
Don't Cry Sehun (Chapter 2)
Tetesan air mata yang sedari tadi turun di pipi namja tampan tersebut akhirnya berhenti, dan kepalanya masih setia dengan posisinya. Jatuh di dada bidang namja yang lebih tinggi darinya, namja yang sudah melindunginya dan mengatakan kata penenang baginya. Namja yang sering ia panggil dengan sebutan 'Hyung'.
Sementara namja yang sedari tadi memberikan pelukan dan juga penenang bagi namja yang lebih muda darinya itu hanya, diam merasakan nyamannya pelukan kakaknya. kakak yang menyayanginya, dan juga memberikan kasih sayang padanya...
"Sehun?" Chanyeol membuka suaranya, mengusap bahu adiknya yang sibuk menenggelamkan diri dalam pelukannya, dirasakan lengan sang adik yang masih melingkar dengan erat ditubuhnya. Dan Chanyeol menyukainya, pelukan sang adiknya....
Tidak ada sahutan yang terdengar di indra pendengarannya, membuat Chanyeol membuka suaranya memanggil nama namja yang berstatus sebagai adik kandungnya itu, siapa lagi kalau bukan Park Sehun.
"Sehun?"
Tetap saja, hanya diam yang ia terima sebagai jawabannya. Membuat namja tampan dengan tinggi badannya itu mengangkat sebelah alisnya dan kini wajahnya menunduk, guna melihat wajah sang adik yang tenggelam di dadanya.
Kemudian....
Terlihat bibir yang bergerak ke atas, membuat senyum tipis dan juga kekehan di wajah tampannya. Dan tak lama kedua tangan Chanyeol makin erat dan menenggelamkan tubuh namja yang lebih muda darinya, namja tampan dengan tingkah polos dan menggemaskan di matanya. membuat Chanyeol merasa entahlah.... saat melihat adiknya yang tadinya menangis, dan merasakan kesedihan yang dapat ia rasakan sampai ke ulu hati. Kini....
"Aigoo, bayi besar ini tidur rupanya..." gumam Chanyeol, yang kini terkekeh. Sungguh ia merasa wajah adiknya terlihat dan damai ketika adik kesayangannya itu berpetualang ke alam mimpi.
Greeppp....
"Tidurlah yang nyenyak, my dongsaeng..." pelukan itu makin erat dan erat, seakan seorang kakak takut akan kehilangan adiknya. dan Chanyeol tidak ingin berpisah dengan adiknya, dan selamanya akan melindunginya. Meski ia tahu, bahwa adiknya tidaklah sempurna layaknya orang normal, tapi...
Bagi seorang Park Chanyeol, adiknya sempurna bahkan lebih sempurna dari siapapun. Hingga... tak lama, Chenyeol memejamkan matanya menjatuhkan dagunya di atas rambut hitam sang adik yang telah ia rapikan setelah mengobati luka di kaki Sehun.
"Ngghhh..... Chan Hyung, Sehun mau susu coklat..."
Chanyeol terkekeh, saat beberapa detik yang lalu kedua telinganya mendengar gumaman dalam tidur, Sehun adiknya. membuat ia tertawa geli dang juga merasa gemas dengan adiknya. ingat, bagi Chanyeol.... Sehun adalah adiknya yang sangat menggemaskan dan selamanya akan begitu....
"Kkkkk.... Sehun kau bahkan bermimpi minuman kesukaanmu dalam tidurmu dik...." celoteh Chanyeol lirih, menatap wajah damai sang adik, takut membangunkan namja yang sudah terlelap sedari tadi.
"Nghh... Chan hyung, Sehun ingin ...."
Chanyeol mengulas senyumnya, tak lama bibirnya bergerak menjawab gumaman sang adik.
"Kau mau apa? hem..." seakan menjawab gumaman Sehun, Chanyeol masih memeluk tubuh adiknya erat.
Menunggu jawaban, ah.... lebih tepatnya gumaman adik tersayangnya. Dan dengan sabar Chanyeol menunggu jawaban atau gumaman Sehun yang makin terlelap dalam tidurnya.
"kumohon, Suho hyung... anggap Sehun sebagai adikmu, maafkan... aku..."
Chanyeol membuka kedua bibirnya, dan membulatkan matanya saat mendengar apa yang disuarakan sang adik dalam tidurnya, meski lirih Chanyeol dapat mendengarnya, meski tidur Chanyeol tahu kalau Sehun adiknya tidak sadar dengan apa yang dikatakannya tadi. Dan Chanyeol tahu, bagaimana perjuangan Sehun adiknya...
Perjuangan untuk menyayangi dan juga keinginan kasih sayang dari seorang namja. Namja yang lebih tua dari Chanyeol sendiri, namja yang sangat Chanyeol hormati. Chanyeol tahu bagaimana rasanya menjadi seorang adik karena ia juga berstatus sebagai seorang adik bagi kakak pertamanya Suho, dan Chanyeol tahu bagaimana rasanya menjadi seorang kakak bagi adiknya Sehun.
Dan dia tahu, bagaimana sikap Suho kakaknya saat melihat Sehun adiknya, bahkan ia dapat melihat dengan jelas bagaiamana tatapan dan juga sikap Suho pada sang adik Sehun. Membuat Chanyeol benci dan juga marah dengan kakak pertamanya.
Ya, benci dan marah itu ada....
Saat dengan jelas ia sering, ah... lebih tepatnya selalu melihat tatapan juga sikap yang berdasarkan kebencian pada si bungsu, yang tidak mempunyai kesalahan terhadapanya. Dan Chanyeol tahu apa yang diinginkan Sehun adiknya, yaitu Sehun hanya ingin dianggap sebagai namja yang normal, dan bukan Sehun si penderita autisme. Juga, mendapatkan perhatian dari kakak pertamanya, Park Suho...
Meski Chanyeol tahu, kalau semua itu akan sulit di dapatkan Sehun. Mengingat kekurangan yang dimiliki sang adik, dan Chanyeol tak peduli, tak peduli dengan kekurangan Sehun adiknya. karena rasa sayang telah membutakan dirinya untuk melihat kekurangan Sehun adiknya, yang justru menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat, dan itulah yang dirasakan oleh Chanyeol. Seorang kakak yang hebat, dan selamanya akan begitu bagi namja tampan dan juga sikap polosnya yang sudah terlelap dalam dekapan sang kakak.
Hingga....
Tes...
Tes...
Dengan kasar Chanyeol mengusap air matanya sendiri, air mata yang jatuh mengenai pipi sang adik yang masih sibuk dengan mimpinya. Dan juga kini namja tampan itu menatap wajah sang adik, dengan wajah sendunya. Sesak dan sakit...
Itu yang ia rasakan saat ini, melihat kebenaran... sebuah kebenaran bahwa adiknya sudah banyak menderita, menderita karena syndrome yang sudah Sehun idap sejak dilahirkan. dan semua itu adalah Tuhan dan sebuah takdir.... namun, Chanyeol tak pernah menyalahkan takdir dan Tuhan, karena dia tahu... apapun yang ditakdirkan Tuhan pada adiknya Sehun adalah yang terbaik bagi adiknya, dan Chanyeol tahu.... sangat tahu....
"Sehun, berbahagialah... hyung yakin, Suho hyung akan menyadari dan juga menganggapmu sebagai seorang 'dongsaeng' percayalah, dengan hyung katakan. Hyung harap kau menjadi namja yang kuat Sehun, kau adalah adik yang sempurna bagi hyung, dan jangan dengarkan kata orang-orang, kau bukanlah si idiot kau adalah adik hyung yang tampan dan juga baik hati, percayalah suatu hari nanti akan banyak yang menyayangimu, seperti hyung menyayangimu... dan percayalah, saat semua membencimu, hyung akan menyayangimu, dan selamanya akan begitu... adikku, Park Sehun..."
Sebuah doa juga nasihat tulus yang diberikan oleh seorang Park Chanyeol, kepada adiknya Sehun. Makin lama, pelukan itu makin erat dan Chanyeol melakukannya. Memeluk erat adiknya yang masih terlelap, berpetualang dalam mimpinya. Hingga...
Tes...
Tes...
"Hyung, akan selalu menyayangimu Sehun... selalu akan menyayangimu... percayalah, dan kumohon jangan membenci dan tetaplah menyayangi hyung. Jika suatu hari nanti ada sesuatu yang terjadi pada hyungmu ini, dik.... karena hyung takut, jika..."
Chanyeol menghentikan ucapannya, dan justru hanya diam dalam tangisnya dengan kedua tangan yang mendorong sang adik dalam pelukannya.
"Hyung menyayangimu, Sehun... akan selalu menyayangimu..."
Dan kini....
Hembusan angin menerpa air mata itu, air mata dari namja tampan dengan rambut hitamnya juga wajah terlelap namja yang sudah tidur dengan nyenyaknya dalam sebuah dekapan hangat.
Kasih sayang, dan cinta seorang kakak begitu kuat....
Sangat kuat, bersamaan dengan dedaunan kering yang jatuh....
Seperti...
Ikut menangis dan terlarut dalam air mata seorang Park Chanyeol...
Juga seperti pepohonan yang menangis....
Melihat bagaimana besarnya kasih sayang seorang hyung pada dongsaengnya...
Dan mereka adalah sebuah bukti,
Bukti dari kuatnya hubungan persaudaraan....
...............................
Ceklek...
"Ibu pulang..."
Seorang wanitak cantik dengan seragam kerjanya, memasuki kediamannya dengan senyum lembut dan juga wajah cantik yang terpoles bedak tipis membuat kecantikan yang begitu natural terlihat di wajah cantiknya.
Membuka engsel pintu rumahnya, dan melangkah masuk mengucapkan kedatangannya karena pulang, berharap seseorang menjawab ucapannya. Namun, nihil tidak ada jawaban sama sekali dan hanya....
"Suho, kau sudah pulang rupanya..."
Park Hye Mi mengulas senyumnya, ke arah anak pertamanya. Yang kini sibuk bermain dengan ponselnya, membuat namja tampan yang berstatus sebagai anak pertama juga seorang kakak bagi dua adiknya, ah... bukan hanya satu adik bagi seorang Park Suho, karena dia tidak mau mengakui Sehun adiknya, lantaran kekurangan idiot yang dimiliki adik keduanya. Dan Suho tak menyukainya, sangat tidak menyukainya... dia hanya butuh yang namanya kesempurnaan, dan bukan kekurangan atau cacat yang dimiliki oleh adiknya Sehun.
Bukannya menjawab apa yang diucapkan ibunya, dengan cueknya Sehun memalingkan wajahnya kembali setelah manik matanya, melihat wajah cantik ibunya, enggan membalas ucapan sang ibu. Ya.... dia dikenal sebagai namja yang terkenal dingin dan tak peduli dengan apapun, jika...moodnya sedang buruk, atau lebih buruk. Seperti sekarang ini....
Hye Mi hanya mengulas senyumnya, dan menaruh tasnya di atas meja, menatap anak pertamanya.
"Ibu tak menyangka kau sudah sebesar ini nak..."
Hye Mi membuka suaranya mengajakl anaknya berbicara, namun apa? hanya diam yang ia terima.
Hingga...
Wanita cantik dengan status sebagai tiga anak itu menghela nafasnya. Ia tahu akan sifat anak pertamanya dan memakluminya. Membuat ia akhirnya memutuskan untuk mengulas senyumnya dan memilih pergi, memberikan ketenangan bagi anaknya. Dan melangkahkan kakinya naik ke atas tangga.
Menuju ke kamar seseorang....
Seorang anak yang ia sayangi, seperti ia menyayangi kedua anaknya.
Tok... tok... tok...
Suara ketukan pintu terdengar, kala wanita cantik itu mengetuk pintu kamar putra ketiganya. Dan tidak ada sahutan di dalamnya, membuat tangan kanan wanita cantik itu memutuskan untuk menyentuh dan memegang kenop itu, dan sedikit mendorongnya turun. Hingga terdengar....
Ceklek...
"Sehun sayang apa kau-"
Baru saja wanita cantik itu membuka pintu, kini. Senyuman lembutnya muncul saat melihat apa yang ia lihat di depannya. membuat hati dan juga dadanya merasa bahagia, malah lebih bahagia....
"Aigoo kedua malaikatku sudah nyenyak rupanya..."
Dengan senyum yang masih mereka wanita cantik itu melangkahkan kakinya mendekati ranjang dengan gambar salah satu anime jepang milik anak ketiganya, Park Sehun. Tak lama tangan kanan yang halus nan putih itu terangkat dan mengusap lembut surai kedua anaknya dengan sangat lembut, seakan sebuah debu yang akan hilang jika diusap dengan kasar.
Ya... kasih sayang seorang ibu terhadap anakanya begitu terasa di dalam kamar ini, hingga....
Cup...
Cup...
Wanita cantik itu mengecup sayang, kening anak kedua juga anak ketiganya. Dan mengulas senyumnya, alangkah bahagianya ia melihat wajah anaknya yang dulunya adalah seorang bocah. Kini tumbuh dewasa menjadi namja tampan juga, hebat menurutnya.
"Kalian adalah malaikat ibu... Park Chanyeol, Park Sehun..."
Ucapan tulus keluar dari bibir wanita cantik, yang berstatus sebagai ibu mereka.
......................
"APA YANG KAU LAKUKAN DASAR BODOH!!!"
Suara bentakan menggelgar, membuat namja tampan di depannya itu menundukan kepalanya, karena rasa takut yang luar biasa ketika kedua manik hitamnya, melihat tatapan tajam darinya. Namja yang ia hormati dan ia sayangi meski ia tahu kalau namja di depannya sangat membenci bahkan jijik melihatnya.
"DASAR IDIOT, LIHAT KARENA KAU, TUGAS KULIAHKU HANCUR, KAU INI!! APA YANG KAU LAKUKAN HAH!!?" Suho berteriak, bahkan ucapannya terdengar dengan sangat jelas membuat seseorang yang sibuk dengan tugas mapelnya harus berhenti sejenak. Guna memastikan apa yang terjadi di dalam kamar kakak pertamanya.
PLAKKK...
BRUKKKK.....
"Hikkss... Suho hyung, appo..." Sehun memegang pipinya yang memerah bekas telapak tangan kakaknya, Park Suho.
"rasakan itu, dasar idiot. kau lihat aku harus mengulanginya semua dari awal!! Dan kau idiot... benar-benar idiot telah merusak segalanya, argghhh.... kenapa kau menjadi adikku Sehun!!!?"
"Hikksss... hyung, maafkan aku. Aku membuat kopi agar-"
"Diam, dasar sialan!!! Arghhh... kenapa kau selalu menyusahkanku, lebih baik kau mati idiot..."
"Suho hyung apa yang kau katakan!!!"
namja tampan itu menoleh menatap ke arah sumber suara, suara lantang dari seseorang dan ia tahu siapa pemilik suara lantang itu tanpa harus melihatnya.
Suho memutar bola matanya malas, dan akhirnya ia melangkahkan kakinya, namun sebelum itu...
PRANGGG....
Suara cangkir kopi itu terdengar jelas dengan beberapa pecahan yang berserakan di atas lantai. Membuat Sehun ketakutan, ya... sangat takut apalagi tubuhnya bergetar, dengan derai air mata yang terus jatuh.
"Hyung!!!" Chanyeol berteriak, menatap penuh amarah ke arah kakaknya, Suho.
"Ingat Sehun jangan pernah mendekatiku, apalagi adik idiot sepertimu tak pantas!! Untuk membantuku, kau tahu aku jijik denganmu..."
"Suho hyung sudah cukup!!!"
Sehun menitikan air matanya, setelah mendengar ucapan menyakitkan sang kakak di telinganya, membuat dadanya sesak dan sakit, dan juga isakannya membuat tubuhnya bergetar di balik baju tidur kesayangannya.
Suho melirik tajam ke arah adik keduanya Chanyeol. Memberikan tatapan dingin dan juga... entahlah hanya kesal, hingga... suara dingin namun tegas itu muncul. Menatap manik mata adik keduanya itu.
"Kau urusi adik kesayanganmu itu CHANYEOL, aku tak mau sial karenanya!!"
Ingin sekali Chanyeol membogem wajah sang kakak, ingin sekali. hingga tangannya mengepal membuat kulitnya memucat menahan emosi dan amarah yang kian meledak. Namun, semua itu harus ia tahan, karena Chanyeol tahu... suasana akan semakin rumit jika ia menuruti emosinya.
"Hikksss... hikksss...."
"Sehun...?"
"Hiiiksss... Chan hyung..."
Chanyeol memeluk erat tubuh adiknya, menenggelamkan adiknya yang tengah terisak dan menangis. ditatapnya beberapa skripsi yang dibaut kakak pertamanya yang basah dan kotor karena noda kopi. Dengan otak cerdasnya namja tampan itu tahu, tahu apa yang menjadi pokok permasalah ini.
"Hikksss.... hyung, Suho hyung dia... hikksss... Chan hyung, Sehun tidak suka... Sehun takut... hikkksss..."
"Sehun..."
"Hikksss.... pipi Sehun sakit hyung, Suho hyung menampar Sehun hikksss...."
Dengan tangis juga isak Sehun mengadu pada sang kakak, layaknya seorang anak yang menadu pada ibunya. Dan itu semua karena syndromenya. Membuat bertingkah layaknya seorang anak kecil.
"Sehun mana yang sakit biar hyung yang obati, hem..." Chayeol menatap wajah adiknya yang terisak menangkupkan pipi Sehun dan menahan air matanya sendiri. jujur ia juga merasa sesak dan sakit melihat keadaan adiknya.
"Disini sakit hyung hiikkksss... sakit..."
Sehun menunjukan dadanya, dan Chanyeol tidak tahu. bahkan ia tidak akan bisa menyembuhkan rasa sakit itu...
"Hiikksss.... Chan hyung..."
Grep...
Sehun menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan kakaknya dan terisak, menjatuhkan dirinya di dalam kaus sang kakak. Menahan sesak dan sakit yang ada di dadanya, dan Sehun tidak tahu datang darimana rasa itu, yan ia tahu rasa sakit itu muncul saat kakaknya menghinanya dan memarahinya. Membuat ia takut, sangat takut dengan kakaknya.
Chanyeol memeluk erat, membalas pelukan sang adik dan mengusap punggung Sehun dengan sayang hingga....
"Sehun jangan menangis... hikkksss..."
Chanyeol terisak, dan sekarang giliran ia yang menangis. menangisi keadaan adiknya.
"Hikksss.... Chan hyung.... hiiksss...."
Sekali lagi Sehun terisak memanggil nama namja yang kini ia peluk dan memeluknya erat, seakan menyebut namanya saja membuat ia yakin bahwa sesak dan sakit itu hilang. Dan pada kenyataannya tidak seperti itu membuat Sehun...
"Hikksss.... aku menyayanginya hyung, tapi kenapa dia membenciku... hikksss... jadi benar aku hanya seorang adik yang idiot hikkssss.... aku benci diriku yang seperti ini hyung... hiikksss... aku benci... hiiikkksss..."
"Sehun jangan berkata seperti itu, tolonglah berhenti menangis...." Dengan susah payah Chanyeol menenangkan sang adik berharap isak tangis itu mereda.
"Hikksss... hyung kenapa aku berbeda.."
Dan sekali lagi pertanyaan keluar dari bibirnya, bibir namja tampan yang tengah terisak. Membuat Chanyeol bungkam ,karena ia bingung harus menjawab pertanyaan sang adik yang tengah terguncang hatinya.
Hingga....
Chanyeol menitikan air matanya sebagai jawaban dan memeluk tubuh adiknya erat....
Hingga keduanya menangis, menangis dengan pikiran masing-masing....
.........................................
TBC...
Hai semua author kembali dengan chap ini semoga suka ya, oh ya adakah yang kangen dengan saya wkwkwk... maaf kepedean.
Oh ya maaf jika saya lama up, ide baru muncul kawan juga baru selesai ngetiknya. oh ya maafkan aku jika para cogan makin ternista di ff ini, dan juga maafkan aku membuat salah satu cogan menjadi tokoh antargonis saya, hehehe... maafkan ne...
oh ya jangan lupa vommentnya. karena bintang dan juga coment kalian adalah semangat saya. maaf typo bertebaran dan gaje masih melekat di ff ini...
terima kasih untuk waktu kalian membaca ff yang jauh dari kata sempurna ini.
bye, sampai jumpa di next chap ya...
Saranghae...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro