Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Please, Look Me (chapter 17)

Semua itu butuh proses sama halnya dengan penantian. Dimana kasih sayang yang di damba belum tentu mudah di dapat. Sama halnya dengan Tuhan yang tak akan lelah menjaga hambanya. Karena Tuhan percaya kita mampu menyelesaikan masalah kehidupan dengan baik. Seperti harapan yang diatas...'

...............

(Author ***** POV)

Sehun itu polos...

Sehun itu beruntung dikaruniai wajah tampan, tubuh yang tinggi juga lahir dalam keluarga berkecukupan.

Sehun itu mujur karena lahir sebagai bungsu dari dua kakak yang ketampanannya juga tak kalah dengan dirinya. Malahan Sehun adalah anak yang paling disayang oleh kedua orang tuanya juga kakak keduanya.

Sehun itu baik, gak pernah nakal karena dia penurut. Sehun itu pintar, dia gak bodoh hanya kurang beruntung dari segi nilai. Sehun itu sama seperti lainnya, punya tangan, kaki, mata, hidung, bibir, dan organ lengkap lainnya. Meski dia berbeda dari sesuatu yang tak nampak yaitu cara berpikirnya.

Sehun itu disayang, nyatanya orang tuanya begitu memanjakan dirinya. Selalu berada dalam zona nyamannya. Bahkan kakaknya Park Chanyeol begitu menyayangi adiknya. beda jauh dari si sulung yang bersikap acuh dengan si bungsu.

Sehun jarang iri, dia hanya saja ingin seperti lainnya. Harapan terbesarnya bisa normal seperti lainnya. Sehun ingin merasakan menjadi namja dewasa meski tinggi badannya menunjukan segalanya. Hanya saja pola pikir dan jiwanya masih seperti anak-anak tujuh tahun.

Sehun itu penakut, makanya Park Chanyeol selalu berada di sisinya. Kemanapun Sehun pergi maka Chanyeol menemaninya. Mereka berdua seperti surat dengan perangko. Tak akan lepas meski di tarik keras sekalipun.

Sehun itu suka susu coklat, setiap malam kakak keduanyalah yang selalu membuat untuk dirinya. Takaran yang selalu pas dan manis yang begitu sesuai di lidah Sehun. Chanyeol hafal betul apa kesukaan sang adik, sikap brother complex membuat Sehun jatuh hati pada sikap sang kakak padanya. Ingin sekali Sehun selalu manja pada sang kakak, karena itulah kebahagiaan simple menurut Sehun.

Sehun itu....

Tidak idiot seperti yang Suho bilang. Dia hanya kurang beruntung dalam segi mental, hanya saja orang lain salah kaprah dalam mengartikannya. Padahal semua manusia tidak ada yang sempurna.

Yang terakhir...

Sehun itu penyayang, semua tahu itu. sampai orang yang tak buta hati pun tak akan berani menyakiti namja penyuka sweater pink dan minuman susu coklat tersebut. mereka mungkin akan jatuh hati pada sikap dan tingkah kepolosan namja tersebut. pesona Park Sehun memang berbeda tapi, tetap saja itu yang menjadi daya tarik tersendiri baginya.

Sama seperti sekarang...

Seorang yang tidak ada hubungan darah dengan Sehun pun terlanjur sayang dan jatuh hati pada namja penyuka susu coklat tersebut. tak peduli bagaimanapun keadaan Sehun, namja dengan kemeja coklatnya dengan telaten mengeringkan rambut hitam si pemilik wajah tampan dan menggemaskannya.

Tentu saja Sehun sangat anteng dalam duduknya, menikmati usapan lembut handuk dari sang dokter yang telah memberikan tumpangan dan tempat tinggal sementara untuk dirinya. Bukan hanya itu saja, bagi Sehun. Kyungsoo orang baik yang selalu membawakan jajan untuk dirinya. Rasanya Sehun sangat betah tinggal disini.

"Bagaimana sekolahmu, kau sudah bertemu teman baru Hunie?" Kyungsoo, dia seperti seorang ibu yang mengeringkan rambut anaknya.

Tentu saja yang ditanya mengulas senyum sumringahnya. Pertanyaan yang sudah dinanti Sehun untuk siap dijawab, mungkin sekarang dia akan bercerita banyak dengan kegiatannya hari ini. terlebih dia mendapatkan teman, dua bocah yang begitu baik dengan dirinya. Siapa lagi kalau bukan Hyemi dan Kibum.

"Tadi Sehun bermain dengan Kibum dan Hyemi, disana kami buat kapal dan pesawat dan wussshhhhh kami bermain tembak-temabakan, hanya saja Hyemi tidak ikut dan memilih memasak sup untuk Hunie dan Kibum."

"Wahhhh, pasti seru sekali. mereka sangat baik pada Hunie."

"Iya, mereka sangat baik sekaliiiii... Kyungsoo hyung tahu tidak, mereka juga kasih Hunie roti dan air lohhh... jadi Hunie gak lapar lagi."

"Eoh? Aku kira Hunie bawa bekal dari hyung?"

"Ne, tapi Hunie lupa memasukannya dalam tas dan meninggalkan bekal yang hyung buat. Tapi, tapi, tapi, mereka tadi juga suruh Hunie kapan-kapan mampir ke rumah mereka. Supaya Hunie bisa bermain banyak-banyak."

"Baik sekali mereka, hem.... hyung ingin mengenal mereka jadinya." Kyungsoo dengan sangat telaten melakukan pekerjaannya.

Sehun mendongakan kepalanya, memejamkan mata dengan mulut sedikit terbuka. Oh jangan lupa akan jari telunjuk di samping keningnya, layaknya orang berpikir keras.

"Kyungsoo hyung tapi Hunie bisa jadi teman baik buat mereka tidak ya?"

"Kenapa kau bertanya begitu Sehun? Kau kan anak baik, pasti mereka akan menyayangimu dan menjadikanmu sebagai teman."

"Benarkah? tapi Suho hyung bilang aku nakal dan idiot."

Deg!

satu kalimat terakhir, membuat Kyungsoo mengentikan pergerakan tangan dan jemarinya. Cukup terkejut saat mendengar ucapan Sehun, apa yang dimaksud Sehun adalah salah satu saudaranya. tapi, kenapa kata-kata tersebut begitu menyakitkan saat di dengar. Kyungsoo pikir tak sakitkah hati Sehun mendapat ucapan yang tersembunyi sebuah penolakan? Kyungsoo saja sakit hati mendengarnya, apalagi Sehun yang dikatakan sekasar itu secara langsung.

"Kyungsoo hyung kenapa?" itu Sehun, dirinya menatap polos ke arah Kyungsoo yang tengah melamun karena suatu hal. Apalagi, yang Sehun lihat adalah wajah Kyungsoo yang nampak sedih.

"Ah, gwenchana Sehun. Hyung baik..." Kyungsoo langsung mengulas senyumnya, tak ingin membuat namja di depannya khawatir. Kyungsoo dengan suka cita tersenyum ramah, melanjutkan kegiatan mengeringkan rambut namja lebih muda di depannya. yang sempat tertunda.

"Kyungkyung hyung, Sehun lapar."

Ternyata bocah penggila coklat ini sudah mencebikan bibirnya lucu. Mengusap perutnya yang keroncongan dan hanya diisi roti juga camilan dari namja tertua di depannya tersebut. sedikit terkekeh melihat aksen wajah Sehun yang tak jauh beda dari anak kucing yang sedang mengeong. Berpikir bahwa Sehun bukanlah manusia, mungkinkah dia adalah hasil percobaan dari anak kucing yang kabur dari sebuah laboratorium? Oh... sepertinya Kyungsoo gila akan sebuah sinetron. Tentu saja, hal tersebut tidak ada.

"Rupanya kau lapar Hunie. Baiklah tunggu disini, hyung akan memasakanmu sayur brokoli dan-"

"Jangan brokoli hyung." Sehun langsung memotong pembicaraan dokter tampan di depannya. mendengar nama brokoli membuat Sehun tidak suka, ya... ingatkan Sehun bahwa dia tidak menyukai segala jenis sayur termasuk brokoli.

Melihat tangan kekar itu menahan Kyungsoo yang hendak ke dapur, membuat Kyungsoo mau tidak mau menyempatkan waktunya. Mendengarkan apa yang diminta namja dengan cebikan menggemaskannya. Apalagi Kyungsoo mulai menaruh sayang pada Sehun sejak pertemuan pertama dengannya. Tentu saja, hal tersebut tak akan sulit bagi dokter bermata bulat tersebut.

"Kenapa Sehun tidak suka brokoli?"

"Rasanya aneh hyung, Hunie tidak suka makan sayur. Tidak... tidak, Hunie mau makan ayam dan daging." Tersenyum dengan wajah sangat menggemaskan apalagi aksen bak anak kecilnya.

"Sehun tidak suka makan sayur?" tanya Kyungsoo sekali lagi.

Mengangguk, itulah yang dilakukan Sehun sebagai jawabannya. Mengiyakan apa yang dikatakan namja di depannya. membuat Kyungsoo tersenyum tipis dan mengusap rambut hitam Sehun yang masih basah.

Tentu saja Sehun menyukainya, terlebih dia suka dimanja dan mendapatkan perhatian lebih dari orang yang menyayanginya. Karena hal seperti itulah membuat dia nyaman. Sehun rasa Kyungsoo sudah seperti kakaknya, sangat baik dan juga penyayang. Seperti kakak keduanya Park Chanyeol.

Hanya saja, terselip di hati kecilnya jika kakak pertamanya Suho mau dan sudi memberikan kasih sayang dan perhatian seperti yang dilakukan Kyungsoo dan Chanyeol. Pastilah Sehun akan sangat bahagia, jujur ketika di rumahnya dulu Sehun sering melihat kakak pertama dan keduanya bertengkar hebat, dan itu karena dirinya.

Sejenak Sehun ingat akan kedua kakaknya, rasa rindu itu terngiang dalam otaknya. Jujur Sehun.....

.

.

.

(Flashback **** ON)

"Chanyeol kenapa kau mengajak dia, hyung hanya mengajakmu bukannya dia!" ketika suara itu berujar tegas dengan telunjuk yang teracung di depannya. menatap tak berani pada seseorang yang tengah murka ke arahnya. Membuat dirinya terpaksa menundukan kepalanya, memegang lengan namja di sampingnya. Bahkan jaket merah yang membalut tubuhnya tak mampu menghilangkan rasa merinding di tubuhnya.

"Apa ada yang salah saat aku mengajak adik kita? Bukankah dalam undangan tersebut hyung bisa mengajak tiga sampai empat orang? lalu kenapa aku tidak boleh mengajak Sehun? Sementara hyung juga mengajakku." Menggeram, tak suka dengan sikap sang kakak membuat Chanyeol kesal sendiri.

"Aku menyuruhmu bukan mengajak dia. Tak seharusnya dia ikut, jika kau ajak dia. Idiot itu pasti akan mempermalukan diriku!" marah tak terbendung, tentu saja itu tercetak dengan jelas di wajah Park Suho saat ini. apalagi, tatapannya semakin menajam ke arah Sehun. Melihat hal tersebut dengan sigap Chanyeol berdiri di depan Sehun, seakan membentengi dari tatapan mengintimidasi dari kakaknya yang jahanam tersebut.

"Berarti aku sama memalukannya dengan Sehun, tak kusangka aku mempunyai hyung begitu laknat. Yang mempunyai harga diri di atas kuadrat, kau benar-benar egois Suho hyung!"

"Jaga ucapanmu Chan! Bersyukurlah aku masih menganggapmu sebagai adik. Cepat tinggalkan bocah itu dan ikut hyung, kau membuang-buang waktu Chanyeol!"

"Hyung orang teregois di dunia! Kau tidak pantas jadi hyungku!"

"PARK CHANYEOL!!"

"Chanyeol hyung..." Sehun mengeratkan genggamannya di lengan sang kakak. Cukup takut mendengar teriakan Suho yang begitu lantang. Sehun tak suka melihat kedua kakaknya bertengkar hanya karena dirinya.

Ditatapnya wajah sang adik yang memandangnya sendu. Oh... Chanyeol tak suka dengan Sehun yang seperti ini. kemanakah senyum bahagia penuh semangat milik sang adik tadi?

"Hyung kau membuat Sehun takut." Adu Chanyeol, sedikit geram dengan sikap sang kakak mudah emosi sekarang.

"Cepatlah masuk, atau aku akan mengajak yang lainnya."

Suho kini masuk dalam mobilnya, berada dalam lingkungan kemudinya. Kekesalan dalam dirinya dapat dirasakan oleh siapapun. Tak jauh dari sana, Chanyeol menatap iba ke arah Sehun yang sudah rapi dan siap. Adiknya terlihat tampan dan menggemaskan secara bersamaan terlebih sebuah kalung botol favorit sang adik adalah kesukaan Sehun. Mungkin Sehun akan dipandang aneh bagi beberapa orang yang tak lain adalah teman kakaknya.

Tapi apa peduli Chanyeol, menurutnya Sehun pantas dengan dandanan apapun. Toh, apapun yang dipakai sang adik tak merugikan siapapun.

Digenggamnya erat tangan sang adik yang sedikit bergetar karena takut. Begitu peka perasaannya bagaimana kesedihan sang adik. Pasti sakit rasanya ketika Suho berkata demikian. Tak menyangka jika menjadi begini, Chanyeol pikir Suho akan membiarkan Sehun ikut lantaran sang kakak bisa mengajak maksimal emoat orang untuk datang ke pesta kampusnya.

Tiba-tiba saja, Chanyeol merasa sakit tepat di ulu hatinya saat melihat mata memerah milik sang adik. Ada setetes air mata yang jatuh dari kelopak mata sang adik. Perlahan telapak tangan namja dengan marga Park itu mengusap air mata sang adik, sudah cukup Chanyeol melihat wajah menangis sang adik.

"Chan hyung pergilah, Sehun tidak apa-apa." ucapan lirih dan terdengar serak. Menyedihkan memang saat si bungsu mengulas senyumnya. Padahal, ada mata yang berkaca disana. meski semua terlihat baik yang ditujukan Sehun tetap saja yang terlihat itu tidaklah baik.

Saat itulah Chanyeol masuk dalam titik jatuhnya. Membiarkan Sehunnya seperti ini... seharusnya dia, bisa....

"Chanyeol kau ikut atau tidak! Cepatlah masuk, hyung tidak punya banyak waktu."

Suho sudah kesal setengah mati, bahkan menekan klakson mobilnya dengan kencang. Membuat Chanyeol dan sang adik terkejut karenanya. Di satu sisi Chanyeol tidak ingin ikut, dia ingin menemani dan menghibur hati sang adik. Tapi, Chanyeol juga tidak bisa melanggar janjinya untuk membantu sang kakak melakukan pentas. Apalagi, Chanyeol adalah namja yang mampu memainkan alat musik, cukup terkejut memang ketika kakaknya merekomendasikan namanya untuk membantu band di pesta tersebut.

Chanyeol di hadapkan dalam dua pilihan yang sulit.

"Chan hyung, cepatlah pergi. Sehun akan menunggu hyung pulang, bukankah hyung akan bermain gitar, nanti Suho hyung marah sama Chan hyung." dengan ucapan yang begitu polos, membuat Chanyeol merasa berat untuk pergi.

"Nanti Chan hyung bawakan makanan untuk Hunie." Tersenyum sangat manis, membuat Chanyeol mengulas senyumnya. Entah kenapa dia ingin menangis, tapi....

Apakah Chanyeol tega menitikan air mata di depan sang adik?

"Sehun jangan nakal ya? Nanti Chan hyung akan bawakan ice cream dan kue rasa coklat. baik-baik di rumah karena eomma dan appa akan pulang sebentar lagi."

Seperti biasa sang kakak akan menempelkan keningnya di kening sang adik. Mengusap kepala belakang sang adik dengan sayang, terbesit rasa nyaman juga keakraban dari keduanya.

Tak sadar jika sikap kedua kakak beradik itu ditatap kesal dan jengah oleh seseorang yang sudah duduk di kemudinya.

"Sehun akan menuruti kata-kata Chan hyung." tersenyum dengan sangat manis. Dan itu terlihat tampan di wajah polosnya. Sungguh Chanyeol ingin selalu melihat sang adik yang seperti ini.

"Anak pintar." Tak jauh beda dengan Sehun, Chanyeol juga mengulas senyumnya. Mengusap kasar rambut sang adik, itulah perlakuan sayang Chanyeol terhadap Sehun adiknya. untungnya sang adik menyukai apapun yang dilakukan sang kakak kedua, selama itu membuat hatinya bahagi.

Dilangkahkan kaki tersebut menuju mobil sang kakak, menuju ke depan pintu mobil. Berdiri sebentar, dan menatap sang adik yang berdiri di depan rumah dengan senyum manisnya. Ketika Sehun melambaikan tangan untuk kedua kakaknya, hanya Chanyeol yang membalasnya. Berbanding terbalik dengan Suho yang malah mendengus dan mengalihkan pandangannya. Tak sudi untuk melambaikan tangan ke arah sang adik.

Tentu saja Chanyeol tahu sikap acuh sang kakak, hanya saja dia berusaha dewasa dan bijak. Dia tidak ingin Sehun tahu bagaimana dirinya sudah tidak akur dengan sang kakak.

Pada akhirnya....

Mobil hitam itu melaju kencang, disana si bungsu hanya bisa menatap kepergian kedua kakaknya dalam diam. Tak ada niat untuk mengejar ataupun menghalanginya, karena itu akan percuma. Semua yang dikatakan sang kakak pertama tentangnya adalah kebenaran. Dimana dengan tegasnya Suho mengatakan jika dirinya adalah anak idiot yang merupakan aib dalam keluarga.

Tanpa ada yang tahu, Sehun menangis. menangis dalam diam... mengusap sedikit kasar air matanya.

"Suho hyung..."

Tes...

Tes...

Nyatanya ada air mata yang jatuh dari kelopak matanya.

Menurut Sehun semua permasalahan ini berasal darinya, hingga pada akhirnya Sehun menyalahkan dirinya sendiri.

"Sehun hikksss... anak nakal hikkksss...."

Menangis dan menyalahkan dirinya.

Jika saja Chanyeol tahu apa yang terjadi pada adiknya setelah dia pergi. Apakah yang akan ia lakukan?

(Flashback **** OFF)

.................

"Sehun, kau tak apa?"

Kyungsoo menyadarkan namja muda di depannya dari lamunannya. Menyentuh pundak Sehun secara hati-hati dan perlahan. Cukup lama Kyungsoo memperhatikannya. Seperti ada beban pikiran.

"Kau tak apa? apa kau sakit, hem..."

Tersadar, ternyata Kyungsoo bertanya padanya. Dialihkannya kedua netra Sehun yang menatap senyum lembut sang dokter muda tersebut. saat itulah Sehun merasa tak mampu membendung air matanya yang tiba-tiba jatuh. Karena malu, dengan cepat namja bermarga Park itu menjatuhkan dirinya dalam pelukan namja bermata bulat tersebut. dan menangis...

Dengan isakan menyedihkan yang pernah Kyungsoo dengar.

Teriris...

Perih....

Menyesakan...

Dan menyakitkan....

Rasa itu bercampur satu, perasaan itulah yang dirasakan Kyungsoo sekarang. Padahal dirinya tidak menangis. tapi, kenapa justru rasanya Kyungsoo mampu merasakan apa yang namja muda itu rasakan. Apakah ini yang dirasakan Sehun saat ini, dan lebih buruknya rasa itu sangat menyakitkan dibandingkan Kyungsoo rasakan.

"Hikkksss.... hikkssss.... Chan Chan hyung, hikkksss boghosipo... hikkssss Suho Hyung, Hunie rindu kalian hikkksss..."

Menyakitkan...

Kyungsoo merasa teriris mendengar isakan namja di dalam pelukannya. Mungkinkah ini perasaan saudara yang begitu merindukan saudaranya yang lain.

Dokter muda itu terdiam, balas memeluk Sehun yang menangis tiba-tiba. Sepertinya Sehun membutuhkan sandaran, dengan senang hati Kyungsoo melakukannya. Karena yang ia tahu Sehun itu berbeda, dengan lainnya.

"Gwenchana Sehun, gwenchana..."

Memejamkan mata bulat miliknya, menjatuhkan dagunya di atas puncak kepala yang sedang menangis itu. dengan posisi sama, memberikan ketenangan bagi yang muda. Dalam hatinya Kyungsoo yakin, jika selama ini...

Ada sikap ketidakadilan yang diterima Sehun. Mungkinkah, ada yang menyakiti hatinya yang sesungguhnya rapuh?

Entahlah hanya saja, ada rasa iba dan kasihan. Melihat Sehun yang seperti ini...

Menangis dan menangis....

Itu terlihat menyakitkan....

............................

Tbc...

Hai everybody, i'am comeback dengan gomen nasai. Siapa yang kangen ama moment chanhun? Ada yang berharap momen Suho dengan sehun? Ataukah ada yang berharap abang ceye mandeg dalam ff ini wkwkwk.

Btw apakah ada yang merindukan Park Bersaudara? Atau adakah yang rindu dengan author? Hehehe... jangan rindu, karena itu berat. Kalian gak akan kuat, biar milea saja soalnya dia pacarnya Dilan ehe....

Oh ya terima kasih untuk kesabaran kalian, menanti lanjutan cerita yang masih banyak kekurangan ini.

Tolong berikan dukungan berupa injakan sebuah bintang di pojok kiri. Jangan lupa kritik dan saran yang membangun agar next chap menjadi lebih baik. Maaf karena banyak typo yang berceceran. Biasa penyakit hehehe...

Salam cinta untuk saya pada kalian. Semoga kalian suka dengan ff saya yang masih jauh dari kata sempurna ini.

Sampai jumpa lagi...

Gomawo and saranghae,

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro