Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog (60) END ✓

Salju turun pada bulan Desember, setelah tiga bulan lamanya sang adik selalu berada di sini. Setiap pagi datang kemari dengan menggunakan jaket tebalnya juga payung kuningnya. Tersenyum dengan manis sembari membawa hamster kecil kesayangannya yang ada di kandang. Hadiah dari Suho agar Sehun tidak bosan.

Ya, sejak sang kakak pulang kehidupan nya berubah banyak. Suho selalu membangunkannya, membuatkannya sarapan dsn membantunya belajar menghitung serta menulis. Dia juga begitu sabar menidurkan Sehun dengan nyanyian atau dongengan kala sebelum tidur. Seperti Chanyeol yang selalu melakukan hal menyenangkan dengan dirinya.

Ketika Sehun meminta susu cokelat maka sang kakak pertama yang datang dan membawakannya. Walaupun beda rasa tapi kenikmatan dari minuman cokelat itu terasa karena cinta sang kakak untuknya.

Sehun memainkan kedua kakinya dengan nyanyian favoritnya, dia baru saja memberikan makanan untuk hamster kesayangannya. Belum sempat juga di beri nama padanya karena menurut Sehun belum ada yang cocok.

"Kau suka? Aku akan membelikannya lagi, jadi makan yang banyak eoh. Nanti aku ajak jalan ke pantai setelah musim salju." Sehun berceloteh dia bicara dengan hewan kecil itu seolah hamster itu mengerti. Sehun sangat suka melihat hewan itu menggigit kecil biji bunga matahari itu.

Ketika pipinya mengembung sama seperti apa yang dia lakukan ketika makan. Oh, iya seharusnya dia sudah tidak menunggu karena Suho sudah sampai. Tapi dia bilang ingin melakukan sesuatu sehingga Sehun merasa bosan. "Kenapa Hyung lama sekali, apakah dia lupa ya?" Sehun tidak punya ponsel dia memang tidak suka bermain dengan benda kotak elektronik itu. Hanya saja dia lebih suka bermain dengan mobil remote control nya.

Dia menanti kedatangan Suho, ketika sudah sekitar setengah jam dia menunggu. Sebuah bayangan datang dari belakang, Sehun mengatakan ucapannya dengan bibir mengerucut. "Eoh, Suho Hyung lama sekali. Kenapa tidak mengatakan kalau aku harus menunggu lama. Apakah Hyung sudah membuat susu cokelat hangat untukku?"

Sehun menunggu jawaban seseorang di belakangnya akan tetapi sama sekali tidak ada jawaban sampai dia mendengus dengan kesal dan memangku kandang hamsternya dia mengabaikan sang kakak dan mencoba untuk mengajak bermain hewan pengerat itu. "Aku merasa marah dengan Suho Hyung, aku kan tidak suka menunggu lama."

"Kau kenapa apakah kau marah, aigu adik kesayanganku. Kenapa marah seperti itu Hunie."

Rasanya aneh saat dia mendengar suara itu, kenapa suaranya berbeda dari biasanya. Sehun mengernyit ketika dia tidak menemukan satu ciri milik sang kakak. "Suho Hyung apakah tenggorokan mu sakit, apakah kau-" Sehun membalikkan badannya dia sengaja memberikan sebotol air yang sudah dingin. Tatapan bengong nya nampak ketika dia melihat senyum itu terbias di depan matanya.

"Hai Hunie apa kabar, sudah lama tidak berjumpa. Aku merindukan mu Saeng..."

Suara yang menjadi sesuatu yang dirindukan sang kakak. Dia menyatakan dengan perlahan dan sudah biasa hal itu dilakukan, oleh dia yang pergi ke wilayah lain untuk mencari obat. "Hei kenapa diam saja, apa kau tidak mau memelukku?"

Sehun masih terdiam di sana dia mengedipkan beberapa kelopak matanya, tapi kedua mata itu berkaca. Apakah dia melihat itu sebagai sesuatu yang nyata, ataukah sang kakak benar-benar ada disana. Dia mengucek kedua matanya dengan cepat dan mengatakan bahwa dia ingin memastikan apakah itu kakaknya.

"Apakah itu kau, Chan hyung. Benarkah itu kau?" Sehun menyentuh wajah sang kakak, dia melihat tubuh itu dari atas ke bawah. Dia melihat bagaimana sang kakak berdiri dengan tegak, memakai syal dan baju hangat. Senyum manis dengan lesung pipinya juga kacamata yang bertengger disana. Hanya saja dia memakai kacamata dan rambutnya tipis tidak selebat lalu, kepalanya tertutup oleh topi syal yang dirajut.

Itu rajutan sang ibu karena Sehun juga sudah lama memilikinya. Chanyeol masih sama meski dia tidak seperti dulu, perbedaan yang mencolok adalah ketika terakhir Sehun melihat sang kakak di atas kursi roda tapi sekarang dia berdiri di depannya.

Sehun terdiam dengan pandangan bingung, karena terlalu lama membuat Chanyeol merasa gemas dan memeluk sang adik terlebih dahulu.

"Aku merindukan mu Saeng, maafkan aku yang terlalu lama. Aku janji tidak akan sakit dan meninggalkanmu jauh." Dia menepuk punggung sang adik, membiarkan rasa rindu seorang kakak meluap begitu saja. Menyayangi sang adik melebihi siapapun adalah cara dia bertahan dalam rasa sakitnya. Perjuangannya tidak sia-sia, sempat berputus asa tapi kembali berjalan. Dia enggan mati karena masih memiliki tanggung jawab.

Menepuk pundak itu dengan nyata dan sekarang mendengar bagaimana Sehun menangis akibat dia tumpah dengan perasaannya. Sang kakak telah pulang, dan sang kakak sudah sembuh total.

"Apakah Chanyeol Hyung sudah sembuh, apakah Chan Hyung tidak akan sakit lagi. Katakan pada Sehun kalau besok kakak tidak sakit parah lagi." Menangis dengan terisak, dia memang cengeng dan tak apa. Dia berhak menangis karena tak ada larangan, dia mendengar bahwa Chanyeol juga ikut menangis sama seperti dirinya. Mereka sudah dewasa tapi waktu mendukung mereka untuk bersama dalam kasih sayang.

"Tentu aku masih di sini aku tidak akan pergi, aku akan menjagamu. Kau adikku dan Suho kakakku. Aku senang kita berkumpul." Dia mengatakan hal itu dengan tubuh yang masih memeluk adiknya. Sang kakak mengatakan dengan kata halusnya hingga dia, "hikkss... Aku senang kau pulang aku senang. Aku senang tidak mengucapkan selamat tinggal. Hunie senang punya dua kakak, jangan sakit lagi nde atau nanti aku akan sakit."

Entah belajar dari mana tapi ucapan sang adik membuat emosi sendiri bagi Chanyeol, dia meninggalkan sang adik setahun lebih dan menemukan dia sudah pandai bicara. Merupakan hal luar biasa, apalagi keduanya melihat bahwa keluarganya sudah ada di sana menyusul.

Suho merangkul kedua orang tuanya dan Kyungsoo yang menepuk serta memberikan dua jempolnya pada Chanyeol atas keberhasilannya sembuh dari kanker. Chanyeol melihat keluarganya berkumpul menjadi satu, Sehun juga mengusap air matanya cepat. Dia begitu rindu pada sang ibu dan berlari menghampiri nya.

Sang kakak menyusul adiknya dari belakang dan meminta agar Sehun berhati-hati agar tidak jatuh di antara salju yang menumpuk. Ibunya juga ikut mendekat dia tidak mau sang anak dibatasi begitu panjang, wanita cantik itu menangis dan memeluk sang anak. Sehun memanggil sang ibu dan ibunya memanggil si bungsu.

Sang ayah, Suho dan Kyungsoo menyusul keduanya mereka menunggu Chanyeol agar ikut merapat. Mereka keluarga satu yang saling berpelukan tak peduli jika musim dingin sedang mempermainkan suhu tubuh mereka.

Sehun tertawa terpingkal setelah dia mendapatkan kado terindah dari Tuhan. Pemikiran yang polos dan tingkah bocahnya walau usianya sudah dewasa.

Lihatlah betapa dia bahagia dengan kehidupannya setelah semua yang dia alami adalah suatu musibah dan cobaan. Ketika Tuhan membuka tangan dan mempermudah segalanya, manusia mendapatkan apa yang sesuai porposi nya.

"Chanyeol Hyung, Suho Hyung, aku senang jadi adik kalian. Apakah sampai kita besar dan tua seperti eomma dan appa kita masih bersaudara?"

Sehun memandang ke depan dengan raut bahagianya, diantaranya duduk kedua kakaknya. Mereka duduk di bawah pohon persik yang gugur daunnya. Musim salju, meski dingin tapi mereka tak begitu. Ada hangat yang membuat bahagia itu muncul.

Keduanya mengangguk, Suho sang kakak merangkul adiknya dan mengatakan hal manis. "Aku tidak akan menyiakan waktuku lagi dan akan membuat hubungan saudara ini kuat. Kalian berdua adikku." Ucapnya sembari melihat wajah Sehun dan Chanyeol bergiliran.

Chanyeol juga mengulas senyumnya memandang langit di balik kacamatanya, dia tidak bisa melihat dengan jelas akan tetapi bukan suatu yang harus dia salahkan. Dia bersyukur sudah sehat hingga dia merangkul sang adik di tengahnya.

"Aku akan menjadi kakakmu kapanpun Sehun, apa kau tidak tahu aku begitu peduli padamu. Janji jadi adik pengikat bagi kami, jika masalah atau pertengkaran terjadi. Karena kau adalah bentuk persaudaraan kami." Chanyeol mencoel hidung sang adik dia merasa bahwa Sehun adalah momok bagi setiap orang untuk bertahan dalam situasi sulit.

Dia adalah contoh dari sebagian orang kurang beruntung.

"Aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal pada siapapun, karena aku yakin kita akan bersama terus. Aku sayang kalian kakak."

Memeluk dan mendapatkan pelukan, melihat kedua orang tua mereka sedang asik bermain lempar salju dengan Kyungsoo. Dia juga menjadi saudara sekarang hingga Sehun menyebutnya kakak juga.

Sehun adalah si bungsu dari keluarga, namja muda yang mengajarkan banyak hal tentang hidup tak perlu sempurna. Asalkan kau punya orang dekat dan keluarga kau bisa bertahan, dia tidak mengatakan putus asa tapi dia mengatakan akan mendapatkan kebahagiaan dari rasa sabar.

Masalah tak akan melebihi batasan manusia, lalu apakah kalian sudah bersyukur?

.

Coba renungkan apa yang sudah kita lakukan untuk mengatasi masalah kita. Apakah dengan menangis, melakukan solusi atau mencari jalan keluar. Jalan pintas pasrah? Tidak terima?

Kehidupan bukan hanya sebatas kita melakukan hal di suka dan melakukan sebatas aktifitas majemuk dalam sebuah rutinitas. Akan tetapi dalam hal lain, kita melakukan terbaik.

Selamat tinggal...

Jangan katakan itu ketika kita masih kuat, menghadapi masalah sama seperti kita berjuang dalam mengerjakan ujian. Hanya saja ujian hidup yang membuat kita kuat.

Lalu saat kita ucapkan selamat tinggal, kita akan lakukan pada sebuah masa lalu yang kelam. Ucapkan selamat datang pada masa depan. Karena bisa jadi kebahagiaan yang kau dapat, tak semua orang beruntung tapi tak semua juga orang mendapatkan masalah yang bisa menempa kita.

Jadikan masa lalu adalah sejarah pembelajaran, masa kini persiapan, dan masa depan adalah cakrawala misteri yang tak bisa di tebak. Sama halnya dengan pandangan sikap buruk kita. Karena bisa jadi orang yang memiliki kekurangan lebih kuat dari pada hati kita.

Lemah fisik tak berarti lemah hati.

'Gomen nasai'.

...

END

Sudah tamat dan kisah ini tolong jangan di jiplak ya, hanya sebuah fanfiction yang bertujuan untuk menghibur dan melampiaskan perasaan author pada kecintaan mengenai sastra.

Semoga kalian terhibur dengan cerita ini, dan jangan dimasukan dalam hati karena ini hanyalah fiksi. Terima kasih pembaca setia yang sudah mendukung dari awal cerita hingga akhir, tanpa kalian cerita ini hanya ampas yang tak akan di ketahui siapapun.

Dukungan kalian semangatku, dan masih ada karya lain yang aku buat.

Semangat dan bahagia selalu....

Gomawo and saranghae 💙

#ell

21/10/2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro