If You Want Choose Edrick Haliday
Uh? Kau memilih Edrick? Baiklah," ucap Dichiany sambil tersenyum
Dichiany pun menoleh ke arah Edrick, "Ed, tolong bawa matemu ke kamar yang dia sukai."
Edrick membungkuk hormat pada Dichiany, "Yes, My Lady." kemudian Edrick datang menghampirimu dan mengulurkan tangannya padamu.
"Ayo, bagunlah, jangan takut aku tidak akan menyakitimu," tuturnya sambil tersenyum kepadamu. Kamu pun menerima uluran tangan Edrick dan bangkit dari posisimu.
"Baiklah, sekarang kembaliah ke kamar. Besok malam kita akan mengadakan pesta yang lebih besar dari biasanya, dan pesta ini juga merupakan penyambutan untuk anggota kita yang baru," kata Dichiany dengan riang sambil berjalan kembali ke ruangannya.
"Asik...hei, Dichan, apakah aku boleh mengatur pestanya? Aku tidak sabar menunggu besok," ucap El sambil berjalan mengikuti Dichiany dari belakang.
Tanpa kamu sadari, hanya tinggal dirimu dan Edrick, "Ayo, akan aku antar kau kembali ke kamarmu," ucap Edrick sambil menarik tanganmu.
"Ah, iya. Bagaimana kalau sebelum tidur, aku mainkan sebuah lagu untukmu? Kebetulan, ruang piano berada di sebelah kamarmu," usul Edrick dan kamu hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sampailah kalian berdua di depan ruang piano yang berada sebelahan dengan kamarmu. Edrick membukakan pintunya dan terlihat piano berdiri tegak di dekat jendela besar. Edrick menuntunmu mendekati piano itu, "Kau ingin lagu apa?" tanya Edrick yang sudah duduk di depan piano dan kau pun menyebutkan lagu kesukaanmu.
"Ah...sepertinya, aku tidak tahu lagu seperti apa itu," ucap Edrick sambil mengusap tengkuk lehernya.
Kalau tidak tahu kenapa bertanya? umpatmu dalam hati.
"Yah...agar menghilangkan wajah tegang di wajahmu, terlihat mengerikan, kau tahu." Spontan kamu memagang wajahmu, dan reaksimu membuat Edrick tertawa.
"Reaksimu lucu sekali," ucap Edrick yang kembali tertawa. Kamu pun memukul pelan bahu pria tersebut.
"Bercanda, kemarilah." Edrick menarikmu hingga kamu kini berada di pangkuan Edrick. Edrick membuka tutup piano dan berbisik di telingamu, "Daripada kau hanya berdiri melihatku, akan lebih baik jika kau membantuku memainkan pianonya." mendengar itu kamu hanya bisa terdiam seribu bahasa dengan rona merah tercetak jelas di wajahmu.
Edrick menggerakan tanganmu menakan tuts piano. Perlahan melodi yang tercipta semakin jelas dan perlahan-lahan kamu menikmatinya. Sesaat, kamu tidak fokus karena Edrick deru nafas Edrick yang dingin mengelirik di telinga dan lehermu. Satu lagu berhasil kalian mainkan, "(y/n)..."
"Iya?"
Tiba-tiba Edrick memelukmu dengan erat. Kepalanya di jatuhkan di lekuk lehermu, membuatmu geli.
"Aku tidak bisa menahannya, maaf..." Edrick menancapkan taringnya di lekuk lehermu, membuatmu meringis kesakitan, "Ed-rick...sakit..." Sepertinya Edrick tidak mendengarkanmu dan terus mengisap darahmu hingga pandangan matamu kabur.
"Tolong..." rintihmu dan akhirnya kamu pingsan dalam pelukan Edrick. Edrick menarik keluar taringnya dan menjilat sisa darah yang keluar dari lekuk lehermu.
"Sekarang dan selamanya kau akan menjadi milikku. Aku tidak butuh apapun lagi di dunia ini, karena semua yang aku butuhkan ada pada dirimu (full name)."
End
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro