Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 10

    Pagi yang cerah kembali menyapa dua keluarga kecil yang memulai pagi dengan suasana hangat di meja makan, sebuah candaan ringan yang terlontar sebagai awal pembukaan dari hari yang melelahkan.

    "Pagi...." Sapa Daehyun ketika ia menjadi orang terakhir yang bergabung di meja makan.

    "Bagaimana sekolah mu? Kau terlihat lebih sumrigah sejak kemarin." Cetus Youngjae yang menarik perhatian dari Kyungho, karna dari semua anggota keluarga hanya dia sendirilah yang tidak tahu perihal tentang Daehyun yang di pindah tugaskan karna kemarin mereka belum sempat bertemu.

    "Ada apa dengan sekolah? Apa terjadi sesuatu dengan Hoseok?"

    "Eih... Kenapa setiap kali menyinggung sekolah, aku yang selalu di bawa-bawa." Protes Hoseok yang berbalas senyum ringan oleh Daehyun dan juga Jiyoung.

    "Suruh siapa menjadi anak sekolahan, jika kau sudah bosan. Berhenti saja."

    Dan perkataan itu keluar dengan begitu ringan nya dari mulut Youngjae. Sungguh, jika itu bukan kakaknya, Hoseok pasti setidaknya akan menginjak kakinya hingga puas. Karna yang bisa ia lakukan sebagai saudara termuda hanya memasang wajah sebalnya dengan bibir yang sedikit maju.

    "Tarik bibir mu kembali atau aku yang akan menariknya keluar." Ancam Youngjae bahkan ketika ia berniat untuk bercanda dan hal itu pula yang membuat Hoseok menghembuskan napas pasrahnya, mencoba mengulas senyum lebarnya.

    "Jika bukan Hoseok lalu apa? Kenapa kau berurusan dengan sekolah?" Tanya Kyungho kembali.

    "Aku di mutasi ke Unit kesehatan sekolah." Jawab Daehyun sedangkan Youngjae dan Hoseok sibuk dengan mengisi piring kosong mereka.

    "Mutasi? Sejak kapan? Kenapa Appa tidak tahu?" Ujar Kyungho yang tampak kebingungan.

    "Aku baru bertugas kemarin, aku ingin mengatakan nya pada Appa. Tapi sepertinya jadwal kita tidak pernah cocok untuk bertemu." Jawab Daehyun dengan seulas senyum di akhir kalimatnya, di susul dengan Youngjae yang menyodorkan piring yang sudah terisi penuh ke hadapan nya.

    "Gomawo." Ujarnya singkat dan tak mendapat respon dari Youngjae, tidak mengejutkan lagi karna si Tuan Pengacara yang arogan itu memang cukup pelit untuk menaruh keperdulian di wajahnya yang tampan namun selalu menyebalkan.  Namun meski begitu dia tetap memiliki hati yang hangat seperti ibunya.

    "Di sekolah mana kau di tempatkan?"

    "Jusang Highschool." Cetus Youngjae, dan tepat saat perkataan itu keluar dari mulut nya. Saat itu pula Kyungho tersedak oleh air mineral yang baru ia minum dan hal itu mengundang perhatian dari semua orang, Youngjae bahkan menghentikan pergerakan nya karna merasa reaksi yang di tunjukkan oleh ayah tirinya terlalu berlebihan.

    "Wae? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" Ujar Youngjae dengan sedikit kebingungan di wajah nya.

    "Kau ini, itulah sebabnya ibu selalu mengatakan untuk tidak mengobrol ketika sedang makan." Tegur Jiyoung yang mengusap lengan suaminya.

    Kyungho kemudian tertawa ringan tapi tak memungkiri bahwa perkataan Youngjae sebelumnya benar-benar membuatnya terkejut, bahkan jika di perhatikan. Terdapat sedikit kecanggunggan pada tawa ringan nya tersebut.

    "Tidak apa-apa, aku hanya tersedak. Ini bukanlah hal yang besar." Ujarnya kembali yang mencoba untuk menghangatkan suasana di saat perasaan nya sendiri sedikit terganggu.

    "Masalahnya akan besar jika Appa tersedak saat memakan makanan pedas." Cetus Youngjae dan berhasil mendapatkan teguran dari Jiyoung.

    "Youngjae-ya... Sudah cukup bercandanya."

    "Youngjae Hyeong memang seperti itu, kalau begitu kenapa tidak menjadi komedian saja di bandingkan dengan menjadi pengacara? Mulutnya pedas sekali." Sahut Hoseok dan menggumamkan kalimat terakhirnya seperti tengah mencibir Youngjae.

    "Ya! Jung Hoseok, kau kira aku tidak mendengar nya?" Tegur Youngjae.

    "Memangnya apa yang ku katakan? Hyeong saja yang terlalu berlebihan."

    "Ya! Dokter Jung, kau lihat adik mu. Benar-benar mirip dengan mu."

    "Hentikan, makanan nya akan jadi dingin jika kau terus berbicara." Tegur Daehyun secara halus.

    "Bagaimana mungkin dengan aku berbicara makanan bisa dingin? Makanan nya dingin karna kau tidak memakan nya selagi masih panas." Balas Youngjae.

    Daehyun menggaruk pelan kening nya, sempat terlintas di pikiran nya. Kenapa dulu dia tidak menjadi seorang Pengacara saja agar bisa balik mendebat saudara tiri nya tersebut, dan acara sarapan pagi itu terlaksana dengan ocehan dari mulut si pengacara.
    Entah apa yang terjadi di persidangan kemarin, yang jelas sepertinya telah terjadi hal buruk sehingga membuatnya menjadi gila di pagi hari, dan jika sudah begini dia pasti akan selalu mencari bahan agar bisa beradu mulut dengan Hoseok. Seperti halnya saat mereka telah bersiap untuk pergi ke tempat tujuan masing-masing.

    "Sekolah yang benar, jangan hanya pergi ke sekolah dan memenuhi buku tugas mu. Setidaknya dapatkan peringkat tertinggi baru kau bisa pulang ke rumah dengan bangga."

    Perkataan sinis itu terucap di saat ia berjalan menuju mobilnya sendiri dan sempat menghentikan pergerakan Hoseok yang ingin membuka pintu mobil kakaknya, Daehyun yang melihatnya pun hanya menghela napas pasrahnya. Dia kemudian menghampiri Hoseok, membukakan pintu dan sedikit mendorong Hoseok agar dia masuk, namun saat ia sudah menutup pintu itu kembali. Hoseok justru membuka jendelanya.

    "Hyeong sinting, untung aku tidak berniat menjadi Pengacara." Cibir Hoseok.

    "Mwo? Mwo? Kau bilang apa?" Ujar Youngjae tak terima dan berjalan menghampiri Hoseok, namun Daehyun segera menahan nya.

    "Katakan sekali lagi!"

    Hoseok tersenyum lebar ke arah Youngjae dan kembali menutup kaca jendela sembari melambaikan tangan nya ketika Daehyun mendorongnya dan memasukkan nya ke dalam mobil nya sendiri dengan paksa.
    Daehyun segera menutup pintu mobil setelah berhasil memaksa Youngjae masuk, namun saat itu Youngjae membuka jendela mobilnya dan kembali berceloteh sembari menunjuk-nunjuk tangan nya ke arah Hoseok yang hanya tertawa cekikikan di dalam mobil.

    "Bocah kurang ajar, kau kira kau bisa lebih hebat dari ku. Asal kau tahu, aku selalu menempati posisi tiga besar selama aku menyandang status sebagai seorang pelajar. Kau dengar itu, eoh..."

    Daehyun yang sudah kehabisan kesabaran nya segera mendorong tangan Youngjae agar kembali masuk kedalam mobil dan ketika Youngjae tetap meronta, Daehyun refleks memukul kepalanya dan membuat nya membulatkan matanya.

    "Kau memukul ku?"

    Daehyun menghembuskan napas sebalnya dan memasukkan kepalanya melalui jendela mobil dengan kedua tangan yang terlipat di jendela.

    "Mwo...?"

    "Ada apa dengan persidangan mu?"

    Youngjae mulai menujukkan gelagat panik ketika Daehyun melontarkan pertanyaan nya, dia bahkan kerap menghindari kontak mata dengan Daehyun.

    "K-kenapa tiba-tiba menanyakan tentang hal itu? Memangnya apa urusan mu?"

    "Terjadi sesuatu? Benarkan? Kau hanya akan menjadi sangat sinting ketika terjadi sesuatu pada persidangan mu, seribu kali kau mengatakan kegagalan adalah hal yang wajar. Pada akhirnya kau menjadi sinting ketika mengalami kegagalan, bukankah itu benar?"

     Youngjae menatap sebal ke arah Daehyun dan tanpa sadar dia meninggikan nada bicara saat menjawab tuntutan dari Daehyun.

    "Memang nya kenapa jika aku kalah? Aku akan naik banding setelah ini, kau tidak perlu mengkhawatirkan ku karna aku lebih berbakat dari mu."

    Senyum Daehyun seketika melebar.

    "Wae? Wae? Wae? Kenapa kau tersenyum seperti itu? Aku bukan seorang gadis jadi berhenti tersenyum seperti itu ke arah ku."

     Bukannya menjawab, Daehyun justru mengusak puncak kepala Youngjae sekilas sebelum meninggalkan nya begitu saja dan berjalan menuju mobilnya sendiri tanpa memperdulikan teriakan Youngjae yang tengah mengumpatinya karna memperlakukan nya seperti tengah memperlakukan Hoseok, hingga makian itu berubah arah ketika ia menerima panggilan masuk di ponselnya. Entah siapa yang ia maki kali ini, yang jelas betapa tak beruntungnya orang tersebut yang menelepon di waktu yang tidak tepat. Dan gerutuan itu perlahan menghilang ketika mobilnya meninggalkan halaman rumah.

    "Daehyun-a."

    Sebuah teguran yang datang dari pintu rumah yang kemudian mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam mobil, dia pun kembali menutup pintu mobil dan berjalan menghampiri ayah nya yang juga berjalan ke arah nya.

    "Apa ada hal yang penting?"

    "Jika ada waktu, mampirlah ke kantor. Ada beberapa hal yang ingin ayah bicarakan padamu."

    "Saham Perusahaan?" Cetus Daehyun yang seakan telah mengetahui apa yang akan di bicarakan oleh ayah nya.

    "Aku sudah mempertimbangkan nya baik-baik, akan lebih baik jika Appa memberikan nya kepada Youngjae dan juga Hoseok. Aku tidak berbakat menjadi Pebisnis, jikapun Appa ingin memberikan sesuatu padaku, bukakanlah sebuah Klinik untuk ku kelak."

    Jawaban yang begitu bijaksana yang membuat sang ayah tak bisa menyanggah ucapan nya untuk kali ini.

    "Aku pergi sekarang, mungkin saja Hoseok bisa terlambat."

    Seulas senyum yang menjadi kalimat perpisahan pagi itu. Berbeda dengan senyuman hangat sang putra, tatapan khawatir itu justru terlihat mengiringi kepergian kedua putra nya.

    "Jusang Highschool? Kenapa semua menjadi semakin jelas?" Gumamnya dan terpaksa harus mengulas senyum ketika putra bungsunya membuka jendela mobil dan melambai ke arah nya.

    "Hati-hati di jalan."

    Tangan nya yang sempat terangkat ke udara untuk membalas lambaian tangan si bungsu kemudian terjatuh dengan berat, dia kemudian mengarahkan pandangan nya pada langit cerah Seoul pagi itu.

    "Sooyeon-a, aku tahu kau pasti melihat semua ini. Aku minta maaf karna sudah menyakiti mu dan si bungsu, aku akan mencoba menebus semuanya dan membawa nya pulang ke rumah kita tanpa menyakiti Hoseok. Tolong awasi putra kita dari sana." Gumamnya dengan tatapan yang menunjukkan sebuah harapan yang besar dan di akhiri oleh helaan napas beratnya sebelum akhirnya ia berjalan menuju mobilnya dan bergegas menuju ke kantor nya sendiri.

Selesai di tulis : 17.06.2019
Di publikasikan : 18.06.2019

    


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro