Painful (33)
"Ingin mengetahui segala hal? Tentu saja kau bisa... gunakan keyakinanmu. Ketika kau berdiri di tebing yang tinggi, apa yang kau pikirkan? takut.. tidak jangan seperti itu. Rentangkan tanganmu dan jadilah angin, karena suatu hari nanti impianmu akan terbang bebas dengan disaksikan dunia. kau akan tahu bagaimana kisah mu pada akhirnya, teruslah berjuang walau kau jatuh dan terkoyak. Tak apa... masih ada yang belum menyerah. Hatimu..."
.
.
.
(Author *** POV)
Sehun untuk pertama kalinya tak bisa meminum susu coklat di depannya, bukan karena dia sakit atau apa. Hanya saja dia tidak bernafsu meminum minuman kesukaannya, sangat jarang dan baru pertama kali dia seperti itu.
Ini sudah dua hari dan Sehun sempat kesal dengan seseorang yang sibuk kerja, kakaknya Kyungsoo atau katakan saja seperti itu lantaran sejak kemarin Sehun di klaim sebagai adiknya. Mau tak mau Sehun juga menurutinya, karena bagaimanapun dia sudah berbaik hati menolongnya.
"Sehun rindu Chan hyung..." dia berceloteh begitu, namja tampan yang selalu menampilkan senyum manisnya itu nampak sangat galau. Bahkan raut sedihnya membuat siapapun akan berniat untuk menolongnya. Oh, rasanya tak tega jika membiarkan kesedihan itu menjadi kepenjangan, akan tetapi mau bagaimana lagi lantaran Kyungsoo sedang ada ujian praktek membuat Sehun tak bisa ikut. Mungkin dia kecewa lantaran sudah dua kali Kyungsoo melanggar janjinya.
"Aku sebenarnya ingin marah tapi aku tidak bisa." Dia seperti bocah, Sehun dengan sifat bocahnya. Berbicara dengan lucu di hadapan seekor ikan nila yang punya dua ekor di belakangnya. Ini hadiah dari sang kakak untuk dirinya yang menginginkan hewan peliharaan.
Dia menatap tanggal dan sedang tanggal merah, dia ingin ikut darma wisata hanya saja pihak sekolah tak mengijinkannya. Tak ada yang tahu kenapa dan Kyungsoo juga tak mengatakan apapun. Padahal dia ingin bermain dengan kedua temnanya seperti kemarin dan itu menyenangkan. Rasanya Sehun sangat bosan dan dia ingin bisa merasakan kesenangan seperti dulu, saat bersama kakaknya yang tersayang. Mungkin saja dia memiliki badan lebih tinggi ketimbang teman sekolahnya, Sehun tentu akan senang jika bisa ikut darmawisata apalagi ke kebun binatang dan kebun buah seperti yang ia impikan selama ini.
Hanya saja dia lupa kapan terakhir pergi kesana, ketika dia ke kebun binatang dia justru tersesat dan menangis. Berjongkok di depan kandang singa dan dia amat ketakutan sampai sang kakak Chanyeol menghampirinya dan memeluknya seakan melindunginya dari terkaman binatang buas dari dalam sel tersebut. Kenangan sedikit pahit dan menimbulkan trauma tersendiri.
"Aku ingin menengok hyung." sedihnya, dia menundukan kepalanya. Seperti mencari sebuah ide yang bagus dan itu ia lakukan dengan tanpa sadar memainkan kedua jemarinya. Apa yang bisa ia lakukan selain menggambar dan bermain? Padahal dia bisa saja naik taksi dan pergi menggunakan uang tabungannya jika dia pergi sendiri. tapi, dia takut akan penculik.
Terkadang Sehun itu menjadi lemah saat melihat dunia luar dari jendela kamarnya, dimana setiap hari sang kakak yang akan merangkulnya dan mengajarkan ia akan banyak hal walau itu bertahan sebentar karena mempunyai masalah daya ingat. Akan tetapi, Sehun terlampau bahagia dengan kehidupan penuh kepolosannya meskipun sang kakak sangat membencinya. Ini bukan karena Tuhan jahat padanya hanya saja kesempatan seperti lainnya belum ia dapatkan. Ingin menenangkan diri dengan melihat keadaan kakaknya, dan ketika melihat seseorang menggunakan skuternya. Kedua mata Sehun terbelalak, dia ingat dan seperti mendapatkan sebuah ide cemerlang.
Dia beranjak pergi menggunakan topi kesayangannya yang berbentuk beruang, dia sangat menyukai topi ini dan membuat Sehun merasa nyaman juga beruntung. Hadiah sang kakak disaat ulang tahunnya yang ke sepuluh tahun. Anehnya topi itu masih pas dan tak nampak sempit. Mencari sebuah skuter di salah satu gudang dekat kamarnya, beberapa hari tinggal disini membuat Sehun hafal.
"Kyungsoo hyung aku pinjam dulu nde." Ijinnya dengan senyum polosnya dia mengatakan itu di depan foto Kyungsoo yang memegang sebuah ijazah sekolahnya. Siapa yang mengajarkan Sehun melakukan hal seperti itu? tentu saja kakak kesayangannya yang sangat ajaib dalam setiap tingkahnya, Park Chanyeol. Walaupun terlihat bodoh hanya saja ini sangat menggemaskan, tanpa rasa bersalah namja muda itu menempelkan sebuah note di lemari kulkas, memasukan bekal berisikan roti dan mengalungkan botol berisi susu cokelat yang sengaja dibuat oleh sang kakak.
Dia seperti siswa sekolah dasar yang siap berangkat ke sekolah, dengan melihat sekitar dan cukup sepi. Namja manis itu menggunakan sebuah hodie berwarna merah mudanya, dia bukan tipe pemalu menggunakan warna cerah. Kesan jatuh yang bisa kalian bayangkan adalah...
Imut.
"Hyung... tunggu aku nde, Hunie akan menjenguk hyung. Pasti hyung akan sembuh." Kali ini dia harus semangat, dia tak ingin wajah tertekuk sedihnya nampak di mata sang kakak yang sangat ia banggakan. Menaiki skuternya dengan sedikit perlahan, sementara dia sudah menutup pintu dan menguncinya meletakan kunci itu di bawah karpet sama seperti yang dilakukan oleh Kyungsoo ketika melihatnya. Dia dapat meniru dengan baik di tengah keterbatasan mental yang ia miliki.
"kanan atau kiri ya?" dia menoleh ke arah kanan dan kiri, jalanan nampak sepi dan hanya beberapa orang saja yang melewatinya. Dia sedikit lupa dan tidak terlalu memperhatikan jalanan kemarin, sedikit takut karena dia ingat kejadian saat itu yang diamuki oleh warga. "Suho hyung..." Sehun bergumam dia membayangkan kejadian itu lagi, bibirnya bergetar takut memanggil nama sang kakak. Apakah nasibnya akan sama seperti kemarin sedangkan dia tak tahu harus berbuat apa. hanya bisa menangis dan pulang dalam keadaan kotor sampai merepotkan Kyungsoo yang ketakutan luar biasa.
"Tapi kalau aku tak melihat Chan hyung nanti aku sakit." Dia seperti bimbang, menyentuh detak jantungnya dan dadanya yang sedikit ngilu. Benar bukan, dia merasa sakit bahkan belum ada obatnya dan Sehun masih merasakan sakit. Luka di dalam hati itu tak ada obatnya dan Sehun membenci rasa sakit itu. Dia ingat jika kakaknya Chanyeol punya obat itu dan dia akan memintanya saat menemuinya sekaligus memeluknya manja.
Kini dia mantap, meskipun dia takut dan gugup dia ingin mencoba.
Menjilati telunjuknya, dia ingin merasakan kemana arah angin bergerak, ini ajaran sang kakak dan Sehun mempraktekannya hanya saja kemungkinan dia sedikit salah paham dengan maksut sang kakak mengenai mata angin.
"Ah kesana, baiklah Hunie akan ke arah sana. Sepertinya aku tidak salah." Dia seperti bocah, bergerak dengan sedikit cepat, menggerakan roda skuter itu dengan baik. Dia memang pintar menggunakan benda itu dan kebetulan Sehun punya dua buah di rumahnya, waktu itu ketika dia masih di rumah Sehun memainkannya setiap minggu bersama sang kakak. Menaiki bukit dan menuruninya, dia sangat suka bermain skuter dan sering ingin mengikuti kejuaraan lomba skuter yang sering ia lihat bersama ayahnya. Walau nyatanya dia sendiri minder karena melihat pesertanya yang hebat dan tak cengeng. Tak seperti dia yang selalu diolok idiot juga cengeng.
Dengan modal nekat Sehun bergerak melangkah pergi dengan wajah polosnya yang mengingat dan menghafal jalan yang ia lewati, sesekali berhenti untuk memberi tumpuan kemana dia akan melihat sekitar. Cara jitu agar dia bisa kembali ke rumah Kyungsoo dengan aman, sebenarnya Sehun sendiri juga takut jika sang kakak pulang dan dia malah tidak ada. Bisa saja dia kebingungan, tapi mungkin dia bisa lebih cepat dan pulang sebelum Kyungsoo menyadarinya. Mencoba berani dan dia ingat akan perkataan kakak pertamanya Park Suho.
Bahwa seorang laki-laki itu harus kuat dan tidak cengeng. Mungkin kakak pertamanya akan mengakui keberadaan Sehun jika dia melakukan hal yang menurutnya seberani ini. pergi sendiri dengan berbekat nekat dan keinginan yang kuat, entah... hanya saja belum pasti. Lantaran Suho memiliki sifat masa bodoh apalagi terhadap saudaranya yang dia anggap hanya sebagai kerusakan yang tak bisa diperbaiki.
Jahat memang tapi Sehun bisa apa, dia sudah lahir dan menjadi saudara dari kakak seperti itu. Tak pernah bersyukur dan menyalahkannya walau dia juga tak ingin seperti itu.
Kali ini dia harus melakukannya sendiri.
..........
.
.
Kyungsoo rasa tekanan darah Chanyeol lumayan membaik meski penyakit yang dia derita bertambah parah, dia sudah berjanji untuk merawat kakak dari namja yang ia tolong dan ia tampung di rumahnya. Memang benar namja di sampingnya cukup kuat dia bisa melihat bagaimana seseorang di depannya antusias dan bersemangat saat diobati.
"Perkembanganmu cukup baik, kau bisa menggerkan kakimu lagi. Tapi kau masih belum boleh berjalan dan belum dapat, aku harap kau meminum obat sesuai aturan sebelum kemoterapi dilakukan lagi lusanya."
Dia menyentuh lengan namja tersebut dan merasakan denyut nadi itu, sedikit melemah walau suhu badannya sedikit tak normal. Park Chanyeol itu dia seorang pasien yang berjuang melawan kanker otak yang menggerogotinya dan seakan membuat dia sekarat. Dia masih bisa melihat dengan bantuan kacamata yang ia pakai, sedikit buram dan ia tidak menyukai keadaannya. Dia hanya takut penampilannya tak jauh menyeramkan dari seorang monster yang kini botak tanpa sehelai rambut pun. Tentu saja, kemoterapi membuat dia kehilangan banyak benda hitam yang melindungi kepalanya.
"Apakah aku nampak menyeramkan dok?" tanyanya di akhir kemudian, wajahnya nampak menunjukan raut kepasrahan sembari menatap di depan kaca. Pantulan bayangan dirinya yang kurus dengan sekarat tujuh puluh persen, rasanya sangat menyakitkan saat dia melihat dirinya sendiri seperti ini. lalu, jika sang adik melihatnya akan bagaimana reaksinya. Yang ia tahu Sehun takut akan hantu dan monster. Apa mungkin Sehun juga takut dengan dirinya.
"Kau masih sama dirimu yang semangat untuk sembuh, kau masih seorang Park Chanyeol." Ucapnya dengan memberi senyum semangat, dia tak ingin pasiennya mengalami down yang membuat dirinya jatuh dalam stres dan membuat kesehatan pasien di depannya menurun.
"Anda tahu namaku?" tanyanya keheranan, jelas saja karena Chanyeol juga melihat dokter di depannya hari ini.
"Ya, aku mempunyai datamu dan riwayat kesehatanmu. Kebetulan dokter Han sedang melakukan diklat aku disini menggantikannya sekaligus menepati janji untuk merawatmu tuan Park."
Chanyeol terheran, dia tak bisa mengerti apa yang dimaksudkan dokter di depannya. seperti mengatakan sesuatu yang memancing dia dalam suatu hal. "Aku tidak mengerti maksud anda, tapi terima kasih sudah merawatku dok."
Rasanya dia sedikit lebih baik, mungkin saja karena tangan dingin dokter di depan membuat Chanyeol merasa sesuatu yang berbeda. Chanyeol rindu adiknya dan dia simpan itu di dalam lubuk hatinya terdalam, dia tak ingin kesehatannya turun tapi kehilangan penyemangat jelas tak mudah. Berpikir bahwa jika dia sembuh dia akan mencari sang adik sampai ketemu dan bermain dengannya sampai senja sama seperti kemarin.
"Apa tenggorokanmu terasa sakit?" tanya Kyungsoo yang menulis hasil pemeriksaanya dan dia sendiri pun menyembunyikan ekspresi wajahnya. Dia melihat Chanyeol yang mengangguk lemah lantaran menjawab pertanyaannya. Mendadak dia ingat bagaimana wajah Sehun yang sangat berharap, apakah dia bisa menemukan mereka berdua di saat seperti ini.
Ingin mengatakan jika adiknya berada bersamanya tapi rasanya mengganjal, entah karena tak mau atau memang belum siap jika dia harus berpisah dengan namja muda yang sudah beberapa hari menemaninya di rumahnya yang ia tempati sendiri. tapi apakah mungkin dia melanggar janji pada sang adik sementara dia sendiri tahu jika Sehun sangat merindukan pasien yang kini sedang membaringkan diri dengan bantuan para perawat. Rasa sedih juga muncul saat melihat tubuh kurus lemah itu yang sedang didiagnosis kritis.
"Kemungkinan kemoterapimu akan semakin ditambah jika belum mendapatkan respon baik." Ini hanya sebuah analisa, Kyungsoo berharap semoga saja esoknya dia akan lebih baik dan tak membuat hal yang ditakuti oleh setiap manusia terjadi.
"Apakah aku tidak akan sembuh?" terucap dengan sedikit lirih, tatapan matanya menatap langit ruangan yang ia tempati, sedikit buram karena kedua matanya berkaca tanpa diminta. Apalagi Chanyeol juga sudah mati rasa di beberapa bagian tubuhnya.
"Tentu saja kau akan sembuh, kau harus yakin Tuhan akan menolongmu begitu juga denganku akan berusaha." Menenangkan sang pasien, dokter manapun akan melakukannya untuk sebuah dukungan agar pasien tetap semangat. Meski mereka juga mengatakan hal pahit seperti kejujuran, seperti sebuah kematian atau memang tidak bisa diselamatkan.
"Ya, tapi aku merasa kalau aku sudah tidak akan ada."
Firasat...
Itu yang membuat Chanyeol berkata seperti itu, andai kata ibunya berada disana pastilah dia akan terkena omelan hanya saja dia memang tidak bisa berbohong dengan pemikirannya, jika memang seperti itu dia bisa apa? hanya saja Tuhan belum memberikan jawabannya, membuat Chanyeol sedikit bimbang dan memikirkan akan jadi apa dia. Sementara dia ingin bertemu adiknya.
"Dokter apakah anda punya seorang adik?"
Sadar atau tidak, ucapan itu keluar dengan sendirinya. Membuat Kyungsoo yang memeriksa monitor jantung di depannya menengok ke arahnya.
"Iya aku punya, ada apa?" dia bersikap ramah, sepertinya pasiennya ini membutuhkan teman bicara. Mencoba menjadi pendengar yang baik sebisanya dia melakukannya.
"Aku rindu adikku dok, aku ingin bertemu dengannya tapi rasanya sangat sulit." Rasanya hanya untuk menelan ludah saja susah, membuat Chanyeol sedikit terbatuk. Dia merasa nafasnya sedikit berat beberapa hari ini, kemungkinan ini karena dia banyak berbaring.
Mendadak Kyungsoo tak bisa berbicara ia bingung harus apa, lantaran dia juga tahu siapa adik yang dia maksud. Suara berat dengan lirihnya menandakan bagaimana dia berusaha agar dia kuat. sepertinya Kyungsoo akan menenggelamkan keegoisannya dan membantu mereka bertemu.
"Kau pasti akan bertemu dengannya."
"Dia pergi dan itu salahku, aku yang salah karena aku tidak di rumah. Hyungku selalu memarahinya dan mengatainya ini kesalahanku hikksss... ini kesalahanku dok, aku tidak bisa menjaganya hikksss... dan sekarang aku tidak tahu dia dimana. Apakah dia baik atau tidak, dia selalu takut jika tidur sendirian dan tanpa minum susu cokelatnya dia akan susah tidur. Hikkkss.... apakah aku akan mati dan tidak bertemu dengan adikku? Bahkan saat sekaratpun aku tidak bertemu dengannya."
Chanyeol menangis, semua rasa yang ia tahan akhirnya ia tuntaskan keluar. Tak ayal jika isakan tangisnya terdengar sangat sendu, dalam diamnya Kyungsoo mencerna semua ucapannya. Memang benar hubungan Sehun dengan kakaknya sangat dekat. Bahkan Chanyeol sendiri sangat hafal bagaimana dan apa sifat sang adik. Sehun memang susah tidur dan itu pasti karena tidak ada kehadiran sang kakak.
Dokter tampan ini berfikir keras, bagaimana jika dia tidak bisa menepati janjinya apa yang akan terjadi pada Sehun? Akan sangat menyedihkan jika Chanyeol sampai dipanggil Tuhan. kenapa rasanya terasa miris?
Mungkin Kyungsoo menemukan jawaban kali ini.
.
.
....................................
"APA KAU TIDAK PUNYA MATA?!"
Sehun menundukan kepalanya, dia jatuh dan itu sebenarnya bukan kesalahannya. Pria berbadan besar di depannya adalah pelakunya, justru malah dia yang memaki Sehun yang nyatanya tidak tahu akan apa kesalahannya.
BRAAAAKKKKK!!!
Skuternya jatuh dengan bagian yang patah pada pegangannya. Bantingan keras yang membuat kerusakan itu terjadi, yang benar saja dua orang berbadan tinggi namun galak itu seakan memaki pria yang nyatanya memiliki ketakutan luar biasa. Dia takut jika hal sama terjadi padanya, dimana sang kakak sempat menolongnya kala itu. lalu sekarang?
Sepertinya Sehun akan habis kali ini.
"Dasar bodoh! Lihatlah dia menangis hahaha." Merasa bangga dengan mentertawakan tanpa tahu bahwa dia yang mereka sakiti justru sangat takut. Membutuhkan pertolongan? Lalu siapa... apakah mungkin ada sementara selama ini dia diinjak sampai sangat lemah.
"IDIOT!"
Satu kata yang menyakitkan membuat dia bungkam, kenapa semua orang sesadis ini padanya? Sementara dia juga tak berbuat kesalahan.
BUGH!
Tanpa dia duga satu bogeman kuat mengenai wajahnya dan membuat hidungnya berdarah dengan tubuh ambruk dan kepala membentur, matanya sedikit memburam.
...............................................
Tbc...
Gak terasa sudah sejauh ini, waaa... apa kabar kalian? Semoga kalian baik saja dan tetap sehat. walaupun di rumah ajja jangan sampai kesenangan kalian dalam membaca tenggelam dan hilang begitu saja.
Terima kasih buat dukungan kalian selama ini. tanpa kalian ff ini juga bukan apa-apa.
Salam cinta dan hangat untuk kalian...
Gomawo and saranghae...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro