Sorry, Hyung....(chapter 9)
(Author **** POV)
'Autisme adalah salah istilah umum yang meliputi gangguan mental yang ditandai dengan lambatnya perkembangan mental...'
Terdengar tegas memang, saat namja dengan usia yang cukup muda itu menjelaskan bagaimana materi yang sudah ia dalami. Apalagi saat ini dirinya menyampaikan materi di siang hari, yang mungkin cukup membosankan bagi beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi yang sibuk dengan penyampaian salah satu siswa di Universitas yang cukup terkenal di Korea itu.
'Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan otak dalam berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku lainnya.'
"Cih, membosankan!"
Gumaman yang tersirat akan ketidaksukaan untuk materi tersebut, membuat namja tampan yang duduk di bangku bagian belakang mendecih, memilih untuk mencoret kertas kosong di depannya dengan bosan. Hingga membuat coretan abstrak di atasnya.
'Perkembangan sistem dari austisme itu sendiri terjadi pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan terkadang gejala itu dapat terdeteksi sejak bayi berusia enam bulan.'
"Bahkan setelah usia enam tahun pun, masih tetap saja.... masih sama-sama tidak waras!"
Entah pada siapa, Suho bergumam. Yang pasti dirinya tak mengumpat seseorang yang berada di area kelas ini, melainkan seseorang yang tak berada atau bahkan tak akan pernah menginjakan kakinya di kelas ini. mengingat bahwa seseorang itu telah termanjakan oleh fasilitas yang ada dirumah, begitu juga dengan kedua orang tuanya yang juga mempedulikan si idiot yang sialnya adalah satu garis dengan dirinya. Satu garis yang terikat dengan nama saudara.
'Tapi, penderita autisme memiliki beberapa kelebihan yang tak mungkin dimiliki oleh orang lain, berdasarkan penelitian yang saya lakukan. Kebanyakan penderita ASD memiliki bakat yang luar biasa. Bahkan bakat itu belum tentu semua orang tau, karena seorang penderita autisme memiliki sifat pemalu atau suka mencari yang namanya perhatian di lingkungannya.'
Begitu panjang penjelasan seseorang di depan sana, membuat Suho memilih menaruh dagunya di atas meja, sembari menatap layar besar di dinding yang kini tepat di depannya. memperhatikan materi yang sejujurnya membuat dia bosan dan muak secara bersamaan.
Bisakah Suho mengatakan, 'hei bung cepatlah... apa kau tidak tahu kalau materimu cukup membosankan!!' sempat terlintas dalam otaknya untuk berkata demikian.
Tapi....
Dirinya terlalu malas untuk berdebat dengan dosen juga mahasiswa lainnya, dirinya terlalu malas untuk memperpanjang masalah. Hingga akhirnya dirinya, memilih untuk membaringkan kepalanya di atas meja. Mencoba menjadikan tangannya sebagai bantal. Memalingkan wajahnya dan memilih untuk memejamkan matanya, sekedar menghilangkan rasa kantuknya. Tak peduli jika dosen tahu jika dirinya tidur di dalam kelas, memangnya kenapa? Dirinya sudah merasa cukup pintar untuk menyerap semua materi yang sampai dalam otaknya. Cukup mendengar dan menerapkan, itulah kunci yang ia miliki....
Membuat ia yakin seratus persen, bahwa nilainya tidak akan turun meski ia hanya tidur di dalam kelas untuk beberapa menit. Bahkan tidak ada yang berani mengganggu namja berprestasi sepertinya.
Katakan jika Suho sombong, tapi memang begitu... sudah menjadi tabiat buruknya. Dan juga sifat yang entah kapan, sifat itu muncul....
1 menit....
2 menit.....
3 menit.....
4 menit.....
5 menit.....
Waktu terus berjalan, dan penjelasan materi makin lama makin bertambah. Namuan namja yang sibuk dengan materi yang ia jelaskan itu tak lelah, bahkan semakin semangat menjelaskan materi yang ia berikan meski kenyataannya. Materi yang ia utarakan mungkin tak akan ada artinya bagi beberapa orang, tapi setidaknya ada orang yang tahu akan dunia medis.
'Banyak orang yang mengucilkan para penderita autisme hanya karena kekurangan yang mereka miliki, padahal para penderita juga memiliki tubuh yang normal, fisik yang normal hanya karena berbeda kemampuan mental mereka, begitu banyak orang yang menganggap penderita dengan sebelah mata. Seakan mereka adalah sampah masyarakat yang tidak ada artinya, atau bahkan. Banyak diantara mereka yang dibuang oleh keluarga ataupun saudara mereka.'
.
Entah kenapa kelopak itu membuka, rasa kantuk yang sempat mendera dirinya hilang begitu saja manakala mendengar kaliamat terakhir dari namja yang ada disana. Membuat Suho merasa entahlah....
Seperti tertohok....
Hingga akhirnya manik mata hitamnya itu menoleh ke arah dimana suara itu berasal... dimana sang pembawa pelajaran berdiri disana. Dan disanalah ia melihat, bagaimana namja muda yang seumuran dengannya berdiri.... menatap dengan senyum tipisnya dan juga mata bulat yang memancarkan akan keteduhan bagi siapapun yang melihatnya. Gelarnya sebagai seorang dokter....
Dan disanalah, kedua manik mata itu saling bertemu, menatap satu sama lain dengan ekspresi yang berbeda. Suho dengan tatapan datar dan ketidaksukaannya, yang mampu ia sembunyikan dengan sikap tenangnya. Dan juga tatapan seorang dokter muda, dengan rambut hitamnya... dokter yang memiliki intregitas tinggi di usia mudanya. Membuat ia, terkenal sebagai dokter termuda dengan kecerdasan yang bisa dibilang cukup membanggakan.
Seorang dokter yang patut menjadi sebagai panutan....
Siapa lagi kalau bukan si pemilik name tag yang terpasang rapi di jas putihnya, penunjuk identitas akan dirinya.
'Kyungsoo...'
Apakah ini sindiran untuk Suho?
.........................................................
"Chan hyung?"
Entah kenapa Sehun berada disini....
Entah kenapa tubuhnya justru berada disini....
Dan entah kenapa dirinya memilih menatap langit, membiarkan terik dan silaunya cahaya menerpa wajah tampannya. Membuat dirinya memejamkan mata meski sebentar.
Bahkan dirinya memegang benda kesayangannya... dan jangan lupa mengalungi sebuah botol minuman yang berisikan susu coklat kesukaannya. Membiarkan tubuhnya yang terbalut akan baju tidur merah muda kesayangan miliknya.
Duduk disini, di sebuah bangku taman yang tak jauh dari lokasi rumahnya. Duduk terdiam, dengan manik mata menatap ke atas langit. Sembari memegang sebuah boneka berbentuk anjing berwarna hitam yang cukup menggemaskan untuk di peluk. Apalagi boneka itu adalah pemberian orang yang begitu spesial bagi seorang Park Sehun.
"Hyung pergi kemana?"
Cukup lama Sehun memandang birunya langit, cukup lama Sehun melihat pergerakan awan di atasnya. Dan cukup lama Sehun duduk terdiam disini, setelah dirinya terbangun dari tidur siangnya. Terbangun entah karena apa diriya juga tidak tahu....
Bahkan ia juga bingung kenapa dirinya tiba-tiba menangis... dan bangun memanggil nama hyungnya. Padahal sedari tadi Sehun sudah nyenyak... tidur dan berpetualang dengan mimpinya.
Tapi....
Perasaan khawatirnya telah membuat dirinya harus bangun, dan kini....
Dirinya lebih memilih duduk disini, duduk dalam kesendiriannya dan membawa minuman kesukaannya juga boneka kesayangan yang selalu menemaninya. Bahkan dirinya memeluk sayang boneka anak anjing itu, memejamkan matanya dan menruh pipi itu di atas kepala boneka itu, membayangkan wajah sang kakak dan membayangkan jika ia memeluk kakaknya, Park Chanyeol.
"Chan hyung.... Sehun tidak tenang..."
Adunya, dan hanya angin yang tahu apa yang ia katakan. Bahkan gugurnya daun menjadi saksi dimana ia merasa gelisah dan juga takut secara bersamaan. Meski yang ia tahu kakaknya akan selalu mengirimi dia pesan atau pun mengatakan padanya jika. 'hyung akan pergi sebentar...' atau 'hyung ingin mengerjakan tugas, dan kau tunggu saja. Tidak akan lama...' atau satu kata yang selalu Sehun ingat dan hafal, kata yang selalu menjadi sebuah mantra menurutnya yaitu, 'Dongsaengku, jangan khawatir hyung tidak akan lama. Jadilah adik baik... karena hyung akan membawakan sesuatu untukmu...'
Dan itulah ucapan yang selalu Sehun ingat, yang selalu terngiang dalam otaknya dan ucapan itulah yang keluar dari seorang malaikat dari seorang Park Chanyeol.
"Chan hyung..."
Ingin sekali Sehun mencari kakaknya, saat ini....
.................................
.
"Chanyeol?"
.
.
Merasa mendengar suara, seseorang yang tengah terbangun dari ketidaksarannya itu membuka matanya. membuka kelopaknya secara perlahan dan penuh kehati-hatian.
.
.
"Chanyeol..."
Lagi dan lagi.....
Dan kini seorang pria terngiang dalam indra pendengarannya, membuat seseorang dengan rambut hitamnya itu.....
"Sayang, kau baik-baik saja kan?"
.
.
"Eom... Eomma..."
Lirih dan serak, itulah yang terdengar kala namja dengan telinga lebarnya itu membuka kelopak matanya. melihat samar-samar wajah kedua orang tuanya yang kini mengulas senyum ke arahnya, apalagi senyum yang penuh akan kelegaan.
"Chanyeol, akhirnya kau sadar nak..."
Terdengar bahagia.... terlihat dengan jelas bagaimana pria dengan usia yang sudah diatas 40-an itu menatap lega ke arah anaknya.
"Appa...."
Ayah dan ibunya, tidak salah lagi.... kedua orang tua itu begitu menyayangi putra kedua mereka. Hingga....
.
.
"Chanyeol???!!"
Seketika kedua tangan pasangan suami istri itu memegang tubuh anak mereka. Kala kedua netra mereka melihat sang anak yang hendak bangun dari tidurnya. Apalagi mereka tau betul bagaimana kondisi tubuh anak kedua mereka. Saat mereka tau bagaimana efek obat yang tadi telah diminum oleh anak mereka. Saat rasa sakit yang di dera Chanyeol kambuh......
"Jangan banyak bergerak nak... kau harus banyak istirahat...."
"Aniii... eomma... appa, gwenchana...."
Meski kedua orang tuanya telah memberikan larangan, namun tetap saja Chanyeol keras kepala. Mencoba untuk bangun, dari tidurnya dan memaksa tubuhnya yang sebenarnya belum bisa dikatakan baik untuk banyak bergerak. Apalagi tangan kanan Chanyeol terasa kebas dan sedikit nyeri kala selang infus bergerak di tangan kanannya.
"Chanyeol?" sang ibu justru merasa khawatir, memegang tangan sang putra. Sekedar membantunya untuk bangun.
Dengan hati-hati namja tampan dengan marga Parknya itu bangun, menopang tubuhnya dengan bantuan kedua tangannya, mencoba bangun dan dengan setia kedua orang tuanya memegang tubuhnya, membantu dirinya yang merasakan lemah pada tubuhnya untuk bangun.
Dan saat pantatnya menyentuh sisi ranjang, secara refleks Chanyeol dia...
"Akh...."
"Chanyeol??!!"
"Aigoo... sayang, gwenchana?"
Terlihat dengan jelas bagaimana khawatirnya kedua orang tua itu kala melihat wajah pucat sang anak yang mengaduh kesakitan dengan tangan yang menyentuh kepalanya. Saat merasakan bagaimana rasa sakit yang dirasakan Chanyeol kini.
Dan Chanyeol?
Justru dia menyalahkan tindakannya yang tak bisa menyembunyikan keadaannya, dan justru membuat kedua orang tua yang begitu ia sayangi dan hormati merasakan khawatir yang luar biasa.
Ditatapnya bagaimana wajah keriput kedua orang tuanya, membuat Chanyeol menangis dalam diam... namun tak ada air mata yang jatuh dari pelupuknya. Saat dengan nyata Chanyeol melihat bagaimana khawatirnya wajah kedua orang tuanya, membuat dada Chanyeol merasa sesak dan bersalah secara bersamaan.
Membuat hatinya ingin berteriak kencang dan mengumpat dirinya yang bodoh....
Yang lemah....
Dan yang penyakitan.....
'Park Chanyeol, kau membuat semua orang khawatir padamu...'
Bolehkah Chanyeol menangis dengan keras saat ini.
Mengingat bagaimana kedua orang tuanya yang begitu khawatir terhadapnya....
Mengenai dirinya yang kini sakit-sakitan....
Digerogoti penyakit mematikan yang bernama kanker....
Lalu bagaimana nasib Sehun ke depannya?
Apakah ia tega menjelaskan semuanya?
Sementara penyakitnya semakin ganas memakan tubuhnya yang kini menuju sebuah nama yaitu, sekarat....
Lalu apakah kakaknya, Park Suho akan masih sama terhadap sang adik?
apakah kebencian itu akan selalu ada?
Padahal yang Chanyeol tahu, Sehun adiknya membutuhkan kasih sayang.... dan bukannya tindakan kasar juga kebencian.
Apakah Chanyeol boleh menangis?
.
.
Dan entah kenapa Chanyeol mengulas senyumnya, membuat kedua bibirnya yang pucat itu membentuk sebuah lengkungan. Kedua kelopaknya yang sayu dan juga wajah pucat pasinya, terlihat menyedihkan bagi siapapun yang melihatnya termasuk kedua orang tuanya.
Dan entah kenapa... tanpa sadar pasangan suami istri itu juga membalas senyuman sang anak. Senyuman tipis yang memiliki makna, 'aku baik-baik saja...'
.
.
"Eomma... Appa, ayo pulang.... Sehun pasti mencari kita.... aku tidak mau membuat dongsaengku khawatir eomma.... appa..."
Dan ajakan itulah yang membuat kedua orang tua itu mengulas senyumnya, mendengar apa yang diminta sang anak membuat keduanya menangis bahagia. bagaimana tidak?
Ternyata masih ada orang yang begitu memikirkan Sehun meski, Sehun mempunyai keterbatasan. Dan saat itulah mereka bersyukur jika Tuhan telah mengirimkan seorang Park Chanyeol kepada mereka. Menjadi anak sekaligus kakak untuk anak ketiga mereka. Meski mereka tahu pada kenyataannya, anak pertama mereka memiliki sifat yang sangat jauh berbeda.
Apalagi terhadap Sehun.....
Sehun yang begitu polos....
Sehun yang begitu baik....
Dan Sehun yang berbeda.....
Dan benar saja, jika anak mereka Park Chanyeol adalah seorang malaikat bagi anak ketiga mereka. Malaikat bagi seorang anak burung yang tak bisa terbang....
Apakah itu benar?
..................................................
.
"Suho hyung?"
Takut....
Kesan pertama yang dirasakan Sehun, apalagi dirinya memeluk erat boneka kesayangannya. Dan masih terlihat dengan jelas bagaimana botol susu yang menggantung di lehernya.
Membuat Sehun layaknya seorang yang bodoh di mata setiap orang yang melihatnya.... apalagi Suho. Dialah orang pertama yang jijik melihat penampilan namja yang sayangnya ditakdirkan menjadi adiknya.
"....."
Bukannya menjawab, justru Suho dirinya menatap tajam wajah menunduka itu. tanpa senyum.... dan tanpa jawaban. Apalagi dirinya begitu benci pada adiknya yang kekurangan mental di depannya.
"Suho hyung, kau tau di...di..dimana Chan Chan Hyu...hyung..."
Oke, kini Sehun justru tergagap, jujur dia ketakutan dengan namja di depannya. padahal dia sedang berbicara dengan sang kakak bukan? Kenapa dia justru merasa berbicara dengan seorang penjahat.
Apakah karena sifat Suho yang membuat, Sehun benar-benar takut?
"...."
Diam... dan diam....
Tanpa ada yang namanya jawaban.....
"Aku... aku ingin mencari Chan Chan hyung... Suho Hyu... hyung tahu kan? Dimana Chan Chan hyung..."
Mencoba bertatap langsung dengan sang kakak, meski pada akhirnya ia menundukan kembali kepalanya.
"Kenapa kau bertanya padaku? Kau pikir aku peduli dengannya, hah??!!!"
Bolehkah Sehun ketakutan dengan tubuh gemetar saat suara dingin itu terdengar di telinganya....
Tap....
Tap....
Tap....
Bagaimana langkah kaki itu bergerak maju, dengan langkah kaki Sehun yang bergerak mundur. Menandakan bahwa bagaimana ketakutannya dirinya. Seorang Park Sehun yang takut akan langkah kaki kakaknya yang mencoba mendekati dirinya.
Dekat...
Dekat....
Jarak yang begitu dekat....
Hingga akhirnya namja dengan status anak pertamanya mendekati namja dengan status anak ketiganya itu. menatap penuh dengan wajah dinginnya dan juga....
Greb!
Dagu yang dicengkram erat... sangat...sangat erat. Membuat Sehun menatap takut sang kakak yang kini menatap tajam ke arahnya... menatap penuh dengan tatapan dingin dan mematikannya.
Seperti seorang penjahat yang begitu jahat.....
"Idiot menjijikan sepertimu... benar-benar menjijikan!!"
Apa ini? kenapa Suho justru menghina adiknya? tak tahukah engkau jika ada hati yang begitu sakit dengan ucapanmu Park Suho.
"Hyu...hyung..."
Rasanya Sehun ingin menangis....apalagi ia merasa nyeri di bagian dagu yang dicengkram sang kakak.
"Kau pikir, kau pantas menjadi adikku hah!! kenapa kau masih ada di sini!! Kenapa kau tidak lahir di rahim seorang jalang atau pelacur??? Kenapa kau terlahir di rahim eomma, dan menjadi adikku, apalagi kau itu idiot Sehun... kau idiot...."
Oh tidak... sepertinya Sehun akan merasakan sakit yang luar biasa hari ini....
"Hyung... ak.. aku..."
"Bahkan kau tak pantas menjadi dongsaengku!! Kau tak pantas... kau hanya penderita syndrome... kau ini gila... kau kekurangan mental. Bahkan kau membuat malu keluarga juga marga kita. Sadarkah kau Sehun? Banyak orang yang mentertawakan dirimu yang begitu bodoh ini, hah!!!"
Tes...
Jatuh sudah air mata itu...
Sakit dan sesak....
Itulah yang dirasakan Sehun saat ini....
"Kau seharusnya pergi!! Jangan pernah kembali... dan jangan memanggilku dengan sebutan hyung! Kau tak pantas menjadi adikku dan juga Chanyeol. Kau pantasnya menjadi anak yang paling menyedihkan di dunia!!"
Tes....
Oh tidak.... kau membuang air matamu yang begitu berharga Sehun....
"Aku malu memiliki adikmu.... aku malu mempunyai hubungan saudara dari namja idiot sepertimu!!!"
Cengkraman itu begitu kuat, membuat kepala Sehun tergoncang meski sedikit. Membuat air mata itu semakin deras untuk keluar.
"Kau tahu? aku kasihan dengan Chanyeol... aku kasihan dengan adikku, Park Chanyeol!, yang begitu bodoh membela idiot sepertimu. Kau pikir kau akan normal hah!! kau pikir kau itu apa??! sadarkah kau Sehun bahwa dunia tak mengingkanmu??! Apalagi kau adalah idiot yang paling menyedihkan menurutku!!!"
"Hikkss... hikksss.... Suho hyung... hikssss... maaf... hikksss..."
"Maaf!! Kau bilang maaf??!! Cihh... kau idiot! Gila!! Tak waras!!!"
"Hikksss.... Suho hyung..."
Ingin sekali Sehun berharap, jika sang kakak menghentikan ucapan menyakitkannya itu.
"Kenapa kau tidak pergi Sehun!!! Kenapa kau masih disini??! kau itu aib! Aib!!!"
"Hikksss.... Suho hyung... hikksss.... kenapa hyung seperti ini..."
"Dan aku benci padamu Sehun aku benci padamu!!!"
BUGHHHHH!!!
BRUKKKKKKK.....
Dengan sadisnya, suara keras itu muncul. Membuat tubuh yang semula berdiri ambruk, ditambah lagi tangis itu semakin deras manakala sakit dan perih ia rasakan.
Sakit baik secara fisik maupun batin.
Sakit fisik karena pukulan sang kakak....
Dan sakit batin karena ucapan tajam sang kakak....
.
.
"AKU BENCI PADAMU IDIOT!! AKU BENCI PADAMU!!!"
Bisakah Sehun menulikan telinganya, jika ia harus mendengar ucapan sang kakak....
Tes....
Tes....
Dan entah kapan air mata itu akan berhenti....
Bisakah Sehun meminta pada Tuhan, meminta agar sang kakak sadar akan dirinya. Meminta agar Sehun sendiri sembuh, sembuh dari kekurangannya. agar dirinya tak dibenci dan tak menjadi aib yang memalukan bagi ayah, ibu dan juga kedua kakaknya.
Bisakah Sehun mendapatkan impian itu dengan cepat....
Tapi, apakah Tuhan sudi mengabulkan doa dan harapannya?
Jujur Sehun lelah dengan semua ini.....
Lelah...
Dan lelah.....
Apakah Sehun harus tidur? Agar semua rasa lelah itu berhenti?
Jujur...
Sehun juga tak menginkan dirinya yang seperti ini...
Tidak ingin....
Tidak ingin.....
.
.
"Hikksss.... hikksss.... maafkan aku hyung hikkkss.... hikksss.... Sehun hikksss... membuat malu kalian..."
.
.
Kapan air mata itu akan berhenti....
Dan Chanyeol? Tahukah kamu... jika adikmu sedang mengalami sakit....
Sakit yang dibuat oleh kakakmu sendiri.....
.................................................
Tbc...
hai semua ada yang dah kangen gak ma ff ini... maaf ya lama soalnya real life padat dan ide pasang surut bikin badmood deh wkwkwk.... oh ya btw nih chap dah feel belum... dah greget belum ya???
maaf kalau banyak typo dan gaje pake banget....
author butuh vomment kalian, semoga kalian gak bosen ama author dan ff ini ya.... maaf kalau author sering buat kalian kecewa karena buat kalian lama nunggu ff author up... harap mengerti author juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan wkwkwk....
salam cinta buat kalian...
gomawo buat dukungan dan juga kesetiaan kalian buat ff ini...
semoga kalian bahagia selalu dan banyak rezeki....
saranghae....
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro