Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

누군가 당신을 좋아합니다 (32)

" Tolong katakan bahwa semua yang menjadi ketakutanku hanyalah semu semata dimana Tuhan seakan memberikan aku ujian diantara ujian yang belum selesai. Aku tak paham kenapa hati ini merasa jika aku seperti tak mamp, walau aku berusaha kuat. Mungkin aku berharap esok lebih baik, mungkin aku berharap ini akan berlalu dan mungkin aku berharap akan menumkan jawaban akan jadi apa aku di masa mendatang."

.

.

.

(Author ***** POV)

(Flashback **** ON)

Tahun 2010 dimana setiap anak akan menghadapi ujian sekolahnya. Ketika semua serius belajar sebelum ujian di mulai, tapi ada pemandangan aneh saat melihat seseorang yang datang dengan sebuah tas gendong bayi yang dimana ada bocah berlendir lucu dengan gumpalan pada kedua pipinya yang besar. Tersenyum dengan bibir yang mengerucut lucu dan sedanag sibuk memasukan mainan ke dalamnya. Dia adalah adik kesayangan yang kini sedang mencoba untuk tidak menggubris sekitar lingkungan temannya.

"Hei kenapa dia membawa bayi disini?" menatap dengan wajah tak suka bagi kalangan beberapa siswa laki-laki disana, tapi untuk siswi perempuan hal itu dianggap lucu bahkan ada yang tertawa dan ada juga yang menyindir.

Chanyeol tentu saja tak peduli dengan yang diucapkan oleh teman-temannya, dia hanya ingin menjaga adiknya di tengah musibah yang menimpa kedua orang tuanya. Ya, mereka berdua sedang terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit karena kecelakaan beruntun di jembatan layang dekat Seoul. Dimana disana memakan banyak korban termasuk kedua orang tuanya. Beruntung mereka masih bisa selamat dan hanya menunggu waktu untuk sadar. Chanyeol bisa saja tak masuk ke sekolah dan memilih untuk menjaga kedua orang tuanya jika saja ia tak mengikuti ujian kenaikan kelas.

Dia masih kelas empat SD dan setidaknya dia bisa membuat bangga orang tuanya dengan menjadi juara kelas. Itu dulu sebelum menjadi seorang kakak, ketika dia masih berstatus menjadi adik dari Park Suho yang kini seperti enggan mengurus adiknya yang enam bulan sejak kelahirannya. Tak apa, mungkin Chanyeol bisa mengawasinya toh sang adik bisa diajak kerjasama untuk tidak rewel. Mungkin sekarang dia dianggap aneh karena menggendong bayi tapi akan jadi lebih aneh jika dia mengabaikan adiknya yang saat ini membutuhkan pengawasan dan perhatian sementara sang kakak sudah tak mau lagi menggendongnya atau memperhatikannya.

"Sehun ini sekolah hyung, kau jangan menangis ya. Nanti setelah selesai ujian kita akan pergi jalan-jalan hem?" Chanyeol mencoel hidung sang adik dan membuat bayi itu mengantuk. Bahkan si bayi mengedipkan mata beberapa kali dan melihat wajah sang kakak yang tersenyum manis ke arahnya. Chanyeol yang masih terbilang sangat muda dan belum berpengalaman dalam merawat adik kecilnya berusaha agar Sehun merasa nyaman dalam dekapannya. meskipun sekarang dia memang sedikit kerepotan lantaran tubuhnya yang sedikit gendut berusaha mengimbangi pergerakan kecil Sehun.

"Hei Chanyeol kenapa kau membawa bayi disini, ini sekolah bukan penitipan bayi." Salah seorang temannya menyerukannya, dia bahkan mentertawakan tingkah bodoh Chanyeol yang mungkin menurut mereka adalah sangat lucu. Apakah itu wajar dan mereka menganggap kalau Chanyeol itu gila.

Tapi bukannya marah justru Chanyeol dengan bangga memamerkan adiknya sembari tersenyum dengan sangat tampan. "Kau salah justru kau yang gila karena kau iri aku punya adik kan? Hei aku punya adik, mana adikmu. Lihat adikku lucu dia memakai popok ayam dan selalu nyaman dalam dekapanku. Lagi pula tak ada larangan membawa bayi ke sekolah, kau lihat kita semua bayi karena masih meminta uang jajan sama mama atau papa. Jadi sebaiknya bayi jangan menghina bayi, bisa saja kau tidak lebih baik dari adik kesayanganku. Kau dengar ya sekali kau mengganggu adikku aku akan tidak akan segan mendorongmu ke dalam sumur bekas belakang sekolah." ancamnya dengan mimik wajah lucu seolah dia sudah menjadi orang paling dewasa bahkan ucapannya membuat semua yang ada disana melongo. Hingga ada yang menjatuhkan permen lolipop dari mulutnya.

Yang tadi sempat memberikan olokan hanya bisa diam tanpa bisa menjawab, sedikit tertohok dengan ucapan Chanyeol yang berhasil menjatuhkan harga dirinya. Rupanya bocah itu berani jika seseorang berusaha mengusik dirinya dengan sang adik.

"Sana minggir, aku akan belajar. Aku mau ujian, dasar bayi besar."

Menyibakan tubuh tinggi itu dengan mudah, memang Chanyeol sedikit lebih pendek dari seseorang di depannya tapi tak apa dia yakin dia bisa menjadi tinggi. Sudah biasa dia memakan olokan mereka yang menurutnya hanya membuang waktu jika ditanggapi. Masuk ke kelas dengan santai seolah hanya ada dia dan sang adik, bahkan ketua kelas yang sibuk menyapu lantai disana pun sedikit terkejut. Tapi dia bisa apa, memaklumi bahwa anggota di dalam kelasnya memang unik dengan masing-masing pribadi. Tapi dia harap, kelakuan salah satu teman sekelasnya tidak menyebabkan masalah yang besar.

.

.

Bel pelajaran berbunyi semua murid sudah masuk kesana dan menyiapkan alat tulis juga selembaran kertas menjawab. Salah seorang guru membagikan soal ujian kepada muridnya. Tapi saat hendak menuju salah satu meja muridnya sebelah alisnya terangkat, dia melihat ada seorang bayi yang diletakkan di sebuah meja kosong dan bayi itu menggerakan tangan dan kakinya menggeliat. Disamping meja salah satu muridnya Park Chanyeol.

"Yeol kenapa kau membawa bayi di sekolah, apakah dia adikmu?" sang guru bertanya dengan nada datarnya. Ya dia termasuk guru yang mempunyai sifat dingin dan sedikit tidak nyaman bagi muridnya. Meski begitu dia adalah wali kelas yang diunggulkan karena kompeten pembelajarannya. Chanyeol yang sadar dan merasa jika dia akan terkena masalah jika berhadapan dengannya langsung menunduk pelan. Memainkan pensilnya dan menggigit bibirnya. Semoga saja dia....

"Keluarkan bayi itu, ibu tidak ingin bayi itu mengganggu ketenangan belajar. Kita ini sedang ujian jangan sampai dia rewel atau menangis jika iya maka temanmu akan terganggu." Perintahnya dengan mutlak membuat Chanyeol terperanjat dan mendongakan kepalanya, memohon agar tidak membawa keluar adiknya apalagi disini tidak ada yang mengawasinya.

"Bu guru, kumohon jangan keluarkan adikku. Saya terpaksa membawanya karena tidak ada yang merawtnya. Ayah dan ibu saya kecelakaan dan masih di rawat di rumah sakit, hyung saya juga tidak mau karena dia sibuk. Kumohon jangan keluarkan Sehun adik saya, biarkan saya juga ikuti ujian ini. aku janji dia tidak akan menangis dan rewel."

Tiba-tiba saja bocah itu berdiri dia memgang tangan gurunya dan memohon dengan sangat, mungkin dia salah melanggar peraturan tapi dia juga tidak tega meninggalkan adiknya.

"KELUAR JIKA KAU MEMBANGKANG, BAWA ADIKMU KELUAR DAN TITIPKAN PADA ORANG LAIN ATAU KAU TIDAK BOLEH MENGIKUTI UJIAN HARI INI YEOL!"

Sikap sang guru yang tegas dan galak, membuat suasana menjadi keruh apalagi beberapa siswa juga sedikit tersentak kaget karenanya. Mendadak mereka merasa iba dengan Chanyeol yang menunduk ketakutan.

"Ibu tidak ingin membiarkan pelanggaran terjadi, kau tahu bukan bagaimana peraturan sekolah ini. Jika kau masih ingin ujian silahkan kau pilih yang mana? bawa adikmu keluar atau kau tidak boleh dalam kelasku." Tunujuknya ke arah sebuah pintu, seakan nadanya mendikte muridnya dan membuat goncangan ketakutan yang nyatanya Chanyeol sendiri ingin menangis. Beruntung dia bisa menahan air matanya sampai kedua tangannya pun terkepal.

"Maaf aku akan keluar dari kelas ibu, aku tak ingin menitipkan adikku pada orang lain. Dia harta orang tuaku juga keluargaku, jika aku mengikuti ujian ini dan menjadi juara percuma saja. saya akan menjadi kakak yang buruk juga anak yang buruk untuk ibuku karena aku khawatir dengan adikku yang bisa saja terluka karena orang lain. Saya akan memilih meninggalkan ujian ini."

Chanyeol bergegas memasukan alat tulisnya, ada wajah sedikit emosi dan kesal terhadap guru di depannya. Dia sadar diri ada dimana posisinya, wajar jiwa labilnya bangkit tapi dia masih bisa mengatur emosinya. Terlampau dewasa bagi seorang anak seusianya, mungkin didikan yang luar biasa bagi kedua orangtuanya hingga dia seperti itu.

Sampai dia menggendong Sehun dan segera melangkah pergi tanpa menunduk hormat atau pun menatap sang guru. Menurutnya gurunya keterlaluan, itulah mengapa dia membalas tindakan pengusiran tadi dengan ketidaksopanan. Bukannya dia kurang ajar tapi dia punya prinsip sendiri. Dia merasa sang guru menginjak harga dirinya dan membuat dirinya sebagai seorang kriminal. Parahnya, wanita itu justru merobek soal yang seharusnya Chanyeol terima, dan Chanyeol tahu itu hingga dia menghirup nafas sabar. Tak apa, masih ada ujian susulan jika dia boleh melakukannya. Jika tidak, itu juga bukan masalah. Kalaupun nilainya jelek tak apa, asal nilai kemanusiaan dan kekeluargaannya juga tidak ikut jelek.

Chanyeol mengusap pipi sang adik dan berjalan keluar pintu, Sehun sedikit memekik menangis. mungkin saja dia merasakan sang kakak sedang sedih apalagi, Chanyeol meloloskan air matanya. oh... dia menangis setelah susah payah menahanannya. Wajar dia masih bocah kelas empat SD hatinya masih mudah untuk di buat menangis, Sehun semakin menangis terisak dan membuat lorong sekolah menjadi suara bayi yang menemani setiap langkah sang kakak.

"Hunie jangan menangis oke, hyung tak apa. Cha kita jalan-jalan dan hyung akan membawamu mencari angin segar. Kau bayi mungil yang lucu seharusnya mendapat sinar matahari." Chanyeol mengusap air matanya cepat, jika dia menenangkan sang adik maka dia tak boleh menangis. Tersenyum manis hingga lesung pipitnya nampak dan memeluk serta mencium pipi gembul adiknya.

Pemandangan yang sangat...

Apakah kalian bisa merasakannya? Sang kakak mencoba menghibur dirinya. Sadar atau tidak Sehun mulai tenang dan membuat Chanyeol tertawa bangga, dia mengatakan adiknya pintar dan tampan yang penurut dengan kakaknya. mengatakan berulang kali, dan berharap apa yang dia ucapkan menjadi sebuah doa yang dikabulkan.

Terus dan terus mengatakan adiknya pintar.

Meski dia tahu bahwa sang adik mengalami kekurangan, yang membuat sang kakak Park Suho menjadi namja yang dingin dan entahlah... mungkin karena rasa tak terima dan egoisnya.

"Hyung akan selalu bersamamu, Sehun adikku..."

Mencium kening itu dengan lembut dan mengusap pipinya, Chanyeol suka bau bayi adiknya. suka... sangat suka...

(Flashback **** OFF)

.

.

.

Ini salah saat Jongin mengumpat dengan ide bodoh sahabatnya yang sedang jatuh sakit, bagaimana tidak dia seperti seorang penculik manusia yang kini duduk anteng di kursi rodanya. Chanyeol sampai memakai jaket dua lapis agar suhu dingin tidak menyentuh kulit pucatnya.

"Chan aku bisa saja di bunuh oleh orang tuamu, bahkan kakakmu yang galak itu." sedikit takut dan was-was kini keduanya berada di lorong rumah sakit.

"Aku hanya minta sedikit bantuanmu Kai, hanya sebentar aku ingin memastikan bahwa adikku masih disekitar sini."

"Hhhhh... kau ini sebentar tapi membuatku mati muda jika aku ketawan, kau ini sakit kenapa memaksa sekali apalagi ini tengah malam. Seharusnya kau ini tidur besok kau operasi bukan?" ingin marah rasanya percuma, melihat wajah sahabatnya yang pucat saja membuat dirinya terasa mengiba.

"Maafkan aku jika itu merepotkanmu tapi, aku ingin bertemu dengan adikku. Bagaimana kalau aku mati besok? Bagaimana dengan Sehun? Dia masih membutuhkan uhuuukkk... uhukkkk... uhuukkkk..." terbatuk membuat Jongin menghentikan langkahnya, ini tidak boleh bahkan suhu di luar saja masih dingin. Demi kebaikan dia akan memaksa sang sahabat kali ini.

"Hei Chan ayo kita kembali ke ruanganmu, besok aku akan bantu mencari adikmu!" memutar balik kursi roda sahabatnya ia segera melangkah ke belakang lagi melewati beberapa lorong. Dia akan membuat tindakan yang benar, bagaimana tidak sahabatnya ini sakit parah kenapa juga harus melakukan hal nekat ini. Lagipula dia bisa saja mendapatkan kemurkaan Tuhan karena sudah membawa manusia sakit keluar seperti ini.

"Tapi bagaimana dengan-"

"Tidak ada tapi-tapian, jika kau mati karena suhu udara aku tidak akan bisa mengampuni diriku. tolong turuti sahabatmu ini, aku janji akan membantumu mencari adikmu dan membawanya kesini. Jadi, aku harap kau jangan sampai mati sebelum janjiku ini terpenuhi."

"Yaakkk aku han-"

"Jangan membantah nanti ada penjaga yang mendengar aku akan masuk kantor polisi nanti. Sekarang kau tidur oke, aku akan pastikan Sehun kesayanganmu akan disini. kalau aku tidak bisa melakukannya namaku bukan Kim Jongin."

Chanyeol rasanya ucapan sang sahabat begitu menohok dirinya, bagaimana tidak jika nyatanya Kai memang tidak berani dan tidak senekat ini. Jujur dia menjadi benci dirinya sendiri lantaran menjadi sakit seperti ini. Benci... sangat benci. Kenapa dia harus sakit saat sang adik tidak tahu keberadaanya, lalu... kapan Suho sadar itu yang membuat dia pusing. Apakah dia bisa sembuh jika nyatanya Sehun akan semakin menderita jika sang kakak masih menyimpan benci. Apakah ini jalan Tuhan agar Sehun bisa bahagia? tapi... dengan siapa dia. Jika boleh Chanyeol ingin tahu agar dia juga lega.

Jika pun Sehun mendapatkan seseorang yang baik padanya, dia akan senang dan rela. Ah... rela bagaimana bisa sejak dia bayi dia sudah bersamanya. Tapi... ketika rambutnya jatuh rontok tepat di bahunya. Diatas jaket cokelat itu Chanyeol melihatnya dengan kelopak yang semakin terlihat diantara pipinya yang mengurus. Dia hanya bisa melihat telapak tangan diatas nya yang ada rambut rontok miliknya. Ah... padahal dia memakai topi tapi tetap saja ada yang lolos. Dia hanya bisa tersenyum dan menghembuskan nafas pelan.

Jongin hanya bisa diam melihat sahabatnya, dia tahu apa yang dipikirkan Chanyeol tapi dia juga enggan berbicara. Takut jika ada kata yang menyakiti hatinya.

"Baiklah Sensei, bawa aku ke ruangan. Aku akan menunggu janjimu menjemputku hahahaha..." candanya, dia juga tertawa lepas agar rasa sedihnya tidak nampak. Tak ingin lama-lama membuat rasa sedih itu ada dengan tertawa bahagia yang dibuat agar sahabatnya tidak hawatir.

.

Kalau begitu kenapa Chanyeol justru menangis, dengan senyum di bibirnya. Apakah dia memang benar menjadi manusia tegar kali ini?

Entahlah, bagaimana menurut kalian?
..................

Tbc...

Sudah berapa lama aku gak updete FF ini sampai aku hampir lupa. Semoga kalian tidak mengamuk karena aku yang lama dalam mengerjakan ff ini. Harap maklum aku baru mendapatkan waktu dan ide yang lancar jaya seperti ini.

Jangan lupa vommentnya kawan, agar ke depannya author bisa semakin semangat dan juga bisa lebih baik. Jangan lupa jaga kesehatan dan jangan lupa mencari amal banyak mumpung Ramadhan segera tiba. Tolong kalian segera melunaskan utang puasa kalau belum lunas. Hanya mengingatkan hehehe...

Gomawo and saranghae.

Untuk kalian yang mendukung cerita ini sampai akhir aku ucapkan terima kasih, tanpa kalian aku bukan apa-apa.

09/04/2020

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro