Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 2

"Dewa,,,? Dewa mana?" setahu Raina teman Laura yang namanya Dewa ya cuma satu, Dewa Setiawan. Dia teman sekampusnya.

"Dewa mana lagi Kak, Dewa teman kampus kakaklah" jawabnya semangat.

Raina membisu matanya bergerak gusar memaksa senyum dihadapan adiknya. Sementara Laura yang telah melepaskan pelukanya asyik memakan camilan.

"Lo, suka ma Dewa, Dek? " Raina membenarkan duduknya mengahadap Tv.

"Menurut Kakak, kak Dewa baik gak? " Adiknya yang manja malah melemparkan pertanyaan pada Raina

Senyum di selingi kerutan di dahinya tercetak."Baik,,,,." Kemudian dia tersenyum lebar mendekap adiknya.

"Berarti gak salah dong kalau Laura suka Kak Dewa?"
Raina mengangguk lalu berteriak,"buruan gih mandi bau...!! " Dia pastikan adiknya menutup hidung. Mencium wangi badanya, dan hidungnya bereaksi kembang kempis. Bau keringat!! misalkan ada hewan yang namanya laler, hewan itu akan nempel manja di ketiaknya.

"Ya udah gua mandi dulu, kak" ucapnya berakhir sebelum berlalu meninggalkan Raina dengan pikiranya sendiri.

***

Jam dinding menunjukan pukul tujuh malam. Tubuhnya berbaring di atas kasur sementara pikiranya masih bergulat dengan bayangan Dewa yang mulai mengisi perasaanya. Rasa yang lebih dari sekedar kakak dan tempat curhat.

Laura memutar ponselnya lalu membuka WA, "Gua chat Kak Dewa kali ya? "bicaranya sendiri ragu.
Setelah ditimbang timbang daripada terus berfikir Dia mulai mengetik.

Laura :"Malem kak? Lagi ngapain? "

Dilihat dari layarnya, Dewa belum membaca pesanya. Ada guratan penyesalan sudah mengirimkan pesan. Cewek behidung mancung itu mengacak rambut sebahunya,gemas.

"Kakak ngilang kemana sieh, masa iya pesan gua gak dibaca juga" desahnya tak bersemangat. Bibirnya mengerucut, matanya melirik kanan dan kiri. "Kak Dewa diculik gendruwo kali ya..? Habis maghrib gak da kabar" Dia melemparkan ponselnya jauh dari jangkauan tanganya.
Daripada jenuh Laura memutar lagu dari laptopnya. Volumenya sengaja dibuat keras, membuat tubuhnya berdendang. Jingkrak jinkrak kakinya menghentak dengan rambut yang dibiarkan terurai,seperti artis kpop.

Sekitar lima belasan menit Dia terus berjoget, nafasnya panjang pendek dengan sedikit peluh. Setelah dirasa lelah, Dia berhenti duduk ditepian kasurnya. Melirik sejenak pada benda persegi panjang dengan gantungan doraemon. Ada segumpal rasa penasaran, apa ada pesan masuk??? Ayolah, sudah cukup lama dia tidak melihat ponselnya.

Dia menggerakan jemarinya cepat meraih ponselnya.
Dibagian atas ada notifikasi pesan masuk. Buru-buru dia melihatnya.

Dewa: Malem juga, Barusan habis dari kamar mandi. Ada apa Ra?

Ini kebetulan apa memang Kak Dewa doyan di kamar Mandi?? Tiap kali chat pasti telat dibalas dengan alasan 'dari kamar mandi'.

Beberapa hari lalu juga Laura diminta tolong datang ke acara wedding temanya. Saat laura chat  menanyakan waktunya, lama sekali baru dibalas, dan alasanya karena apa?? Iya, Dia habis dari kamar mandi, gak tahu ngapain juga.

Bingung gak tahu mau jawab apa? Niat awalnya juga cuma say hello, penasaran dengan apa yang Dewa lakukan sekarang.
Jawaban garing yang sederhana pun terlontar.

Laura: Gpp Kak, cuma nanya aza.

Dewa: Kenapa cuma nanya, mau cerita juga boleh, mungkin ada yang mau diutarakan, atau lagi kangen??

Kenapa sie selalu bikin gua mendadak berasa diawan terus gak tahu kemana bakalan berarak pergi.

Lagi dan lagi bingung sampai kepalanya terus digaruk. Dewa justru menggodanya. Berpikir apa yang hendak dikatakanya. Dia juga belum jadian, masa iya jujur bilang iya kangen, pantaskah?? Berpikir keras seperti menjawab kuis.

Dewa:Kok Diem??

Masih mengasah otaknya dan baru tersadar.

Laura: Mau bilang makasih, sudah mau jemput tadi Kak.

Dewa: Woless aja Ra, Lo gak perlu makasih. Itu kemauan kakak. Btw udah makan belum??

Satu kata 'basi' untuk sebagian orang tapi untuk Laura itu jelas perhatian tulus Dewa.

Laura: Belum, masih kenyang. Kakak udah?

Dewa: Masih kenyang juga. Video call-an boleh??

Laura: Bentar satu menit lagi. 😉

Di saat itu debaran di dadanya kembali berdentum. Laksana iringan drumband di tengah festival, riuh.

Tak berapa lama panggilan masuk berdering. Lekas dia menerima panggilan Dewa.

Wajah tampan dengan kaca mata memamerkan senyum terbaiknya. Wait tak seperti biasanya Dewa mengenakan kacamata. Pria di sana terlihat lebih cool, selayaknya dokter. Keren.

" Cakep."
Ups, Laura keceplosan bibirnya segera mengatup dan tersenyum kikuk seperti biasa ketika bertatapan dengan Dewa. Sementara Dewa terkekeh melihatnya.

"Lo juga cantik Ra," Dia menunjuk pipinya sendiri " Lesung pipit lo, ngebuat Lo makin manies kalau lo lagi senyum," tambahnya membuat cewek bermata coklat tersipu malu.

"Tumben Kak pakai kacamata?? " Dia menyisir rambut coklatnya yang tergerai kedepan. Sehingga wajahnya terlihat semakin manis.

"Biar cakep," katanya datar lalu Dia melepaskan kacamatanya.

"Terus kenapa sekarang dilepas?"

Dewa menunjukan modul tugas mata kuliahnya.

" Sebenernya, tadi gua lagi ngerjain tugas kuliah. Makanya pake kacamata. Gak biasa juga kalau lama lama pakai kacamata, pusing" tambahnya beralasan.

Bibir Laura membulat," tapi beneran loh, Kak Dewa cocok pakai kacamata," Dia tunjukan acungan jempol plus senyum manis.

Tanpa ragu-ragu begitu mendengar pujian Laura, Dewa kembali memakai kacamata bergagang blue metalic." Gimana? " sambil memasang gaya cute dan rambut yang diacak.

Tawa Laura pecah, dia menutup mulutnya dan menyudutkan bibirnya, tak tahan dengan lelucon Dewa yang sok kecakepan.

" Model cover majalah mana Kak?" tanya Laura sambil mengubah posisi duduknya, bersandar pada tumpukan bantal di ranjang.

" Majalah rumahan, yang liat juga cuma Lo doang" timpal Dewa" Lo gak ada tugas Ra? " lanjutnya mengalihkan pembicaraan.

"Gak ada tugas, cuma,,,, " sesuatu mengganjal perkataanya, memegang dahinya yang tak panas " ampun, Gua lupa tugas Fisika ma Kimia Kak"

"Banyak?? Butuh bantuan gak? "

"Banyak, tapi kayaknya gak perlu Kak. Ntar tinggal cari rumus rumus di modul." tolaknya, karena Dia sadar kalau Dewa tidak akan bisa membantu. Dia kuliahnya jurusan BisMan bukan kedokteran yang masih menggunakan rumus rumus fisika kimia dalam penghitungan obat atau reaksi tubuh terhadap suatu zat.

"Semangat, ya ngerjain tugasnya" dukungnya masih menatap wajah gusar Laura.

"iyya,,pasti" Laura tersenyum membalas dukungan dari Dewa.

Dewa memutuskan panggilan video dan Laura pun segera berburu buku modul fisika kimia yang masih menumpuk rapi di rak belajarnya.

Dilihatnya jam dinding kamarnya. "Sudah jam 20.00" Dia menarik nafas dan memegang kepalanya.

Buku tugas dengan sampul warna merah muda dibalik lembara demi lembar. Banyak deretan persoalan belum lagi harus merangkum hasil praktek di lab sebelumnya. Akan memakan waktu panjang.

"Semangat semangaaaat,,,!! "

Sekali lagi pembaca yang baik kelipkan bintangku dan berikan pesan baik yang membangun terima kasih
😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro