Park Brother's (chapter 11)
"Hidup terasa sulit, meski aku mencoba kuat di tengah perbatasan yang aku miliki.... mampukah? Idiot sepertiku mendapatkan yang namanya kebahagiaan?"
-Sehun-
......................................................................
(Author **** POV)
(Flashback **** ON)
"Hyung...."
Suara lirih, dengan kepala tertunduk. Dengan gigi yang menggigit bibir bawahnya berusaha menghilangkan yang namanya kegugupan. Sembari kedua jemarinya ia mainkan, seperti seorang anak kecil yang takut dengan ibunya.
Mendengar suara lirih sang adik membuat, namja yang hampir terlelap dalam tidurnya itu membuka kelopak matanya dengan cepat. Hal yang ia lihat adalah Sehun yang duduk memunggunginya, disisi ranjang tempat tidur milik sang adik yang sengaja ia gunakan untuk istirahat malam ini. manakala kegiatannya sudah biasa ia lakukan lantaran Sehun selalu takut jika tidur sendirian.
Ya, adiknya ini memang mempunyai sifat penakut, apalagi dengan yang namanya gelap.
"Sehun kau belum tidur?"
Chanyeol dirinya, terbangun. Meski kelopaknya terasa berat namun ia memaksakan kelopak itu untuk membuka. Dan tangan kanannya mengucek kelopaknya, terlihat dengan jelas bagaimana Chanyeol sempat tertidur lelap, meski hanya sebentar.
Sehun dirinya, menggigit bibir bawahnya. Berusaha menyembunyikan apa yang harus disembunyikannya. Bahkan ia harus bersusah payah mencegah dirinya untuk berkata, yang sebenarnya.
Diam...
Itulah yang diterima Chanyeol, merasa heran dengan tingkah sang adik yang diam memunggunginya dan menundukan kepalanya. Saat Chanyeol melihat, ia melihat Sehun yang ketakutan.
"Sehun, ada apa.... kenapa kau belum tidur? Apa kau butuh sesuatu, hem?"
Namja tinggi itu menggerakan kedua lututnya di atas ranjang bergambar salah satu anime dari jepang tersebut. menyibakan selimut tidur milik adiknya, mendekat dan menyentuh pundak sang adik dari belakang.
Dan saat itulah Sehun enggan menoleh, bahkan ia tidak menanggapi sentuhan sang kakak di pundaknya. Karena dia...
"Sehun kau kenapa?"
Khawatir itulah yang dirasakan oleh Chanyeol saat ini, melihat tingkah sang adik yang semakin aneh apalagi.....
"Sehun ke- ASTAGA, ADA APA DENGAN PIPIMU???!" tiba-tiba saja suara berat yang awalnya berujar lembut kini menjadi suara yang cukup keras manakala Chanyeol dirinya, melihat hal yang tak ia duga dan sangka.
Apalagi dengan nyata kedua netranya melihat pipi merah sang adik, disana dia melihat Sehun yang menundukan kepalanya. Menunduk karena takut? Tentu saja, tapi bukannya Sehun takut dengan Chanyeol sang kakak.
Hanya saja ia takut dengan kemarahan Chanyeol pada sang kakak yang tak lain adalah Park Suho. Sehun kini bisa duga jika sang kakak akan....
"Sehun tunggu disini, hyung akan memberi perhitungan pada si brengsek itu!!!" Chanyeol geram tentu saja, dia sudah tahu siapa pelaku sesungguhnya. Seseorang yang berani memberikan warna merah pada pipi namja kesayangan di depannya. apalagi diamnya Sehun merupakan bukti jika sesungguhnya kakaknya yang menjadi pelaku itu. ya... karena Park Chanyeol sangat hafal dengan sifat sang kakak, begitu pula dengan sifat ketakutan Sehun adiknya.
Dan Sehun?
Jangan ditanya, dapat ia rasakan bagaimana amarah yang muncul di dalam diri kakaknya. perasaannya yang begitu peka membuat ia sadar jika Chanyeol sang kakak, pasti akan murka.
Sehun hanya bisa menundukan kepalanya, memainkan jemarinya. Terlihat dengan jelas bagaimana dirinya yang menggigit bibir bawahnya dan jangan lupakan kelopak matanya yang sedari tadi berusaha menahan apa itu yang namanya air mata.
Mengepal kedua tangannya, menatap ke arah lain. Saat ini Chanyeol sangat kesal, sungguh dia benar-benar kesal. Bahkan amarahnya sudah sampai ke ubun-ubun. Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaannya saat ini jika tahu jika sang adik, terdapat telapak tangan yang berwarna merah bekas tamparan di pipinya.
Apalagi bekas tamparan itu berasal dari saudaramu sendiri.
Tak bisa membendung kekesalan, juga nafsu ingin membunuh datang begitu saja. Membuat jiwa Park Chanyeol sebagai seorang kakak keluar.
"Brengsek, aku tidak akan memaafkannya!!!"
Benar saja, tanpa aba-aba Chanyeol menggerakan kakinya, mengubah posisinya hendak turun dari ranjang, apalagi terlihat semburat amarah di wajahnya.
Mendengar geraman kemarahan sang kakak membuat Sehun yang awalnya menundukan kepalanya, membulatkan kedua bola matanya. mendongakan kepalanya, dengan gerakan cepat dia....
"Chan hyung..."
Suara memelas, ditambah tangan yang sudah mengait tangan kanan kakaknya. menahan lengan yang lebih tua, meminta untuk jangan pergi dan memohon agar sang kakak tetap disini. bersama dengannya, dan jangan membuat masalah semakin besar.
Mendengar dan merasakan bagaimana lengannya yang ditahan sang adik membuat Chanyeol menolehkan kepalanya ke belakang, begitu jelas bagaimana dirinya melihat dengan nyata. Wajah sendu, kedua tangan yang menahan lengannya erat.
Dilihatnya manik mata sang adik, dengan kedua tangan yang menahan pergelangannya. Kepala yang menggeleng lemah, hidung yang memerah dan yang paling membuat hati seorang Park Chanyeol tertohok adalah....
Melihat kelopak mata indah sang adik yang siap meluncurkan amunisinya.
"Sehun..." terdengar berat saat Chanyeol menatap keadaan adiknya, apalagi Sehun nampak lebih menyedihkan dengan penampilannya saat ini.
Merasa jika dia bukan kakak yang baik, bahkan belum cukup sempurna untuk menjaga malaikat yang menjadi hadiah ulang tahunnya itu.
"Chan hyung, jangan marah dengan Suho hyung.... Sehun takut..."
Benar saja, apa yang ada dipikiran Chanyeol benar-benar terjadi. Ucapan sang adik memang terbukti, dengan jelas indera pendengarannya mendengar bagaimana ucapan sang adik yang sedikit bergetar. Sedikit merasakan kegugupan, apalagi saat Sehun mengatakannya tepat pada salah satu kata 'aku takut.'
Begitu kentara menggambarkan bahwa seorang Park Sehun benar-benar serius mengatakannya.
"Hikksss.... Chan hyung jangan bertengkar, Chan hyung dan Suho hyung tidak boleh bertengkar hikkksss... hikksss..."
Pecah sudah tangis si bungsu, jatuh sudah air mata itu. saat dengan jelas namja tampan dengan segala tingkah polosnya itu kembali menangis. kembali merasakan sesak dan sakit, apalagi ia takut jika dimana kejadian kakaknya Park Chanyeol terpacu akan kemarahannya. Mengingat bagaimana brutalnya sang kakak memukul orang-orang yang pernah mengganggunya, bagaimana Park Chanyeol hendak menghabisi mereka yang pernah menyakitinya.
Lalu apakah Chanyeol akan melakukan hal tersebut dengan sang kakak pertama? Mengingat bagaimana besarnya rasa sayang Sehun sebagai seorang adik terhadap kakaknya.
Apakah Sehun mampu melihat luka yang bersarang di wajah sang kakak, apakah Sehun mampu melihat Chanyeol yang bagaikan penjahat tindakan kriminal? Dan apa Sehun mampu memaafkan dirinya jika sesiatu hal atau yang pastinya akan terjadi buruk. Jika yang ia tahu penyebabnya berasal dari dirinya.
Berasal dari aduannya kepada Chanyeol.
Sehun lebih baik memilih diam, jika ia tahu akan seperti ini akhirnya.
"Sehun, hei kenapa kau menangis hem?"
runtuh sudah rasa emosi Chanyeol saat melihat yang tersayang menangis, melepas tangan sang adik dari pergelangannya dengan lembut. Bergerak dan mendudukan pantatnya di atas ranjang, tepat disamping sang adik duduk. Segera membawa namja dengan keterbatasannya itu masuk dalam dekapan pelukan hangatnya.
Membawa kepala yang muda untuk bersandar pada dadanya, membiarkan sang adik mencium aroma tubuhnya dan merasakan detak jantung miliknya. Memberikan ketenangan pada adiknya Sehun, dengan cara yang ia inginkan dan menurutnya adalah cara yang terbaik.
"Hikkssss.... hikkksss.. Chan hyung, jangan lagi hikkksss... Se Sehun tidak suka hikkksss..." terisak seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya. Mendekap tubuh sang kakak dengan erat, tubuh yang hampir sama dengan tinggi badannya.
Dan apa kalian tahu? Chanyeol mengusap sayang rambut hitam arang dari adiknya. sesekali mengecup puncak kepala sang adik, bagaikan mantra penenang bagi sang adik. Sudah biasa baginya memang, saat tahu jika Sehun sang adik menangis, maka inilah yang dilakukan Chanyeol.
Memeluk dan mendekapnya, memberikan sentuhan kasih sayang pada usapan di kepala adiknya, mengecup atau pun memberikan kata-kata penenang bagi adiknya kala bersedih.
Dan untuk saat ini rasanya sangat berbeda, jauh berbeda...
Mengingat bahwa pelaku utama yang membuat sang adik menangis adalah dirinya, tersangka yang membuat air mata itu jatuh dari kelopak malaikatnya jatuh. Menyadarkan dirinya dari rasa ego dan amarah yang hendak memuncak saat melihat air mata sang adik.
"Hikksss.... jangan sakiti Suho hyung, Sehun sayang Suho hyung..."
Sadarkah kau Sehun dengan ucapanmu? Kenapa kau begitu baik, saat kau dengan tulus mengatakan dan melarang kakakmu memberikan hukuman pada kakak pertamamu. Bahkan yang kau tahu kakakmu berbuat salah denganmu.
Ingin sekali Chanyeol menjerit, ingin sekali Chanyeol memastikan pendengarannya. Saat yang ia tahu bahwa sang adik sangat menyangi kakaknya. menyayangi seseorang yang benci terhadap Sehun sang adik setengah mati. Bahkan tak mau menerima kekurangan Sehun. Ya... karena Chanyeol berbeda dengan Suho. Sangat berbeda....
Baik itu sifat maupun kasih sayangnya terhadap Sehun sang adik.
Tapi, apakah adil jika Sehun malah menyayangi orang yang dengan nyata membencinya?
"Sehun tidak marah dengan Suho hyung hikkksss... Suho hyung tidak salah hyung hikkksss.... justru Sehun yang nakal, makanya Suho hyung marah hikkkss.... hikksss...." penuh penyesalan, dan semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang kakak. Menangis dengan isakan yang makin kencang, apalagi Sehun....
Terlihat sembab dan begitu pucat dengan hidung memerah karena tangis.
Dan Chanyeol bersumpah dirinya merasa bodoh telah membuat Sehun menangis, tanpa sadar dan tak langsung.
"Maaf Sehun, maafkan hyung... hyung menyesal membuatmu takut Saeng..."
Apa ini?
Kenapa Chanyeol yang meminta maaf pada sang adik? Sebenarnya siapa yang salah disini? kenapa justru Chanyeol yang mengatakan maaf, bukankah kesalahan yang sesungguhnya terjadi pada Suho sang kakak.
Ingatkah kau Chanyeol, siapa yang telah menampar adikmu. Membuat adikmu harus merasakan sakit di pipi kanannya apalagi, kau tahu jika pelak utamanya adalah kakakmu sendiri. dan kenapa kau harus meminta maaf padahal kau berniat membela adikmu bukan?
"Sehun nakal hyung hikksss... hikkksss.... maafkan Sehun hikksss..."
Sehun kenapa kau suka sekali membuat orang menangis saat melihatmu seperti itu, kau terlalu baik dengan sikap polosmu. Menyalahkan dirimu yang belum tentu salah, bahkan kau dengan tulusnya mengatakan dirimu namja nakal, namja yang tak baik dan namja yang hanya bisa dianggap merepotkan. Padahal kenyataannya bukan....
"Hikkksssss.... Chan hyung jangan marah, hikksss... Chan hyung aku takut Chan hyung marah..." deras sudah air mata itu, apalagi Chanyeol menggelengkan kepalanya. Membuat dada seorang Park Chanyeol merasakan gesekan wajah sang adik melalui kaos yang ia pakai.
Hantinya berdenyut sakit mengetahui jika Sehun takut luar biasa dengan dirinya jika sedang marah.
"Hikksss... Chan hyung hikkksss...." isakan itu makin keras dan untungnya kamar itu kedap akan suara. Membuat siapapun tidak akan terganggu dengan rasa kesedihan yang dirasakan keduanya.
Dan Chanyeol? Semakin mengeratkan pelukannya. Mengeratkan tubuh adiknya agar hangat dalam dekapannya, dan sungguh Chanyeol merasa sakit mendengar isakan sang adik yang bagaikan lantunan lagu kesedihan adiknya. bisakah dia mengobati rasa sedih adiknya, bisakah Chanyeol melakukannya? Kenapa justru dia merasa lemah kala mengetahui keadaan adiknya seperti ini.
Apa benar Chanyeol yang berasalah saat ini? membuat keadaan adik kesayangannya justru seperti ini? menangis dan menangis, bahkan menyalahkan dirinya yang belum tentu salah.
Ingin sekali Chanyeol membawa Sehun pergi, membuat ia tersenyum bahagia dengan apa yang ia lakukan sebisanya dan....
"Sehun..."
tes...
membiarkan air mata itu jatuh...
jatuh dan jatuh....
di puncak kepala sang adik, mengusap sayang punggung sang adik....
menatap sedih dan menyalahkan dirinya yang mudah tersulut emosi. Penyesalan tak dapat dipungkiri dan Chanyeol mengakuinya.
"Jangan menangis Saeng, hyung disini... jangan buang air matamu hanya untuk orang yang sudah menyakitimu. Cukup bagimu menangis, cukup kau merasakan kesedihan. dan hyung tak akan membiarkanmu terlarut dalam kesedihan saeng... hyung menyayangimu... sangat, sangat menyayangimu.. menyayangi seorang Park Sehun."
Mengulas senyum tipis meski ada air mata yang jantuh dari kelopak matanya. pada kenyataannya Chanyeol sedang menahan rasa sakit itu...
Terenyuh, tentu saja....
Apalagi dengan tulus Chanyeol mengatakannya. Mengatakan jika dia seorang Park Chanyeol menyayangi Park Sehun, adiknya...
Kau sungguh beruntung Sehun, di dunia masih ada yang menyayangimu. Meski ada yang membencimu ataupun tidak menyukaimu.
(Flashback **** OFF)
..................................
"Chan... Chan hyung.... hikksss... hikkksss...."
Terlihat begitu jelas bagaimana tubuh itu basah, duduk di pinggir toko. Berteduh di tengah hujan yang menggila apalagi malam sudah tiba. Perut yang keroncongan dan dirinya hanya berdiri di depan toko pakaian yang sudah tutup.
"Sehun di...dingin... Sehun ti...tii...tidak suk...suka di...dingin..."
Begitu jelas tubuh menggigil itu membuat namja dengan rambut hitamnya harus beberapa kali mengusap dan memeluk boneka kesayangannya yang juga ikut basah sama sepertinya. Suara deru petir yang menyambar ditambah hujan angin yang menakutkan membuat Sehun dengan jiwa bocahnya.
DUAAAAARRRRRR.........
"Hikkss... hikkss... Chan.. Chan hyung hiikkksss... Se...Sehun takut..."
Oh betapa malangnya Sehun yang terjebak dalam sebuah hujan, berteduh di depan toko dan tak sayangnya jauh dari keramaian mengingat bagaimana jauhnya dirinya melangkah. Apalagi Sehun sempat menaiki bis yang sayangnya ia juga tidak tahu bis itu membawa ia kemana.
"Hikkksss... hikkksss...."
Duduk bersandar pada pintu kaca itu, dengan kepala yang terbenam dan juga basahnya lantai telah menambah basah pada kedua kakinya yang tertekuk. Mendudukan pantatnya di atas lantai yang dingin. Tiada selimut ataupun sesuatu yang hangat untuk menemaninya dan sekarang yang ada.
Hanya dia seorang dengan cuaca ekstrem yang menjebaknya dalam sebuah dingin dan rasa takut yang mengerikan baginya. Membuat dirinya yang berjiwa bocah merasa.
"Hikksss... to...tolong Sehun..."
Ketakutan yang sungguh luar biasa....
CTARRRRRRRR....
Suara kilat petir makin menggema, membuat bumi seakan bergetar dan berdengung. Hujan makin deras dan angin badai bertambah kencang. Membuat hati seseorang yang ada disana makin ketakutan. Apalagi Sehun dia, dan jiwa bocahnya hanya bisa duduk meringkuk takut. Kedua telinga yang ia tutup dengan kedua tangannya. Kedua mata yang terpejam lantaran rasa takut yang luar biasa, membuktikan bahwa Sehun benar-benar tidak tahu harus apa untuk menghadapi ketakutannya.
Saat ini yang bisa ia lakukan adalah....
"Hikksss... hikksss... Chan Chan hyung.." terisak dan menangis. memanggil seseorang yang biasanya akan selalu menolongnya meredam ketakutannya dan juga....
Tolong seseorang siapapun, siapa yang sudi menolongnya?
Adakah di dunia ini tempat bagi untuknya, seorang namja pengidap syndrome?
BRAAKKKKKKK.....
DUAARRRRRR.....
"Hikkksss... eomma, appa!!!! hikkksss... hyung..."
Suara pohon tumbang yang tak jauh dari tempatnya di tambah dengan suara petir yang makin menggila, membuat Sehun ketakutan setengah mati bahkan tubuh itu makin bergetar lantaran rasa takut yang luar biasa.
Angin berhembus dan badai semakin menggila. Sehun yang hanya duduk di emperan toko tertutup itu hanya bisa menjadi penerima air hujan yang terbang lantaran badai.
"Hikkksss... Suho hyung, Chan hyung hikkksss.... Se... Sehun takut, hikksss.... hikkksss... tidak suka hikkksss..."
Entahlah, yang Sehun tahu hanya takut...
Takut...
Dan takut...
...............................
.
.
.
.
BUGH!!!
BUGHH!!!
"SIALAN!!!"
BRAAAKKKKKK!
"AKU INGIN MEMBUNUHMU HYUNG!!"
"KAU BERANI MENGANCAMKU BOCAH!"
BUGH!!
GUBRAKK!
"Park Chanyeol, sudah nak! Park Chanyeol!"
Suara sang ibu menggema, meminta anaknya berhenti untuk terus menyerang yang tua. Yang telah babak belur tapi masih bisa tersenyum meremehkan tanpa membalas pukulan yang muda.
Bisa kalian bayangkan bagaimana emosinya Chanyeol saat ini, bahkan tanpa ampun dia terus membogem sang kakak. Meninggalkan bekas luka memar dan membiru.
Dan Suho dia justru menampilkan senyumnya, baginya pukulan Chanyeol tidak ada apa-apanya.
BUGH!!!
BRAKKKK!
"Bajingan sialan, kau apakan Sehun hah!! kenapa dia bisa pergi brengsek!!!"
"Chanyeol tenanglah nak, kita selesaikan dengan kepala dingin."
"Tidak appa, aku tidak mau. Orang seperti dia tidak bisa diajak dengan cara halus, yang bisa dilakukan adalah menghajarnya hingga mampus!!"
BUGH!
Pukulan telak mengenai rahang namja tampan itu, tapi apa daya tak digubrispun rasa sakit oleh seorang Park Suho.
"Heh, kau segitu marahnya saat tahu adik IDIOT kesayanganmu pergi, kau tahu dia sendiri yang pergi jadi aku tidak ada sangkut pautnya bukan?"
Menyeka sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya, menatap remeh ke arah Chanyeol yang kini menghela nafasnya namun masih dengan emosi yang menggebu apalagi kedua orang tuanya telah menahan kedua tangannya.
Ya... tuan dan nyonya Park berhasil memisahkan duel maut Chanyeol dengan Sehun.
Dan Suho?
Dirinya tersenyum bangga, tak mengapa mengingat bagaimana sifatnya.
"Kau terlalu bodoh Chanyeol. Kau menyayangi orang yang salah!"
"Jaga bicaramu hyung, kau tak tahu apapun!" Chanyeol dengan lancangnya mengacungkan jemarinya di depan namja yang lebih tua di depannya. tapi tak apa, memang pantas bukan bagi seorang Park Suho?
"Chan, tenanglah..."
Sang ibu mengusap pundak Chanyeol sekedar memberi ketenangan, dapat ia rasakan bagaimana kemarahan sang anak kedua yang belum bisa terkontrol.
"Suho sebaiknya kau mencari adikmu, appa pikir kau juga salah." Tuturan tegas lolos dari ucapan pria dengan marga Parknya itu.
"Untuk apa aku mencari idiot itu, kupikir dia sudah menemukan sebuah panti atau kolong jembatan."
"Kau-"
PLAAKKKKK....
Semua tertegun, semua terdiam. Dan mendadak berubah menjadi hening... kala tahu jika suara tamparan keras yang begitu menggema, apalagi dengan nyata.
PLAKKKK
"Dasar anak durhaka, apa eomma mengajarkanmu seperti itu hah! dimana hatimu, dan kenapa kau berbicara seperti pada appamu. Mana sopan santunmu, hah!"
PLAKKK
Lolos sudah tamparan ketiga itu, saat dengan nyata nyonya Park menampar putra pertamanya apalagi, ia melakukannya dengan menjatuhkan air matanya. entahlah...
Hanya saja ada rasa sakit saat melihatnya...
Tapi siapa yang merasakannya.
"Eomma..."
Suara lirih terdengar dari bibir Chanyeol. Tatapan kasihan dan iba ia tujukan ke arah ibunya, hingga...
"Sayang, sebaiknya tenangkan pikiranmu." Sang suami dengan sigap menghampiri istrinya, menuntun agar sang istri berjalan membawanya keluar dari kamar sang putra pertama.
Dan Suho?
.
"Apa kau lihat? eomma menangis, dan itu semua karena kau dan egoismu hyung!"
"...."
Diam itulah yang dilakukan putra pertama, meski ia mendengar adiknya berbicara demikian. Sembari dia menyentuh pipinya yang memerah bekas tamparan ibunya dan juga bogeman adiknya.
Tap...
Tap...
Tap...
Kaki itu melangkah, jarak antara dua saudara itu mendekat. Dan yang mendekatinya adalah....
"Hyung, aku membencimu! Sangat, sangat membencimu." Terdengar serius dan terdapat emosi di dalamnya. Dan Suho mampu merasakan dan mendengar bagaimana amarah Chanyeol saat ini.
Tatapan tajam telah Chanyeol berikan, bahkan dia raut wajah dingin ia tujukan. Kurang lengkapkah dia memberikan kebencian kepada Suho saat ini?
"Aku menyayangimu Chanyeol, dan kau adalah dongsaeng terbaikku.."
Sebuah jawaban yang membuat Chanyeol sedikit terkejut. Apalagi dia...
"Tapi tidak untuk Sehun."
Haruskah Chanyeol tertawa? Haruskah Chanyeol tersenyum remeh?
"Hyung kenapa kau begitu tega.."
Chanyeol ingin sekali menangis....
.
.............................
Tbc...
Terima kasih untuk kesabarannya menantikan ff seri chanhun yang satu ini. semoga kalian bahagia selalu ne. Dan jangan lupa vomment, kritik dan saran sangat dibutuhkan agar author bisa bikin chap lebih baik lagi.
Maaf menunggu lama, karena ide kadang suka anjlok dan gak sadar diri wkwkwk....
Doakan supaya author tetep aktif di dunia wp, muehehe....
Gomawo and saranghae....
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro