bagian informasi."

Tanpa mengucapkan apapun, keduanya lantas pergi ke bagian informasi di saat Taehyung dan Daehyun telah memasuki ruang operasi yang berbeda.

"Detak jantung melemah, tekanan darah semakin menurun. Patahan tulang rusuk semakin bergerak menuju jantung, kita harus segera melakukan sesuatu," ucap seorang dokter di ruang operasi Taehyung.

"Lakukan sekarang."

Dokter yang memimpin operasi itu lantas memulai operasi. Namun tepat setelah ia membuat garis di dada Taehyung menggunakan pisau bedah, pergerakannya terhenti ketika terlalu banyak darah yang keluar.

"Dokter Kang," gumam dokter junior yang membantu operasi itu.

Seorang perawat tiba-tiba masuk dengan wajah yang panik. "Dokter Kang. Pasien Kim Taehyung terdaftar sebagai pasien penderita Leukimia di Hankuk Medical Center, Seoul."

Semua orang terkejut dan dokter junior yang sebelumnya berbicara kembali menegur Dokter Kang, "Dokter Kang."

"Lakukan dengan cepat."

Sementara itu di ruang operasi yang di tempati Daehyun tak jauh berbeda dengan ruang operasi Taehyung. Jika Taehyung mendapatkan luka fatal di bagian dada di mana beberapa tulang rusuknya patah, maka Daehyun mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala. Bagaimana pun juga keduanya mengalami situasi yang tidak menguntungkan.

Dan di luar ruang operasi, Seokjin terduduk lemah dengan kepala yang bersandar pada dinding. Pria itu belum mengakhiri tangis tanpa suaranya ketika hanya penyesalan yang kini berada di hadapannya. Sedangkan Youngjae lebih memilih untuk berdiri di samping pintu ruang operasi. Berbeda dengan Seokjin, meski sangat khawatir, Youngjae tetap mencoba untuk terlihat tenang.

Setelah lebih dari tiga puluh menit, Youngjae memutuskan untuk duduk di bangku yang sama dengan Seokjin dan memberi jarak yang cukup jauh di antara keduanya.

Tanpa memandang lawan bicaranya, Youngjae berucap dengan nada bicara yang kaku, "jangan menghubungi keluargamu sebelum operasinya selesai."

Seokjin sekilas memandang namun tak mengatakan apapun. Youngjae kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Kihyun.

"Ini aku, Youngjae."

"Ada apa?" sahut Kihyun yang saat itu masih berada di rumahnya.

"Aku hanya ingin memberi kabar, pasienmu bernama Kim Taehyung baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang dalam kondisi kritis."

"Apa? Bagaimana bisa?" suara Kihyun terdengar terkejut. "Bagaimana keadaannya sekarang?"

"Saat ini dia berada di ruang operasi."

"Kenapa pihak rumah sakit tidak menghubungiku? Aku akan segera ke sana."

"Rumah Sakit Hyunjin," sahut Youngjae dengan cepat setelah mengetahui bahwa Kihyun mengira bahwa mereka tengah berada di Seoul.

"Apa? Di mana?"

"Rumah Sakit Hyunjin, Incheon."

"Baiklah, aku akan segera ke sana."

Sambungan berakhir dan saat itu perhatian Youngjae teralihkan oleh pergerakan Seokjin yang tiba-tiba beranjak. Datang menghampirinya dan langsung menarik kerah kemejanya yang membuatnya langsung berdiri.

Seokjin menatap marah dan berucap dengan nada mengancam, "kenapa? Kenapa kau bertindak sampai sejauh ini?" merasa tak dihargai sebagai keluarga Taehyung.

Youngjae menjawab dengan tenang namun dengan tatapan yang mengintimidasi, "surat dari pengadilan sudah diturunkan, tidak seharusnya kau membawa Taehyung meninggalkan Korea."

Youngjae salah mengerti dengan ucapan Seokjin. Karena Seokjin bukan membahas tentang larangan bepergian untuknya, melainkan alasan kenapa Youngjae harus mengabari Kihyun di saat dia juga berada di sana.

"Jangan melewati batasanmu, Tuan Yoo Youngjae. Aku keluarganya dan aku bertanggungjawab penuh dengan apa yang terjadi pada Kim Taehyung. Berhenti bertindak seakan kau memiliki segalanya."

"Kau marah karena aku menghubungi Dokter Yoo Kihyun?" Youngjae tersenyum tak percaya. "Jika saat ini kau masih memiliki akal sehatmu, kau pasti akan menghubungi Kihyun sendiri. Kenapa kau tidak melakukannya? Kau marah karena Kihyun adalah teman Daehyun? Lihatlah betapa egoisnya dirimu, Kim Seokjin."

Youngjae langsung menepis tangan Seokjin dengan kasar. "Dengarkan aku baik-baik. Akan lebih baik Taehyung ditangani oleh dokter yang tahu bagaimana kondisinya saat ini ... jika Kihyun ingin membawa Taehyung ke Seoul, jangan pernah menghalanginya."

Seokjin tersenyum tak percaya. "Kalian bukan siapa-siapa. Kalian hanya sekumpulan berandal ... aku bisa mendapatkan dokter yang lebih baik dari Yoo Kihyun. Jadi berhenti mencampuri urusan keluarga kami."

"Kau ingin membuang-buang waktu dengan sikap bodohku ini? Lakukanlah, aku akan melihat seberapa jauh Kim Taehyung bisa bertahan."

Youngjae melangkah mendekati Seokjin dan berhenti tepat di hadapan Seokjin. Tatapan keduanya yang sama-sama menunjukkan kemarahan itu saling beradu.

Youngjae lantas berucap dengan nada mengintimidasi, "lindungi apa yang ingin kau lindungi, dan aku akan melindungi apa yang ingin aku lindungi ... jika sesuatu yang buruk terjadi pada kakakku. Bahkan sampai mati pun ... aku tidak akan pernah melepaskanmu, Kim Seokjin. Ingat itu baik-baik."

Youngjae kemudian meninggalkan Seokjin dengan langkah yang tampak marah, dan helaan putus asa lantas keluar dari mulut Seokjin.

Waktu terus berjalan, dua orang masih melanjutkan perjuangan di ruang operasi bersama paramedis yang mendampingi keduanya.

Seorang asisten dokter mendapati pergerakan garis yang bergerak di monitor pendeteksi detak jantung berjalan tak normal. Dokter muda itu sekilas memandang wajah pasien sebelum beralih ke dokter senior yang berada di seberangnya.

"Dokter Shin."

Si dokter senior menjawab tanpa mengalihkan fokusnya pada pasien yang mereka tangani, "fokus."

"Detak jantung pasien semakin melemah."

Perhatian semua orang seketika teralihkan oleh suara panjang yang berasal dari alat pendeteksi detak jantung yang membuat keadaan di sana semakin menegang.

"Apa yang terjadi?" gumam Dokter Shin sebelum berujar dengan lantang, "siapkan Defribrilator!"

"Ye," sang asisten dokter langsung mengambil alih. Menggunakan alat pacu detak jantung untuk membuat detak jantung pasien kembali normal.

Setelah mencoba beberapa kali dan tak mendapatkan hasil, Dokter Shin mengambil alih. Namun meski telah melakukannya beberapa kali, suara panjang beserta garis lurus yang terlihat di monitor sejenak menghentikan napas semua orang yang berada di sana.

Namun saat itu Dokter Shin langsung melakukan CPR pada pasien ketika rekan-rekannya hanya mampu berdiri dan menyaksikan apa yang terjadi selanjutnya.

Setelah beberapa saat, sang asisten dokter menahan tangan Dokter Shin dan menghentikan usaha dokter senior itu. Pandangan keduanya bertemu, dan saat itu Dokter Shin mendapatkan gelengan dari juniornya.

"Kita sudah berusaha, Dokter Shin."

Dokter Shin terlihat marah. "Bukankah sudah kukatakan berkali-kali padamu? Saat kau berada di ruang operasi, kau hanya harus memikirkan pasienmu. Apa kau sengaja melakukannya?"

Si dokter junior tertunduk dalam lalu bergumam, "maafkan aku. Aku akan berusaha lebih baik lagi."

Dokter Shin meninggalkan ruangan itu begitu saja, terlihat marah ketika telah kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan pasiennya. Keluar dari bagian IGD, langkah Dokter Shin langsung dihadang oleh Seokjin.

"Dokter, bagaimana operasinya? Bagaimana keadaan adikku?"

"Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya," Dokter Shin sejenak membungkukkan badannya ke arah Seokjin yang tampak tertegun.

"Tidak, tidak mungkin. Kenapa Dokter mengatakan hal ini? Kau harus menyelamatkan adikku."

Dokter Shin sekilas menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan Seokjin. Namun Seokjin berusaha untuk menghentikan sang dokter.

"Tidak, kau tidak boleh seperti ini. Kau tidak boleh pergi. Dokter harus kembali ke dalam. Tolong selamatkan adikku ... aku mohon. Tolong selamatkan adikku."

Dokter Shin menepis pelan tangan Seokjin dan bergegas pergi. Sedangkan Seokjin mencari sandaran untuk membantunya agar tetap berdiri. Seorang kakak kembali menangis ketika rasa sesal itu semakin menumpuk di hatinya.

"Tidak. Taehyung ... kenapa harus begini? Tolong selamatkan adikku ..."

Selesai ditulis : 04.12.2020
Dipublikasikan : 04.12.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro