Ch. 6 Tidak ingin bertemu
Hallo Minna~
Semoga kalian suka dengan chapter kali ini, mungkin bakal ada banyak typo yang terlewat oleh mata author dan juga mungkin ceritanya agak aneh, tapi author sudah melakukan sebaik baiknya supaya bisa updhate cepat ><
Selamat membaca ^^
_________________________________________
Kembali saat dimana Idolish7 masih belum kembali ke kantor agensi, Iori terlihat sedang meraba raba saku baju dan celananya seperti sedang mencari sesuatu
" ada apa Iori ? " tanya Mitsuki heran
" sepertinya aku menjatuhkan buku catatanku, aku mencarinya dulu di dalam " ucap Iori bergegas kembali
" tidak usah tergesa gesa, kami juga akan membantu mencari disekitar sini" ucap Mitsuki
Iori terus mencari di setiap jalan dan di sudut jalan yang ia lewati hingga akhirnya ia menemukannya tergelwtak di depan pintu ruangan dimana para Idol tadi rapat, ia merasa lega telah menemukannya , saat ia ingin mengambil bukunya ia tidak sengaja mendengar kata Nanase Riku dibalik pintu.
Jika diperhatikan itu itu adalah suara dari Kujo Ten, Iori pun penasaran karena nama temannya disebut, setaunya Trigger dan Re:vale tidak mengenalnya karena mereka belum bertemu dan berkenalan, ia dan Idolish7 juga tidak pernah membicarakan Riku ketika berada bersama mereka
Iori pun mendekati kupingnya ke balik pintu untuk menguping , ia mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh Trigger dan Re:vale di dalam ruangan, Iori sangat terkejut dengan apa yang dibicarakan kedua grub idol tersebut
Iori ingin memberitahu mereka bahwa Riku dan Banri sebenarnya ada bersama Idolish7 namun ia urungkan karena firasatnya mengatakan kalau bukan sekarang waktu yang tepat, Iori segera mengambil bukunya dan pergi menjauh dari ruangan itu untuk berkumpul dengan member lainnya
Setelah keluar gedung dan berkumpul dengan Idolish7 yang sudah menunggu di tempat parkiran, Iori menceritakan apa yang ia dengarkan tadi, tentu saja hal itu membuat lainnya terkejut dan tidak menyangka apa yang mereka dengar, tentang Riku yang sebenarnya adalah adik dari Kujo Ten dan Banri adalah rekan yuki yang dulu
" tapi jika Roku memang adik kandung Kujo, mengapa saat itu Riku tidak menyapanya dan malah menghindarinya " ucap Yamato tiba tiba mengingat hari dimana mereka datang ke konser Trigger
" apa maksudmu Ossan ? "
" Nagi, apa kau masih mengingat di saat kita pertama kali bertemu dengan Kujo ?"
" oh...aku mengingatnya, saat itu dia sedang sakit namun memaksakan dirinya datang ke konser lalu meminta Tamaki untuk mengantarkannya "
Yamato mengangguk
" saat itu bukankah Riku juga bersama kita, namun bukannya ia menyapanya atau mendekatinya tetapi ia malah terlihat sedang menghindarinya "
" jika dipikirkan lagi kau ada benarnya Yamato, saat itu Riku seolah berusaha menutupi wajahnya dari Kujoshi "
" jadi maksudmu Nanase san tidak ingin Kujo san tau keberadaannya begitu " ucap Iori dengan deduksi miliknya
" tapi mengapa Riku menghindari Kujo, apa Riku sebenarnya membenci kakaknya " tanya Mitsuki penasaran
Yang lainnya terdiam karena tidak tau harus menjawab apa, mereka juga penasaran dengan hubungan keduanya yang sepertinya terlihat rumit
" apalagi aku tidak menyangka kalau Banri san dulunya adalah rekan Yuki san sekarang menjadi pegawai dari agensi kita "
" sou chan.."
Yang lain juga berpikiran sama dengan Sogo
" tanpa disadari bukankah kita jadi ikut berhubungan karena mereka berdua adalah pegawai dari agensi kita , apa perlu kita beritahu Kujo san Dan Yuki san tentang mereka berdua ?" Imbuh Sogo
" sebaiknya kita tanyakan dulu tentang hal ini kepada Banri san dan juga Nanase san "
Mereka semua mengikuti saran dari Iori dan bergegas menuju kantor agensi, sesampainya mereka semua langaung menghampiri Banri dan juga Riku yang sudah ada di dalam kantor
" selamat datang kembali, ada apa dengan ekspresi kalian, apa ada yang salah denganku dan Riku ?" Ucap Banri canggung karena suasana yang aneh ini, Riku hanya diam kebingungan melihat mereka berenam
" sebenarnya.." Mitsuki ingin menanyakan soal tadi, tapi ia merasa sedikit ragu, melihat kakaknya Iori langsung maju dan bertanya ke intinya
" Nanase san, apa benar kalau sebenarnya kau adalah adik dari Kujo Ten ? Dan juga Banri san apa benar kau dulunya adalah rekan dari Yuki san "
Pertanyaan itu membuat Banri dan Riku terkejut, mereka berdua terdiam membuat suasana menjadi canggung seketika
" bagaimana kau bisa tau ? " tanya Riku setelah diam beberapa saat, ia tersenyum kecut
" ano...tadi saat selesai rapat, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Trigger dan juga Re:vale, nama kalian disebut jadi.."
" haha aku tidak bermaksud menyembunyikannya dari kalian, tapi...tentang apa yang kalian tanyakan tadi jawabannya adalah benar "
" Banri san, jadi itu memang benar " Banri hanya tersenyum
" tapi kenapa Banri san tidak menemui mereka ? Kau tau, sekarang Momo san tidak bisa bernyanyi lagi " ucap Mitsuki dengan wajah sendunya
" eh kenapa ? "
" aku tidak tau penyebabnya apa, tapi kupikir itu berhubungan denganmu "
" ah..tapi itu bukan sepenuhnya kesalahanmu Banri san " ucap Sogo menjelaskan bahwa mereka tidak bermaksud menyalahkannya
" Yuki san sedang mencarimu, lalu Momo san salah paham kepada Yuki san, dia pikir dia akan dikeluarkan dari Re:vale jika sudah menemukanmu" imbuhnya
" itu berarti bukankah bagus jika aku tidak menemui mereka, lagipula aku tidak ingin mengganggu karir mereka "
" justru sebaliknya, jika kau menemui mereka Yuki san bisa mengatasinya, dan jika Yuki san bisa mengatasinya masalah Momo san mungkin akan beres "
" padahal Re:vale terlihat akrab sekali, kukira akan berjalan dengan lancar "
" no..mereka berada di ujung tanduk, maka dari itu tolong temua mereka " ucap Nagi menggeleng kepalanya
" kumohon Banri san ,toling temui mereka berdua " imbuh Mitsuki memohon pada Banri
Banri terdiam sebentar setelah itu ia menghela nafas dan tersenyum lalu berkata " aku mengerti, pokoknya aku harus menemui mereka saja bukan...akan kulakukan "
Semuanya merasa gembira mendengar apa yang dikatakan Banri, mereka berpikir masalah Re:vale mungkin akan teratasi dan sekarang mereka menunggu jawaban dari Riku
" bagaimana denganmu Riku ? aku yakin Ten pasti sangat merindukanmu" tanya Banri mewakili yang lain ,Riku hanya menunduk terdiam, namun tidak lama ia mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Iori
" ne Iori...apa mereka sedang mencariku saat ini ?" Tanya Riku penasaran , Iori hanya mengangguk sebagai jawaban
" kalau begitu, bisakah kalian tidak memberitahukan keberadaanku kepada mereka " imbuh Riku mengejutkan Idolish7
" tapi kenapa ? Tenten berusaha mencarimu selama ini, ia sangat ingin bisa bertemu denganmu lagi Rikkun "
Tamaki heran dengan permintaan Riku, ia tidak mengerti kenapa Riku tidak ingin bertemu, ia merasa bahwa Ten mirip sepertinya yang juga sama sama mencari adiknya
" maaf Tamaki...tapi aku tidak ingin membuatnya kesusahan karena diriku, sudah cukup dia terus merawatku dan menjagaku waktu kami kecil dulu, aku ingin dia bebas dan tidak usah mengurus beban sepertiku " jawab Riku dengan senyuman paksa
" kau bukanlah beban Nanase san , kau.."
" Banri Nii-san, bisakah kita pulang sekarang, sepertinya aku tidak enak badan hari ini "
Ucapan Iori dipotong oleh Riku, Banri mengerti bahwa Riku tidak ingin membahas tentang dirinya dan kembarannya saat ini, banri pun langsung membereskan meja kantornya dan bersiap akan pulang
" maaf semuanya, Riku butuh istirahat, mungkin bukan waktu yang tepat untuk sekarang membirakan hal ini, jadi kami pamit pulang dulu "
Banri pun mendorong kursi roda Riku dan membawanya pulang , Idolish7 hanya terdiam tidak bisa berkata kata lagi, mereka sebisa mungkin ingin membantu Ten yang sudah beberapa kali menolong mereka juga , taetapi mereka juga tidak bisa memaksakan keinginan Riku
Diperjalanan Riku terus merenung dan melamun, Banri yang sedikit khawatir memagajak bicara Riku
" apa kau yakin tidak ingin bertemu dengannya ? Bukankah kau sangat merindukannya ? "
" aku tidak tau...aku hanya takut dengan pandangannya terhadap kondisiku sekarang "
" kau berlebihan Riku, mau bagaimanapun dia tetaplah kakakmu, dia pasti tetap menerimamu apa adanya "
Riku hanya termenung tanpa membalas ucapan Banri, pada akhirnya mereka pulang tanpa berbicara lagi
_________________________________________
Besoknya Tamaki datang berkunjung ke rumah Riku ditemani oleh Sogo, Mitsuki, dan Iori. Ini pertama kalinya mereka yang datang mengunjungi Riku
" ada keperluan apa kalian kemari ? Apa kalian tidak ada pekerjaan hari ini ? "
" hari ini kami libur dari pekerjaan idol kecuali Ossan dan Nagi , dan kami juga ingin mengunjungi rumahmu sesekali "
Riku tidak percaya kalau mereka hanya datang berkunjung, ia tau kalau mereka ingin membujuknya untuk bertemu dengan Ten
" aku tau kalian sudah jauh jauh datang kemari, tapi maaf hari ini aku masih tidak enak badan, jadi lain kali saja datang kemari" ucap Riku menutup pintu, namun segera ditahan oleh Tamaki
" aku tidak mengerti "
" Tamaki ?.."
" aku tidak mengerti kenapa Rikkun menghindari Tenten, padahal Tenten sangat ingin bertemu dengan Rikkun , kalian saudara bukan "
" Tamaki kun tenangkan dirimu dulu "
Tamaki mengeluarkan apa yang ada dipikrannya, ia melihat Ten sama seperti dirinya, lama dipisahkan oleh adik mereka dan terus mati matian mencari mereka, Tamaki ingin membantu Ten, namun melihat Riku yang justru tidak ingin bertemu membuatnya merasa resah dan berpikir apa mungkin adiknya juga sama dengan Riku maka dari itu ia masih belum menemukannya sampai sekarang
Riku mengerti keresahan yang dirasakan Tamaki , bagaimanapun situasinya sedikit mirip dengan Ten, tapi ia berpikir dirinya dan adik Tamaki sangat berbeda, Riku yakin adiknya sedang menunggunya di suatu tempat
Mitsuki juga merasa sedih melihat Tamaki seperti itu, ia juga tidak suka jika ada pertengkaran saudara , Mitsuki menutup matanya dan menghela nafas, ia membuka mata lalu berbicara
" Riku, apa kau membenci Kujo Ten ? " tanya Mitsuki dengan tenang
" tidak...justru sebaliknya "
" lalu kenapa kau menghindarinya ? Apa kau tidak merindukannya ? Apa kau tidak kasian padanya ? " Kali ini Tamaki bertanya sedikit membentak, ia agak frustasi
" Tamaki kau berlebihan " tegur Mitsuki agak marah dengan sikap Tamaki
Mendengar kata Tamaki, Riku sedikit tersentak, ia mengingat kembali kata kata yang didengarnya waktu awal Ten pergi mengikuti Kujo Takamasa, orang orang disekitarnya selalu berkata hal negative padanya dan keluarganya
" kasian sekali keluarga itu, harus menjual salah satu anaknya untuk biaya pengobatan si bungsu " ucap tetangga sebelah
" bukankah mereka tidak punya perasaan ,membiarkan anak mereka menanggung hutang mereka, aku kasian padanya " ucap salah satu guru sekolah
" GARA GARA KAU TEN KUN HARUS PERGI, kasian sekali Ten kun " bentak anak perempuan yang sekelas dengan Riku, ia menyalahkan Riku atas kepergian Ten orang, anak anak yang lainnya memandang Riku dengan tetapan menusuk, anak perempuan itu melihat Riku dengan sinis dan berkata " Dasar penyakitan "
Mendengar berbagai ucapan tidak mengenakkan tentang kakaknya membuat Riku cukup tertekan dan merasa bersalah, ia merasa ia ditinggal Ten karena memang kesalahannya, Riku terus menyalahkan dirinya sendiri dan selalu mengurung dirinya di kamar sewaktu ia kecil dulu
Karena orang tuanya tidak tega melihat Riku yang terpuruk seperti itu , mereka berdua berinisiatif untuk menghibur Riku dengan mengajak Riku ke taman bermain, namun siapa sangka hari itu malah menjadi hari Riku terakhir kali melihat kedua orang tuanya.
Rasa bersalah dan tertekan kepada Ten dan juga orang tuanya kembali di dalam pikirannya, keringat dingin bercucuran di wajahnya, nafasnya mulai memberat
" tenanglah Tamaki kun, aku yakin Riku kun pasti memiliki alasannya sendiri " Sogo memegang sebelah pundak Tamaki dan mencoba menenangkannya, tidak lama ia menyadari ada yang salah dengan Riku
Riku mulai batuk batuk membuat semua perhatian tertuju pada Riku
" Nanase san kau tidak apa? Inhaler mu ada di mana ? " tanya Iori yang langsung membuka lebar pintu rumah yang tadi terbuka setengah dan melesat ke arah Riku
Riku tidak merespon pertanyaan Iori, ia hanya terus terbatuk , wajahnya terlihat sangat tertekan dan pucat, nafasnya tersendat sendat, bahkan tidak tersirat cahaya di matanya saat ini
Melihat itu Iori jadi mengerti jika saat ini Riku sedang kambuh karena teringat kembali tentang trauma atau semacamnya, ia segera menggeldah tubuh Riku untuk mencari inhaller
" Nii-san dan lainnya tolong cepat cari inhaller milik Nanase san di sekitar kamar atau ruangan apapun "
Iori menyuruh yang mereka bertiga yang sempat terpaku melihat Riku, mereka segera bertindak berlarian kesan kemari mencari inhaler yang akhirnya ditemukan oleh Sogo , ia pun langsung buru buru memakaikannya kepada Riku
" Riku kun buka mulutmu, kau harus segera memakainya "
Sekali lagi Riku tidak merespon dan malah menggeleng kepalnya ,menghindari mulutnya dari inhaler
" Riku jangan seperti ini , asmamu semakin parah sekarang "
" Nanase san.. "
Semua orang jadi panik dan khawatir , mereka bingung harus bagaimana lagi
" aku pulang...eh ?!! " tidak lama Banri datang dan terkejut melihat kondisi Riku " Riku!! " Banri langsung menuju Riku, ia berlutut dan memegang kedua pundak Riku, tentu saja yang lain langsung memberikan jarak ruang pada mereka berdua
" Riku...tenanglah, itu sudah berlalu, itu bukan salahmu, tidak ada yang menyalahkanmu "
Mendengar suara lembut Banri membuat Riku kembali tersadar dari pikirannya, ia melihat lurus wajah Banri dengan nafas yang masih tersendat sendat
" Nii...san...."
" iya aku ada disini, aku tidak akan kemana mana " ucap Banri tersenyum lembut, sebelah tangannya beralih mengelus kepala Riku dan berkata
" sekarang gunakan inhalermu dan beristirahatlah " Riku mengangguk dan memakai inhaler dibantu oleh Sogo, nafasnya perlahan mulai tenang ,karena efek obat yang diberikan Riku langsung tertidur di atas kursi rodanya, Banri langsung membawanya ke kamar Riku dan mengistirahatkannya
" bisakah kalian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi ? " tanya Banri setelah keluar dari kamar
" maaf ...karena aku Rikkun jadi begitu" ucap Tamaki menyesal
" tidak apa apa Tamaki kun, aku yakin kau tidak bermaksud menyakiti Riku " Ucap Banri menepuk nepuk bahu Tamaki untuk menenangkannya
" sepertinya kita terlalu ikut campur dalam masalah Kujo san dan Nanase san, kalau boleh tau apa dulu Nanase san punya semacam trauma "
Banri termenung sebentar,
" sepertinya tidak masalah jika aku menceritakan pada kalian, apa kalian ingin mendengar masa lalu Riku ? " ucapnya dengan senyuman pasrah , mereka semua menganggukan kepalanya
" mungkin kalian tidak tau kalau sebenarnya Ten lah yang telah meninggalkan Riku duluan "
" eh !! Kujo melakukan itu ? "
" Riku bercerita padaku bahwa ada seseorang yang tertarik dengan bakat yang Ten punya, ia menawarkan untuk membiayai pengobatan Riku karena saat itu keluarga mereka mengalami kebangkrutan, namun Ten harus ikut dengannya untuk dijadikan idol dan diadopsi olehnya "
Banri menceritakan bagaimana Ten yang meninggalkan Riku, lalu tentang Riku yang dibuli karena kepergian Ten dan keluarganya selalu mendapat cacian karena dianggap telah menjual anak mereka.
" akibat perlakuan buruk teman teman disekolahnya dulu, tidak ada sosok kakak disampingnya , kedua orang tuanya mati serta harus kehilangan impiannya menjadi idol karena telah menjadi lumpuh. Itu semua membuat mental Riku cukup terganggu "
Keempat member Idolih7 itu hanya diam mendengarkan, mereka tidak menyangka bahwa Riku sudah mengalami hal seberat itu
" kondisi Riku saat itu sangatlah buruk, kalau bisa aku tidak ingin melihat Riku pada waktu itu lagi, berkat pertemuannya dengan Soraru dan Mafu Riku semakin membaik hari harinya hingga sekarang, tapi dia mungkin masih akan kembali tertekan jika itu berhubungan dengan Ten, ingatan buruk dan rasa bersalahnya akan muncul kembali dalam dirinya dan membuatnya kambuh seperti tadi "
" Soraru dan Mafu ? Bukankah itu nama kedua teman Riku yang waktu itu juga datang ke konser Trigger? " kata Mitsuki mencoba mengingat ingat
" berkat mereka Riku juga bisa menemukan impian barunya " ucap Banri tersenyum " maka dari itu bisakah kalian melakukan apa yang dinginkan Riku "
" kami bisa melakukannya tapi mungkin akan sulit karena mereka tau kalau Nanase san bersamamu " kata Iori sedikit khawatir
" tentu saja aku tidak akan memberitahu mereka jika mereka bertanya padaku , dan aku tidak akan membiarkan Ten bertemu dengan Riku sampai Riku sendiri yang ingin bertemu dengannya " ucap Banri dengan percaya diri
Pada akhirnya Iori,Mitsuki, Sogo, dan Tamaki pulang dengan perasaan gundah di hati mereka
________________________________________
Di sisi lain , Yamato dan Nagi yang sedang menjalani tugas idol mereka, keduanya hari ini melakukan pemotretan bersama Trigger, dan sekarang mereka tengah beristirahat. Tidak lama Yamato tiba tiba mendapatkan telfon dari Mitsuki
" begitu ya, baiklah aku akan berhati hati " ucap Yamato lalu mengakhiri telfonnya
" oh Yamato, apa tadi itu dari Mitsuki ? Bagaimana keadaannya disana ?"
" kurang baik, Mitsu bilang kita jangan sampai menyinggung Kujo tentang Riku dan sebaliknya "
" why ? Apa Riku benar benar membenci Kujoshi ?"
" tidak bukan itu masalahnya, ada masalah tertentu sehingga Riku tidak ingin bertemu dengan Kujo sekarang "
" oh..hubungan saudara yang rumit, aku ingin membantu Kujoshi, tapi disisi lain aku juga tidak ingin memaksakan temanku " ucap Nagi dengan wajah sedunya
" kau benar " imbuh Yamato tersenyum kecut
" apa yang kalian bicarakan ? "
" uwaah..kujo!! "
Tiba tiba Ten muncul dari belakang mereka berdua dengan tatapan sinis miliknya
" t..ti..tidak ada apa apa, kami hanya....sejak kapan kau disini Kujo ? "
" aku baru saja disini, giliranku sudah selesai, sekarang giliran kalian untuk sesi pemotretan, para staf menyuruhku memanggil kalian " ucap Ten datar menunjuk studio dengan jempolnya
" be..begitu ya, kalau begitu kami permisi dulu "
Yamato mendorong Nagi pergi meninggalkan Ten sambil melambaikan tangan dengan senyuman canggung sedangkan Ten hanya melihat mereka aneh
" hampir saja, kupikir dia mendengar tentang Riku tadi " gumam Yamato pelan namun masih didengar Nagi
" that's right desu "
Mereka berdua menghela nafas, keduanya lega karena Ten yang tidak mendengar apa yang mereka bicarakan sekaligus lelah karena memikirkan masalah si kembar.
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro