Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 08

    Jimin berlari keluar dari Unit kesehatan tepat setelah menaruh kardus terakhir milik Daehyun dan sempat membuat Taehyung yang berpapasan dengan nya menatap bingung ke arah nya.

    "Mau kemana kau? Ya! Jimin-a."

    Jimin tidak menjawab, dia hanya melambaikan tangan kirinya dengan wajah yang mengernyit dan tangan kanan memegang perutnya. Seperti nya tanpa perlu mendapatkan jawaban dari Jimin pun Taehyung sudah tahu jawaban nya.
    Taehyung mengendikkan bahunya acuh dan kembali melangkahkan kakinya memasuki Unit kesehatan di mana terdapat Daehyun yang terlihat sibuk memindahkan barang-barang yang berada di dalam kardus.

    "Ssaem."

    "Ye."

    Teguran ringan yang membuat pergerakan Daehyun terhenti dan mengarahkan pandangan nya pada Taehyung yang berdiri di dekat pintu.

    "Dimana aku harus menaruhnya?"

    "Taruh di sebelah sana saja." Ujar Daehyun sembari menunjuk tempat kosong di dekat meja kerjanya.

    Taehyung pun berjalan ke arah yang di tunjuk ole Daehyun sebelumnya, dia menaruh kardus itu di lantai. Namun saat hendak kembali menegakkan tubuhnya, kepalanya tiba-tiba terasa berat dan membuat kedua lututnya menyentuh lantai dengan cukup keras di saat tangan nya meraih meja untuk menopang tubuhnya. Dan pergerakan nya itu menarik perhatian Daehyun yang segera menghampiri nya.

    "Taehyung-ssi, kau tidak apa-apa?"

    Taehyung menggeleng kuat guna mendapatkan kembali sedikit kesadaran nya yang sempat menghilang, namun saat itu dia merasa sesuatu yang dingin keluar dari hidung nya. Dia kemudian menyentuh hidung nya dan tertegun setelah mendapati darah keluar dari hidung nya, hingga ketertegunan nya berakhir saat Daehyun menarik bahunya pelan dan membuat Daehyun sedikit tersentak ketika melihat nya yang mimisan.
    Melihat hal itu, dengan cepat Daehyun berdiri dan segera mengambil beberapa lembar tisu yang berada di atas meja sebelum akhirnya menjatuhkan satu lututnya di samping Taehyung. Dia menarik tangan Taehyung yang mencoba menyeka darah yang keluar dari hidung nya dan menggunakan tisu di tangan nya untuk menyeka darah yang terus keluar dari hidung Taehyung dengan raut wajah yang sedikit khawatir.

    "Tidak apa-apa, jangan menahan nya." Ujarnya memberi arahan pada Taehyung.

    "Aku tidak apa-apa." Ujar Taehyung dengan canggung hendak merebut tisu di tangan Daehyun, namun Daehyun tak membiarkan nya.

    "Tidak apa-apa, aku sudah sering menangani hal seperti ini." Ujar Daehyun sembari mengulas senyum hangat nya dan membuat Taehyung menatapnya dengan canggung.



First Meet



    Taehyung terduduk di pinggiran ranjang yang terdapat di Unit kesehatan dengan kedua lubang hidung yang di sumpal dengan tisu dan juga tatapan canggung yang mengarah pada Daehyun yang kini tengah membersihkan darah nya yang sempat terjatuh ke lantai, dia memperhatikan bagaimana telaten nya Daehyun membersihkan bekas darah nya meski wajar karna Daehyun sendiri merupakan seorang Dokter.

    Daehyun berdiri dan berjalan ke sudut ruangan untuk membuang tisu yang sebelum nya ia gunakan untuk membersihkan lantai ke tong sampah, dan kemudian mencuci tangan nya di wastafel sebelum akhirnya menghampiri Taehyung yang seketika menggerakkan bola matanya dengan canggung.
    Dia menarik kursi kecil ke hadapan Taehyung dan menduduki nya, membuat Taehyung merasa tidak nyaman karna di tatap oleh orang asing dalam jarak sedekat itu.

    "Sudah merasa baikan?"

    Taehyung mengangguk.

    "Apa masih pusing?"

    "Sedikit." Gumam Taehyung takut-takut, namun dia merasa sedikit heran. Bagaimana Daehyun bisa tahu bahwa kepala nya pusing, padahal dia tidak mengatakan apapun sebelumnya.

    "Apa kau sering mimisan?"

    Taehyung menggeleng. "Ini pertama kali nya."

    Daehyun terdiam sejenak, seperti tengah memikirkan sesuatu sebelum akhirnya dia mempertemukan kembali tatapan ramahnya pada tatapan canggung milik Taehyung tanpa melupakan seulas senyum hangat nya.

    "Aku dengar kau tidak ke sekolah saat acara penyuluhan, bolehkah aku tahu alasan nya?"

    "Waktu itu aku sakit, jadi aku tidak pergi ke sekolah."

    "Sakit? Kau sudah pergi ke dokter?"

    Taehyung mengangguk.

    "Aku akan bicara kepada pihak sekolah, sepertinya kau masih membutuhkan istirahat. Aku akan menghubungi keluarga mu agar mereka menjemput nya."

    "Jangan." Sergah Taehyung.

    "Kenapa?"

    "Aku tidak apa-apa, asal Ssaem tahu. Hyeong ku itu sangat cerewet, dia pasti akan memarahi ku jika tahu aku sakit."

    "Apa Hyeong mu orang yang jahat?"

    "Ye?" Taehyung tampak bingung, namun sedetik kemudian dia sadar bahwa Daehyun telah salah mengartikan kata 'memarahi' yang ia maksud, dia pun segera menjelaskan nya dengan gelagapan.

    "Bukan, bukan. Bukan itu yang ku maksud, Hyeong ku adalah orang yang paling baik. Dia akan mengurung ku di rumah jika tahu aku sakit, lagi pula aku sudah sembuh sekarang. Ssaem tidak perlu menghubungi mereka." Panik Taehyung dan saat itu Daehyun justru tersenyum lebar. Entah kenapa melihat Taehyung mengingatkan nya pada Hoseok.

    "Berapa usia mu?"

    "Delapan belas tahun."

    "Kau seumuran dengan adik ku."

    "Ssaem memiliki adik?"

    Daehyun mengangguk. "Dia sepantaran dengan mu, bulan depan dia berulang tahun."

    "Aku juga berulang tahun, bulan depan." Cetus Taehyung tak bermaksud untuk memberi tahukan pada Daehyun, namun itu refleks keluar dari mulut nya begitu saja.

    "Benarkah? Tanggal berapa hari ulang tahun mu?"

    "Tanggal lima."

    "Tanggal lima?"

    Daehyun tampak tertegun di saat Taehyung mengangguk, benar-benar kebetulan yang istimewa karna Hoseok sendiri juga lahir di tanggal, bulan dan tahun yang sama dengan Taehyung. Perlahan sudut bibirnya terangkat, sedikit tidak percaya namun itu merupakan kebetulan yang sempurna dan akan lebih sempurna lagi jika mereka lahir di waktu yang sama.

    "Jam berapa kau di lahirkan?" Tanya Daehyun kembali yang entah kenapa menjadi sangat penasaran dengan sosok siswa di hadapan nya tersebut, namun sayang nya Taehyung justru menggeleng.

    "Aku tidak pernah menanyakan nya, tapi Hyeong ku mengatakan bahwa aku lahir saat tengah malam."

    Daehyun tertawa ringan tak percaya sembari sekilas menjatuhkan pandangan nya dan menyisakan kebingungan di wajah Taehyung.

    "Kenapa Ssaem tertawa?"

    "Tidak, bukan apa-apa. Tapi Hoseok ku juga lahir di tanggal dan waktu yang sama dengan mu."

    "Ye?"

    "Sudahlah, jika kau tidak ingin pulang. Istirahat lah di sini, aku akan pergi menemui guru mu."

    Daehyun mengusak puncak kepala Taehyung seperti yang sering ia lakukan pada Hoseok sebelum akhirnya beranjak dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan Taehyung sendirian di sana, perlahan tangan nya terangkat untuk menyentuh puncak kepalanya yang baru saja di sentuh oleh Daehyun. Baru kali ini dia merasa begitu nyaman ketika orang asing memperlakukan nya dengan begitu hangat.

    "Apa semua Dokter memiliki tangan yang hangat?" Gumamnya.

    Dia sekilas memiringkan kepalanya namun saat itu kepalanya kembali terasa sedikit pusing. Dia mencabut tisu di hidung nya dan memutuskan untuk tidur di sana dari pada harus pulang dan di bawa ke rumah sakit oleh kakak kesayangan nya.


Selesai di tulis : 11.06.2019
Di publikasikan : 11.06.2019



Special Request dari Kakak ELRosy17

Dan undangan khusus untuk Adek KECIL Dvelis Kaktu cariin nih😁😁😁😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro